Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

RESUME

Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi tugas Dosen Mata Kuliah Pelaporan Korporat

Oleh :

Dwita Ninzi Maiviza

NPM : 51622220013

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Jenis Financial Shenanigans dan Perlakuan Akuntansi Yang Mencerminakan


Financial Shenanigans
a. Jenis Financial Shenanigans
1) Mengakui adanya pendapatan sebelum waktunya, atau mengakui pendapatan
yang kualitasnya masih dipertanyakan :
 Mengakui pendapatan saat masih ada jasa yang belum diserahkan
 Mengakui pendapatan sebelum pengiriman barang atau sebelum barang
diterima dengan sah oleh konsumen
 Mengakui pendapatan meskipun atas transaksi tersebut konsumen tidak
wajib melakukan pembayaran
 Melakukan transaksi penjualan pada pihak afiliasi
 Menyerahkan sesuatu yang berharga kepada konsumen sebagai “quild
pro quo” pada dasarnya transaksi yang terjadi adalah pertukaran yang
seimbang
 Melakukan gross-up atas pendapatan
2) Mengakui adanya pendapatan palsu sebagai pendapatan
 Mengakui penjualan yang tidak memiliki substansi ekonomis
 Mengakui kas yang diterima dalam transaksi pinjaman sebagai
pendapatan
 Mengakui laba investasi sebagai pendapatan
 Mengakui potongan harga dari pemasok atas transaksi pembelian di
masa yang akan dating sebagai pendapatan
 Mengakui potongan harga dari pemasok atas transaksi pembelian di
masa yang akan dating sebagai pendapatan
 Mencatatkan pendapatan yang sebelumnya dengan sengaja tidak diakui
dalam proses merger
3) Meningkatkan laba dengan keuntungan incidental
 Meningkatkan laba dengan menjual aset yang undervalued
 Menyertakan keuntungan atau laba investasi sebagai bagian dari
pendapatan
 Melaporkan keuntungan atau laba investasi sebagai pengurang atas
beban operasi
 Memunculkan laba dengan melakukan reklasifikasi atas akun laporan
posisi keuangan
4) Merubah periode pencatatan beban tahun berjalan ke periode sebelum atau
setelahnya
 Mengkapitalisasi biaya operasional, khususnya ketika sebelumnya
perusahaan langsung membebankan biaya tersebut
 Merubah kebijakan akuntansi dan merubah periode pencatatan beban
tahun berjalan ke periode sebelumnya yang telah lalu
 Mengakui amortisasi dengan amat lambat, masa manfaat diperpanjang
 Tidak melakukan pencatatn penurunan nilai pada aset yang telah turun
nilainya
 Mengurangi cadangan aset
5) Tidak melakukan pencatatan atau dengan sengaja mengurangi nilai liabilitas
 Tidak melakukan pencatatan atas beban dan liabilitas terkait ketika
kewajiban masa depan masih ada
 Mengurangi nilai liabilitas dengan merubah asumsi akuntansi
 Mencatatkan cadangan yang diragukan dalam laporan laba rugi
 Menciptakan rebat palsu
 Mencatatkan pendapatan ketika kas diterima, meskipun sebenarnya
masih ada kewajiban masa depan atas penerimaan kas tersebut
6) Memindahkan pencatatan pendapatan periode berjalan ke periode yang akan
datang
 Menciptakan cadangan dan mencatatkannya sebagai laba di periode
yang akan datang
 Dengan sengaja menunda pencatatan pendapatan sampai dengan proses
akuisisi selesai
7) Memindahkan beban masa depan ke periode berjalan sebagai kerugian
incidental
 Dengan sengaja memperbesar nilai yang diakui sebagai kerugian
incidental
 Dengan sengaja menghapuskan nilai biaya penelitian dan
pengembangan yang masih berjalan dari perhitungan akuisisi
 Mempercepat beban diskresioner pada periode berjalan
2. Identifikasi awal adanya Financial Shenanigans dalam Laporan Keuangan dan
Laporan Tahunan
Ukuran yang dapay digunakan sebagai indikasi awal adanya financial shenanigans adalah
:
1) Perusahaan dengan penurunan arus kas dari kegiatan operasi yang sangat tajam relative
terhadap laba bersih
2) Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan tahunan yang tinggi, namun kemudian
diikuti dengan pertumbuhan yang rendah atau negatif
3) Perusahaan dengan pertumbuhan piutang yang tinggi relative terhadap penjualan –
gunakan rasio perputaran piutang
4) Perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi relative terhadap penjualan dan
harga pokok penjualan – gunakan rasio perputaran persediaan
5) Perusahaan dengan penurunan laba kotor yang paling rendah atau paling tinggi
6) Perusahaan dengan peningkatan yang signifikan pada aset tak berwujudnya
7) Perusahaan dengan nilai pendapatan tangguhan yang tinggi

Penyaringan juga dapat dilakukan pada perusahaan dengan kata kunci berikut ini :

1) Perubahan prinsip atau estimasi akuntansi


2) Adanya pendanaan oleh konsumen atau perpanjangan jangka waktu kredit
3) Perubahan kebijakan akuntansi
4) Perubahan klasifikasi akun
5) Perubahan auditor eksternal
6) Perpanjangan pada termin pembayaran
7) Bill and hold
8) Termin kredit yang lebih liberal
9) Insider stock sales
10) Transaksi non keuangan
11) Transaksi hubungan instimewa
12) Decline in backlog
13) Layaway sales

Apabila ditemukan adanya perusahaan yang memenuhi kriteria penyaringan awal di atas,
langkah selanjutnya adalah menelusuri lebih lanjut informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan berupa :

1) Laporan auditor independen


a. Ada tidaknya opini audit WTP
b. Reputasi auditor
2) Catatasn atas laporan keuangan
a. Kebijakan akuntansi dan perubahan atas kebijakan akuntansi
b. Transaksi hubungan istimewa
c. Kontinjensi dan komitmen
3) Laporan tahunan
a. Laporan direksi
 Penyampaian laporan, apakah langsung pada fokusnya atau tidak
b. Diskusi dan analisis
 Pengungkapan spesifik
 Konsistensi dengan CALK
 Bagaimana perusahaan menilai kondisi keuangan, likuiditas dan rencana
biaya modal untuk periode yang akan datang
c. Lainnya
 Litigasi dan tuntutan hukum lainnya
 Remunerasi direksi dan komisaris
 Transaksi hubungan istimewa
4) Prospectus
a. Kinerja masa lalu
b. Kualitas manajemen, direksi dan komisaris

Hal- hal yang perlu diperhatikan :

1. Keberadaan dan independensi komite audit


2. Penggunaan kebijakan akuntansi yang agresif
3. Ada tidaknya tuntutan hukum yang masih berjalan, khususnya yang memiliki
konsekuesni tinggi bagi perusahaan
4. Ada tidaknya komitmen dalam bentuk kontrak pembelian jangka panjang, khususnya
bila klausul dalam kontrak ternyata merugikan perusahaan
5. Ada tidaknya perubahan pada estimasi atau prinsip akuntansi yang digunakan
6. Penekanan pad apenjeleasan dari direktur utama, khususnya untuk menilai integritas
manajemen : apakah penjelesan yang diberikan merupakan pengalih perhatian dan
kondisi keuangan sebenarnya dan apakah terjadi pergantian yang cukup sering pada
jajaran manajemen atas.
3. Dampak dari Pilihan Kebijakan Akuntansi Perusahaan Terhadap Kemungkinan
Terjadinya Financial Shenanigans
Analisis atas laporan keuangan perusahaan dilakukan dengan tiga langkah utama berikut
ini:
a. Melakukan common size analysis atas laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
b. Membaca dengan seksama catatan atas laporan keuangan dan penejelasan kualititatif
lainnya sesuai daftar yang ada diatas
c. Membandingkan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan dengan laba bersihnya.

Common size analysis

Common size analysis adalah teknik yang digunakan oleh analis untuk menentukan
proporsi dari komponen laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi terhadap suatu
angka tertentu, yaitu nilai total aset untuk komponen laporan posisi keuangan, dan nilai
total pendapatan untuk komponen laporan laba rugi.hasil dari common size analysis dapat
digunakan untuk menentukan tingkat kesehatan keuangan dan kemampuaan laba suatu
perusahaan. Common size dapat dilakukan dalam bentuk vertical maupun horizontal.
Analisis vertical dilakukan untuk suatu periode dijadikan sebagai periode dasar. Analisis
vertical memungkinkan analis untuk melihat struktur dan perubahan dalam struktur laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi. Aturan umunya adalah :

1) Struktur komponen kedua laporan tersebut akan relative stabil tanpa banyak perubahan
yang signifikan
2) Persentase perubahan pendapatan akan tercermin dalam perubahan akun beban dan
modal kerja perusahaan.
4. Area Utama Dalam Laporan Keuangan Yang Memiliki Potensi Tinggi Terjadi
Financial Shenanigans
Financial shenanigans berasal dari 2 area permasalahan utama :
1) Akuntansi untuk akuisisi
2) Akuntansi untuk pengakuan pendapatan

Kemungkinan shenanigans terkait akuntansi untuk akuisisi :

1) Melakukan akuisisi dengan menggabungkan perusahaan yang tidak menghasilkan


laba. Penggabungan ini hanya akan meningkatkan pendapatan, laba dan harga saham
secara jangka pendek. Akan memberikan keuntungan bagi yang melakukan
penggabungan, namun akan menrugikan bagi investor jangka panjang
2) Menggeser kerugian ke periode “stub”. Stub – period adalah suatu periode yang
muncul karena perbedaan periode pelaporan antara perusahaan yang mengakuisisi
dengan perusahaan yang diakuisisi. Stub-period ini dapat dimanfaatkan untuk
melakukan menahan pengakuan pendapatan dan meningkatkan pengakuan beban
3) Melakukan write-off sebelum dan sesudah akuisisi
4) Melepaskan cadangan yang tercipta akibat adanya write-off
5) Merubah alokasi harga akuisisi setelah akuisisi terjadi, meningkatkan alokasi harga
akusisi pada goodwill dan mengakui beban akuisisi sebagai aset
6) Melakukan akuisisi dengan meminta adanya potongan harga akuisisi, yang kemudian
diakui sebagai pendapatan bagi perusahaan yang melakukan akuisisi
7) Memberikan waran saham sebagai pemanis untuk komitmen pembelian masa depan

Beberapa transaksi yang dikhawatirkan akan menimbulkan kesempatan untuk melakukan


financial shenanigans dengan akuntansi untuk pengakuan pendapatan adalah :
1. Pendapatan dari konstruksi jangka panjang
Kontrak jangka panjang memberikan alternative pengakuan pendapatan pada saat
penyelesaian kontrak atau sesuai dengan persentase penyelesaiannya. Pengakuan
pendapatan menggunakan metode persentase penyelesaian mengandung
ketidakpastian yang tinggi karena melibatkan estimasi atas biaya masa depan dan
kejadian masa depan. Tanda – tanda yang perlu diperhatikan adalah bila nilai piutang
yang belum ditagihkan tumbuh lebih cepat dari nilai piutang atau penjualan, maka
penggunaan metode persentase penyelesaian kemungkinan tidak tepat atau digunakan
dengan agresif
2. Penjualan konsinyasi
Perhatikan apakah perusahaan mencatatkan pendapatan saat pengiriman produk
kepada retailer
3. Penjualan cicilan
4. Pendapatan dari penyewaan asset
Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Apakah perusahaan telah merubah pengakuan dari operating lease menjadi
financial lease. Pendapatan jangka pendek dari sales type lease akan lebih tinggi
dibandingkan sekedar penerimaan sewa dalam operating lease
b. Apakah ada perubahan pad asumsi financial lease, khususnya pada tingkat
diskonto dan nilai sisa. Tingkat diskonto yang lebih rendah dan nilai sisa yang lebih
tinggi akan menggeser pendapatan ke tahun awal periode sewa.
5. Penerapan Analisis Rasio Keuangan
1) Rasio Profitabilitas mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu
a. Gross proft margin = laba kotor / penjualan
b. Operating margin = laba operasi / penjualan
c. Net profit margin = laba bersih setelah pajak (LBSP) / penjualan
d. Return on asset = LBSP/ total aset
e. Return on equity = LBSP/ total ekuitas
f. Earning Per Share (EPS) = LBSP/ Jumlah saham beredar
2) Rasio likuiditas mengindikasikan jumlah kas atau asset jangka pendek yang tersedia.
Apabila tingkat likuiditas meningkat terlalu tingggi, maka perusahaan mengorbankan
profitabilitasnya. Apabila tingkat likuiditas turun terlalu rendah, perusahaan
menghadapi ptensi tidak dapat membayar kewajibannya.
a. Current ratio = aset lancar/liabilitas lancar
b. Working capital = aset lancar – liabilitas lancar
c. Quick ratio = (kas + piutang ) / liabilitas lancar

Semakin tinggi nilai working capital, maka cadangan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan kas tak terduga semakin tinggi.

3) Rasio solvency merefleksikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya,


mengidikasikan bagaimana perusahaan mendanai kegiatan operasinya.
Apabila perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi, maka risiko yang dihadapi
juga semakin besar; apabila tingkat leveragenya rendah, maka kemungkinan
perusahana tersebut tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk mendapatkan
pendanaan jangka panjang untuk melakukan pertumbuhan.
a. Debt to asset = total debt/ total aset
b. Debt to equity = total debt / total ekuitas
c. Long term debt to equity = debt jangka panjang/ total ekuitas
d. Interest coverage ratio = laba operasi/beban bunga
4) Rasio aktivitas mengindikasikan efesiensi produktif dari perusahaan. Secara umum,
rasio aktivitas yang kuat dapat dikaitkan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi,
sebagai hasil dari tingginya efesiensi produktif.

Analisis menggunakan rasio keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan rasio


keuangan periode tertentu dengan periode sebelumnya, atau antara rasio keuangan
perusahaan tertentu dengan perusahaan lain dan dengan industrinya. Penggunaan rasio
memang mudah dan sederhana, namun demikian tetap memiliki kelemahan, diantaranya :

1. Rasio hanya merupakan cerminan untuk ukuran tertentu sehingga tidak perlu dianggao
sebagai ukuran yang paling tepat
2. Apabila terjadi manipulasi atas laporan keuangan, maka rasio yang digunakan tidak
akan akurat
3. Rasio hanya melibatkan informasi kauntitatif dalam laporan keuangan
Untuk memastikan bahwa pelaporan keuangan telah akurat, analis dan pembaca laporan
keuangan perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut ini :

1. Pendapatan seharusnya diakui setelah proses perolehannya selesai dilakukan dan


pertukaran barang dan jasa telah terjadi. Sejalan dengan itu, keuntungan seharusnya
diakui ketika suatu asset non operasional dijual pada harga diatas harga bukunya
2. Perusahaan melakukan pencatatan atas biaya yang telah terjadi dalam bentuk
kapitalisasi sebagai asset bila ada manfaat masa depan atas biaya tersebut; dan
membebankannya dalam periode berjalan bila tidak ada manfaat masa depan atas biaya
tersebut
3. Seiring dengan adanya manfaat asset yang diterima oleh perusahaan, perusahaan akan
mengakui manfaat tersebut sebagai beban dalam periode berjalan
4. Ketika terjadi penurunan nilai asset yang terjadi secara tiba-tiba dan sangat signifikan,
penurunan nilai tersebut harus segera diakui seluruhnya pada periode berjalan.
5. Perusahaan harus mencatatkan adanya liabilitas jika telah muncul kewajiban untuk
melakukan pengorbanan asset di masa depan
6. Pendapatan dicatatkan pada periode terjadinya
7. Beban dicatatkan pada periode ketika perusahaan menerima manfaat dari beban
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

IAI. (2021). Pelaporan Korporat (Cetakan I). Ikatan Akuntansi Indonesia.


https://web.iaiglobal.or.id/assets/materi/Sertifikasi/CA/modul/pk_19/

Anda mungkin juga menyukai