Abstrak
Artikel ini berisi hasil penelitian tentang bagaimana pengaruh pembelajaran bahasa Inggris
maritim di kelas terhadap kemampuan taruna dalam berkomunikasi di simulator.Penelitian ini
menggunakan metode kausal komperatif kuantitatif dengan teknik analisa data menggunakan
uji analisis diskriptif dengan jumlah responden adalah 162 yang terdiri dari seluruh taruna/I
jurusan nautika angkatan 54 dengan hasil nilai rata-rata ujian teori/cba adalah 59.46 % dan
ujian praktek rata-rata adalah 78.87 % dengan range angka 55-69 adalah 82 taruna dengan
presentase 51% untuk ujian teori dan range angka 85-99 sebanyak 52 taruna dengan
presentasi 32.1 % dari hasil ujian praktek/simulator. Pada penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pengaruh pembelajaran di kelas dapat meningkatkan kemampuan taruna dalam
berkomunikasi di simulator/praktek hal ini di didukung dengan adanya pembelajaran bahasa
Inggris Maritim dikelas,ujian teori/CBA, dan ujian praktik sebelum melaksanakan praktik di
simulator.
merupakan salah satu mata pelajaran utama demi kemampuan dan kompetensi para
yang harus dikuasai oleh siswa untuk dapat peserta didik.
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Untuk mengantisipasi LANDASAN TEORI
perkembangan ilmu pengetahuan dan Bahasa Inggris maritim adalah
teknologi perlu ditingkatkan kemampuan pendekatan pembelajaran dalam bahasa
berbicara bahasa Inggris pada siswa. Inggris dengan tujuan tertentu untuk
Bahasa Inggris maritim disebut juga kebutuhan peserta didik dalam bekerja di
sebagai bahasa operasional yang digunakan dunia pelayaran dimana lebih menekankan
di atas kapal. Bahasa Inggris maritim ini bagaimana mengenal kosa kata dalam dunia
memiliki kosa kata yang agak berbeda dan pelayaran yang digunakan oleh para pelaut
menjurus terhadap kegiatan yang berada di dan profesional yang akan bekerja pada
atas kapal sehingga harus dikuasai bagi bidang pelayaran untuk mengurangi
para pelaut dan professional dibidang kesalahpahaman sehingga mencegah
maritim. Bahasa Inggris juga dianggap hilangnya properti, material, dan
penting bagi beberapa praktisi yang akan lingkungan.
bekerja di atas kapal dengan kru kapal yang Simulator adalah kegiatan belajar
terdiri dari beberapa Negara dan memiliki mengajar yang dilakukan untuk
rute pelayaran internasional. Menurut mensimulasi suatu peralatan, suara dan
(Demydenko 2012) Maritim is a global gambar yang menyerupai dengan keadaan
language is used at sea, sehingga banyak sesungguhnya sehingga dapat mengarahkan
digunakan tidak hanya di atas kapal peserta didik untuk mencapai kompetensi
komunikasi antara kru melainkan yang di inginkan menurut Kamus Besar
komunikasi antara kapal dan pelabuhan,kru Bahasa Indonesia (Kemendikbud 2018).
dan penumpang,sehingga dapat mencegah Definisi pada kamus mengatakan bahwa
terjadinya kesalahpahaman yang berujung kebermaknaan berarti kualitas sesuatu yang
pada kehilangan material, properti dan memiliki nilai dan signifikansi yang tinggi
lingkungan laut. (Yusi rahmawati,Joddy Setya adhitama
Dari hasil penelitian terdahulu. 2016). Komisi pendidikan untuk abad ke-21
(Amalia, Puji astuti, Minarni adam 2020) yang dibentuk oleh UNESCO melaporkan
dengan judul metode pengajaran bahasa bahwa agar pendidikan dapat secara relevan
Inggris maritim untuk mencari metode membantu untuk hidup pada era
pengajaran bahasa Inggris maritim yang globablisasi, harus bertumpu pada empat
efektif dengan hasil menggunakan metode pilar pendidikan, yaitu learning to know,
Program Based Learning (PBL) sehingga learning to do, learning to be, dan learning
penelitian kali ini tertarik untuk to live together. Belakangan muncul yang
mengembangkan bagaimana pengaruh kelima, yaitu learning to live sustainable,
pembelajaran bahasa Inggris maritim di yaitu belajar untuk menjamin kelangsungan
kelas terhadap kemampuan mereka hidup manusai dan alam lingkungannya.
berkomunikasi di simulator. Jadi, pendidikan yang bermakna adalah
Permasalahan yang ingin dicari pada pendidikan yang membelajarkan pebelajar
penelitian kali ini adalah apakah terdapat untuk memahami dan mengaplikasikan
pengaruh pembelajaran di kelas terhadap konsep-konsep pengetahuan dan
kemampuan di simulator. menjadikannya sesuatu yang berguna bagi
Dengan tujuan dari penelitian ini dirinya dan lingkungannya. Dengan
dapat menganalisa perbedaan pembelajaran demikian, pengetahuan dalam belajar yang
di kelas dan di simulator sehingga dapat bermakna harus bersifat dinamis, dalam
memaksimalkan pembelajaran yang sesuai arti, pengetahuan dipelajari untuk
digunakan mengatasi persoalan-persoalan
173 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang
masyarakat sesuatu dengan tuntutan era atau narasi dengan bantuan Computer
globalisasi ini. Dalam proses tersebut, Based Assesment (CBA) dan hasil ujian
pengetahuan juga berkembang seiring simulator dengan menggunakan praktek
dengan interaksi internal-eksternal dari pada ruangan Full Bridge Navigation
pebelajar tersebut. Jika hal ini terwujud, Simulator dimana penilaian berdasarkan
maka tidak akan ada lagi kekhawatiran kemampuan dan kecakapan dalam
(Buchari 1994) yang mengatakan bahwa berkomunikasi dan menggunakan Standard
pendidikan jangan sampai tidak memiliki Marine Communication Phrase (SMCP).
makna bagi pembelajar, sebab jika itu
terjadi, pendidikan hanya akan menjadi
beban hidup.
Dalam kaitannya dengan
pembelajaran bahasa, utamanya dalam
pembelajaran bahasa asing/kedua, (Palmer
1996) mengatakan bahwa kebermaknaan
tugas-tugas pembelajaran bahasa
(meaningfulness of language learning
tasks) dicirikan oleh pelibatan lima unsur,
yaitu pengetahuan tentang topik tugas, Dari Uji satistik deskriptif diatas
kemampuan bahasa, pelibatan atribut menunjukkan pada responden yang
personal seperti tingkat minat, skemata mengikuti ujian CBA/Teori Taruna yang
afektif yaitu interseksi antara tingkat memiliki Nilai (Minimum) adalah 32 dan
kesulitan tugas dan kemampuan yang nilai (Maximum) adalah 80, Dan rata-rata
dimiliki, dan strategi pemecahan masalah. nilai dari 162 responden yang mengikuti
Untuk optimalisasi pelibatan kelima unsur ujian CBA/Teori adalah 59.46 dengan
tersebut, diperlukan suatu evaluasi diri. standar deviasi sebesar 10.290
(Salvia dan Ysseldike 1996) menekankan
bahwa refleksi dan evaluasi diri merupakan
cara untuk menumbuhkan rasa kepemilikan
(ownership), yaitu timbul suatu pemahaman
bahwa apa yang dilakukan dan dihasilkan
peserta didik tersebut memang merupakan
hal yang berguna bagi diri dan
kehidupannya.
METODE
Penelitian ini menggunakan kausal Dari Uji statistik deskriptif di atas
komperatif kuantitatif dengan teknik analisa menunjukkan pada responden yang
data menggunakan uji analisis diskriptif mengikuti ujian Praktek/Spoken Taruna
dimana populasi adalah seluruh taruna yang memiliki Nilai (Minimum) adalah 36
jurusan nautika dan sampelnya adalah dan nilai (Maximum) adalah 98,Dan rata-
angkatan 54 dengan jumlah 162 responden. rata nilai dari 162 responden yang
Metode pengumpulan data adalah seluruh mengikuti ujian Praktek/Spoken adalah
hasil ujian dikelas dan di simulator pada 78.87 dengan standar deviasi sebesar 9.168
semester genap tahun ajaran 2019/2020.
174 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang
176 | P a g e