Anda di halaman 1dari 20

PTK

Penerapan Model Direct Instruction, Game Based Learning Dan


Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Lempar
Tangkap Bola

Taufik Wardana, S.Or

SLB AUTIS LAB UM


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TIMUR
MALANG 2023
Lembar Pengesahan
1. Judul Penelitian
Penerapan Model Direct Instruction, Game Based Learning Dan Pemanfaatan
Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Lempar Tangkap Bola

Identitas Peneliti
Nama: Taufik Wardana
Jabatan: Guru
Unit Kerja: SLB AUTIS LAB UM

Lama penelitian 2 Minggu

Mengetahui, Malang, 1 Agustus 2023


Kepala Sekolah Slb Autis Lab Um Peneliti

Luthan Syah Nur Iswara, S.Pd, M.Pd Taufik Wardana


Lembar Publikasi
laporan penelitan tindakan kelas atas nama:
Nama: Taufik Wardana
Jabatan: Guru PJOK
Unit kerja SLB Autis Lab UM
Judul: Penerapan Model Direct Instruction, Game Based Learning Dan
Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Lempar Tangkap Bola

telah diseminarkan di Slb Autis Lab Um

Malang, 26 Agustus 2023


Mengetahui,
Kepala Sekolah Slb Autis Lab Um

Luthan Syah Nur Iswara, S.Pd, M.Pd


Kata Pengantar

Pendidikan inklusif menuntut kita untuk terus mengembangkan strategi pembelajaran


yang dapat menyentuh dan memfasilitasi kebutuhan belajar setiap siswa, termasuk mereka
yang memiliki kebutuhan khusus seperti siswa autis. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menjadi suatu pendekatan yang efektif untuk memahami, merancang, dan mengevaluasi
strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik individu siswa autis.

Penelitian ini fokus pada pembelajaran lempar tangkap bola pada siswa autis kelas 11,
dan menerapkan tiga metode pembelajaran: Direct Instruction, Game-Based Learning (GBL),
dan penerapan Media Audio Visual. Direct Instruction digunakan untuk memberikan
panduan yang jelas dan langkah-langkah terstruktur dalam pembelajaran. GBL digunakan
untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan menantang melalui elemen
permainan. Sementara itu, penerapan Media Audio Visual diharapkan dapat memberikan
dukungan visual dan auditif yang efektif dalam memfasilitasi pemahaman.

Penelitian ini menjadi relevan mengingat pentingnya pembelajaran bagi siswa autis,
yang sering kali membutuhkan pendekatan yang lebih terstruktur dan metode pembelajaran
yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan melibatkan metode
pembelajaran yang berbeda, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan efektivitas pembelajaran lempar tangkap bola bagi siswa autis kelas 11.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam
penelitian ini. Semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi
pengembangan pendidikan inklusif dan pembelajaran bagi siswa autis.
Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran


lempar tangkap bola pada siswa autis kelas 11 melalui penerapan tiga metode pembelajaran,
yaitu Direct Instruction, Game-Based Learning (GBL), dan penerapan Media Audio Visual,
dalam satu siklus pembelajaran. Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan
untuk merinci dan mengevaluasi dampak tiga metode pembelajaran tersebut dalam
meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa.

Siklus pembelajaran dimulai dengan penerapan metode Direct Instruction, di mana


guru memberikan panduan langkah demi langkah tentang teknik lempar tangkap bola.
Evaluasi awal menunjukkan peningkatan pemahaman, tetapi kurangnya keterlibatan siswa.
Siklus berikutnya melibatkan penerapan Game-Based Learning (GBL) untuk memberikan
pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif dan menantang. Penerapan ini melibatkan
elemen permainan dan kompetisi untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa.

Selama pembelajaran, Media Audio Visual digunakan sebagai alat pendukung untuk
memberikan visualisasi yang lebih jelas dan bantuan auditif. Penggunaan gambar, diagram,
dan panduan suara bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa autis. Evaluasi akhir
siklus menunjukkan korelasi positif antara penerapan metode pembelajaran ini dan
peningkatan pemahaman, partisipasi, dan keterampilan lempar tangkap bola siswa.

Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut tentang
bagaimana metode Direct Instruction, GBL, dan Media Audio Visual dapat saling
mendukung dan memberikan dampak positif dalam pembelajaran lempar tangkap bola bagi
siswa autis kelas 11. Implikasi dari temuan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan mendukung bagi siswa autis di
konteks olahraga.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PUBLIKASI

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang…………………………………………………………………..……2
b. Rumusan Masalah………………………………..……………………………………2
c. Tujuan penelitian………………………………………………………………………2
d. manfaat penelitian……………………………………………………..………………2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Melempar dan menangkap bola………………………………………………………3
b. Metode Direct instruction dan penerapan media audio visual dalam Pembelajaran ..5
c. Media Audio Visual………………………………………………………………….7

BAB III METODE PENELITIAN


a. Subjek penelitian ……………………………………………………………………9
b. Desain penelitian……………………………………………………………………9
c. Alat pengukuran dan instrumen yang digunakan……………………………………10
d. Waktu penelitian……………………………………………………………………10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Hasil observasi keterampilan lempar tangkap bola…………………………………11
b. Hasil Observasi Sikap……………………………………………………………11
c. Hasil Test Tulis/Pengetahuan………………………………………………………12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan………………………………………………………………………..13
b. Saran tindak lanjut penelitian………………………………………………………13
Daftar pustaka………………………………………………………………………………14
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran lempar tangkap bola memiliki peran penting dalam perkembangan
holistik siswa, mencakup aspek fisik, sosial, dan kognitif. Melalui latihan ini, siswa tidak
hanya mengasah keterampilan motorik kasar dan halus mereka, tetapi juga mengalami
peningkatan kebugaran fisik. Aktivitas ini tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga
membentuk keterampilan sosial dan kerjasama, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dalam
tim dan berkomunikasi dengan efektif. Siswa juga mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan kognitif seperti perhitungan jarak dan prediksi gerakan bola,
yang memberikan dimensi intelektual pada pembelajaran. Selain itu, pembelajaran lempar
tangkap bola membantu membentuk karakter siswa, melatih etika kerja, disiplin diri, dan
komitmen terhadap peningkatan diri. Aktivitas ini bukan hanya tentang aspek fisik, tetapi
juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti fair play, semangat sportivitas, dan kerja keras.
Dengan demikian, pembelajaran lempar tangkap bola bukan hanya latihan fisik, tetapi juga
merupakan sarana pembentukan karakter dan pengembangan keterampilan yang bermanfaat
sepanjang kehidupan siswa.

Penerapan model direct instruction dalam pembelajaran lempar tangkap bola menjadi
penting karena dapat memberikan ilustrasi visual yang jelas terkait teknik dan gerakan yang
benar dalam melempar dan menangkap bola. Melalui demonstrasi, siswa dapat melihat
dengan langsung bagaimana keterampilan tersebut seharusnya dilakukan, membantu mereka
memahami konsep dan teknik dengan lebih baik. Misalnya, guru dapat memperagakan cara
memegang dan melempar bola dengan benar, menyoroti aspek-aspek kritis seperti postur
tubuh dan gerakan tangan. Hal ini sangat efektif dalam pembelajaran keterampilan fisik
seperti lempar tangkap, di mana visualisasi langsung dapat memberikan pandangan yang
lebih komprehensif.

Sementara itu, penerapan game-based learning (GBL) dalam konteks pembelajaran


lempar tangkap bola memberikan pendekatan yang dinamis dan interaktif. Melalui
permainan, siswa tidak hanya mengasah keterampilan motorik, tetapi juga terlibat dalam
pembelajaran yang menyenangkan dan menantang. Permainan dapat mensimulasikan situasi
permainan nyata, memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan keterampilan lempar tangkap
mereka dalam konteks yang relevan. Selain itu, GBL dapat meningkatkan keterlibatan siswa

1
karena mereka terlibat dalam tantangan, kompetisi, atau kerjasama, sesuai dengan jenis
permainan yang diterapkan.

Pilihan kombinasi model direct instruction dan GBL dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang holistik. Direct instructionmemberikan dasar yang kuat melalui visualisasi
konsep, sementara GBL menambahkan elemen interaktif dan aplikatif. Dengan demikian,
siswa tidak hanya memahami konsep lempar tangkap secara teoritis, tetapi juga memiliki
kesempatan untuk mengaplikasikan keterampilan tersebut dalam konteks yang
menyenangkan dan menantang, memberikan dampak positif pada pembelajaran mereka.

b. Rumusan Masalah
1. Siswa kesulitan dalam memahami konsep materi lempar tangkap bola yang benar
menyebabkan siswa tidak dapat memperagakan keterampilan lempar tangkap bola
dengan baik
2. Ketidak jelasan konsep dalan langkah-langkah dalam lempar tangkap bola,
menyebabkan siswa kesulitan memperagakan keterampilan lempar tangkap bola
dengan benar.
c. Tujuan Penelitian

1. Mengukur sejauh mana metode direct instruction dapat meningkatkan pemahaman


siswa terhadap konsep dasar dan teknik yang benar dalam lempar tangkap bola.
2. Menilai sejauh mana GBL dapat membantu dalam pengembangan keterampilan
kognitif siswa, seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan strategi, yang
relevan dengan lempar tangkap bola.

d. Manfaat Penelitian
1. penelitian ini bermanfaat untuk membantu penulis/ guru menyelesaikan permasalahan
peserta didik dengan motivasi rendah pada materi lempar tangkap bola.

2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Melempar dan menangkap bola
Melempar
Melempar adalah suatu keterampilan manipulatif yang kompleks di mana satu atau
dua tangan digunakan untuk melontarkan suatu objek menjauhi tubuh ke ruang tertentu.
Bergantung pada banyak faktor (misalnya ukuran objeknya, ukuran pelempar, dan lain-lain).
Menangkap
Menangkap adalah gerakan yang melibatkan penghentian momentum suatu objek dan
menambahkan kontrol terhadap objek tersebut dengan menggunakan satu tangan atau dua
tangan. Tergantung kepada kecepatan, arah, dan jenis serta besarnya benda yang bergerak,
dalam gerakan menangkap ini diperlukan koordinasi untuk membuat posisi tubuh yang tepat
dalam menyerap dan menyalurkan energi yang dibawa benda/objek bersangkutan.

gerakan lemparan dan menangkap bola lambung

Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Pandangan ditujukan pada arah sasaran lempar.
(c) Sikap badan sedikit ke belakang.
(d) Kemudian ayunkan bola dari belakang atas menuju ke depan atas hingga bola lepas dan
melambung jauh.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit.

gerakan lemparan dan menangkap bola mendatar

3
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian bola dipegang dengan tangan kanan.
(c) Menghadap ke arah sasaran lempar.
(d) Pandangan tertuju pada sasaran lempar.
(e) Kedua kaki dibuka silang depan, lutut agak ditekuk.
(f) Rentangkan tangan lempar ke belakang dengan bola diarahkan ke sasaran.
(g) Lengan kiri lurus ke depan sejajar dengan bahu.
(h) Sikap badan sedikit ke belakang.
(i) Dengan melangkahkan kaki satu langkah, lemparkan bola lurus ke arah depan.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit

gerakan lemparan dan menangkap bola rendah

Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian melangkahkan satu kaki ke depan.
(c) Bola diayunkan dari belakang atas menuju ke depan bawah hingga bola itu meluncur
setinggi lutut penerima.
(d) Pandangan selalu tertuju pada bola.

4
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit.

gerak lemparan bola menggelinding

Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan peserta didik yang akan melempar bola berdiri tegak dan peserta didik
yang akan menangkap bola posisi berlutut.
(b) Peserta didik dengan posisi saling berhadapan dengan jarak 3 – 4 meter.
(c) Kemudian melangkahkan satu kaki ke depan.
(d) Bola diayunkan dari belakang atas menuju ke depan bawah hingga bola itu
menggelinding ke bawah.
(e) Pandangan selalu tertuju pada bola.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama 3 - 5
menit.
menurut https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/PJOK-BG-
KLS-IV.pdf

b. Metode Direct instruction dan penerapan media audio visual dalam Pembelajaran:
Menurut Nunik Yudaningsih
Direct instruction merupakan model pembelajaran yang menekankan penyampaian
materi dilakukan secara verbal oleh pendidik kepada para peserta didik. Direct instructional
dapat dalam bentuk ceramah, demontrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok.
Model pembelajaran langsung mempunyai Ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian
belajar.
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

5
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

1. Tahapan atau Fase Model Pembelajaran Langsung.


a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
b. Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
c. Menyediakan latihan terbimbing
d. Menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik.
e. Memberikan kesempatan latihan mandiri

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Direct Instruction (Instruksi


Langsung)
kelebihan:
a. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
b. Dapat digunakan untuk menekankan kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi
mahasiswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
c. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan.
d. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada
mahasiswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan.
e. Demonstrasi memungkinkan mahasiswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu
tugas. Hal ini penting terutama jika mahasiswa tidak memiliki kepercayaan diri atau
keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
f. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi dosen sehingga dosen
dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
kekurangan:
a. Hanya untuk kemampuan mendengar dan menyimak yang baik, tidak dapat melayani
perbedaan kemampuan siswa.
b. Menekankan pada komunikasi satu arah (one-way communication). Model pembelajaran
langsung hanya dapat berlangsung dengan baik apabila mahasiswa memiliki kemampuan
menyimak dan mendengar yang baik, namun tidak dapat melayani perbedaan kemampuan,
perbedaan pengetahuan, minat, bakat serta
perbedaan gaya belajar.

6
Game Based Learning (GBL)
Game-Based Learning (GBL) adalah pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan
elemen permainan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dalam konteks ini,
pembelajaran diselenggarakan melalui permainan atau simulasi yang dirancang khusus untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. GBL menawarkan pengalaman pembelajaran yang
interaktif, menantang, dan menyenangkan, dengan fokus pada keterlibatan siswa.

Pada dasarnya, GBL melibatkan penggunaan elemen permainan, seperti tujuan yang
jelas, tantangan, aturan, poin atau skor, serta elemen kompetisi atau kerjasama. Permainan
yang digunakan dapat berkisar dari permainan papan tradisional hingga aplikasi permainan
digital canggih. Pendekatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan sambil memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
pembelajaran.

Keunggulan GBL termasuk kemampuannya untuk meningkatkan motivasi intrinsik


siswa, memfasilitasi pembelajaran mandiri, dan memberikan pengalaman kontekstual yang
mendalam. Selain itu, GBL sering kali memungkinkan adanya umpan balik langsung
terhadap tindakan siswa, memungkinkan mereka untuk belajar dari kesalahan dan memahami
konsekuensi dari keputusan mereka.

Dalam konteks pendidikan formal dan informal, GBL dapat diaplikasikan di berbagai
mata pelajaran, dari matematika dan ilmu pengetahuan hingga keterampilan sosial dan
manajemen waktu. GBL juga dapat disesuaikan dengan berbagai tingkatan keterampilan dan
usia siswa. Pendekatan ini terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi,
memungkinkan pengembangan permainan yang semakin canggih dan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran modern. Dengan menyediakan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan dan menantang, GBL menjadi alat yang berharga dalam membawa inovasi
dan keefektifan dalam dunia pendidikan.

c. Media Audio Visual

Media audio visual merujuk pada penggunaan elemen suara dan gambar bersama-
sama untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada audiens. Media ini melibatkan
kombinasi elemen-elemen visual, seperti gambar, grafik, atau video, dengan elemen audio,
seperti suara, musik, atau narasi. Kelebihan utama dari media audio visual adalah

7
kemampuannya untuk menyajikan informasi secara visual, yang dapat membantu audiens
memahami dan mengingat konten dengan lebih baik.

Dalam pendidikan, media audio visual digunakan untuk meningkatkan pengalaman


belajar siswa melalui penggunaan gambar, diagram, dan video. Penggunaan elemen suara
juga dapat memberikan dimensi tambahan pada pembelajaran, baik itu melalui penjelasan
verbal, musik pendukung, atau suara efek. Media audio visual tidak hanya memfasilitasi
pemahaman konsep yang kompleks, tetapi juga memungkinkan variasi dalam metode
pengajaran, menjadikannya alat yang efektif untuk memenuhi gaya pembelajaran yang
beragam.

Dalam konteks presentasi atau komunikasi, media audio visual sering digunakan
untuk memperkuat pesan dan membuat presentasi lebih menarik. Penggunaan grafik atau
infografis dapat membantu audiens memahami data dan statistik dengan lebih jelas,
sementara elemen audio dapat memberikan dorongan emosional atau menekankan poin
penting.

Penting untuk mencatat bahwa keberhasilan media audio visual tergantung pada
perencanaan dan penggunaannya dengan bijak. Desain visual yang baik, penggunaan efek
suara yang tepat, dan keterhubungan antara elemen visual dan audio merupakan faktor-faktor
kunci dalam mencapai dampak pembelajaran atau komunikasi yang optimal. Dengan
teknologi yang terus berkembang, media audio visual terus menjadi bagian integral dari
pengajaran, pembelajaran, dan berbagi informasi di berbagai bidang.

8
BAB III METODE PENELITIAN
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa autis kelas 11 dengan kategori
hambatan ringan ke sedang berjumlah 6 siswa. 3 siswa memiliki hambatan intelektual ringan,
3 siswa memiliki hambatan intelektual sedang. 2 siswa bisa membaca dan yang 4 siswa
masih memerlukan arahan untuk ketrampilan membacanya.
b. Desain penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus adalah pendekatan penelitian
yang berfokus pada perbaikan dan pengembangan proses pembelajaran melalui serangkaian
tindakan berurutan. Pada siklus pertama, peneliti melakukan observasi dan analisis terhadap
situasi kelas untuk mengidentifikasi masalah atau tantangan dalam pembelajaran. Langkah-
langkah perbaikan kemudian dirancang dan diimplementasikan dalam bentuk tindakan
konkret.

Siklus pertama ini diikuti dengan evaluasi hasil tindakan, baik melalui pengukuran
kuantitatif maupun kualitatif, serta pengumpulan umpan balik dari siswa atau peserta didik.
Hasil evaluasi ini menjadi dasar untuk memutuskan langkah apa yang perlu diambil
selanjutnya. Apabila terdapat aspek-aspek tertentu yang masih perlu diperbaiki atau
disempurnakan, peneliti dapat merancang siklus kedua.

Siklus kedua merupakan fase pengembangan lanjutan yang bertujuan untuk melihat
dampak perubahan yang telah diimplementasikan pada siklus pertama dan memperbaiki atau
menyempurnakan sesuai dengan hasil evaluasi. Dalam siklus ini, peneliti mengambil
tindakan korektif atau penyesuaian berdasarkan pengalaman dan temuan siklus sebelumnya.
Proses ini menciptakan suatu pola siklus yang berkelanjutan, di mana setiap siklus
memberikan pemahaman lebih mendalam tentang perubahan yang dibutuhkan dan efek dari
tindakan perbaikan yang diambil.

Secara umum, desain penelitian tindakan kelas dalam dua siklus mencerminkan
pendekatan iteratif yang memungkinkan peneliti dan praktisi untuk secara berkesinambungan
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Hal
ini memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan berkelanjutan dalam konteks kelas
atau lingkungan pembelajaran tertentu.
d. Alat pengukuran dan instrumen yang digunakan

9
Peneliti menggunakan lembar observasi keterampilan, sikap dan lembar kerja peserta
didik untuk mengukur keterampilan, sikap dan pengetahuan. lembar observasi ini nantinya
akan dikonversi dalam bentuk angka.
d. Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian ini di semester 1 tahun 2023/2024 tepatnya pada bulan
Agustus minggu 2 -3.

10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan direct instruction,
game based learning dan penerapan media audio visual diperoleh data sebagai berikut:
a. Hasil observasi keterampilan lempar tangkap bola

No Nama siswa Lambung Lurus Menyusur

1 Isa 75 75 83

2 Azam 75 66 75

3 Safa 83 75 83

4 Ardia 75 66 66

5 Javier 75 75 75

6 Bintang 75 66 66

Berdasarkan data hasil observasi ketrampilan dapat diketahui untuk ketrampilan


menangkap lambung semua siswa dalam kategori baik (skore >70), ketrampilan menangkap
lurus 3 siswa kategori baik(skore >70) dan 3 siswa kategori perlu perbaikan (skore < 70),
ketrampilan menangkap menyusur 4 siswa katogori baik (skor > 70), 2 siswa katogori perlu
perbaikan (skore < 70).

b. Hasil Observasi Sikap

No Nama Skor

1 Isa 93

2 Azam 75

3 Safa 93

4 Ardia 75

5 javier 75

11
6 bintang 93

Berdasarkan data di atas dapat di ketahui sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran menangkap bola dalam kategori baik (skore > 70)

c. Hasil Test Tulis/Pengetahuan

No Nama Skor

1 Isa 100

2 Azam 100

3 Safa 75

4 Ardia 75

5 javier 75

6 Bintang 100

Berdasarkan hasil pengerjaan LKPD 3 siswa dalam kategori sangat baik (skore 100)
dan 3 siswa dalam kategori baik (skor > 70)

12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Kesimpulan dari keseluruhan hasil assesment pembelajaran lempar tangkap bola
menggunakan pendekatan direct instruction, game based learning dan penerapan media audio
visual memberikan dampak positif proses belajar siswa dari segi ketrampilan, sikap dan
pengetahuan. Metode ini memungkinkan peserta didik memahami materi yang diberikan guru
karena materi disusun secara rinci. Direct instruction memudahkan peserta didik untuk
memahami materi. Game based learning meningkatkan motivasi siswa dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran. Penerapan media audio visual memberikan tampilan materi yang
menarik bagi peserta didik autis.
Menurut Nurkisnawati, Pembelajaran Direct Instruction berpengaruh positif terhadap hasil
belajar dan motivasi siswa.
Menurut Suryadi pembelajaran langsung (Direct Learning) dapat meningkatkan keberhasilan
pembelajaran.
Menurut Pranowo, T. A. (2020) Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Menurut Saputra, I. (2015)Proses pembelajaran pendidikan jasmani mengenai atletik yang
belum menarik minat siswa untuk mempelajarinya lebih dalam dapat ditanggulangi dengan
media modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani berupa pendekatan permainan (game)

b. Saran tindak lanjut penelitian


penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan sehingga memerlukan penelitian
lanjutan untuk memaksimalkan hasil.

13
DAFTAR PUSTAKA
Nurkisnawati, B. (2020). Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Untuk
Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi
Pencemaran Lingkungan danDampaknya bagi Kehidupan Pada Siswa Kelas VII.9
SMP Negeri 1 Praya Tahun Pelajaran 2018/2019 (Vol. 4 no 2). jurnal ilmu
pendidikan dan sosial.
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/view/1076
Suryadi, A. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Materi Minyak
Bumi di Kelas X MIA-3 Semester I SMAN 1 Sanggar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia, 2(1).
https://jurnal.bimaberilmu.com/index.php/jppi/article/view/168
Pranowo, T. A. (2020). Pengaruh Bimbingan Kelompok Melalui Media Audio Visual
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. indonesian jurnal of learning education and
councelingn and, 2(2).
https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC/article/view/338
Saputra, I. (2015). MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI SEKOLAH DASAR. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 14 no 2.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6112

14

Anda mungkin juga menyukai