Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1. Penggunaan Fuse Cut Out
FCO (Fuse Cut Out) berfungsi dengan cara memutuskan aliran listrik saat
terjadi gangguan pada trafo. Ketika ada gangguan pada sistem distribusi
seperti AMS (Automatic Meter System) pada trafo, fuse link di FCO akan
putus, dan tabungnya akan lepas dari pegangan atasnya, sehingga tidak ada
arus yang mengalir ke sistem. Gangguan pada trafo dapat terjadi karena dua
faktor utama:
1. Gangguan Internal
a. Gangguan Hubung Singkat: Terjadi antara fasa-fasa atau fasa dengan
tanah.
b. Kendurnya Bushing TM/TR dan Packing Body: Penyambungan yang
kurang kencang.
c. Gangguan pada Sistem Pendingin: Masalah pada sistem pendingin
trafo.
d. Penyambungan Kumparan yang Kurang Baik: Koneksi yang tidak
optimal.
2. Gangguan Eksternal
a. Gangguan Hubung Singkat pada Penyulang, Rel, dan Incoming
Feeder: Terjadi di luar trafo.
b. Pembebanan Trafo yang Tidak Seimbang: Beban listrik melebihi
kapasitas trafo, bisa disebabkan oleh penambahan beban atau
konsumen.
c. Pemeliharaan yang Kurang Tepat: Pemeliharaan yang tidak rutin atau
metode pemeliharaan yang salah.
d. Pengaruh Cuaca dan Lokasi Penempatan Trafo: Cuaca buruk atau
faktor lingkungan seperti sambaran petir dapat mempengaruhi kinerja
trafo.
Untuk melindungi trafo dari gangguan, FCO digunakan dengan meletakkan
fuse link di dalamnya. Ketika arus listrik melebihi nilai arus nominal fuse link
(5 Ampere), fuse link tersebut akan meleleh, memutus aliran listrik dan
memisahkan bagian yang terganggu dari bagian yang masih berfungsi normal
pada jaringan distribusi.
4.1.2. Perhitungan Rating NH Fuse dan Fuse Link Trafo Distribusi
Berikut adalah daftar arus beban yang digunakan pada NH-Fuse pada saluran
tegangan menengah yang sering digunakan untuk mendristibusikan aliran
daya listrik dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Arus Beban NH-Fuse
Kapasitas Trafo Beban NH-Fuse
No
(KVA) (Ampere)
1 25 38
2 50 76
3 100 151
4 160 243
5 200 303
6 250 379
7 300 455
8 400 607

Adapun rumus menghitung arus beban NH-Fuse yang digunakan untuk


mencari rating yang cocok pada penggunaan pengaman Fuse Cut Out.
S
I=
V .√ 3
(1)
Ket : I = Arus Beban NH-Fuse (A)
S = Daya Kapasitas Trafo (KVA)
V = Tegangan NH-Fuse (V)
Berikut adalah daftar batas pengaman Fuse Link pada saluran udara tegangan
menengah yang sering digunakan untuk melindungi trafo gardu tiang dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.1 Batas Pengaman Fuselink

Kapasitas Trafo Batas Pengaman


No
(KVA) JTM Fuse Link (Ampere)
1 10 3
2 16 3
3 25 3
4 32 3
5 50 3
6 100 5
7 160 6
8 200 8
9 315 10
10 400 15
11 630 20

Adapun rumus menghitung fuse link untuk penentuan pengaman trafo yaitu,
Dalam peralatan listrik tertentu ada berbagai pengaman beban lebih
diantaranya adalah Fuselink. Fuse ini berfungsi untuk pengaman arus lebih
pada TM (Tegangan Menengah) dan juga digunakan pada pengaman trafo.
Adapun rumus menghitug fuse link untuk penentuan pengaman trafo yaitu
Daya Nominal Trafo
I FCO = (2)
Tegangan Menengah. √ 3
Contoh sampel diambil dari atas, misal
kapasitas trafo = 50 KVA F
Tegangan Menengah = 20 kV = 20.000 V C
Jenis trafo 3 fasa O
50000 VA
Maka sesuai rumus, I FCO =
20000 . √ 3
I FCO = 1,44 A
Maka, besar kapasitas fuse link yang digunakan adalah 1,44 A.

4.2 Pembahasan Hasil


4.2.1. Instruksi Langkah Pelaksanaan Penggantian Fuse Cut Out
Pelaksanaan penggantian Fuse Cut Out pada gardu tiang jaringan 20kV
dilakukan oleh piket pengatur Rayon 5. Berikut langkah -langkah
pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Menerima perintah dari piket pengatur Rayon 5 melalui radio komunikasi,
menangani gangguan beberapa rumah padam.
2. Mencatat jam terima laporan, tanggal, data pelanggan dan alamat lokasi.
3. Sampai dilokasi melakukan penyelusuran gangguan, ditemukan Fuse link
FCO gardu putus satu fasa.
4. Melaporkan ke piket pengatur Rayon 5: hasil penelusuran, hasil
pengamatan visual, nama gardu, urutan fasa Fuselink yang putus dan
meminta ijin untuk mengganti Fuse link yang putus.
5. Setelah ada ijin, melakukan penggantian Fuse link FCO gardu sebagai
berikut :
 Memakai alat pelindung diri (APD) sesuai tahapan pekerjaan terkait.
 Membuka kunci pintu lemari bagi PHB TR dan menyalakan lampu
penerangan ruangan PHB TR.
 Mengamati kondisi di sekitar ruangan PHB TR diyakinkan kondisi
aman.
 Melepas beban TR / NH Fuse semua jurusan.
 Memposisikan OFF saklar Utama (Heff Boom).
 Melepas dan menurunkan tabung FCO yang putus, menggunakan
Telescopic stik sesuai instruksi kerja (IK) pengoperasian Telescopic
stick.
 Mengganti Fuse link, kuat hantar arus Fuse link pengganti disamakan
dengan besar kuat hantar arus yang putus.
 Memasang dan memasukan tabung FCO menggunakan Telescopic
Stick sesuai instruksi kerja (IK) pengoperasian Telescopic Stick.
 Memeriksa tegangan masuk pada saklar utama rak TR menggunakan
tes lampu atau Tespen, diyakinkan tegangan TR sudah normal ketiga
fasa.
 Memposisikan ON saklar utama (Heff Boom).
 Memasukan beban TR / NH Fuse semua jurusan.
 Memeriksa tegangan keluar pada NH Fuse per fasa semua jurusan,
diyakinkan tegangan sudah normal dan dicatat jam normal tegangan.
 Mematikan lampu penerangan ruangan PHB TR dan menutup pintu
serta mengunci kembali pintu lemari bagi PHB TR.
 Melaporkan kepiket pengatur Rayon 5: perbaikan yang dilakukan,
material yang dipergunakan, jam normal tegangan dan meminta ijin
meninggalkan gardu untuk mengecek pelanggan pelapor,
 Mengecek pelanggan pelapor, menginformasikan gangguan sudah
diperbaiki dan diyakinkan semua pelanggan sudah tidak ada yang
padam.
 Melaporkan ke piket pengatur Rayon 5: untuk semua pelanggan sudah
menyala dan meminta ijin untuk meninggalkan lokasi.
4.2.2. Prosedur Pemasangan Fuse Link
Pemasangan Fuse Link pada tube dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Cek kondisi Fuse Cut Out yang putus satu fasa jaringan 20kV

Gambar 4.1 Kondisi FCO Putus Satu Fasa


2. Buka cap tutup atau fuse tube dan masukkan fuse link ke dalamnya,
pastikan ujung kabel fuse link dimasukkan terlebih dahulu. Tarik ujung
kabel fuse link yang keluar dari bagian bawah fuse tube.
Gambar 4.1 Proses membuka Fuse Tube

Gambar 4.2 Proses Masuknya Fuselink


3. Pasang kembali cap tutup fuse tube dan kencangkan dengan menggunakan
kunci.

Gambar 3.4 Proses Menutup Fuse Tube


4. Longgarkan baut penjepit kabel fuse link yang terletak di bagian bawah
fuse tube.
Gambar 4.4 Proses Longgar Baut
5. Putar dan tekan flipper sampai mencapai posisi maksimal (berhenti) dan
tahan pada posisi ini.

Gambar 4.5 Proses Menekan Flipper


6. Masukkan kabel fuse link melalui jalur pada flipper dan mengelilingi baut
penjepit kabel fuse link searah dengan arah jarum jam.

Gambar 4.6 Proses Memutar Kabel Fuselink pada Flipper


7. Pertahankan flipper pada posisi maksimal dan kencangkan baut penjepit
kabel fuse link menggunakan kunci.
Gambar 4.7 Proses Penggantian Fuselink Selesai
8. Potong kelebihan kabel fuse link dengan jarak kurang lebih 13 mm dari
baut penjepit kabel fuse link.

4.2.3. Prosedur Pemeliharaan Fuse Cut Out


1. Setelah tiba di lokasi gardu, segera lakukan persiapan alat dan bahan
yang diperlukan dengan menggunakan peralatan K3. Pastikan bahwa
peralatan kerja serta peralatan bantu sudah siap digunakan.
2. Selanjutnya, laporkan kepada piket pengatur cabang bahwa tim ranger
telah mencapai lokasi gardu yang dituju dan siap untuk melaksanakan
penggantian Fuse Cut Out pada SUTM di gardu tersebut.
3. Setelah gardu dibuka, lakukan pelepasan beban sisi tegangan rendah
(TR). Beban yang dimaksud disini adalah NH Fuse atau beban dari setiap
jurusan. Tujuannya adalah agar sistem pengerjaan tidak memiliki beban
atau tegangan.
4. Setelah itu, siapkan FCO yang akan diganti, seperti mengeluarkan FCO
yang baru dari kotak dan segera memasang fuse link pada fuse holder
(bambu CO) untuk FCO serta memasang penghantar yang
menghubungkan Lightning Arrester dengan grounding.
5. Setelah itu, tim Rayon bersiap dan segera memanjat tiang menggunakan
perlengkapan yang aman, serta membawa tali free (tali tambang yang
diulur ke bawah) yang bertujuan sebagai sarana menaikkan dan
menurunkan FCO yang diganti.
6. Setelah selesai diganti, kumpulkan dan simpan FCO yang telah diganti
(yang bekas) untuk dibawa kembali ke posko sebagai barang bukti
penggantian. Setelah selesai, tim Rayon turun kembali kepada piket
pengatur cabang agar gardu selesai dipelihara dan dialiri listrik (diberi
beban) kembali. Ukur tegangan di PHB-TR dengan Ampere Meter untuk
memastikan normalitas fasa ke fasa dan netral ke netral.
7. Kunci kembali gardu tersebut dengan baik, lapor kepada piket pengatur
cabang bahwa pekerjaan sudah selesai, dan kondisi aman.
8. Sebelum meninggalkan gardu, pastikan bahwa tidak ada peralatan yang
tertinggal di lokasi, termasuk peralatan K3. Petugas lapangan kembali
menuju kantor untuk membuat laporan pelaksanaan pekerjaan, kecuali
mendapatkan tugas ke gardu selama perjalanan.
9. Pada gardu tiang yang berada di Kawasan Banjar dilakukan pemeliharaan
korektif berupa penggantian 2 buah FCO jenis keramik dengan FCO
jenis polimer karena FCO yang lama sudah usang dan sudah tidak layak
untuk dipakai lagi. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga keandalan
sistem pengaman pada gardu portal ini. FCO jenis polimer dipilih karena
lebih ringan dibandingkan dengan jenis keramik.

Anda mungkin juga menyukai