Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Nama Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia


Kode Mata Kuliah : ESPA4314
Jumlah sks : 3 SKS

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Jelaskan kebijakan pemerintah untuk menanggulangi
kemiskinan melalui program Inpres desa tertinggal Modul 7 Kb 1
20
(IDT)? ESPA4314

2 Modul 7 Kb 2
Jelaskan permasalahan Pengangguran di Indonesia? 20 ESPA4314

3 20 Modul 8 Kb 1
Jelaskan fungsi utama desentralisasi fiskal dalam
ESPA 4314
pembangunan daerah?

4 Rendahnya anggaran dana yang dipergunakan untuk 20 Modul 8 Kb 2


meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan ESPA4314
mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan yang buruk mengakibatkan
masalah pengangguran. Tentukanlah perihal kebijakan
anggaran pemerintah yang pro pembangunan manusia
menurut anda?

5 20 Modul 9 Kb 1
Jelaskan resistensi terhadap globalisasi ekonomi yang
ESPA 4314
merugikan ekonomi rakyat Indonesia?

* coret yang tidak sesuai


NAMA : NURUL AFIFAH DAHLIA

NIM : 049450981

MATA KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA ESPA4314

PROGRAM STUDI : S1 MANAJEMEN

UPBJJ : SERANG

1. Jelaskan kebijakan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui program


Inpres desa tertinggal (IDT)?
Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang dilandasi oleh Kebijakan Keputusan
Presiden (Kepres) No. 3 tahun 1993 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan
telah berjalan sejak 1 April 1994. Program ini secara ideal adalah untuk memberdayakan
kaum miskin dan desa tertinggal baik di pedesaan maupun perkotaan Dari dimensi politis
program ini adalah untuk menunjukkan bahwa pembangunan adalah untuk rakyat, artinya
kepedulian pemerintah terhadap kaum tertinggal (penduduk dan desa miskin) bukan
sekedar slogan pembangunan. Program ini tidak saja melengkapi kebijakan yang telah
ada, tetapi secara khusus ditujukan untuk meningkatkan penanganan masalah kemiskinan
secara berkelanjutan di desa-desa miskin. Program IDT meliputi:
a. Komponen bantuan langsung sebesar Rp20 juta/desa tertinggal sebagai dana
bergulir 3 tahun berturut-turut.
b. Bantuan pendampingan pokmas IDT oleh tenaga pendamping Sarjana
Pendamping Purna Waktu (SP2W); dan
c. Bantuan pembangunan sarana dan prasarana.
2. Jelaskan permasalahan Pengangguran di Indonesia?
Pengangguran di Indonesia merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh
negara ini. Beberapa permasalahan yang terkait dengan pengangguran di Indonesia
adalah sebagai berikut.
a. Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat
Pertumbuhan ekonomi yang tidak mencukupi dapat menyebabkan
terbatasnya peluang kerja yang tersedia. Jika tingkat pertumbuhan ekonomi tidak
sejalan dengan pertumbuhan populasi, maka tingkat pengangguran akan
cenderung meningkat.

b. Ketimpangan Pengetahuan dan Keterampilan


Ketimpangan antara pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
para pencari kerja dengan kebutuhan pasar kerja juga menjadi permasalahan.
Banyak lulusan yang belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan
permintaan pasar kerja, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mencari
pekerjaan yang sesuai.

c. Struktur Ekonomi yang Tergantung pada Sektor Tertentu


Struktur ekonomi yang masih tergantung pada sektor-sektor tertentu,
seperti sektor pertanian atau sektor informal, juga berkontribusi terhadap
tingginya tingkat pengangguran. Keterbatasan diversifikasi ekonomi dapat
membatasi peluang kerja di sektor-sektor lain.

d. Pertumbuhan Industri yang Lambat


Pertumbuhan industri yang lambat atau terhambat juga mempengaruhi
tingkat pengangguran. Pembatasan investasi, regulasi yang rumit, dan
infrastruktur yang kurang memadai dapat menghambat pertumbuhan industri dan
menciptakan lapangan kerja baru.
e. Pertumbuhan Populasi yang Cepat
Pertumbuhan populasi yang cepat juga menjadi faktor yang berkontribusi
terhadap pengangguran. Jumlah pencari kerja yang melebihi kapasitas pasar kerja
dapat menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi.

f. Kesenjangan Antarwilayah
Ketimpangan pembangunan antarwilayah di Indonesia juga berdampak
pada tingkat pengangguran. Beberapa daerah, terutama di daerah pedesaan atau
daerah terpencil, menghadapi tantangan dalam menciptakan lapangan kerja yang
cukup.

Untuk mengatasi permasalahan pengangguran, langkah-langkah penting yang


dapat diambil termasuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, mendorong diversifikasi ekonomi,
memperbaiki regulasi dan iklim investasi, serta mendorong pengembangan sektor-sektor
yang memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru.

3. Jelaskan fungsi utama desentralisasi fiskal dalam pembangunan daerah?


Dalam konteks otonomi dan desentralisai fiskal, Mardiasmo (2001:1) secara
spesifik mengemukakan tiga misi utama dari kebijakan tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat,
b. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah, dan
c. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses Pembangunan.
Sedangkan Oates (World Bank, 2002:1) menyatakan argumen teoretik tentang
pentingnya desentralisasi fiskal adalah “each public service should be provided by the
jurisdiction having control over the minimum geographic area that would internalize
benefits and cost of such provision”.
Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia saat era Reformasi secara resmi
dimulai sejak 1 Januari 2001. Proses tersebut diawali dengan pengesahan Undang-
undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah serta UU Nomor 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
(PKPD). Hingga kini, kedua regulasi tersebut sudah mengalami beberapa kali revisi
hingga yang terakhir UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta UU
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah. Awalnya, pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia ditujukan
untuk menciptakan aspek kemandirian di daerah. Sebagai konsekuensinya, daerah
kemudian menerima pelimpahan kewenangan di segala bidang, kecuali kewenangan
dalam bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal serta
keagamaan. Pelimpahan kewenangan tersebut juga diikuti dengan penyerahan sumber-
sumber pendanaan berupa penyerahan basis-basis perpajakan maupun bantuan pendanaan
melalui mekanisme transfer ke daerah sesuai asas money follows function. Masih adanya
mekanisme transfer ke daerah didasarkan kepada pertimbangan mengurangi ketimpangan
yang mungkin terjadi baik antar daerah (horizontal imbalances) maupun antara
pemerintah pusat dan daerah (vertical imbalances). Satu hal yang perlu digaris bawahi
bahwa pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia adalah desentralisasi dari sisi
belanja (expenditure) bukan dari sisi pendapatan (revenue) (Haryanto, 2016).
Desentralisasi fiskal bertujuan untuk memenuhi aspirasi daerah menyangkut
penguasaan atas sumber-sumber keuangan negara, mendorong akuntabilitas dan
transparansi pemerintah daerah, meningkatkan pastisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan daerah, mengurangi ketimpangan antar daerah, menjamin terselenggaranya
pelayanan publik minimum di setiap daerah, dan pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahterahaan masyarakat secara umum, (Nurhemi dan Suryani, 2015).

4. Rendahnya anggaran dana yang dipergunakan untuk meningkatkan kualitas


pendidikan dan kesehatan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan yang buruk mengakibatkan masalah pengangguran.
Tentukanlah perihal kebijakan anggaran pemerintah yang pro pembangunan
manusia menurut anda?
Kebijakan anggaran pemerintah yang pro pembangunan manusia harus
mengalokasikan dana yang cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesehatan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi bagian dari kebijakan
anggaran tersebut.
a. Peningkatan Alokasi Dana untuk Pendidikan
Pemerintah perlu mengalokasikan dana yang memadai untuk sektor pendidikan,
terutama untuk memperbaiki fasilitas sekolah, meningkatkan kualitas guru, dan
mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Pendanaan juga harus diarahkan untuk memperluas akses pendidikan bagi
masyarakat yang kurang mampu.

b. Pengembangan Program Pelatihan dan Pendidikan Vokasional


Pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk mengembangkan program
pelatihan dan pendidikan vokasional yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Ini akan membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pekerja yang
ada dan meningkatkan peluang mereka dalam mendapatkan pekerjaan.

c. Peningkatan Akses Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau


Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan
dana untuk memperbaiki infrastruktur kesehatan, memperluas jaringan fasilitas
kesehatan di daerah terpencil, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

d. Program Bantuan Sosial dan Perlindungan Sosial


Kebijakan anggaran pemerintah yang pro pembangunan manusia juga harus
mencakup program-program bantuan sosial dan perlindungan sosial yang mampu
membantu masyarakat yang kurang mampu. Program ini dapat mengurangi
tingkat kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan
akses ke pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.
e. Pengawasan dan Evaluasi yang Ketat
Penting untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan untuk pembangunan
manusia digunakan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu adanya
pengawasan yang ketat dan evaluasi berkala terhadap penggunaan dana tersebut
untuk memastikan bahwa tujuan pembangunan manusia tercapai.

Kebijakan anggaran pemerintah yang pro pembangunan manusia harus memiliki


fokus jangka panjang dan berkelanjutan untuk memastikan peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang berkelanjutan.

5. Jelaskan resistensi terhadap globalisasi ekonomi yang merugikan ekonomi


rakyat Indonesia?
Resistensi terhadap globalisasi ekonomi yang merugikan ekonomi rakyat Indonesia
dapat timbul karena beberapa alasan berikut.
a. Persaingan yang Tidak Adil
Globalisasi ekonomi seringkali menghadirkan persaingan yang tidak adil
bagi pelaku ekonomi di Indonesia, terutama bagi sektor informal dan usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka kesulitan bersaing dengan produk
impor yang lebih murah atau hasil produksi dari perusahaan besar yang memiliki
sumber daya yang lebih besar. Hal ini dapat merugikan ekonomi rakyat Indonesia
karena UMKM menjadi kurang berdaya saing dan dapat mengalami penurunan
pendapatan.

b. Pengaruh Terhadap Industri Lokal


Dalam beberapa kasus, globalisasi ekonomi dapat mengakibatkan
penghancuran industri lokal karena dominasi produk impor. Industri-industri
tradisional atau sektor pertanian di Indonesia dapat mengalami kesulitan bersaing
dengan barang-barang impor yang lebih murah. Akibatnya, hal ini dapat
menyebabkan penurunan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat yang
bergantung pada sektor tersebut.
c. Ketimpangan Ekonomi
Globalisasi ekonomi juga dapat memperburuk ketimpangan ekonomi di
Indonesia. Meskipun ada kemajuan dalam beberapa sektor, tetapi ada risiko
bahwa manfaat ekonomi global tidak merata dan hanya dinikmati oleh segelintir
kelompok atau perusahaan besar. Sementara itu, sebagian besar masyarakat,
terutama yang berada di daerah pedesaan atau daerah miskin, tidak mendapatkan
manfaat yang sama dari globalisasi ekonomi.

d. Ketergantungan pada Pasar Eksternal


Ketika ekonomi suatu negara terlalu tergantung pada pasar eksternal,
negara tersebut menjadi rentan terhadap fluktuasi ekonomi global. Krisis finansial
atau perubahan kebijakan luar negeri di negara lain dapat berdampak negatif pada
perekonomian Indonesia. Ketergantungan yang berlebihan pada ekonomi global
juga dapat mengurangi daya tawar negara dalam menentukan kebijakan ekonomi
yang sesuai dengan kepentingan nasional.

Penting untuk dicatat bahwa resistensi terhadap globalisasi ekonomi bukan berarti
penolakan terhadap seluruh konsep atau manfaat globalisasi. Namun, perlu adanya
kebijakan yang mendukung perlindungan dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta upaya
untuk mengurangi dampak negatif globalisasi pada sektor-sektor yang rentan di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, E. S. (2022). Perekonomian Indonesia ESPA4314. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Proborini Hastuti. (2018). Desentralisasi Fiskal dan Stabilias Politik Dalam Kerangka
Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia. SNKN 2018 | Simposium Nasional Keuangan
Negara: UPN “Veteran” Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai