Anda di halaman 1dari 7

KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

RESUME

Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi tugas Dosen Mata Kuliah Pelaporan Korporat

Oleh :

Dwita Ninzi Maiviza

NPM : 51622220013

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

1. Pengertian Kombinasi Bisnis


Kombinasi bisnis berdasarkan PSAK 22 merupakan suatu transaksi yang mana suatu
entitas, sebagai pengakuisisi, memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis, yang
disebut sebagai pihak diakuisisi. Berdasarkan PSAK 65 PP02, entitas dikatakan
memeroleh pengendalian jika memiliki kekuasaan entitas lain, hak atas imbal hasil
variabel dari keterlibatannya dengan entitas lain, dan kemampuan menggunakan
kekuasaannya untuk memengaruhi jumlah imbal hasil yang diberikan entitas lain ke
investornya.
Bentuk kombinasi bisnis dapat dibagi dua, yaitu :
1) Merger. Bentuk kombinasi bisnis yang mana (1) aset bersih dari satu atau lebih bisnis
(entitas), sebagai yang diakuisisi, digabungkan ke pihak akuisisi secara hukum atau
(2) aset bersih dari seluruh entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya ke
entitas yang baru terbentuk di poin (2) secara hukum bubar
2) Akuisisi. Bentuk kombinasi bisnis yang mana satu entitas memeroleh kepentingan
ekuitas entitas lain (yang diakuisisi). Setelah kombinasi bisnis, entitas pengakuisisi
maupun diakuisisi masih beroperasi secara hukum. Entitas pengakuisisi yang
memeroleh kepentingan pengendali disebut induk perusahaan, sementara ekuitas
yang diakuisisi disebut anak perusahaan. Jika induk perusahaan memperoleh
kepentingan ekuitas di anak perusahaan tidak penuh, maka kepentingan ekuitas anak
perusahaan yang tidak dimiliki oleh induk disebut kepentingan nonpengendali.

Perlakuan akuntansi saat terjadinya kombinasi bisnis berdasarkan entitas yang


bertransaksi terbagi menjadi dua, yaitu kombinasi bisnis antara entitas tidak sepengendali
dan entitas sepengendali.

2. Kombinasi Bisnis Entitas Tidak Sepengendali


1) Metode akuisisi
Metode akuisisi diterapkan saat terjadinya kombinasi bisnis antara entitas tidak
sepengendali. Penerapan metode akuisisi, berdasarkan PSAK 22 par 05 mensyaratkan
untuk :
a. Menentukan pihak pengakuisisi
b. Menentukan tanggal akuisisi
c. Mengakui dan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil, dan kepentingan nonpengendali yang timbul, dan
d. Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon

Entitas pengakuisisi mengakui aset yang diperoleh dan liabillitas yang diambil alih
sesuai defenisi aset dan liabilitas dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan
sebesar nilai wajar saat tanggal akuisisi. Entitas pengakuisisi mengukur dan mencatat
selanjutnya aset yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih atau terjadi, dan
instrument ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis sesuai SAK yang dapat
diterapkan untuk elemen- elemen tersebut.

Namun, sesuai PSAK 22 par 54, PSAK ini memberikan pedoman khusus uintuk :

1. Hak yang diperoleh kembali


Diakui sebagai aset tak berwujud yang diamortisasi selama sisa periode
kontraktual.
2. Liabilitas kontijensi yang diakui pada tanggal akuisisi
Berbeda dengan yang diatur dalam PSAK 57, pada tanggal akuisisi entotas
pengakuisisi mengakui liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam kombinasi
bisnis, jika hal tersebut merupakan kewajiban kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan dapat diukur dengan andal, meskipun tidak terdapat kemungkinan
besar bahwa akan diperlukan pengeluaran sumber daya untuk menyelesaikan
liabilitas tersebut. Setelah pengakuan awal sampai dihapusbukukan, liabilitas
kontinjensi diakui dalam kombinasi bisnis pada nilai yang lebih tinggi antara
jumlah yang diakui sesuai PSAK 57 dan jumlah yang awalnya diakui setelah
dikurangi, jika dapat diterapkan, akumulasi amortisasi sesuai PSAK 23.
3. Aset indemnifikasi, dan aset indemnifikasi merupakan suatu jaminan kontrkatual
yang diberikan oleh rntitas penjual ke entitas pengakuisisi atas hasil dari suatu
kontinjensi atau ketidakpsatian terkait dengan seluruh atau sebagian dari aset atau
liabilitas tertentu. Aset indemnifikasi diakui di awal dan selanjutnya pada saat
yang sama dan diukur pada dasar yang sama dengan hal yang dijamin.
4. Imbalan kontijensi
Perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi dan bukan
merupakan penyesuain periode pengukuran, misalnya pencapaian target laba,
dicatat sebagai berikut :
a. Imbalan kontinjesi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali
dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas
b. Imbalan kontinjensi lain dalam lingkup PSAK 55 : Instrumen Keuangan :
Pengukuran dan Pengakuan, diukur pada nilai wajar setiap tanggal pelaporan
dan perubahan nilai wahar diakui di laba rugi sesuai PSAK 55
c. Imbalan kontinjensi lain yang tidak dalam lingkup PSAK 55 :Instrumen
Keuangan : Pengukuran dan Pengakuan, diukur pada nilai wajr setiap tanggal
pelaporan dan perubahan nilai wajar diakui di laba rugi.

Kepentingan nonpengendali merupakan kepentingan ekuitas entitas anak yang


tidak dimiliki oleh induk perusahaan. Pada tanggal akuisisi, berdasarkan PSAK 22
par 19, entitas pengakuisisi mengukur kepentingan nonpengendali pada :

1. Nilai wajar atau


2. Bagian proporsional dari aset neto teridentifikasi yang diakui dari entitas
diakuisisi.

Berdasarkan PSAK 22 par 53, biaya yang dikeluarkan dan terkait langsung
dengan kombinasi bisnis dibebankan pada saat terjadinya. Sementara biaya yang
dikeluarkan terkait langsung dengan instrument yang diterbitkan sebagai imbalan
yang dialihkan dalam transaksi kombinasi bisnis diperlakukan sesuai dengan
standar yang berlaku atas instrumen tersebut yaitu PSAK 50 : Instrumen
Keuangan : Penyajian dan PSAK 55 : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran.

2) Goodwill dan Pembelian dengan Diskon


Goodwill berdasarkan PSAK 22 Lampiran A merupakan aset yang berupa manfaat
ekonomi masa depan, yang timbul dari aset lain saat terjadinya kombinasi bisnis dan
tidak dapat diidentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill
diperoleh nilai gabungan dan komponen (1), (2) dan (3) dibawah ini :
1. Nilai wajar imbalan yang dialihkan oleh entitas pengakuisisi
2. Jumlah kepentingan nonpengendali, dan
3. Nilai wajar kepentingan ekuitas yang telah sebelumnya dimiliki oleh entitas
pengakuisisi di entitas yang diaukuisisi, jika terjadi kombinasi bisnis bertahap
lebih besar dari nilai wajar neto aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih.

Jika nilai gabungan yang diperoleh dari nilai gabungan dari komponen (1), (2), dan
(3) lebih kecil dari nilai wajar neto aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih, maka entitas pengakuisisi akan mengakui keuntungan dari
pembelian dengan diskon.

Pengukuran goodwill setelah akuisisi mengikuti ketentuan PSAK 19 : Aset tak


berwujud. Goodwill tidak diamortisasi, namun dievaluasi secara rutin kemungkinan
mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 : Penurunan nilai

3. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali


PSAK 38 par 04 menyatakan bahwa kombinasi bisnis entitas pengendali merupakan
kombinasi bisnis antara bisnis yang sebelum dan sesudah kombinasi bisnis dikendaliakan
oleh pihak yang sama dan pengendaliannya tidak bersifat sementara. Transaksi
kombinasi bisnis entitas sepengendali menggunakan metode penyatuan kepemilikan
berdasarkan jumlah tercatat. Hal ini disebabkan tidak adanya perubahan substansi
ekonomi kepemilikan bisnis setelah kombinasi bisnis entitas sepengendali. Bentuk
kombinsi bisnis entitas sepengendali seperti :
1. Entitas induk memindahkan sebagian aset bersih dari entitas anak yang dimilikinya
menjadi aset bersih entitas induk
2. Entitas induk perusahaan mengalihkan sebagian hak pemilikannya dalam suatu
entitas anak ke entitas lainnya yang dimiliki entitas induk
3. Entitas induk perusahaan menukar kepemilikannya atas sebagian aset bersih dalam
entitas anak dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lainnya (yang
tidak dimiliki 100%).
4. Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian adalah gabungan laporan keuangan yang
menggabungan laporan keuangan entitas induk dan anak seolah-olah seluruh entitas
tersebut merupakan suatu entitas secara substansi ekonomis. Entitas induk
mengkonsolidasikan entitas anak sejak entitas induk memperoleh pengendalian atas
entitas anak dan berkahir ketika entitas induk kehilangan pengendalian. Kepentingan
nonpengendali disajikan di bagian ekuitas laporan keuangan konsilidasian terpisah dari
ekuitas pemilik entitas induk.
Penghasilan dan beban entitas anak yang dimasukkan dalam laporan keuangan
konsolidasian didasarkan pada nilai aset dan liabilitas yang diakui saat tanggal akuisisi.
Entitas mengatribusikan laba rugi dan komponen dari penghasilan komprehensif lain ke
pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali. Jika entitas anak memiliki saham
preferen yang diklasifikasikan sebagai komponen ekuitas dan saham preferen tersebut
dimiliki oleh kepentingan nonpengendali, maka entitas menghitung bagian laba atau rugi.
Entitas induk dapat menyajikan laporan keuangan tersendiri dalam mencatat investasinya
di entitas anak seperti diatur dalam PSAK 4 : Laporan Keuangan Tersendiri. Laporan
keuangan tersendiri, yang minimum terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas,
hanya dapat disajikan sebagai imformasi tambahan dalam laporan keyangan
konsolidasian. Entitas induk tidak dapat menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai
laporan keuangan bertujuan umum. PSAK 4 par 10 menyatakan, jika entitas induk
menyajikan laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk mencatat investasi di entitas
anak pada :
1. Biaya perolehan
2. Sesuai PSAK 55 : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran, atau
3. Menggunakan metode ekuitas sesuai PSAK 15 : Investasi pada entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama
DAFTAR PUSTAKA

IAI. (2021). Pelaporan Korporat (Cetakan I). Ikatan Akuntansi Indonesia.


https://web.iaiglobal.or.id/assets/materi/Sertifikasi/CA/modul/pk_19/

Anda mungkin juga menyukai