PTK Lempar Tangkap Bola Taufik
PTK Lempar Tangkap Bola Taufik
Identitas Peneliti
Nama: Taufik Wardana
Jabatan: Guru
Unit Kerja: SLB AUTIS LAB UM
Penelitian ini fokus pada pembelajaran lempar tangkap bola pada siswa autis kelas 11,
dan menerapkan tiga metode pembelajaran: Direct Instruction, Game-Based Learning (GBL),
dan penerapan Media Audio Visual. Direct Instruction digunakan untuk memberikan
panduan yang jelas dan langkah-langkah terstruktur dalam pembelajaran. GBL digunakan
untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan menantang melalui elemen
permainan. Sementara itu, penerapan Media Audio Visual diharapkan dapat memberikan
dukungan visual dan auditif yang efektif dalam memfasilitasi pemahaman.
Penelitian ini menjadi relevan mengingat pentingnya pembelajaran bagi siswa autis,
yang sering kali membutuhkan pendekatan yang lebih terstruktur dan metode pembelajaran
yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan melibatkan metode
pembelajaran yang berbeda, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan efektivitas pembelajaran lempar tangkap bola bagi siswa autis kelas 11.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam
penelitian ini. Semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi
pengembangan pendidikan inklusif dan pembelajaran bagi siswa autis.
Abstrak
Selama pembelajaran, Media Audio Visual digunakan sebagai alat pendukung untuk
memberikan visualisasi yang lebih jelas dan bantuan auditif. Penggunaan gambar, diagram,
dan panduan suara bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa autis. Evaluasi akhir
siklus menunjukkan korelasi positif antara penerapan metode pembelajaran ini dan
peningkatan pemahaman, partisipasi, dan keterampilan lempar tangkap bola siswa.
Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut tentang
bagaimana metode Direct Instruction, GBL, dan Media Audio Visual dapat saling
mendukung dan memberikan dampak positif dalam pembelajaran lempar tangkap bola bagi
siswa autis kelas 11. Implikasi dari temuan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan mendukung bagi siswa autis di
konteks olahraga.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PUBLIKASI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang…………………………………………………………………..……2
b. Rumusan Masalah………………………………..……………………………………2
c. Tujuan penelitian………………………………………………………………………2
d. manfaat penelitian……………………………………………………..………………2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Melempar dan menangkap bola………………………………………………………3
b. Metode Direct instruction dan penerapan media audio visual dalam Pembelajaran ..5
c. Media Audio Visual………………………………………………………………….7
Penerapan model direct instruction dalam pembelajaran lempar tangkap bola menjadi
penting karena dapat memberikan ilustrasi visual yang jelas terkait teknik dan gerakan yang
benar dalam melempar dan menangkap bola. Melalui demonstrasi, siswa dapat melihat
dengan langsung bagaimana keterampilan tersebut seharusnya dilakukan, membantu mereka
memahami konsep dan teknik dengan lebih baik. Misalnya, guru dapat memperagakan cara
memegang dan melempar bola dengan benar, menyoroti aspek-aspek kritis seperti postur
tubuh dan gerakan tangan. Hal ini sangat efektif dalam pembelajaran keterampilan fisik
seperti lempar tangkap, di mana visualisasi langsung dapat memberikan pandangan yang
lebih komprehensif.
1
karena mereka terlibat dalam tantangan, kompetisi, atau kerjasama, sesuai dengan jenis
permainan yang diterapkan.
Pilihan kombinasi model direct instruction dan GBL dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang holistik. Direct instructionmemberikan dasar yang kuat melalui visualisasi
konsep, sementara GBL menambahkan elemen interaktif dan aplikatif. Dengan demikian,
siswa tidak hanya memahami konsep lempar tangkap secara teoritis, tetapi juga memiliki
kesempatan untuk mengaplikasikan keterampilan tersebut dalam konteks yang
menyenangkan dan menantang, memberikan dampak positif pada pembelajaran mereka.
b. Rumusan Masalah
1. Siswa kesulitan dalam memahami konsep materi lempar tangkap bola yang benar
menyebabkan siswa tidak dapat memperagakan keterampilan lempar tangkap bola
dengan baik
2. Ketidak jelasan konsep dalan langkah-langkah dalam lempar tangkap bola,
menyebabkan siswa kesulitan memperagakan keterampilan lempar tangkap bola
dengan benar.
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
1. penelitian ini bermanfaat untuk membantu penulis/ guru menyelesaikan permasalahan
peserta didik dengan motivasi rendah pada materi lempar tangkap bola.
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Melempar dan menangkap bola
Melempar
Melempar adalah suatu keterampilan manipulatif yang kompleks di mana satu atau
dua tangan digunakan untuk melontarkan suatu objek menjauhi tubuh ke ruang tertentu.
Bergantung pada banyak faktor (misalnya ukuran objeknya, ukuran pelempar, dan lain-lain).
Menangkap
Menangkap adalah gerakan yang melibatkan penghentian momentum suatu objek dan
menambahkan kontrol terhadap objek tersebut dengan menggunakan satu tangan atau dua
tangan. Tergantung kepada kecepatan, arah, dan jenis serta besarnya benda yang bergerak,
dalam gerakan menangkap ini diperlukan koordinasi untuk membuat posisi tubuh yang tepat
dalam menyerap dan menyalurkan energi yang dibawa benda/objek bersangkutan.
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Pandangan ditujukan pada arah sasaran lempar.
(c) Sikap badan sedikit ke belakang.
(d) Kemudian ayunkan bola dari belakang atas menuju ke depan atas hingga bola lepas dan
melambung jauh.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit.
3
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian bola dipegang dengan tangan kanan.
(c) Menghadap ke arah sasaran lempar.
(d) Pandangan tertuju pada sasaran lempar.
(e) Kedua kaki dibuka silang depan, lutut agak ditekuk.
(f) Rentangkan tangan lempar ke belakang dengan bola diarahkan ke sasaran.
(g) Lengan kiri lurus ke depan sejajar dengan bahu.
(h) Sikap badan sedikit ke belakang.
(i) Dengan melangkahkan kaki satu langkah, lemparkan bola lurus ke arah depan.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian melangkahkan satu kaki ke depan.
(c) Bola diayunkan dari belakang atas menuju ke depan bawah hingga bola itu meluncur
setinggi lutut penerima.
(d) Pandangan selalu tertuju pada bola.
4
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit.
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan peserta didik yang akan melempar bola berdiri tegak dan peserta didik
yang akan menangkap bola posisi berlutut.
(b) Peserta didik dengan posisi saling berhadapan dengan jarak 3 – 4 meter.
(c) Kemudian melangkahkan satu kaki ke depan.
(d) Bola diayunkan dari belakang atas menuju ke depan bawah hingga bola itu
menggelinding ke bawah.
(e) Pandangan selalu tertuju pada bola.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit.
menurut https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/PJOK-BG-
KLS-IV.pdf
b. Metode Direct instruction dan penerapan media audio visual dalam Pembelajaran:
Menurut Nunik Yudaningsih
Direct instruction merupakan model pembelajaran yang menekankan penyampaian
materi dilakukan secara verbal oleh pendidik kepada para peserta didik. Direct instructional
dapat dalam bentuk ceramah, demontrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok.
Model pembelajaran langsung mempunyai Ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian
belajar.
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
5
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
6
Game Based Learning (GBL)
Game-Based Learning (GBL) adalah pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan
elemen permainan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dalam konteks ini,
pembelajaran diselenggarakan melalui permainan atau simulasi yang dirancang khusus untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. GBL menawarkan pengalaman pembelajaran yang
interaktif, menantang, dan menyenangkan, dengan fokus pada keterlibatan siswa.
Pada dasarnya, GBL melibatkan penggunaan elemen permainan, seperti tujuan yang
jelas, tantangan, aturan, poin atau skor, serta elemen kompetisi atau kerjasama. Permainan
yang digunakan dapat berkisar dari permainan papan tradisional hingga aplikasi permainan
digital canggih. Pendekatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan sambil memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Dalam konteks pendidikan formal dan informal, GBL dapat diaplikasikan di berbagai
mata pelajaran, dari matematika dan ilmu pengetahuan hingga keterampilan sosial dan
manajemen waktu. GBL juga dapat disesuaikan dengan berbagai tingkatan keterampilan dan
usia siswa. Pendekatan ini terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi,
memungkinkan pengembangan permainan yang semakin canggih dan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran modern. Dengan menyediakan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan dan menantang, GBL menjadi alat yang berharga dalam membawa inovasi
dan keefektifan dalam dunia pendidikan.
Media audio visual merujuk pada penggunaan elemen suara dan gambar bersama-
sama untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada audiens. Media ini melibatkan
kombinasi elemen-elemen visual, seperti gambar, grafik, atau video, dengan elemen audio,
seperti suara, musik, atau narasi. Kelebihan utama dari media audio visual adalah
7
kemampuannya untuk menyajikan informasi secara visual, yang dapat membantu audiens
memahami dan mengingat konten dengan lebih baik.
Dalam konteks presentasi atau komunikasi, media audio visual sering digunakan
untuk memperkuat pesan dan membuat presentasi lebih menarik. Penggunaan grafik atau
infografis dapat membantu audiens memahami data dan statistik dengan lebih jelas,
sementara elemen audio dapat memberikan dorongan emosional atau menekankan poin
penting.
Penting untuk mencatat bahwa keberhasilan media audio visual tergantung pada
perencanaan dan penggunaannya dengan bijak. Desain visual yang baik, penggunaan efek
suara yang tepat, dan keterhubungan antara elemen visual dan audio merupakan faktor-faktor
kunci dalam mencapai dampak pembelajaran atau komunikasi yang optimal. Dengan
teknologi yang terus berkembang, media audio visual terus menjadi bagian integral dari
pengajaran, pembelajaran, dan berbagi informasi di berbagai bidang.
8
BAB III METODE PENELITIAN
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa autis kelas 11 dengan kategori
hambatan ringan ke sedang berjumlah 6 siswa. 3 siswa memiliki hambatan intelektual ringan,
3 siswa memiliki hambatan intelektual sedang. 2 siswa bisa membaca dan yang 4 siswa
masih memerlukan arahan untuk ketrampilan membacanya.
b. Desain penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus adalah pendekatan penelitian
yang berfokus pada perbaikan dan pengembangan proses pembelajaran melalui serangkaian
tindakan berurutan. Pada siklus pertama, peneliti melakukan observasi dan analisis terhadap
situasi kelas untuk mengidentifikasi masalah atau tantangan dalam pembelajaran. Langkah-
langkah perbaikan kemudian dirancang dan diimplementasikan dalam bentuk tindakan
konkret.
Siklus pertama ini diikuti dengan evaluasi hasil tindakan, baik melalui pengukuran
kuantitatif maupun kualitatif, serta pengumpulan umpan balik dari siswa atau peserta didik.
Hasil evaluasi ini menjadi dasar untuk memutuskan langkah apa yang perlu diambil
selanjutnya. Apabila terdapat aspek-aspek tertentu yang masih perlu diperbaiki atau
disempurnakan, peneliti dapat merancang siklus kedua.
Siklus kedua merupakan fase pengembangan lanjutan yang bertujuan untuk melihat
dampak perubahan yang telah diimplementasikan pada siklus pertama dan memperbaiki atau
menyempurnakan sesuai dengan hasil evaluasi. Dalam siklus ini, peneliti mengambil
tindakan korektif atau penyesuaian berdasarkan pengalaman dan temuan siklus sebelumnya.
Proses ini menciptakan suatu pola siklus yang berkelanjutan, di mana setiap siklus
memberikan pemahaman lebih mendalam tentang perubahan yang dibutuhkan dan efek dari
tindakan perbaikan yang diambil.
Secara umum, desain penelitian tindakan kelas dalam dua siklus mencerminkan
pendekatan iteratif yang memungkinkan peneliti dan praktisi untuk secara berkesinambungan
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Hal
ini memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan berkelanjutan dalam konteks kelas
atau lingkungan pembelajaran tertentu.
d. Alat pengukuran dan instrumen yang digunakan
9
Peneliti menggunakan lembar observasi keterampilan, sikap dan lembar kerja peserta
didik untuk mengukur keterampilan, sikap dan pengetahuan. lembar observasi ini nantinya
akan dikonversi dalam bentuk angka.
d. Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian ini di semester 1 tahun 2023/2024 tepatnya pada bulan
Agustus minggu 2 -3.
10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan direct instruction,
game based learning dan penerapan media audio visual diperoleh data sebagai berikut:
a. Hasil observasi keterampilan lempar tangkap bola
1 Isa 75 75 83
2 Azam 75 66 75
3 Safa 83 75 83
4 Ardia 75 66 66
5 Javier 75 75 75
6 Bintang 75 66 66
No Nama Skor
1 Isa 93
2 Azam 75
3 Safa 93
4 Ardia 75
5 javier 75
11
6 bintang 93
Berdasarkan data di atas dapat di ketahui sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran menangkap bola dalam kategori baik (skore > 70)
No Nama Skor
1 Isa 100
2 Azam 100
3 Safa 75
4 Ardia 75
5 javier 75
6 Bintang 100
Berdasarkan hasil pengerjaan LKPD 3 siswa dalam kategori sangat baik (skore 100)
dan 3 siswa dalam kategori baik (skor > 70)
12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Kesimpulan dari keseluruhan hasil assesment pembelajaran lempar tangkap bola
menggunakan pendekatan direct instruction, game based learning dan penerapan media audio
visual memberikan dampak positif proses belajar siswa dari segi ketrampilan, sikap dan
pengetahuan. Metode ini memungkinkan peserta didik memahami materi yang diberikan guru
karena materi disusun secara rinci. Direct instruction memudahkan peserta didik untuk
memahami materi. Game based learning meningkatkan motivasi siswa dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran. Penerapan media audio visual memberikan tampilan materi yang
menarik bagi peserta didik autis.
Menurut Nurkisnawati, Pembelajaran Direct Instruction berpengaruh positif terhadap hasil
belajar dan motivasi siswa.
Menurut Suryadi pembelajaran langsung (Direct Learning) dapat meningkatkan keberhasilan
pembelajaran.
Menurut Pranowo, T. A. (2020) Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Menurut Saputra, I. (2015)Proses pembelajaran pendidikan jasmani mengenai atletik yang
belum menarik minat siswa untuk mempelajarinya lebih dalam dapat ditanggulangi dengan
media modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani berupa pendekatan permainan (game)
13
DAFTAR PUSTAKA
Nurkisnawati, B. (2020). Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Untuk
Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi
Pencemaran Lingkungan danDampaknya bagi Kehidupan Pada Siswa Kelas VII.9
SMP Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran 2018/2019 (Vol. 4 no 2). jurnal ilmu
pendidikan dan sosial.
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/view/1076
Suryadi, A. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Materi Minyak
Bumi di Kelas X MIA-3 Semester I SMAN 1 Sanggar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia, 2(1).
https://jurnal.bimaberilmu.com/index.php/jppi/article/view/168
Pranowo, T. A. (2020). Pengaruh Bimbingan Kelompok Melalui Media Audio Visual
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. indonesian jurnal of learning education and
councelingn and, 2(2).
https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC/article/view/338
Saputra, I. (2015). MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI SEKOLAH DASAR. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 14 no 2.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6112
14