Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizki Maulana

Tingkat/Semester :1/ 2

Prodi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

1. PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM SAINS UNTUK SISWA TUNANETRA MELALUI PENDEKATAN


KONSTRUKTIVIS SERTA APLIKASINYA PADA PENDIDIKAN INKLUSIF

Tujuan penelitian secara keseluruhan telah direalisasikan melalui tahapan kegiatan yang
terstruktur dan sistematis melalui pendekatan research and development. Dengan pendekatan itu,
kegiatan penelitian ini telah mengarah pada realisasi dari tujuannya yaitu adanya suatu upaya yang
bersifat metodologis praktis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains bagi siswa tunanetra. Hal
ini dilakukan melalui pengembangan model praktikum sains untuk anak tunanetra dengan pendekatan
konstruktivis baik untuk sekolah umum yang menyelenggarakan pendidikan inklusif maupun yang
khusus seperti di sekolah luar biasa.

2. PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN UNTUK PEMBELAJARAN KINESTETIK PADA ANAK TUNANETRA

halangan bunyi; balon zig-zag; dan lingkaran ceria, sangat sesuai untuk kinestetik dan
karakteristik pembelajaran untuk anak tunantra. kereta suara; halangan bunyi; balon zigzag; dan
lingkaran ceria, tersebut baik untuk pembelajaran kinestetik pada anak tunanetra.
Berdasarkan uji coba skala kecil yang dilakukan oleh dua orang guru menyatakan pelaksanaan
model permainan: temukan teman; balpin; kereta suara; halangan bunyi; balon zig-zag; dan lingkaran
ceria, tersebut mudah, efektif dan efesien untuk dilaksanakan. halangan bunyi; balon zig-zag; dan
lingkaran ceria, mudah untuk dilaksanakan. kereta suara; halangan bunyi; balon zig-zag; dan lingkaran
ceria, model permainan dinyatakan efektif untuk meningkatkan pembelajaran kinestetik.

3. PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN ATLETIK ANAK DALAM PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI
BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU) DI SLB NEGERI KABUPATEN KARAWANG

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab
sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu: proses pembelajaran pendidikan jasmani
anak tunarungu di SLB Negeri Kabupaten Karawang berada pada kategori sedang. Baik dari
tujuan pendidikan jasmani, materi pendidikan jasmani adaptif, sikap dan motivasi siswa dalam
pendidikan jasmani, kompetensi guru, sarana dan prasarana, dan evaluasi penididikan jasmani
masih terlaksana kurang baik.
4. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Colorful Balls Run Untuk Reaksi Gerak Pada Anak
Tunagarhita

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk model pengembangan
permainan bola kecil melalui colorful balls run.
Tembalang Kota Semarang.
Faktor yang menjadikan permainan colorful balls run dapat diterima oleh siswa SLB Negeri
Semarang adalah dari semua aspek uji coba yang ada, bahwa sebagian besar dari siswa kelas V dapat
mempraktekkan permainan colorful balls run dengan baik. Baik dari pemahaman terhadap permainan,
penerapan sikap dalam permainan dan aktivitas gerak siswa. Secara garis besar, faktor yang dapat
menjadikan permainan colorful balls run dapat diterima siswa kelas V SLB Negeri Semarang Kecamatan
Tembalang Kota Semarang dan masuk dalam kriteria baik adalah: 1) Sebagian besar siswa kelas V
mampu mempraktekkan dengan teknik yang benar. 2) Dalam permainan colorful balls run ini, siswa
lebih aktif bergerak. Siswa lebih tertarik dalam pembelajaran model permainan bola kecil melalui
colorful balls run.

5. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED PROJECT BASED LEARNING UNTUK MAHASISWA


SLOWLEARNER

Based Learning yang diterapkan pada mata kuliah Multimedia II program studi Desain
Komunikasi Visual STIKI Malang mempunyai dampak peningkatan baik pada proses dan hasil
belajar mahasiswa slowlearner. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan jika model ini bisa
diterapkan pada skala yang lebih besar.
Model ini efektif diterapkan bagi mahasiwa yang kesulitan untuk mengolah informasi
yang bersifat konseptual dengan baik, dan cenderung mudah menerima informasi yang konkrit
dan sederhana. Dari hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa mahasiswa berkebutuhan khusus
secara konseptual dan praktis mampu menguasai materi dan menerapkan dalam rancangan game
cukup baik. Hasil kerja individu dan kelompok cukup memuaskan.
Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan model ini adalah jumlah anggota dalam
kelompok dengan beban tugas harus proporsional. Jika beban tugas banyak maka jumlah anggota
kelompok harus banyak, agar beban dan tanggung jawab pendampingan oleh teman sejawat tdak
berat.

Anda mungkin juga menyukai