Anda di halaman 1dari 27

lOMoARcPSD|28139810

UJI Kekerasan Vickers, Brinell, DAN Rockwell

Analisa Kelelahan Material (Universitas Muhammadiyah Malang)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
UJI KEKERASAN VICKERS, BRINELL, DAN
ROCKWELL

Dosen Pengampu:
Drs. Mohammad Jufri,ST., MT.
Disusun Oleh :
Sugeng Budi Pamungkas
202010120311027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG 2023

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM UJI KEKERASAN VICKERS, BRINELL,
DAN ROCKWELL
Disusun Oleh :
Nama : Sugeng Budi Pamungkas
Kelas : Mesin VI A
NIM 202010120311027
Kelompok : 3 (tiga)
Jurusan : Teknik Mesin

Berdasarkan hasil praktikum pengujian material “Uji Kekerasan Vickers, Brinell,


Dan Rockwell” yang telah dilaksanakan di laboratorium pengujian material
Universitas Muhammadiyah Malang telah diperiksa dan disetujui oleh:

Disetujui oleh :

Kepala Dosen Pembimbing


Laboratorium
pengujian material

Drs. Mohammad Jufri, S.T., M.T


Murjito, S.T., M.T

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK
MESIN LABORATORIUM PENGUJIAN
MATERIAL
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 463513 – 19 Fax.(0341) 460782 Malang 65144

LEMBAR ASISTENSI

No. Tanggal Catatan Asistensi Ket/Paraf

Malang, Juni
2023 Dosen
Pembimbing

Drs. Mohammad Jufri, S.T., M.T

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dengan melihat perkembangan zaman yang sangat cepat maju saat ini
yang mana maju dalam semua aspek karena telah dipengaruhi oleh teknologi yang
mau tidak mau harus diikuti oleh semua kalangan. Adapun sebagai mahasiswa
hendaknya wajib mengembangkan diri serta mempelajari dan memahami ilmu
tentang cara mengembangkan sumber daya yang ada seperti halnya belajar dalam
mengelola sumber daya alam yang ada serta belajar mengembangkan potensi
sumber daya manusia yang melimpah ini. Adapun manfaat dari hal tersebut yaitu
agar sebagai mahasiswa mampu mendapat pengetahuan baru yang bermanfaat
bagi masyarakat seperti halnya pengetahuan tentang praktikum pengujian logam
yang kelak akan bermanfaat di kemudiaan hari.
Sebagai seorang engineer sudah menjadi kewajiban untuk memahami
berbagai metode mengenai pengujian logam yang sudah dilakukan praktikum saat
ini dan diharapkan bisa mengikuti perkembangan dalam pengujian kedepanya.
Dalam pengujian kali ini mahasiswa wajib mengetahui cara, fungsi, serta proses
dalam menguji suatu logam melalui pengujian kekerasan rockwell, brinell, dan
vickers yang kedepanya nanti akan berguna. Dengan pola 3 macam pengujian
yang dimulai dari persiapan alat dan bahan, pengukuran, perancangan pola
pengujian, serta pengujian menggunakan mesin hingga didapat hasil pengujian
yang nantinya dapat digunakan sebagai data.
Oleh karena dalam praktikum pengujian kekerasan logam ini adalah
bertujuan mendapatkan data akurat sesuai hasil pengujian, maka kita dituntut
untuk belajar teliti dan sabar dalam melakukan praktikum yang nantinya akan
membentuk sikap dan kebiasaan dasar kita sebagai seorang engineer dalam dunia
kerja kedepanya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pelaksanaan praktikum pengujian logam kali ini terdapat beberapa
rumusan masalah yang akan diselesaikan dengan dilakukanya praktikum kali ini
yang mana untuk mengetahui kekerasan logam yang nantinya akan digunakan
sesuai kebutuhan dalam penggunaan kehidupan sehari, adapun rumusan masalah
tersebut antara lain :

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


1. Apa yang dimaksud dengan pengujian kekerasan rockwell, vickers,dan
brinell?
2. Bagaimana cara atau langkah mengoperasikan alat atau mesin uji
kekerasan rockwell, vickers, dan brinell
1.3 Tujuan Praktikum
Pelaksanaan praktikum uji kekerasan merupakan penerapan dari mata
kuliah praktikum pengujian logam. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui tingkat kekerasan Baja ST42 sebelum dan
sesudah heat treatment, kuningan, dan alumunium menggunakan metode
pengujian kekerasan rockwell, vickers, dan brinell.

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


BAB II DASAR TEORI
2.1 Uji
Kekerasan
Kekerasan merupakan salah satu sifat mekanik yang sering digunakan
sebagai parameter dalam pemilihan bahan untuk pembuatan komponen mesin.
Definisi dari uji kekerasan atau Hardness Tester merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu bahan material. Sedangkan kekerasan
itu sendiri merupakan salah satu sifat mekanik dari suatu material selain sifat fisik
dan teknologi yang dimilik suatu material atau juga untuk mengetahui nilai. Pada
uji kekerasan kali ini menggunakan metode uji kekerasan vickers, rockwell, dan
brinell. Pada proses praktikum kali ini penggunaan bahan bahan baja ST 42 yang
disesuaikan dengan standarisasi pengujian agar memenuhi persyaratan pengujian
menjadi lebih maksimal dan lebih baik lagi, sehingga nantinya dapat memenuhi
kesesuaian metode praktikum yang benar dan dapat berguna dalam menerapkan
pada keadaan sebenarnya.
Proses perlakuan panas ( Heat Treatment ) adalah suatu proses mengubah
sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan
pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia
logam yang bersangkutan. Dengan adanya sifat alotropik yaitu merupakan sifat
transformasi dari satu bentuk susunan atom ( sel satuan ) ke bentuk susunan atom
yang lain. Dengan adanya sifat alotropik ini pada besi menyebabkan timbulnya
variasi struktur mikro dari berbgai jenis logam. Pada temperatur antara 910° C
dan 1392°C sel satuanya Body Centered Cubic (BCC), temperature antara
910°C dan 1392°C sel satuanya Face Centered Cubic (FCC), sedangkan
temperature diatas 1392°C sel satuanya kembali menjadi BCC.
Proses pengujian kekerasan dilakukan pada mesin yang dirancang khusus
yang dapat melakukan pengujian kekerasan dengan metode; Brinell, Vickers dan
Rockwell pada benda uji. Ketiga jenis metode pengujian kekerasan ini
menggunakan penetrator yang berbeda. Demikian juga, besarnya beban yang
diberikan setiap metode pengujian ini harus sesuai dengan tabel pembebanannya
masing masing. Namun, lamanya waktu penekanan untuk ketiga jenis metode
penguian ini sama yaitu ditetapkan selama limabelas detik, walaupun proses
pemberian bebannya berbeda-beda satu sama lainnya.

2.2 Klasifikasi Uji Kekerasan


2.2.1 Uji Kekerasan Rockwell
Uji Kekerasan rockwell atau hardness rockwell test adalah salah
satu pengujian kekerasan yang banyak digunakan pada umumnya karena
pengujian sangat sederhana dan tidak memerlukan mikroskop untuk
mengukur jejak perubahan dan tidak merusak. Adapun tabel dibawah
merupakan tabel yang digunakan untuk melihat kesesuaian antara indentor
dengan benda uji yang mana terdapat beban mayor dan konstanta (E).

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


Tabel 2.1 Indentor Uji Kekerasan Rockwell
(https://tukanggambar3d.com/uji- kekerasan-material/)

Dalam pengujian kekerasan rockwell, pengujian material menggunakan


indentor yang disesuaikan dengan jenis material yang diuji, adapun skema
pengujian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skema Pengujian Rockwell


(https://www.testingindonesia.com/penjelasan-metode-rockwell-pada-
hardness- tester-229)

Rumus perhitungan yang digunakan dalam pengujian rockwell


menggunakan perhitungan HRC ( Nilai kekerasan pada indentor C atau intan )
dan ( HRB : Nilai kekerasan pada indentor B atau bola baja ). yang kemudian
dikalkulasikan dengan menghitung nilai rata rata dari banyak pengujian dan
kemudian dibandingkan nilai kekerasan antara HRB dan HRC.

Keterangan :
n = jumlah pengujia

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


2.2.2 Uji Kekerasan Brinell
Uji kekerasan brinell dapat didefinisikan sebagai ketahanan bahan
terhadap deformasi plastis yang biasanya dilaksanakan dengan cara
penetrasi sehingga menghasilkan jejak atau lekukan pada permukaan
benda yang diuji. Uji kekerasan ini menggunakan cara menekankan
sebuah bola baja dengan diameter tertentu pada permukaan dengan
gayabeban tertentu sesuai bahan serta dengan periode waktu tertentu.
Adapun skema pengujian kekerasan brinell sebagai berikut :

Gambar 2.2 Skema Pengujian Brinell (https://tukanggambar3d.com/uji-kekerasan-


material/)

Pengujian kekerasan metode brinell ditujukan untuk menentukan


kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola
baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut
(speciment).(A theoretical study of the Brinell hardness test 1989) Adapun
cara perhitunganya sebagai berikut :
Dimana :

Keterangan :
HB/BHN : Nilai kekerasan brinell
F : Beban yang diterapkan ( Kg )
D : Diameter bola / Indentor
d : Diameter lekukan (mm)

2.2.3 Uji Kekerasan Vickers


Uji kekerasan vickers memiliki metode yang sama dengan uji
kekerasan brinell yang mana ketahanan bahan terhadap deformasi plastis
yang biasanya dilaksanakan dengan cara penetrasi sehingga menghasilkan
lekukan atau jejak terhadap benda yang diuji, akan tetapi dengan sudut
indentor piramida berlian vickers adalah 136°derajat, jejak indentasi yang
dihasilkan oleh indentor vicker lebih jelas daripada pengujian metode
brinell. Sehingga metode ini memiliki akurasi yang lebih baik. Skema
pengujian vickers menggunakan indentor intan untuk menguji kekerasan
masing masing spesimen,(Schneider, Bigerelle, and Iost 1999) adapun
skema pengujianya sebagai berikut :

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


Gambar 2.3 Skema Pengujian Vickers

Untuk menghitung hasil tekan uji kekerasan vickers digunakan


persamaan sebagai berikut :

Keterangan :
d = Panjang rata-rata diagonal indentasi (mm)
P = Beban yang digunakan ( Kg )

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Aktivasi Praktikum
Dalam praktikum pengujian kekerasan logam kali ini adalah pengujian
kekuatan logam baja sebelum dan sesudah perlakuan pemanasan, kuningan, dan
aluminium menggunakan pengujian vickers, brinell, dan rockwell
untukmengetahui sifat kekerasan tiap logam.

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Praktikum

No Nama Alat /Bahan Gambar


1. Amplas Besi /Logam Halus

2. Amplas Besi /Logam Kasar

3. Baja ST 42 ( Yang sudah diukur sesuai


ketentuan )

4. Baja ST 42 heat treatment (Yang sudah


diukursesuai ketentuan )

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


5. Aluminium ( Yang sudah diukur sesuai
ketentuan )

6. Kuningan ( Yang sudah diukur sesuai


ketentuan )

7. Alat Pengujian Kekerasan Brinell

8. Alat Pengujian Kekerasan Vickers

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


9. Alat PengujianKekerasan Rockwell

10. Jangka Sorong

11. Kikir Besi

3.2 Cara Kerja


Pengujian logam digunakan untuk mengetahui berbagai sifat kekerasan
logam dengan menggunakan metode vickers, brinell, dan rockwell. Adapun
langkah kerjanya sebaagai berikut :
3.2.1 Pengukuran Panjang Baja ST 42 Sebelum dan Sesudah Perlakuan,
Kuningan, dan Aluminium
Melakukan pengukuran pada masing masing spesimen sesuai
dengan ketentuan menggunakan jangka sorong, Adapun beberapa
spesimen yang melebihi ukuran maka dilakukan pemangkasan ukuran
dengan menggunakan kikir besi.
3.2.2 Penghalusan Spesimen Uji Kekerasan
Sebelum di lakukan pengujian, ada beberapa spesimen yang
membutuhkan proses penghalusan agar mudah dalam melakukan
pengujian kedepanya menggunakan amplas halus ataupun amplas kasar
disesuaikan

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


dengan tingkat kebutuhan masing masing spesimen atau bahan yang akan
diuji.
3.2.3 Pengujian Vickers
Setelah dilakukan proses pengukuran dan penghalusan pada
spesimen, spesimen siap dilakukan pengujian vickers. Pada pengujian
vickers, digunakan P = 50 Kg dan t = 15 Detik. Setelah indentor piramida
bersudut 136° terpasang kemudian memasang benda kerja pada
landasan dengan mengatur handel pada posisi ke atas. Menyentuhkan
benda kerja pada indentor dengan memutar piringansearah jarum jam
sampai jarum besar berada pada skala berputar 2 kali dan jarum kecil
menunjukan angka 3, dan jika terasa berat tidak boleh dipaksakan akan
tetapi harus diputar balik dan diulangi. Melepaskan handel kedepan secara
perlahan dan diusahakan tidak menekan handel ke bawah dan membiarkan
handel turun dengan sendirinya. Menunggu selama 30 detik dari saat
berhentinya jarum, kemudian menggerakan handel ke atas secara perlahan
lahan saampai maksimal. Kemudian melepaskan benda kerja dengan
memutar piringan berlawanan arah jarum jam. Mengukur panjang
diameter indentasi dengan kaca pembesar berskala dan mengulanhinya
hingga 3 kali pengujian pada tempat yang berbeda. Setelah itu menghitung
kekerasan di masing masing titik dengan persamaan, kemudian mengambil
beratnya.(Gong, Wu, and Guan 1999)(Schneider, Bigerelle, and Iost 1999;
Song et al. 2012; Statistical analysis of the Vickers hardness-
ScienceDirect n.d.)

Gambar 3.12 Dokumentasi Uji Kekeraan Vickers


3.2.4 Pengujian Brinell
Memasang bandul dengan beban 300 Kg pada baja ST 42 sebelum
dan setelah perlakuan, memasang beban 250 Kg pada kuningan, dan
terakhir memasang beban 150 Kg pada aluminium. Memasangkan benda
kerja pada landasan dengan mengatur handel pada posisi ke atas.
Menyentuhkan benda kerja pada indentor dengan memutar piringan searah
jarum jam hingga jarum berada pada skala berputar hingga terasa sedikit

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


berat. Dengan diameter 10 mm serta menahan tuas hingga 15 detik.
Setelah melakukan penekanan selama 15detik, kemudian membuka kran
pemutar untuk membuang angin. Dan apabila ingin melakukan penekanan
lagi selama 15 detik, maka memulai mengembalikan tuas pada posisi asal
lalu menutup kran angin kembali. Mengambil spesimen hasil pengujian
lalu mengukur bekas uji kekerasan brinell dengan jangka sorong.(Boutrid,
Bensehamdi, and Chaib 2013)(A theoretical study of the Brinell hardness
test 1989)

Gambar 3.14 Dokumentasi Uji Kekeraan Brinell


3.2.5 Pengujian Rockwell
Pengujian rockwell kurang lebih hampir sama dengan pengujian
brinell hanya berbeda pada bagian tekanan pada baja sekitar 150 kg
pada baja sebelum dan s e t e l a h p e r l a k u a n , s e r t a p a
d a k u n i n g a n b e s a r tekananya 60 kg beserta aluminium. Adapun
yang membedakan dengan pengujian brinell terletak pada pembacaan
harga kekerasan HRB dan kemudian membaca pada skala B yang
berwarna merah.(Rubio et al. 2019)(Asgharzadeh et al. 2019)

Gambar 3.14 Dokumentasi Uji Kekeraan Rockwell

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


3.3 Data Perhitungan
Tabel 3.1. Data Uji Kekerasan Brinnel
Titik
Benda Kondisi Jejak (mm)
No Pengujian
Uji Identitas
d1 d1 d rata2
1 Baja ST-42 D = 10 mm 1 3,4 2,6 3
P =3000 kg
T = 15 2 3,7 2,8 3,25
3 3,4 3,5 3,45
detik
4 3,95 3,15 3,55
5 3,65 3,4 3,525
2 Baja ST - D = 10 mm 1 2,8 2,4 2,6
P = 3000 kg
42 Heat 2 3,3 2,45 2,875
T = 15
treatment 3 3,02 2,6 2,81
detik
4 3,6 3,1 3,35
5 3,4 2,6 3
3 Kuningan D = 5 mm 1 2,9 2,35 2,625
P = 2500kg
2 2,6 2,2 2,4
T = 15detik
3 2,3 2,3 2,3
4 2,3 2,15 2,225
5 2,55 2,6 2,575
4 Aluminium D = 5 mm 1 2,5 2,4 2,45
p = 1500Kg
2 2 2,45 2,225
t = 15 s
3 2,7 2,35 2,525
4 2,5 2,5 2,5
5 2,7 2,95 2,825
Keterangan :
D = Diameter Indentor
P1 = Beban Untuk Indentor
T = Waktu (detik)

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


Tabel 3.2. Data uji kekerasan Vickers

Kondisi Jejak ( mm )
No Benda uji
indentasi d1 d2 d rata2
1 Baja ST-42 P = 50 kg 0,571 0,664 0,618
T = 15 s 0,559 0,576 0,568
0,587 0,581 0,584
0,571 0,589 0,580
0,587 0,577 0,582
2 Baja ST- 42 P = 50 kg 0,543 0,678 0,611
Heat Treatment T = 15 s 0,656 0,643 0,650
0,621 0,633 0,627
0,639 0,644 0,642
0,698 0,627 0,663
3. Kuningan P = 30 kg 0,726 0,754 0,740
T = 30 s 0,761 0,72 0,741
0,831 0,747 0,789
0,908 0,843 0,876
0,733 0,577 0,655
4. Aluminium P = 20 kg 0,865 0,868 0,867
T= 15 detik 0,897 0,875 0,886
0.951 0,985 0,985
0,934 0,844 0,889
0,811 0,818 0,815
Keterangan :
P = Beban Untuk Indentor Intan
T = Waktu (detik)

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


Tabel 3.3. Data Uji Kekerasan Rockwell

No Benda Uji Kondisi Indentasi HRC HRB


1. Baja ST-42 P1 = 150 Kg 48,5 56,5
P2 = 100 Kg 46,5 60,5
T = 15 s 45 60,5
47,5 60,5
43 63,5
2. Baja ST-42 Heat P1 = 150 Kg 4,4 58,5
Treatment P2 = 100 Kg 43,5 56
T = 15 s 4,5 59,5
43 57,5
44 56
3. Kuningan P1 = 100 Kg 36 57,5
P2 = 60 Kg 35,5 56
T = 15 s 41 57,5
39 55,5
39,5 57,5
4. Aluminium P1 = 60 Kg 39,5 55
P2 = 60 Kg 39,5 55
T = 15 s 38,5 52
40,5 55,5
40 56

Keterangan :
P1 = Beban Untuk Indentor Intan
P2 = Beban Untuk Indentor Bola Baja
T = Waktu (detik)

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Metode Perhitungan

A. Metode Brinel
1. Baja ST-42
2𝑃 Nilai rata-rata BHN
No 𝐵𝐻𝑁
(𝜋𝐷)(𝐷 − √ 𝐷2−𝑑2 (kg/mm2)
2.3000
1 = = 414,63
(𝜋10)(10−√ 10^2−3^2

2.3000
2 = = 351,81
(𝜋10)(10−√10^2−3,25^2
1668,26
2.3000 = 333,652
3 = = 311,06 5
(𝜋10)(10−√10^2−3.45^2
2.3000
4 = = 293,22
(𝜋10)(10−√10^2−3.55^2
2.3000
5 = = 297,54
(𝜋10)(10−√10^2−3.525^2

Jumlah = 1668,26
2. Baja ST-42 Heat Treatment
2𝑃 Nilai rata-rata BHN
No 𝐵𝐻𝑁
(𝜋𝐷)(𝐷 − √ 𝐷2−𝑑2 (kg/mm2)
2.3000
1 = = 555,33
(𝜋10)(10−√10^2−2.6^2
2.3000
2 = = 468,87
(𝜋10)(10−√10^2−2.825^2
2.3000
3 = = 474
(𝜋10)(10−√10^2−2.81^2 2243,35
4
2.3000 = 448,67
= = 330,52 5
(𝜋10)(10−√10^2−3.35^2
2.3000
5 = = 414,63
(𝜋10)(10−√10^2−3^2

Jumlah = 2243,35
3. Kuningan
2𝑃 Nilai rata-rata BHN
No 𝐵𝐻𝑁
(𝜋𝐷)(𝐷 − √ 𝐷2−𝑑2 (kg/mm2)
1 2.2500
= 5^2−2.625^2
= 427,55
(𝜋5)(5−√
2 2.2500
= = 518,70
(𝜋5)(5−√5^2−2.4^2
3 2.2500
= = 567,99 2569,4
(𝜋5)(5−√5^2−2.3^2 = 513,88
2.2500 5
4 = = 609,38
(𝜋5)(5−√5^2−2.225^2
5 2.2500
= = 445,78
(𝜋5)(5−√5^2−2.575^2
Jumlah = 2569,4

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


4. Aluminium
2𝑃 Nilai rata-rata BHN
No 𝐵𝐻𝑁
(𝜋𝐷)(𝐷 − √ 𝐷2−𝑑2
(kg/mm2)
2.1500
1 = = 297,76
(𝜋5)(5−√5^2−2.45^2
2.1500
2 = = 365,63
(𝜋5)(5−√5^2−2.225^2
2.1500
3 = = 279,05 1445,92
(𝜋5)(5−√5^2−2.525^2 = 273,912
2.1500 5
4 = = 285,10
(𝜋5)(5−√5^2−2.5^2
2.1500
5 = = 218,38
(𝜋5)(5−√5^2−2.825^2

Jumlah = 1445,92

B. Metode Vickers
1. Baja ST-42
1,854 𝑥 𝑃 Nilai rata-rata VHN
No 𝑉𝐻𝑁
𝐷 (kg/mm2)
1,854 𝑥 50
1 = = 242,72
0,618^2
1,854 𝑥 50
2 = = 287,33
0,568^2
1,854 𝑥 50 1351,09
3 = = 271,80 = 270,22
0,584^2 5
1,854 𝑥 50
4 = = 275,56
0,58^2
1,854 𝑥 50
5 = = 273,67
0,582^2

Jumlah = 1351,09

2. Baja ST-42 Heat Treatment


1,854 𝑥 𝑃 Nilai rata-rata VHN
No 𝑉𝐻𝑁
𝐷 (kg/mm2)
1,854 𝑥 50
1 = = 248,31
0,611^2
1,854 𝑥 50
2 = = 219,41
0,65^2
1,854 𝑥 50
3 = = 235,80 1054,96
= 210,99
0,627^2 5
1,854 𝑥 50
4 = = 224,91
0,642^2
1,854 𝑥 50
5 = =126,53
0,663^2

Jumlah = 1054,96

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


3. Kuningan
1,854 𝑥 𝑃 Nilai rata-rata VHN
No 𝑉𝐻𝑁
𝐷 (kg/mm2)
1,854 𝑥 30
1 = = 101,57
0,74^2
1,854 𝑥 30
2 = = 101,30
0,741^2
1,854 𝑥 30 451,12
3 = = 89,35 = 90,22
0,789^2 5
1,854 𝑥 30
4 = = 72,48
0,876^2
1,854 𝑥 30
5 = = 86,43
0,655^2

Jumlah = 451,12

4. Aluminium
1,854 𝑥 𝑃 Nilai rata-rata VHN
No 𝑉𝐻𝑁
𝐷 (kg/mm2)
1,854 𝑥 20
1 = = 49,33
0,867^2
1,854 𝑥 20
2 = = 47,24
0,886^2
1,854 𝑥 20 237,52
3 = = 38,22 = 47,50
0,985^2 5
1,854 𝑥 20
4 = = 46,92
0,889^2
1,854 𝑥 20
5 = = 55,82
0,815^2

Jumlah = 237,52

C. Metode Rockwell
1. Baja ST-42
NO HRC HRB HRC (kg/mm2) HRB (kg/mm2)
1 48,5 56,5
2 46,5 60,5
230,5 301,5
3 45 60,5
= 46,1 = 60,3
4 47,5 60,5 5 5
5 43 63,5
∑=230,5 ∑=301,5

2. Baja ST-42 Heat Treatment


NO HRC HRB HRC (kg/mm2) HRB (kg/mm2)
1 41,4 58,5
2 43,5 56
3 4,5 59,5

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


214,4 287,5
4 43 57,5
= 42,88 = 57,5
5 44 56 5 5
∑=214,4 ∑=287,5

3. Kuningan
NO HRC HRB HRC (kg/mm2) HRB (kg/mm2)
1 40 57,5
2 41 56
203,5 284
3 41 57,5
= 40,50 = 56,8
4 41,5 55,5 5 5
5 40,5 57,5
∑=203,5 ∑=284

4. Aluminium
NO HRC HRB HRC (kg/mm2) HRB (kg/mm2)
1 39,5 55
2 39,5 55
198 273,5
3 38,5 52
= 39,6 = 54,7
4 40,5 55,5 5 5
5 40 56
∑=198 ∑=273,5

Sampel uji BHN rata- VHN rata- HRC rata- HRB rata-
rata rata rata rata
(kg/mm2) (kg/mm2) (kg/mm2) (kg/mm2)
Baja ST-42
333,652 270,22 46,1 60,3
Baja ST-42
448,67 210,99 42,88 57,5
Heat Treatment
Kuningan
513,88 90,22 38,42 56,8
Aluminium
273,912 47,50 39,6 54,7

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


4.2 Grafik
1. Grafik Metode Brinel

Grafik Metode Brinell


600
513,88
500 448,67

400 333,652
BHN rata-

273 ,912
300

200

100

0
0 1 2 3 4 5
Baja
BajaST-42 Kunin Alumin
ST-42 Heat Treatment

Dari grafik tersebut dapat disimpulan Kuningan dan Baja Heat treatment
sangat tinggi karena tidak ada ferit praetektoid dalam jumlah yang banyak yang
mengakibatkan kekerasan suatu bahan menurun.

2. Grafik Metode Vickers

Grafik Metode Vickers


300 270,22

250 210,99

200
VHN rata-

150
90, 22
100
47,5
50

0
0 1 2 3 4 5
Baja
Baja ST-42 Heat Treatment
ST-42 KuninganAluminium
Dari Grafik tersebut dapat disimpulkan Baja ST-42 memiliki ketahanan
yang paling tinggi hal ini didasarkan pada prinsip hal yang didasarkan oleh
indentor secara geometric seberapapun besarnya.

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


3. Grafik Metode Rockwell

Grafik Metode Rockwell HRC


47 46,1
46
45
44

42, 88
HRC rata-

43
42
41 40,5
40
39 39,6

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5


BajaBaja
ST-42 Kunin Aluminium
ST-42 Heat Treatment
Dari Grafik tersebut dapat disimpulkan Baja ST-42 memiliki ketahanan yang
paling tinggi hal ini didasarkan pada prinsip hal yang didasarkan oleh indentor secara
geometric seberapapun besarnya.

Grafik Metode Rockwell HRB


61 60,3

60

59 57,5
HRB rata-

58 56,8

57
54,7
56

55
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
54 BajaBaja
ST-42
ST-42 Heat Treatment
Kuningan Aluminium
Dari grafik tersebut dapat disimpulan Baja st-42 sangat tinggi karena tidak
ada ferit praetektoid dalam jumlah yang banyak yang mengakibatkan kekerasan
suatu bahan menurun.
Dari grafik-grafik diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan dalam
pengujian kuningan dan baja st-42 lebih memiliki kekuatan Tarik yang besar
daripada aluminium.

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


4.3 Pembahasan
Untuk pegujian kekerasan baja ST-42 sebelum heat treatment dan baja ST-
42 setelah heat treatment dapat dibandingkan dengan ketiga metode pengujian
kekerasan, Brinell, Rockwell dan Vickers, bahwa nilai rata-rata kekerasan Baja
ST-42 setelah heat treatment terjadi kenaikan nilai pada pengujian kekerasan
metode Brinell. Hal ini menunjukkan kekerasan bahan setelah dilakukan heat
tretment akan bertambah. Secara teoritis bahwa baja sesudah heat treatment
mempunyai kekerasan yang lebih besar dari pada sebelum heat tretment.
Dijelaskan dengan proses heat treatment yaitu hardening untuk merubah struktur
baja sedemikian rupa sehingga diperoleh struktur martensit yang keras. Prosesnya
dengan cara baja dipanaskan sampai suhu 850º C beberapa saat kemudian
didinginkan dengan cara enquencing. Hal ini di buktikan bahwa hasil praktikum
benar. Untuk pengujian kekerasan pada Baja ST-42 sebelum heat treatment
dibandingkan dengan benda uji kuningan dan alumunium, Baja ST-42 sebelum
heat treatment mempunyai kekerasan yang lebih tinggi dibanding dengan
kuningan dan alumunium.

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Bahwa baja ST-42 sesudah heat treatment kekerasannya lebih besar dari pada
baja ST-42 sebelum heat treatment, kuningan, dan alumunium ini di buktikan
pada hasil nilai rata-rata kekerasan spesimen yaitu BHN.
2. Besar kekerasan kuningan lebih tinggi daripada aluminium, sama antara teori
dan praktek ini di buktikan dari BHN, VHN, HRC, dan HRB.

5.2 Saran
1. Kalibrasi mesin harus dilakukan secara berkala untuk meningkatkan keakurasian
dan kepresisian. Kalibrasi dilakukan baik pada skala maupun besar pembebanan.
2. Harap alat yang kurang baik di perbaiki, sehingga dapat menunjang dalam
pengambilan data yang lebih akurat.

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)


Daftar Pustaka
[1] Y. M. Ahmed, H. D. Lafta, A. A. A. Rahman, and B. T. Salih, “Study the
durability of welding and performance of base metal of lpg home cylinder
manufactured in Kurdistan region,” Int. J. Eng. Mater. Manuf., vol. 4, no. 3, pp.
116–123, 2019.
[2] A. Saifullah et al., “The Effect of Heat Treatment on Hardness and
Microstructure of Al-Cu Squeeze Casting Product,” vol. 4, no. 1, pp. 57–62, 2019.

Downloaded by Ralf Hauptmann (ralfhauptmann.contact@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai