Anda di halaman 1dari 9

NAMA: WA ODE N.I.

APRILIANI ILKHAIDIS

NIM: 202303102

KELAS: B23 ARS

1. EVOLUSI

Evolusi adalah perubahan secara perlahan-lahan dan bertahap yang berlangsung dalam
waktu sanagat lama. Evolusi menghasilkan perubahan bentuk menjadi lebih baik atau lebih
kompleks.

Teori evolusi ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin yang dilansir dari
Britannica, ia menerbitkan teori evolusi melaluai bukunya berjudul On the Origin of Species.
Berdasarkan hasil pemikirannya tersebut, Charles Darwin di kenal sebagai Bapak Evolusi.

Teori Evolusi Darwin

Dalam bukunya, Charles Darwin mengemukakan pendapat bahwa evolusi terjadi karena
seleksi alam. Darwin juga berpendapat, makhluk hidup berevolusi sebagai bentuk adaptasi
terhadap lingkungannya.

Mengutip Modul Kemdikbud Tema 16: Mutasi Genetik dan Teori Evolusi, fakta-fakta
yang mendukung pemikiran Darwin mengenai evolusi adalah:

1. Terdapat variasi dalam populasi makhluk hidup yang umumnya dapat diwariskan. Hal ini
terbukti dari hasil pengamatan tidak ada dua individu dari satu spesies sama yang memiliki
ciri sama persis.

2. Spesies memiliki kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang banyak. Pada dasarnya,
makhluk hidup berkembangbiak untuk mempertahankan kelestarian hidupnya.

3. Sumber daya alam di bumi terbatas. Hal ini menyebabkan terjadinya kompetisi untuk
bertahan hidup di antara keturunan pada setiap generasi.

4. Proses ini berlangsung dari generasi ke generasi. Populasi lambat laun beradaptasi lebih
baik terhadap lingkungannya dan hanya individu yang sesuai yang akan bertahan. Proses ini
dikenal dengan 'survival of the fittest'.

Faktor Pendukung Terjadinya Evolusi


Evolusi dapat terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam. Variasi genetik
pada dasarnya terjadi karena adanya mutasi gen, rekombinasi gen, hanyutan gen, dan aliran
gen.

Masih mengutip dari Modul Kemdikbud Tema 16: Mutasi Genetik dan Teori Evolusi, berikut
ini penjelasannya.

1. Mutasi Gen
Mutasi adalah perubahan yang terjadi mendadak dalam kromosom. Mutasi
menyebabkan terbentuknya variasi sifat-sifat dalam suatu populasi.

Kemudian, terjadilah seleksi alam yang menghasilkan organisme dengan sifat adaptif
terhadap lingkungannya. Mutasi gen sifatnya dapat menguntungkan atau merugikan bagi
kelestarian spesies.

Mutasi menguntungkan jika menghasilkan spesies yang adaptif terhadap lingkungannya.


Sebaliknya, mutase merugikan jika menghasilkan spesies yang tidak adaptif terhadap
lingkungannya.

2. Rekombinasi Gen

Rekombinasi gen adalah peristiwa pembentukan susunan gen baru. Rekombinasi gen
dapat terjadi saat peristiwa pindah silang pada fase profase I dari meiosis I.

3. Hanyutan Genetik

Hanyutan genetik merupakan peristiwa perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi.
Hal ini terjadi karena adanya populasi kecil yang berpisah dari populasi asalnya. Akibatnya,
akan ada gen-gen tertentu yang memiliki jumlah banyak, sedikit, atau bahkan menghilang dari
populasi.

4. Aliran Gen

Aliran gen merupakan peristiwa pertukaran gen antar populasi yang disebabkan oleh
proses imigrasi dan emigrasi pada populasi. Sebagai contoh, seekor kumbang merah
melakukan imigrasi ke populasi kumbang cokelat.

Kemudian, apabila terjadi perkawinan, akan ada gen baru pada populasi kumbang cokelat.

Contoh Evolusi

Kuda diyakini memiliki tubuh yang kecil dan memiliki lima jari pada jutaan tahun lalu.
Namun, saat ini kita bisa melihat kuda berukuran besar dengan satu jari.
Nah, perubahan lima jari menjadi satu tentu tidak terjadi secara langsung, tetapi terjadi secara
bertahap menyesuaikan dengan lingkungannya.

Contoh lainnya, jerapah terlahir dengan bentuk fisik yang beragam, ada yang leher panjang,
ada juga yang berleher pendek. Untuk bertahan hidup, jerapah akan memakan daun yang
berada di puncak pohon.

Hal tersebut tentu membuat jerapah berleher pendek kesulitan dan akhirnya tidak dapat
bertahan hidup. Sementara jerapah leher panjang dapat beradaptasi dan bertahan hidup.

Dengan demikian, seperti yang dikemukakan oleh Charles Darwin, kuda dan jerapah
berevolusi karena seleksi alam.

2. SOSIALISASI
pengertian sosialisasi adalah suatu proses interaksi dan pembelajaran yang dilakukan
seorang manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya di dalam suatu budaya masyarakat.
Sedangkan, pengertian sosialisasi secara sempit berarti sebuah proses pembelajaran dari
manusia agar dapat mengenali lingkungan yang kelak akan ia hidupi, baik lingkungan fisik
ataupun sosial.

Secara umum, pengertian sosialisasi adalah suatu proses belajar-mengajar dalam


berperilaku di masyarakat. Beberapa orang juga mengatakan bahwa sosialisasi adalah proses
penanaman nilai, kebiasaan, dan aturan dalam bertingkah laku di masyarakat dari satu
generasi ke generasi lainnya. Dalam proses sosialisasi sendiri, manusia disesuaikan dengan
peran dan status sosial masing-masing di dalam kelompok masyarakat.

Dengan adanya proses sosialisasi, maka seseorang bisa mengetahui, memahami


sekaligus menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing sesuai
budaya masyarakat. Selanjutnya, dalam proses pengenalan hak dan kewajiban seorang
manusia dewasa, setiap individu atau manusia perlu melakukan sosialisasi untuk mempelajari
dan mengembangkan pola-pola perilaku sosial bersama anggota masyarakat lainnya.

Pengertian Sosialisasi Menurut Para Ahli

Supaya lebih memahami apa arti sosialisasi, berikut ini adalah beberapa pendapat para
ahli tentang sosialisasi:

1. Soejono Dirdjosisworo
Soejono Dirdjosisworo mengungkapkan bahwa pengertian sosialisasi memuat tiga arti,
yaitu Proses belajar; yaitu suatu proses akomodasi dimana manusia menahan, mengubah
impuls- impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.

Kebiasaan; dalam bersosialisasi setiap manusia mempelajari sikap, ide-ide, kebiasaan, pola-
pola nilai dan tingkah laku, serta ukuran kepatuhan tingkah laku di dalam masyarakat di
lingkungan ia hidup.

Sifat dan kecakapan; proses sosialisasi mengajarkan manusia untuk merangkai dan
mengembangkan dari semua sifat dan kecakapan sebagai suatu kesatuan dalam diri seseorang.

2. Charlotte Buhler

Menurut Charlotte Buhler, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses belajar dan
menyesuaikan diri untuk membantu anggota masyarakat dalam memahami bagaimana
bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya. Ia juga berpendapat bahwa
sosialisasi bertujuan agar anggota masyarakat dapat berperan dan berfungsi dalam kelompok
tersebut.

3. Peter L. Berger

Menurut Peter L. Berger, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang
anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

Syarat terjadinya sosialisasi

Sosialisasi dalam masyarakat pada akhirnya membuat masyarakat menjadi mampu


berpartisipasi dalam kepentingan kehidupan masyarakat dan mewariskan sesuatu kepada
generasi selanjutnya.

Ada beberapa faktor yang dapat membuat sosialisasi terjadi, yaitu:

1. Apa yang disosialisasikan adalah sebuah informasi yang diberikan kepada masyarakat berupa
nilai, norma, dan peran.

2. Menjelaskan cara mensosialisasikan dengan melibatkan proses pembelajaran.

3. Siapa saja yang mensosialisasikan. Pihak yang mensosialisasikan bisa jadi adalah institusi,
media massa, individu, dan kelompok.

Fungsi sosialisasi

Sosialisasi memiliki fungsi umum yang dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni:
1. Sudut pandang individu

Sosialisasi memiliki fungsi bahwa setiap individu membutuhkan sarana pengenalan,


pengakuan, dan penyesuaian diri terhadap nilai-nilai, norma, dan struktur sosial. Atas dasar
tersebut, seorang individu bisa diterima oleh masyarakat karena mampu menjadi anggota
masyarakat yang baik.

2. Kepentingan masyarakat

Sosialisasi mempunyai fungsi dari masyarakat sebagai sarana pelestarian,


penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma sosial. Nilai dan norma terpelihara
dari generasi ke generasi dalam masyarakat dapat menjadi ciri khas atau karakteristik dari
masyarakat tersebut.

Tujuan sosialisasi

Apabila fungsi sosialisasi dalam sebuah masyarakat sudah berjalan, secara signifikan
tujuan sosialisasi dapat terwujud. Berikut adalah tujuan sosialisasi yang perlu diketahui:

1. Setiap individu mendapatkan hak hidup dengan baik di tengah-tengah masyarakat, hal itu
terjadi selama individu tersebut mampu menghayati nilai dan norma dalam kehidupan.

2. Setiap individu dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan budaya yang dimiliki oleh
masyarakat. Individu tersebut berarti sudah bisa dikatakan memenuhi harapan masyarakat.
Dalam lingkup masyarakat yang terikat kuat dengan budaya, anggota masyarakat harus bisa
mengaplikasikannya sebagai perilaku dan kebiasaan.

3. Setiap individu dapat menyadari dan memahami peran dan posisinya dalam masyarakat.
Hal itu akan membuat individu tersebut dapat berperan aktif dan positif dalam kehidupan
sehari-hari.

4. Setiap individu mampu menjadi anggota masyarakat yang baik sesuai nilai dan norma
dari masyarakat.

5. Keutuhan masyarakat bakal terwujud dan selalu terpelihara apabila setiap anggota
masyarakat memiliki berinteraksi yang baik. Interaksi yang baik adalah interaksi yang
berdasarkan pada pemenuhan peran masing-masing sebagai sesama anggota masyarakat.

Agen Sosialisasi
Mengacu pada pengertian sosialisasi, sosialisasi dapat terjadi apabila memiliki
perantara atau media. Perantara itu biasanya disebut sebagai agen sosialisasi. Berikut ini adalah
empat agen sosisalisasi:

1. Keluarga

Media sosialisasi yang pertama kali diterima oleh setiap individu adalah keluarga.
Interaksi dalam keluarga yang biasanya terdiri dari ayah, ibu, saudara, dan lain-lain merupakan
tempat yang tepat untuk individu dalam mengenal dunia sekitarnya. Contoh sosialisasi di
keluarga bisa dilihat ketika makan malam bersama, ketika menonton tv bersama, hingga ketika
diskusi keluarga. Orang tua cenderung menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui oleh anak-
anaknya, seperti nasihat atau arahan tentang cara berperilaku di sekolah maupun di masyarakat.

2. Teman

Setelah keluarga, proses sosialisasi terjadi melalui jalinan pertemanan. Interaksi anak-anak
bersama teman sebayanya dapat menjadikan proses sosialisasi. Yang mana, interaksi tersebut
dapat membuat anak sekaligus temannya dapat mempelajari nilai dan norma yang baru. Contoh
sosialisasi yang sering terjadi di lingkungan pertemanan seperti bermain, bercanda, bekerja
sama, dan lain sebagainya.

3. Sekolah

Setelah individu mengalami pertumbuhan, ia akan dihadapkan pada tempat sosialisasi yang
lebih besar yaitu lembaga pendidikan atau sekolah. Lembaga pendidikan merupakan tempat
yang memberikan pengaruh paling besar dalam bersosialisasi bagi semua orang. Sekolah
memiliki tempat dan lingkungan yang sangat mendukung bagi semua orang untuk belajar dan
melatih keterampilan serta kemandiriannya. Selain itu, interaksi di sekolah yang sangat kuat
membuat sosialisasi ini memberikan dampak yang sangat besar bagi hidup individu di masa
yang akan datang. Contoh sosialisasi yang terjadi di sekolah yaitu saat seorang guru
berinteraksi dengan para siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya itu, sosialsasi
juga sering terjadi ketika para siswa bertanya pada guru atau mengungkapkan pendapat tentang
pelajaran di sekolah.

4. Media Massa

Media massa juga dapat menjadi tempat terjadinya proses sosialisasi. Media massa
dapat memberikan informasi-informasi baru yang belum diketahui, baik itu positif ataupun
negatif. Di era digital sekarang, media massa menjelma menjadi media sosial yang tersaji di
dalam gawai setiap orang. Tidak dapat dipungkiri, media sosial ini akan menjadi agen
sosialisasi paling berpengaruh di masa yang akan datang.
Banyaknya informasi yang tercipta, baik itu dari media massa maupun dari media
sosial seperti instagram, twitter, youtube, tiktok dan lain sebagainya terbukti sangat dinikmati
oleh para generasi muda dan beberapa generasi tua yang masih melek teknologi. Namun,
melimpahnya berita bisa menjadi baik dan juga bisa menjadi buruk. Oleh karena itu, sangat
perlu kebijaksaan dalam memanfaatkan teknologi sosial media yang sekarang sedang
digandrungi masyarakat.

3. ADAPTASI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN


Manusia sebagai makhluk hidup mempunya keterkaitan dengan lingkungan
sekitarnya. Lingkungan ini juga mempengaruhi dengan karakternya sebagai manusia. Hal inilah
yang memyebabkan perbedaan kebiasaan yang dihasilkan manusia karena pengaruh lingkungan
yang berbeda. Perbedaan lingkungan memaksa manusia dan makhluk hidup lain melakukan
Adaptasi demi menjaga danmenyesuikan cara hidupnya dengan lingkungan sekitarnya

Jika kita tinjau, maka lingkungan yang mempengaruhi pola perilaku manusia ada
berbagai bentuk. Lingkungandisini mengacu pada lingkungan terdekat kita manusiadi mana
semu akomponen hidup dan tidak hidup berdampingan . Lingkungan yang dimaksud bisa
lingkungan sosial, alam atau buatan. Dalam Ensiklopedi Indonesia, lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada diluar suatu organisme (manusia) yang meliputi : 1. Lingkungan mati
(abiotik),yaitu lingkungan di luar suatu oragnisme yang terdiri dari benda atau faktor alam yang
tidak hidup , seperti bahan kimia,suhu, cahaya,gravitasi, atmosfer dan lainnya. 2. Lingkungan
Hidup (Biotik) yaitu lingkungan yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan ,hewan,
dan manusia.

Ensiklopedi Amerika , menyatakan bahwa lingkungan adalah faktor faktor yang membentuk
lingkungan sekitar organisme, terutama komponen komponen yang mempengaruhi perilaku,
reprduksi dan kelestarian organisme (makhluk hidup)

Adaptasi aktivitas manusia yang berkaitan dengan kondisi geografis lingkungan, biasanya
terlihat dari mata pencaharian, kebiasaan, jenis makanan dan juga cara berpakaian. Berikut
adalah contoh aktivitas manusia yang berkaitan dengan kondisi geografis lingkungan:.

1. Pertanian

Pertanian berbagai tumbuhan bergantung pada kondisi geografis lingkungan. Dilansir


dari Food and Agriculture Organization of the United Nations, pertumbuhan tanaman
bergantung pada curah hujan, faktor iklim (seperti sinar matahari, suhu, dan kelembaban), juga
faktor non-iklim (seperti jenis tanah dan unsur hara di dalamnya). Jenis tumbuhan yang ditanam
bergantung pada faktor geografis. Misalnya tumbuhan seperti strawberi dan kentang harus
ditanam di daerah dataran tinggi yang dingin, sedangkan tumbuhan seperti gandum dan bawang
harus didataran rendah yang lebih panas.

2. Memancing

Memancing juga kegiatan manusia yang berkaitan dengan kondisi geografis


lingkungannya. Memancing ikan hanya bisa dilakukan di lanskap geografis perairan. Ikan air
tawar (seperti ikan mas, lele, nila, dan gurame) hanya bisa dipancing di perairan air tawar
seperti danau, rawa, dan sungai. Adapun memancing ikan air asin (seperti tuna, salmon, kakap,
teri, dan cakalang) harus dilakukan di perairan asin seperti danau air asin, rawa air asin, teluk,
pantai, dan juga lautan.

3. Jenis makanan

Jenis makanan yang dimakan manusia juga dipengaruhi oleh kondisi geografis
lingkungannya. Misalnya orang yang tinggal di negara kepulauan lebih sering memakan
makanan laut yang segar karena makanan laut berlimpah dan juga dapat diakses melalui jarak
yang dekat dengan pantai.

4. Cara berpakaian

Dilansir dari National Geographic, manusia beradaptasi dengan lingkungan fisik


(kondisi geografis) yang berbeda, misalnya jenis pakaian. Manusia yang tinggal di pantai
cenderung menggnakan baju yang tipis karena cuaca yang panas, manusia yang tinggal di
gurun cenderung mengenakan baju tertutup karena menghindari debu pasir, dan manusia yang
tinggal di daerah bersalju cenderung mengenakan baju yang tebal untuk menghangatkan tubuh.
Kondisi geografis lingkungan berpengaruh pada cara berpakaian. Manusia menyesuaikan
pakaiannya agar bisa beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan tempat
tinggalnya.Kebiasaan

Kondisi geografis lingkungan juga mempengaruhi kebiasaan hidup manusia.


Misalnya, di lanskap geografis yang kering dan panas, manusia menggunakan pendingin di
rumahnya. Sedangkan yang hidup di kondisi geografis yang dingin, menggunakan pemanas di
rumahnya. Daerah dengan ketersediaan air yang berlimpah, orangnya cenderung menggunakan
air dengan leluasa. Sedangkan, orang yang hidup di daerah kering, cenderung lebih menghemat
air dan harus mendapatkan air dengan cara yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai