Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Jenis Ujian : UAS

(UNINDRA) Nama : Muhammad Yahya


FAKULTAS PASCASARJANA NPM : 20237370135
SEMESTER GASAL T.A.2023/2024 Program Studi : PENDIDIKAN IPS
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Mata Kuliah : Landasan Pendidikan
Selatan Tlp.: (021) 78835283 – 7818718 ex .: Kelas/Semester : 1a / Semester 1
104
Dosen : Dr. Soeparlan Kasyadi
Ket: *) Coret/hilangkan yang tidak perlu
LEMBAR JAWABAN UAS MUHAMMAD YAHYA/20237370135

1. upaya anda untuk menghindari Learning loss :


➢ Orangtua memahami materi pembelajaran
Belajar secara online artinya dilakukan di rumah, yang artinya juga ada pengawasan penuh dari orang
tua kepada anak. Untuk menghindari learning loss, orang tua lebih baik juga ikut memahami materi
pembelajaran anak.
Ini akan sangat berguna supaya orang tua bisa lebih memantau proses pembelajaran anak selama sekolah di
rumah atau sekolah online. Yang bisa orang tua lakukan misalnya saat anak mendapat materi soal perkalian
atau pembagian, orang tua juga belajar memahami materi tersebut. Dengan itu, anak juga kalau ada kesulitan
bisa dibantu oleh orang tua di rumah.
➢ Berkomunikasi dengan guru di sekolah secara rutin
Komunikasi orang tua dengan guru di sekolah tetap harus lancar meski belajar dari rumah. Biasanya
setiap kelas memiliki satu grup chat yang berisi semua orang tua murid dan guru untuk menjadi tempat
bertukar informasi.
Grup chat ini harus dimanfaatkan orang tua untuk bertanya dan mendapat informasi. Bisa juga bertanya secara
pribadi untuk sama-sama mengetahui apa yang anak butuhkan di sekolah.
Kalau anak terlihat mengalami learning loss, sebagai orang tua harus mengomunikasikan dengan guru. Jangan
sampai keadaan anak jadi parah. Komunikasi dua arah antara orangtua dan guru yang baik akan menghasilkan
hasil yang baik juga untuk pembelajaran anak di sekolah.
➢ Guru lebih kreatif
Belajar secara online memang tidak mudah untuk sisi murid dan guru. Keleluasaan dalam kegiatan
belajar mengajar jadi menurun. Karena itu, sebagai tenaga pengajar, guru harus terus berinovasi dan
memberikan pembelajaran yang kreatif.
Murid akan memahami dan menyerap pembelajaran dengan lebih baik dengan kreativitas dan inovasi yang
guru buat. Misalnya dalam kegiatan membaca, kepedulian membaca sudah semakin menurun. Guru bisa
memotivasi siswa lebih lagi untuk lebih sering membaca lagi dengan hal-hal kreatif seperti memberi bacaan
yang seru dan menarik bagi murid.
➢ Sesekali adakan sekolah tatap muka (tetap dengan sejumlah pembatasan)
Mungkin kegiatan sekolah tatap muka masih agak riskan untuk dilakukan, tetapi sesekali boleh dicoba
dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan social distancing. Learning loss ini terjadi karena anak
kehilangan semangat karena tidak sekolah dengan interaksi dengan teman-teman atau guru-gurunya.
Maka dari itu, biarkan murid-murid bertemu 5-10 orang teman dan gurunya di sekolah untuk belajar tatap
muka. Tentunya ini hanya bisa dilakukan di sekolah yang berada di zona hijau atau kuning dan dengan murid
dan guru yang sehat dan hasil tes swab negatif Covid-19.
Datang ke sekolah juga hanya satu kali seminggu, hanya beberapa jam, dan untuk mengumpulkan tugas saja.
Ini akan sangat membantu menghindari anak usia sekolah mengalami learning loss.
➢ Pantau kondisi guru dan siswa secara psikologis
Sebagai tenaga pengajar, guru harus tetap memantau kondisi psikologis murid dan guru sendiri.
Pantau dan cermati kondisi psikologis karena kesehatan mental sangatlah penting dalam kelancaran
pembelajaran. Dengan keadaan psikologis murid dan guru yang sehat, maka learning loss tidak akan menjadi
semakin parah.
➢ Membangun suasana sekolah saat belajar online
Walaupun belajar jarak jauh secara online, akan lebih nyaman kalau membangun suasana belajar
seperti saat belajar di sekolah.
Untuk anak yang masih PAUD dan SD, orang tua bisa memperlakukan mereka seperti sedang ingin
berangkat ke sekolah.
Untuk yang sudah SMP dan SMA bisa membuat meja belajar seperti meja di kelas. Orang tua juga harus
memerhatikan anak kalau belajar dan bermain ada waktunya sendiri.

2. Aliran filsafat Pendidikan :


➢ Aliran filsafat Pendidikan Progresivisme
didirikan pada tahun 1918, muncul dan berkembang pada permulaan abad XX di Amerika Serikat.
Aliran Progresivisme lahir sebagai pembaharu dalam dunia filsafat pendidikan terutama sebagai lawan terhadap
kebijakan-kebijakan konvensional yang diwarisi dari abad XIX. Pencetus Aliran filsafat Progresivisme yang
populer adalah Jhon Dewey. Aliran filsafat Progresivisme bermuara pada aliran filsafat pragmativisme yang
diperkenalkan oleh William James (1842-1910) dan Jhon dewey (1859-1952) yang menitik beratkan pada
manfaat praktis. Dalam banyak hal, Progresivisme identik dengan pragmativisme. Filsafat Progresivisme
dipengaruhi oleh ide-ide filsafat pragmativisme yang telah memberikan konsep-konsep dasar dengan asas yang
utama, bahwa manusia bisa survive menghadapi semua tantangan hidup, manusia harus pragmatis dalam
memandang kehidupan
➢ Aliran filsafat Pendidikan Konstruktivisme
yang dikembangkan Jean Piaget dalam bidang pendidikan dikenal dengan nama kontruktivisme kognitif
atau personal contructivisme. Jean Piaget menyakini bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Aliran konstruktivisme adalah satu aliran filsafat yang
menekankan bahwa pengetahuan adalah kontruksi (bentukan). Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan (realitas), pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang.
Seseorang dapat membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk
pengetahuan. Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dan setiap kali akan mengadakan reorganisasi
karena adanya suatu pemahaman yang baru Dalam pandangan konstruktivisme, belajar adalah kegiatan aktif
dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik mencari sendiri makna yang dipelajari.
Hal ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada
dalam pikiran siswa. Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, memecahkan persoalan,
mencari jawaban, menggambarkan, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan
gagasan, dan lain-lain untuk membentuk konstruktif yang baru. Belajar, menurut teori belajar konstruktivistik
bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan
bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang
dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang
diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna
mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu
➢ Aliran filsafat Pendidikan humanistik
muncul pada pertengahan abad 20 sebagai reaksi teori psikodinamika dan behavioristik. Teori
Psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) yang berupaya menjelakan hakekat dan
perkembangan tingkah laku kepribadian. Model Psikodinamika yang diajukan Freud disebut dengan Teori
Psikoanalisis (analytic theory). Menurut teori ini tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi
didalam pikiran yang sering tanpa disadari oleh individu. Freud menyakini bahwa tingkah laku manusia lebih
ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologi yang tidak disadarinya. Kebutuhan-kebutuhan itu merupakan
inti kodrat manusia, sebagaimana kebutuhan peserta didik juga tidak jauh berbeda dengan kebutuhan manusia
pada umumnya. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru harus mengenal dan memahami jenis dan
tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan berbagai
aktivitas kependidikan, terutama aktivitas pembelajaran. Dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik,
guru dapat memberikan pelajaran setepat mungkin sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Mengutip
pernyataan Freire (2008: 116) yang menyatakan bahwa, sejatinya pendidikan adalah proses pemanusiaan
manusia. Pendidikan idealnya harus membantu peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi
yang lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh didalam masyarakatnya, bertanggung jawab, bersifat proaktif
dan kooperatif serta mengembangkan potensi yang ada. Dalam konteks humanisme, pendidik harus mendorong
peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas
prestasi yang tinggi, memberikan penghargaan atas prestasi yang mereka capai, betapapun kecilnya, baik
berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verbal. Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan
menumbuhkan perasaan sukses dalam diri peserta didik serta dapat mengembangkan sikap dan motivasi tinggi
untuk berusaha mencapai kesuksesan. Kalau terdapat peserta didik yang gagal tetap perlu diberi penghargaan
atas segala kemauan, semangat dan keberanian dalam melakukan suatu aktivitas.

3. Manfaat dan kegunaan Landasan Psikologis dan landasan Yuridis terhadap implementasi Pendidikan dalam
rangka pembentukan Karakter/ kepribadian anak didik yaitu :
➢ Manfaat dan kegunaan Landasan Psikologis terhadap implementasi Pendidikan dalam rangka pembentukan
Karakter/ kepribadian anak didik yaitu membantu guru dalam memahami karakteristik siswa secara emosional
untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat, sehingga menghasilkan proses belajar yang efektif dan
efisien. landasan yang dijadikan sebagai titik tolak dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi
tentang jiwa atau psikis manusia yang selalu mengalami perkembangan dari bayi hingga usia lanjut sehingga
dapat memudahkan pelaksanaan proses pendidikan.
➢ Manfaat dan kegunaan Landasan Yuridis terhadap implementasi Pendidikan dalam rangka pembentukan
Karakter/ kepribadian anak didik yaitu pendidikan nasional adalah perwujudan dari kehendak UUD 1945 pasal
31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31: 1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. 2.
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar pemerintah wajib membiyayainya. merupakan
pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah,
atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.

4. Ada tiga hal penting yang harus dilakukan guru yaitu menyiapkan siswa untuk mampu menciptakan pekerjaan
yang saat ini belum ada, menyiapkan siswa untuk menyelesaikan masalah yang belum ada, dan menyiapkan anak
untuk mampu menggunakan teknologi. Untuk mempersiapkan siswa menghadapi Era Teknologi Strategi
pembelajaran berpengarauh terhadap pola pikir dan apa yang akan dihasilkan siswa kelak nanti. Pemilihan
strategi pembelajaran mempunyai peranan penting dalam menyiapkan siswa menghadapi Era teknologi Adapun
lima strategi yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran yaitu:
➢ Membantu siswa dalam belajar
Proses pembelajaran yang terjadi adalah teacher center. Guru sebagai sumber informasi satu-satunya
di dalam kelas. Guru menjelaskan pembelajaran, siswa diberikan waktu untuk menyalin catatan di papan
tulis, siswa mengerjakan latihan soal, pembahasan, dan dilanjutkan dengan penilaian. Untuk anak yang
memperoleh nilai yang baik, mendapatkan apresiasi dari guru. Namun untuk siswa yang belum mendapat
nilai baik, belum ada tindakan khusus/ remedial dari guru. Adapun empat pilar pendidikan menurut Unesco
adalah:
1) Learning to do
Diharapkan siswa memahami pembelajaran, bukan hanya mengetahui.
2) Learning to know
Siswa diharapkan tidak hanya sebagai pendengar, namun juga mengimplementasikan informasi yang
diperoleh dengan praktik.
3) Learning to be
Setiap manusia diberikan bakat dan minat berbeda dengan orang lain. Siswa diharapkan mampu
menjadi diri sendiri. Mengucap syukur atas segala kelebihan dan kekurangan diri.
4) Learning to live together
Diharapkan hasil dari pembelajaran, siswa mampu hidup bersama dengan orang lain, mampu
menempatkan diri, saling menghormati, dan menghargai. Untuk membangun empat pilar pendidikan
tersebut, guru harus meningkatkan kualitasnya dengan memperkaya pengetahuan tentang metode
pembelajaran yang tepat. Pembelajaran teacher center belum memberikan konstribusi yang besar.
➢ Adanya kesempatan untuk berkembang dan berprestasi
Ukuran keberhasilan siswa biasa hanya dipandang dari angka yang diperoleh. Peringkat di kelas menandakan
prestasi yang didapatkan siswa. Tanpa disadari, manusia diciptakan Tuhan memiliki kecerdasan yang berbeda.
ada sembilan kecerdasan majemuk, meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis, kecerdasan ruang,
kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
naturalis, dan kecerdasan eksistensial. Guru bisa mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa saat
pembelajaran di kelas. Pemberian stimulus dan pengarahan guru mampu merangsang kecerdasan siswa akan
meningkat sehingga siswa diberikan kesempatan uktuk berkembang dan berprestasi sesuai kecerdasan yang
dimilikinya.
➢ Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Pendidikan karakter harus dikembangkan sedini mungkin. Penanaman karakter tidaklah mudah dan
membutuhkan waktu yang lama. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan
revitalisasi dari pendidikan karakter dari tahun 2010. PPK dinilai penting dikembangkan di dalam dunia
pendidikan. Hal ini dikarenakan, bahwa PPK memiliki peranan penting seperti ancaman keutuhan dan masa
depan bangsa, menghadapi tantangan global, dan membentuk etika pada siswa. Kunci penerapan PPK terletak
pada pembiasaan (habit) di sekolah. Guru memiliki peranan besar dalam penanaman pendidikan karakter.
➢ Melek teknologi
Era Revolusi Industri 4.0 menuntut sebagian besar orang memahami akan arti pentingnya teknologi.
Teknologi yang ada memberikan banyak pengaruh yang baik dalam kehidupan. Pemanfaatan teknologi yang
tepat dalam pembelajaran memberikan tambahan pengetahuan yang baik kepada guru untuk ditransfer ke
siswa. Sebaiknya guru mampu memanfaatkan fasilitas teknologi seperti dengan pencarian bahan ajar yang
lebih menarik sehingga siswa bersemangat mengikuti pembelajaran. Selain untuk pencarian bahan ajar, guru
bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendukung pembelajaran dengan cara menjadi blogger.
Hal ini akan membantu siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan. Selain itu, siswa mampu
mengulang materi yang diberikan guru dimana saja siswa berada dan kapanpun siswa mau. Tentunya
didukung dengan fasilitas yang memadai. Guru harus memberikan pengertian kepada siswa untuk
menggunakan teknologi untuk hal yang baik.
➢ Menjadi guru efektif
Guru efektif adalah guru yang selalu berpikir bagaimana cara menjadi lebih baik. Guru efektif bukan
hanya mengetahui pelajaran, namun bagaimana guru mampu menyampaikan kepada siswa dengan baik.
Dengan cara pikir guru mau menjadi lebih baik, guru akan mencari solusi apabila dalam pembelajaran, ilmu
yang ditransfer ke siswa belum sepenuhnya dipahami. Adapun karakteristik guru efektif yaitu (1) memiliki
rasa simpati yang tinggi, melayani, dan menganggap bahwa siswa merupakan anak sendiri, (2) ikhlas dalam
memberikan ilmu dan tidak meminta balasan dalam bentuk apapun, (3) memberikan tanggung jawab kepada
siswa (tugas) berdasarkan porsi setiap siswa, (4) memberikan nasehat apabila siswa melakukan pelanggaran,
(5) semua ilmu memiliki kedudukan yang sama, (6) tidak memaksakan siswa untuk mencapai target yang
telah ditentukan, (7) pemberian bahan ajar yang lebih sederhana untuk anak yang belum bisa memahami
pelajaran dengan baik.

5. Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kultural atau kebudayaan. Hal itu dikarenakan kultural
dapat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang tidak didasari oleh kultural atau
kebudayan akan menyebabkan peserta didik kehilangan budaya atau ciri khasnya. Di zaman yang serba digital
seperti sekarang ini hal tersebut dapat menyebabkan remaja dapat terbawa oleh arus dari budaya luar yang dapat
menyebabkan budaya asli Indonesia sendiri menjadi terkikis atau bahkan hilang. Maka dari itu peran landasan
kultural sangat penting di dalam pelaksanaan pendidikan adalah menjadikan peserta didik yang memiliki
pemahaman yang luas akan budaya atau ciri khas bangsanya. Remaja merupakan suatu masa kehidupan manusia
yaitu peralihan dari anak anak menuju dewasa. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan fisik ataupun
perubahan mental yang dialami oleh remaja yang bersangkutan. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah
memberikan wawasan yang cukup dan luas bagi penulis tentang pentingnya peran landasan kultural terhadap
proses pelaksanaan pendidikan bagi remaja. Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah metode
penelitian literatur. Semakin tinggi suatu pendidikan maka semakin tinggi pula nilai kebudayaannya dan
sebaliknya semakin tinggi budaya semakin tinggi pula pendidikannya. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan kebudayaan
dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal.
6. beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah pendidikan:
1) Membuat program wajib belajar.
2) Mengadakan pelatihan terhadap guru-guru agar memiliki kompetensi mengajar yang berkualitas.
3) Menerapkan kebiasaan gemar membaca di seluruh wilayah Indonesia.
4) Menciptakan perpustakaan gratis di seluruh wilayah Indonesia, terutama pada wilayah yang terisolasi.
5) Menciptakan sekolah gratis yang terstandarisasi internasional di seluruh wilayah Indonesia.

Pendidikan adalah salah satu hal penting yang ada pada suatu negara di mana pendidikan yang berkualitas akan
menghasilkan warga negara yang berkualitas. Hal ini bisa terjadi karena sumber daya manusia yang
berpendidikan diyakini memiliki keahlian, keterampilan, hingga etos kerja yang baik sehingga memiliki daya
saing tinggi di tengah persaingan global. Di Indonesia, salah satu masalah yang terjadi adalah adanya kesenjangan
pendidikan di mana pulau Jawa memiliki tingkat pendidikan yang tinggi namun daerah Indonesia Timur yang
cenderung lebih rendah. Maka dari itu, salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah mendirikan sekolah gratis
yang berkualitas di seluruh wilayah Indonesia.
solusi dan upaya dalam mengatasi kualitas pendidikan di sekolah 3T (Terdepan, Terpencil, dan
Tertinggal). Salah satunya adalah memberikan dana BOS untuk sekolah di daerah yang tertinggal dan
memperioritaskan distribusi TIK ke daerah-daerah tesebut. untuk ke depannya Kemendikbud harus mengubah
sistem karier guru, sehingga nantinya guru-guru yang mengajar di daerah pelosok akan mendapat bonus dari sisi
karier. Bagaimana realisasinya? Solusi yang diberikan oleh pemerintah melalui dana BOS tidak begitu dirasakan
dampaknya oleh sekolah-sekolah di daerah terpencil. Seharusnya pemerintah tidak hanya memberi anggaran
untuk memperbaiki masalah, tetapi juga harus memperhatikan bahwa anggaran tersebut sudah tersebar dengan
merata sampai ke pelosok daerah serta memantau pengunaan dana tersebut agar semua sekolah yang ada di
Indonesia memiliki fasilitas yang cukup untuk menaikkan mutu Pendidikan Indonesia. Masalah mengenai
pendidikan harus diperbaiki di Indonesia. Baik dari pemerintah maupun masyarakat, serta peserta didik yang
menjadi tokoh penting untuk melakukan perubahan pendidikan di Indonesia. Hal ini dilakukan agar dapat
terciptanya sumber daya manusia yang unggul sehingga diharapkan dapat bersaing dalam skala internasional. Hal
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pendidikan adalah memberikan sosialiasi terhadap
masyarakat mengenai urgensi pendidikan, mewajibkan menempuh pendidikan selama 12 tahun, memperbaiki
kualitas guru, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah terpencil, terutama di sekolah yang berada
di daerah pelosok yang sulit untuk mendapat perhatian.

Anda mungkin juga menyukai