Anda di halaman 1dari 1

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang

terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika

Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian

penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah

menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai

sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan

hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri farmasi, kosmetika,

dan kimia.

Jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di

bidang biologi dan pertanian. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi

objek penelitian genetika yang intensif, dan membantu terbentuknya teknologi kultivar

hibrida yang revolusioner. Dari sisi fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman

C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari.

Dalam kajian agronomi, Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Rata-rata

dalam budidaya mencapai 2,0 sampai 2,5 m, meskipun ada kultivar yang dapat

mencapai tinggi 12 m pada lingkungan tumbuh tertentu.[16] Tinggi tanaman biasa diukur

dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum rangkaian bunga jantan (malai).

Meskipun ada yang dapat membentuk anakan (seperti padi), pada umumnya jagung

tidak memiliki kemampuan ini. Tangkai batang beruas-ruas dengan tiap ruas kira-kira

20 cm. Dari buku melekatlah pelepah daun yang memeluk tangkai batang. Daun tidak

memiliki tangkai. Helai daun biasanya lebar 9 cm dan panjang dapat mencapai 120 cm.

Di Indonesia sendiri, jagung mulai ditemukan sekitar abad ke-16. Jagung

diperkenalkan kepada masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia oleh bangsa

Portugis. Hingga kini ada sekitar 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara

alami ataupun dirakit melalui pemuliaan tanaman. Namun sebagai tanaman musiman,

siklus hidup jagung terbilang pendek, antara 80 sampai 150 hari.

Anda mungkin juga menyukai