138-Article Text-2069-1-10-20230117
138-Article Text-2069-1-10-20230117
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
Abstrak
Setiap tahap proses perkembangan manusia memiliki kebutuhan yang tidak sama pada
setiap tingkatannya. Seperti pada tahap anak-anak usia dasar, usia remaja, usia dewasa
dan usia tua. Pada anak usia dasar mulai usia 6-12 tahun kebutuhan-kebutuhan yang
harus dipenuhi sangat bergantung terhadap orang lain (orang tua, kakak, guru, teman dan
lain sebagainya) karena mereka belum mampu memenuhi kebutuhannya secara personal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan anak usia dasar dan implikasinya
terhadap penyelenggaraan pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif jenis library research. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan anak usia
dasar meliputi beberapa aspek, terpenting orang tua maupun guru harus memahami
tingkat Kebutuhan anak usia dasar karena hal ini sangat berkaitan dengan proses
pendidikan anak itu sendiri.
Abstract
Every stage of human development process has unequal needs at each level. Same as stage of
children of basic age, adolescence, adulthood and old age. In children aged 6-12 years , the
needs that must be complied depend on other people (parents, siblings, teacher, friends, etc
because they have not been able to comply their needs personally. This study aims to analyze
the needs of basic children’s age and their implications for applaying of education. The
research method used is a qualitative research method of library research. Based on the
result of the analysis of the needs of basic children’s age covering several aspects, yhe most
important thing is that parents and teachers must understand the level of needs of basic
children’s age because this is closely related to the educational process of the child it self.
161
162 Ibtida’, Volume 01, No. 02, Nopember 2021, Hal. 161-180
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
penulis menggunakan metode content pihak luar dalam hal ini manusia dan
analysis. alam.
Penulis memahami bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN kebutuhan merupakan sesuatu yang
Teori Kebutuhan Dasar Manusia sangat subtansial yang sudah menjadi
Manusia mempunyai bagian dari diri manusia sejak
kebutuhan-kebutuhan yang wajib dan dilahirkan untuk memenuhi
mendasar untuk dipenuhi sebagai kesesuaian hidup yang normal hingga
upaya untuk dapat bertahan hidup meninggal dunia. Semua manusia
dan mewujudkan kehidupan yang dilahirkan dengan kebutuhan-
nyaman, senang dan sejahtera. kebutuhan instinktif yaitu suatu
Kebutuhan merupakan sesuatu yang kebutuhan-kebutuhan universal yang
sangat dibutuhkan oleh manusia mendorong manusia tumbuh dan
untuk dapat mencapai kesejahteraan, berkembang, untuk
sehingga bila kebutuhan tersebut ada mengaktualisasikan dirinya dan untuk
yang tidak atau belum terpenuhi maka menjadikan semuanya sejauh
pastilah manusia akan merasa kurang kemampuan dasar yang dimiliki (Mif,
sejahtera (Heru, 2017). Selaras 2008). Jadi, jelas bahwa setiap
dengan pendapat (Afrooz, 1966), individu membawa potensi
Kebutuhan adalah A natural pertumbuhan, kondisi fisik dan
requirement which should be satisfied kesehatan yang berbeda sejak
in order to secure a better organic dilahirkan. Sehingga, disamping
compatibility (Desmita, 2017). Artinya kondisi sosial atau lingkungan, potensi
adalah kebutuhan merupakan suatu bawaan juga memberikan pengaruh
keperluan/syarat alamiah yang harus yang signifikan dan dapat menentukan
terpenuhi untuk menjamin kebaikan, keberhasilan dari pada aktualisasi diri
kesenangan dan kesejahteraan seseorang. Akan tetapi manusia
seseorang sesuai dengan keinginan memiliki kecenderungan untuk
dirinya. Kebutuhan sebagai satu mencapai kebutuhan-kebutuhan yang
subtansi seluler yang harus dimiliki penuh makna dalam hidupnya dan
oleh organisme, agar organisme memberikan suatu kepuasaan yang
tersebut tetap sehat (Chaplin, 2002). membuat dirinya merasa nyaman dan
Lebih umum Chaplin menyebutkan tentram.
bahwa kebutuhan adalah segala Kebutuhan biasanya akan
kekurangan dan ketiadaan atau muncul ketika seseorang merasa
ketidaksempurnaan yang dirasakan memiliki kekurangan dalam dirinya
seseorang, sehingga merusak dan sesegara mungkin berusaha untuk
kesejahteraan (Desmita, 2017). memenuhi kekurangan tersebut.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat Kondisi demikian, apabila kekurangan
diperoleh secara pribadi maupun dari yang dirasakan itu tidak segera
tertutupi maka akan mengganggu
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
dari orang lain seperti Orang tua, sekian banyak kebutuhan manusia
kakak, adik, nenek, kakek, guru, teman adalah kebutuhan untuk
dan lainnya, pada usia dasar anak mempertahankan hidupnya secara
memiliki kekuatan dan kemampuan fisik. Kebutuhan fisiologis adalah
yang masih terbatas. Oleh sebab itu, sejumlah kebutuhan yang paling
sebagai pihak eksternal, orang tua, mendesak dan menjadi prioritas
seorang guru dan sebagai orang yang utama dalam pemenuhannya
lebih dewasa perlu mengetahui dan karena berkaitan dengan
memahami jenis dan tingkat kelangsungan hidup dan kondisi
kebutuhan peserta didik yang dalam fisik anak. Sebagaimana dalam
hal ini anak usia dasar. Termasuk Islam, manusia dalam konsep al-
kebutuhan rasa ingin tahu atau Basyr yaitu sebagai mahluk yang
kebutuhan belajar yang dapat memiliki unsur biologis yang
dipahami pada perinsipnya membutuhkan makanan dan
merupakan manifestasi pemenuhan minuman dapat bertahan hidup
kebutuhan-kebutuhan anak. (Muallimin, 2017). Kebutuhan
Tujuannya, supaya dapat dengan fisiologis meliputi oksigen untuk
mudah membantu memenuhi bernafas, makanan, minuman,
kebutuhan dasar anak sesuai dengan sandang, tempat tinggal, seks, tidur,
taraf perkembangannya, baik di buang air besar atau air kecil,
lingkungan keluarga, di sekolah dan di menghindari bahaya dan penyakit,
lingkungan masyarakat. istirahat dan lain-lain. Manusia
Teori kebutuhan dasar Maslow yang lapar akan selalu termotivasi
membangun suatu teori yang dikenal untuk makan, bukan untuk
dengan hierarki kebutuhan hierarchy melakukan hal lain, meskipun
of need. Teori hierarki kebutuhan secara nyata masih merasakan
dasar, terdapat lima tingkatan, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, rasa
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan nyaman dan kebutuhan lainnya.
rasa aman dan perlindungan, Manusia akan mengabaikan semua
kebutuhan akan rasa kasih sayang dan kebutuhan lain sampai kebutuhan
memiliki, kebutuhan akan fisiologisnya terpenuhi dan
penghargaan (harga diri) dan terpuaskan. Maka jelas bahwa
kebutuhan akan aktualisasi diri (King, kebutuhan dasar fisiologis ini
2014). Berdasarkan hasil analisis, merupakan kebutuhan terkuat dari
berikut ini deskripsi mengenai semua kebutuhan.
kebutuhan-kebutuhan anak usia Pada kondisi normal anak
dasar: usia dasar, kebutuhan akan
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis makanan dan minuman tidak
(Pysiological Needs) sebanyak sebagaimana kebutuhan
Kebutuhan yang paling orang dewasa. Anak pada usia (6-
dasar dan paling kuat diantara 10 tahun) cenderung makan dan
168 Ibtida’, Volume 01, No. 02, Nopember 2021, Hal. 161-180
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
secara bebas. Pada usia 6-9 tahun, sebagai orang tua, guru dan orang
anak sangat cepat tertarik dengan dewasa mesti mengenal dan
sesuatu yang unik dan memahami kepribadian, bakat dan
menyenangkan. Ego mereka masih keterampilan yang dimiliki anak
sangat tinggi, mereka tidak bisa serta memberikan kebebasan
dipaksa untuk melakukan sesuatu berekspesi kepada anak tanpa
yang tidak mereka sukai dan pola mengkesampingkan batas normal,
pikir anak belum bisa kewajaran, dan tidak
mempertimbangkan sesuatu secara membahayakan. Pemahaman
matang, apakah sesuatu itu terhadap bakat anak juga dapat
berdampak baik, berbahaya, membantu orang tua dan guru
merugikan dan sebagainya. dalam menyusun program
Misalnya, ketika hujan, anak-anak pembinaan anak, seperti
melihat orang-orang sedang mandi memfasilitasi hobi anak, benda-
hujan, maka mereka akan cepat benda yang disenangi, kegiatan-
teratrik dan memaksakan diri kegiatan individu yang disenangi
untuk mandi meskipun dalam dan membantu mewujudkan masa
keadaan yang kurang sehat. Ketika depan anak yang berprestasi.
ia dilarang, mereka akan
melakukan berbagai macam cara, Analisis Kebutuhan Anak Usia
seperti menangis bahkan Dasar dan Implikasinya dalam
mengamuk, agar tetap diizinkan. Penyelenggara Pendidikan
Begitu juga di waktu belajar, ketika Setiap tahapan perkembangan,
anak ribut atau berdebat dengan manusia mempunyai karakteristik
temannya, maka akan sangat sulit yang khas dan tugas-tugas
untuk didiamkan dan ketika diam, perkembangan tersendiri yang
itupun hanya dengan durasi waktu bermanfaat sebagai petunjuk arah
yang singkat, kemudian anak akan perkembangan yang normal. Tugas-
kembali mengulangi kejadian yang tugas perkembangan tersebut juga
sama. sangat berhubungan dengan
Ekspresi anak tidak bisa pendidikan yang diterima oleh
dipaksakan atau diatur sedemikan individu dan harus dipahami oleh para
rupa, mereka cenderung bebas penyelenggara pendidikan.
berekspresi sesuai dengan apa yang Pendidikan menentukan tugas apakah
mereka sukai dan sulit untuk yang dapat dilaksanakan seseorang
dilarang. Jika seorang anak dilarang pada masa-masa tertentu. Menurut
melakukan sesuatu dengan (Monks dkk., 1998) Konsep diri dan
paksaan, maka akan membuat anak harga diri akan turun bila seseorang
marah dan frustasi yang akan tidak melaksanakan tugas
berdampak terhadap kerusakan perkembangannya dengan baik,
mental anak. Oleh karenanya, karena individu tersebut akan
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
kemampuan yang mereka miliki di depan Eileen, A. & Lynn R., M. Profil
orang lain. Anak sering kali melakukan Perkembangan Anak : Prakelahiran
suatu tindakan sesuai dengan kehendak Hingga Usia 12 Tahun.
mereka dan mengekspresikan diri secara
bebas. Feldman, D., R., Old, S.,W., S. & Papalia, E.,
D. (2008). Human Dovelopment
DAFTAR PUSTAKA (Psikologi Perkembagan) : Bagian I
s/d IV (A. K. Anwar, Penerjemah).
Abraham H. Maslow, (2010). Motivation
Jakarta : Kencana Prenada Media
and Personality. Jakarta:Rajawali.
Group.
Alsa, A., & Yunus St. N. (2016). Peranan
Feldman, Old & Papalia. (2009). Human
Kepuasan Kebutuhan Dasar
Development (Briyan Marswendy,
Psikologis dan Orientasi Tujuan
Penerjemah). Jakarta : Salemba
Mastery Approach terhadap
Humanika.
Belajar Berdasar Regulasi Diri,
Jurnal Psikologi Volume 43, Nomor Feldman, Old & Papalia. (2010). Human
2. Development, Cet. Ke-2 Jakarta :
Prenada Media Group.
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian,
Malang : UMM Press. Astuti, D., Gamayanti, L., I., Sudargo, T. & Puspitasari,
Megawangi, R. & Sari, M., P., E. D., F. (2011). Hubungan Antara
2013. Pengaruh Gaya Pengasuhan Status Gizi dan Faktor Sosio
Ibu Terhadap Tingkat Kreatifitas Demografi dengan Kemampuan
Siswa Sekolah Dasar Progresif dan Kognitif Anak Sekolah Dasar Di
Konvensional di Kota Depok, Daerah Endemis Gaki. Jurnal Gizi
Badan Penelitian dan Indon, 34 (1)
pengembagan KEMENDIKBUD,
Jurnal Pendidikan dan Gardner & Calvin S. (1993). Teori-teori
Kebudayaan, Vol. 19, No. 3, hlm. Psikodinamik,Yogjakarta : Kanisus.
365.
Hadis A. (2006). Pendidikan Anak
Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Berkebutuhan Khusus (Autistik),
Psikologi. Cetakan keenam Bandung : Alfabeta.
Penerjemah:Kartiko, K. Jakarta:PT.
Hadinuto, R., S. & Monks F.J. (2014).
Raja Grafika Persada.
Psikologi Perkembangan, Yogjakarta
Desmita. (2015). Psikologi Perkembangan, : UGM Press.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hurlock B. Elizabeth. (1980). Psikologi
Desmita. (2017). Psikologi Perkembangan Perkembangan Suatu Pendekatan
Peserta Didik, Bandung : Remaja Sepanjang Rentang Hidup, Jakarta :
Rosda Karya. Jakarta Erlangga.
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/ibtida