Anda di halaman 1dari 8

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Yulianus Waruwu, S.Pd
Asal Institusi: UPTD SD Negeri 076439 Hiliwa’ele
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis


diidentifikasi masalah eksplorasi
penyebab
masalah

1 1. Membangun Kajian literatur : Dari hasil analisis


komunikasi antar 1. Menurut Rofiatu Nisa eksplorasi penyebab
siswa dengan (2022-135) Kerjasama masalah di temukan
Orang tua dengan Guru beberapa penyebab
orangtua murid
yaitu :
supaya ada dalam meningkatkan
1. Siswa masih
peningkatan motifasi belajar peserta belum memiliki
kualitas Belajar didik antara lain; saling kemandirian
terhadap peserta bertukar informasi baik belajar.
didik Di kelas III secara langsung Guru masih belum
SDN 076439 bertemu di sekolah atau menggunakan
Hiliwa’ele di rumah maupun metode Pendekatan
dengan memberikan saintifik yang
kabar menggunakan merupakan impele-
handphone; adanya mentasi langkah 5M
buku penghubung guru yaitu Mengamati,
memberikan informasi Mena-nya, Mencoba,
tentang perkembangan Menalar dan
peserta didik; Mengkomunikasi-
komunikasi antara kan.
orang tua dan guru
yang lain adalah dengan
pengajian dilakukan
secara rutin sebulan
sekali.
2. Fatmawati, E. (2020).
Kerjasama Orang Tua
Dan Guru Dalam
Meningkatkan Motivasi
Belajar Peserta
Didik. IBTIDA', 1(2),
135-150.

Hasil Wawancara:
GURU, (Agustinus Waruwu,
S.Pd.)

1. Disebabkan karena
beberapa siswa
sering diperlakukan
dengan cara
membentak
2. Mengadakan Relasi
antara Guru Dan
Orangtua Murid
3. Pemahaman Kepada
Orangtua

Kasek, (Usina Gulo, S.Pd.)

4. anak jika
menanyakan
sesuatu kepada
orangtua dirumah
seharusnya guru
berusaha
membangun
kepercayaan siswa
tersebut dengan
cara sering diajak
komunikasi dengan
hangat di kelas.

Pengawas Sekolah’ (Firman


Jaya Waruwu, S.Pd,)
Cara untuk memotivasi anak
dengan cara mengadakan
hubungan kerja sama Antara
Guru dengan orangtua

2 1. Pendidik atau Kajian literatur Dari hasil analisis


Guru masih 1. Menurut Trianto (2007- eksplorasi penyebab
belum 5) mengemukakan masalah di temukan
maksud dari model beberapa penyebab
memaksimalkan
yaitu :
pemanfaatan pembelajaran adalah
1. Guru masih
model-model konseptual yang belum
pembelajaran melukiskan prosedur memahami
Inovatif yang sistematis dalam Strategi
berdasarkan mengorganisasikan Pembelajaran
karakteristik. pengalaman belajar Inovatif.
untuk mencapai tujuan Guru terlalu
belajar tertentu nyaman
2. WULANDARI, S. (2016). menggunakan
PENERAPAN MODEL metode
PEMBELAJARAN pembelajaran yang
KOOPERATIF TIPE telah dikuasi saat
GROUP mengajar.
INVESTIGATION UNTUK
MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPS PESERTA
DIDIK KELAS III SDN 1
BATOKAN NGANTRU
TULUNGAGUNG.

Hasil Wawancara:
GURU, (Agustinus Waruwu,
S.Pd,)
1. Guru masih kurang
menerapkan
pembelajaran inovatif,
karena masih belum
menguasai materi.
2. Seharusnya guru lebih
giat belajar dan
melakukan
pembelajaran yang
sesuai dengan
perkembangan zaman

Kasek, (Usina Gulo, S.Pd.)

3. Tidak memiliki Model


Metode Pembelajaran
4. kurang miskomunikasi
kepada orangtua siswa
dan Guru.

Pengawas Sekolah (Firman


Jaya Waruwu, S.Pd.)
Sekolah perlu pengadaan
model-model pembelajaran
yang memadai.

3 1. Pembelajaran yang Sumber Kajian Litertur Dari hasil analisis


dilakukan di kelas Jurnal/Artikel : eksplorasi penyebab
masih belum 1. Menurut Hendriawan dan masalah di temukan
Usmaedi (2019) : beberapa penyebab
berbasis kreatif,
tentang kondisi yaitu :
kolaborasi, dan keterampilan berfikir, 1. Pembelajaran di
komunikatif didapati bahwa sekolah kurang
(HOTS). pembelajaran di sekolah menuntut kete-
dasar yang ada rampilan berfikir
menunjukan kurang siswa atau
menuntut keterampilan berada pada
berfikir siswa atau berada daerah Lower
pada daerah Lower Order Order Thingking
Thingking Skills (LOTS). Skills (LOTS).
Pola belajar LOTS hanya Masih banyak guru
akan menuntut siswa yang kurang faham
untuk menjawab tentang HOTS
pertanyaan-pertanyaan
(Higher Order
faktual yang alternatif
jawabannya hanya satu dan Thinking Skill).
biasanya jawaban tersebut
berupa sesuatu yang dapat
ditemukan langsung di
buku atau hapalan. Metode
dan pola pembelajaran yang
dominan LOTS, pada
perkembangan selanjutnya
akan memposisikan siswa
sebagai objek belajar pasif.

Deri Hendriawan dan


Usmaedi “Penerapan
Pembelajaran Higher Order
Thinking Skills (Hots) Di
Sekolah Dasar” Jurnal
Pendidikan Dasar
Setiabudhi, Volume 2 (2)
Januari 2019, ISSN: 2580-
9466 (Print) / ISSN: 2621-
4997 (Online).

2. Menurut Fanani dan


Kusmaharti (2018) :
Salah satu elemen
perubahan pada kurikulum
2013 pada jenjang sekolah
dasar adalah penguatan
proses pembelajaran.
Melalui penguatan proses
pembelajaran diharapkan
bisa meningkatkan kualitas
pembelajaran lebih efektif,
efisien, menyengkan, dan
bermakna, sehingga
mampu meningkatkan
kuaitas pencapaian hasil
belajar dan mengedepankan
siswa berpikir kritis (tidak
sekedar menyampaikan
faktual). Pada
kenyataannya masih
banyak guru yang kurang
faham tentang HOTS. Hal
ini tampak pada rumusan
indikator, tujuan, maupun
kegiatan pembelajaran dan
peni-laiannya dalam
rancangan pem-belajaran
yang dibuat dan
pelaksanaan proses
pembelajaran-nya. Guru
harus mampu meng-
embangkan dan
mengkonversikan dari
pembelajaran yang masih
bersifat Lower Order
Thinking Skill (LOTS)
menjadi Higher Order
Thinking Skill (HOTS), dan
ini harus sudah diawali
sejak meran-cang Rencana
Pelaksanaan Pem-belajaran
(RPP).
Achamd Fanani dan Dian
Kusmaharti
“Pengembangan Pem-
belajaran Berbasis HOTS
(Higher Order Thinking
Skill) Di Sekolah Dasar
Kelas V, Jurnal Pendidikan
Dasar, Volume 9 Edisi 1
Mei 2018, P-ISSN-2086-
7433 E-ISSN 2549-5801.

Hasil Wawancara:
GURU, Agustinus Waruwu,
S.Pd.)
1. Seharusnya
pembelajaran
diusahakan sering
membuat pancingan
berupa soal yang
sederhana terhadap
siswa.

Kasek, (Usina Gulo, S.Pd.)

2. Sebelum memulai
pembelajaran berikan
pertanyaan yang sesuai
dengan tema
pembelajaran agar
siswa berpikir kritis
mencari jawaban dari
pertanyaan tersebut

Pengawas Sekolah (Firman


Jaya Waruwu, S.Pd.)

Supaya tercipta situasi nyaman


Guru memberikan hiburan
seperti piji-pujian, tujuan kita
agar siswa tidak pasif didalam
kelas, baru kemudian memulai
pembelajaran.

4 1. Pendidik atau Kajian literatur : Dari hasil analisis


Guru masih tidak 1. Menurut Irkham Abdaul eksplorasi penyebab
maksimal dalam Huda (2020-143) masalah di temukan
Penerapan TIK juga beberapa penyebab
memanfaatkan
yaitu :
yang namanya tidak hanya semata-
teknologi dalam mata langsung 1. Guru masih
pembelajaran diterapkan, tetapi juga belum
harus melihat memahami cara
karakteristik siswanya. penggunakan IT
Maka proses dalam
pembelajaran akan melaksanakan
pembelajaran.
berkualitas dan
Kurangnya fasilitas
bermakna dengan
yang dapat
pemanfaatan TIK yang
menunjng
sesuai dengan
terlaksananya pe-
karakteristik siswa.
nggunaan IT dalam
2. Menurut (Nawawi dan
proses
Martini, 1996: 73)
pembelajaran.
Penelitian deskriptif
kualitatif adalah
penelitian yang
menggambarkan atau
melukiskan objek
penelitian berdasarkan
fakta-fakta yang tampak
atau sebagaimana
adanya
3. Huda, I. A. (2020).
Perkembangan teknologi
informasi dan
komunikasi (TIK)
terhadap kualitas
pembelajaran di sekolah
dasar. Jurnal
Pendidikan dan
Konseling, 2(1), 121-
125.

Hasil Wawancara:
GURU, Agustinus Waruwu,
S.P)
1. Masih belum maksimal
memanfaatkan
teknologi karena daerah
tempat tinggal kami
masih tergolong daerah
terpencil, sehingga
masih sulit
mendapatkan jaringan
yang layak.

Kasek, (Usina Gulo, S.Pd.)

2. solusinya kedepan kita


semua para guru dan
kepala sekolah
berusaha bagaiman
cara supaya dapat
terpasangnya jaringan
WF agar jaringan
memadai kedepanya.

Pengawas Sekolah (Firman


Jaya Waruwu, S.Pd.)

Ada pengaruh tik dalam pembelajaran


misalnya membangkitkan motivasi
siswa dalam pembelajaran sehingga
meningkatkan hasil belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai