Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

PENGEMBANGAN MODIFIKASI PERMAINAN GOBAK SODOR DALAM BIMBINGAN KELOMPOK


UNTUK AFILIASI DIRI ANTAR SISWA SMP KELAS VII

Meifa Ida Fauziah


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
meifaidafauziah@gmail.com

Wiryo Nuryono, S.Pd., M.Pd


BK FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian pengembangan modifikasi permainan gobak sodor untuk afiliasi ini bertujuan untuk melatihkan
kemampuan afiliasi siswa SMP kelas VII di UPTD SMPN 2 Ngantru. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model dari Borg dan Gall (1983) yang telah disederhanakan
oleh Tim Pusat Penelitian Kebijakandan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov) menjadi lima tahapan. Jenis data yang
digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket untuk
melakukan validasi pada uji ahli dan calon pengguna produk.
Berdasarkan hasil uji validasi buku panduan modifikasi gobak sodor kepada kedua ahli Bimbingan dan
Konseling diperoleh persentase rata-rata keseluruhan kriteria sebesar 86,5%. Tambahan komentar dan saran yang
diperoleh dari uji ahli yakni, layanan apa yang mendukung dalam permainan, diminta untuk mencantumkan tempat
pemberian permainan, perlu dicantumkan peran konselor, pemimpin/wasit, pemain dan siswa yang lain, perlu
adanya konsistensi penulisan modifikasi permainan gobak sodor, perbandingan permainan gobak sodor asli dengan
modifikasi tidak perlu dicantumkan, perlu adanya pengubahan kalimat ke dalam bahasa yang lebih interaktif.
Sedangkan untuk media permainan pelaksanaan modifikasi permainan gobak sodor berdasarkan penilaian uji ahli
memenuhi rata-rata keseluruhan aspek sebesar 81,50%. Tambahan komentar dan saran dari uji ahli sudah baik tanpa
ada revisi.
Berdasarkan hasil dari uji validasi pengguna menunjukkan bahwa buku panduan pada modifikasi
permainan ini memenuhi rata-rata keseluruhan kriteria sebesar 86,5%. Tambahan komentar dan saran yang
diperoleh dari uji ahli sudah baik tanpa ada revisi. Sedangkan untuk media permainan pelaksanaan modifikasi
permainan gobak sodor berdasarkan penilaian uji pengguna memenuhi rata-rata keseluruhan aspek sebesar 92,9%.
Tambahan komentar dan saran yang diperoleh dari uji ahli sudah baik tanpa ada revisi.
Keseluruhan perolehan prosentase hasil uji validasi ahli Bimbingan dan Konseling dan uji validasi uji
pengguna jika dibandingkan dengan kriteria kelayakan produk menurut Mustaji (2005) adalah sangat baik tanpa ada
revisi dan memenuhi kriteria akseptabilitas berupa aspek kegunaan, kelayakan, ketepatan dan kepatutan.

Kata kunci: Modifikasi permainan gobak sodor, bimbingan kelompok, afiliasi


Abstract
Research development gobak Sodor game modification for affiliates aim to train affiliates ability 7th grade
junior high school students in SMPN 2 Ngantru UPTD. This research used the development model of the Borg and
Gall (1983), which has been simplified by a team of five stages. The type of data that is quantitative and qualitative
descriptive. Data collection tool used is a preliminary study questionnaire to validity on experts and potential users
of the product.
Based on the validity of the test results guidebook gobak sodor modification to both expert guidance and
counseling obtained an average percentage of 86.5% overall criteria. Additional comments and suggestions obtained
from expert test namely, what services that support the game, asked to include a provision of the game, should be
included the role of counselor, leader / referees, players and other students, the need for consistency of writing a
modified game gobak Sodor, comparison sodor gobak original game with no modifications need to be included, the
need for changing the sentence into a language that is more interactive. As for the implementation of the modified
game play media gobak sodor based assessment test average expert meets all aspects of 81.50%. Additional
comments and suggestions from experts test has been good without refisoni.
Based on the results of the validation test showed that there are guide books modification of this game
meets the average obtained from testing experts already well refision. As for the implementation of the modified
game play media gobak sodor based assessment average user test meet all aspects of 92.9%. Additional comments
and suggestions are obtained from test experts already good without revision.
Acquisition of the percentage of test results validation expert guidance and counseling and testing
validation user test when compared with the product according to the eligibility criteria Mustaji (2005) was very
good with no refisi and meet the criteria of profitability aspects such as usability aspects, feasibility, accuracy and
propriety.

Keywords: gobak sodor game modifications, group guidance, an affiliate

1
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang ekstrovert atau terbuka karena mereka mencari
tidak bisa terlepas dari adanya bantuan dari orang stimulasi dari orang lain, mereka mudah setuju
lain dan saling membutuhkan antara satu orang karena mereka ingin berlaku ramah dan mereka
dengan orang lainnya untuk memenuhi setiap teratur karena mereka bisa diandalkan. Menurut
kebutuhannya. Bahkan ketika manusia sudah Friedman (2006) orang dengan kebutuhan afiliasi
menginjak pada usia remaja manusia juga tak akan tinggi ingin bekerja sama dan menghabiskan waktu
terlepas dari kedekatan dengan teman sebayanya. bersama orang lain. Ini merupakan seseorang yang
Menurut Santrock (2012) menyebutkan bahwa masa motif afiliasinya tinggi maka mereka akan selalu
remaja merupakan suatu periode transisi dalam mendesak seseorang untuk berteman dan membuat
rentang kehidupan manusia yang menjembatani masa teman mereka senang (mempertahankan hubungan
kanak-kanak dengan masa dewasa. Selama masa pertemanan mereka).
kanak-kanak, remaja menghabiskan banyak waktu Apabila seseorang tidak mampu
untuk berinteraksi dengan orang tua, teman-teman menunjukkan kebutuhan akan afiliasinya terhadap
dan guru, kini tiba waktunya mereka dihadapkan orang lain maka seseorang akan dikatakan afiliasinya
pada perubahan biologis yang dramatis, pengalaman- rendah dan berdampak buruk pada diri individu itu
pengalaman baru serta tugas perkembangan baru sendiri. Bahkan dia juga akan mengalami kesepian
yang mengharuskan mereka untuk mengalaminya. dalam dirinya. Dikatakan afiliasinya rendah karena
Interaksi di antara teman-teman sebaya yang mereka tidak mampu menyalurkan interaksinya pada
berusia sama memiliki peran yang unik. Menurut orang lain baik dalam membentuk pertemanan atau
Santrock (2007) menjelaskan bahwa kawan-kawan dalam berkomunikasi. Selain itu bagi yang memiliki
sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja yang tingkat afiliasi rendah mereka cenderung akan
memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang menjauhkan diri dari orang-orang yang ada di
lebih sama. Pertemanan berdasarkan tingkat usia sekelilingnya. Mereka akan menutup diri dan akan
dengan sendirinya akan terjadi meskipun sekolah menjadi sasaran dari orang di sekelilingnya.
tidak pernah menerapkan sistem usia. Bagaimanapun, Seperti pada kasus yang diakses di
seseorang dapat belajar menjadi seorang petarung merdeka.com (Ingin berdamai, pelajar SMA beda
yang baik hanya jika berada di antara kawan yang sekolah di Medan malah tawuran lagi _
seusia. Salah satu fungsi terpenting dari kelompok merdeka.com.html diakses pada 20 Mei 2015)
kawan sebaya adalah sebagai sumber informasi Puluhan pelajar yang didominasi siswa Sekolah
mengenai dunia di luar keluarga. Remaja Menengah tawuran di depan KFC Jalan Adam Malik,
memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya Medan, petang. Sejumlah pelajar terluka akibat kena
dari kelompok kawan sebaya. Remaja mempelajari pukulan dan lemparan batu. Informasi dihimpun, aksi
bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik , sama tawuran pelajar itu bermula dari perselisihan yang
baik, atu kurang baik, di bandingkan remaja-remaja terjadi beberapa waktu lalu. Kedua pihak kemudian
lainnya. Melalui hubungan dengan teman sebayanya sepakat bertemu di KFC Jalan Adam Malik untuk
dan membentuk kelompok sebaya inilah remaja perlu berdamai. Sebelum kesepakatan tercapai, sekitar
untuk mendapatkan kebutuhan berafiliasi. pukul 17.00 WIB, tawuran pecah. Sejalan dengan
Setiap orang tentunya juga memiliki kasus tersebut pada Koran Sindo. (source:
kebutuhan utnuk berhubungan dengan orang lain baik file:/Tolak%20Masuk%20Geng%20Wanita,%20Siswi
itu dalam bentuk komunikasi ataupun interaksi atau %20SMP%20Dianiaya%20Hingga.html diakses pada
biasanya kita sebut dengan istilah afiliasi. Menurut 20 Mei 2015) juga terdapat kasus yang hampir serupa
Siswanto (2007) afiliasi merupakan suatu tindakan mengenai NK alias Nikita salah satu pelajar SMPN
yang berhubungan dengan kebutuhan untuk 13 Manado dianiaya dua gadis belasan tahun hingga
berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan pingsan hanya karena menolak masuk geng wanita.
bersahabat dengan mereka meliputi kemampuan Nikita saat melapor ke Polresta Manado.
untuk dapat membagikan masalah yang dihadapi Dari kasus diatas dapat diketahui bahwa
dengan orang lain sehingga secara tidak langsung para pelajar khususnya siswa sekolah menengah
membuat orang lain turut merasa bertanggung jawab memiliki tingkat afiliasi yang rendah. Mereka tidak
terhadap persoalan/konflik/stress yang dihadapi. Oleh mampu mengontrol kebutuhan afiliasi mereka yang
karenanya, setiap manusia tidak dimungkingkan tak tersalurkan dengan semestinya. Pengenalan dasar
untuk melangsungkan kehidupannya secara sendirian dan wadah atau tampungan saat mereka pada usia
tentunya tetap membutuhkan orang lain awal belum ada yang mengenalkan atau memberikan
disampingnya guna sama-sama untuk memenuhi fasilitas untuk menyalurkannya. Akibatnya, pada usia
kebutuhannya baik secara psikis maupun secara fisik. yang sudah matang dalam berpikir malah
Orang-orang yang senang berhubungan menyalahgunakan kebutuhan afiliasi mereka. Usaha-
dengan orang lain, senang membentuk keadaan usaha untuk mencegah penyalahgunaan tersebut
dimana mereka senantiasa berkumpul dengan orang dirasa sangat kurang dalam mempraktikkan dan
lain mungkin orang yang tinggi pada dimensi melatihkan sehingga mereka cenderung
keterbukaan, kesetujuan dan keteraturan: mereka menyalahgunakan. Yang awalnya mereka ingin
2
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

berdamai justru malah melakukan aksi tawuran dan memicu kebutuhan afiliasi yang baik pula dengan
disaat mereka ingin berinteraksi dengan teman yang teman-teman lain dalam kelasnya.
lain justru dengan cara yang salah mereka Sejalan dengan rendahnya kebutuhan afiliasi
melakukannya dengan mengajak temannya masuk antar siswa, berdasarkan wawancara dengan guru BK
pada geng mereka. Cara-cara inilah yang sebenarnya SMPN 2 NGANTRU yang dilaksanakan pada
tidak patut digunakan untuk menyalurkan kebutuhan tanggal 15 Mei 2015 ditemukan indikasi bahwa siswa
afiliasi. Sebenarnya mereka bisa menyalurkan dengan kelas VII ditemukan beberapa perilaku siswa yang
cara baik-baik sehingga tidak ada yang dirugikan acuk tak acuh kepada teman, cuek dengan keadaan
tetapi justru menggunakan dan menyalurkan dengan dan kondisi teman, masih munculnya sifat kekanak-
cara-cara yang kasar. Menurut Goodnight, dkk. kanakan mereka dalam pertemanan yang sering
(dalam Lee, 2010) dalam sebuah studi prospektif mengolok-olok teman dan bertengkar dengan teman.
anak usia sekolah, usia 14 tahun yang terlibat Dalam menangani permasalahan yang
perilaku menyimpang dalam menyalurkan afiliasi dialami siswa tersebut guru BK telah melakukan
terhadap teman mereka diperkirakan pada usia 16 upaya untuk mengurangi permasalahan tersebut baik
ASB (perilaku anti sosial) bahkan ketika usia 14 berupa layanan informasi yang dilaksanakan dalam
tahun ASB tidak dapat dikendalikan. Namun, remaja kelas, pelaksanaan bimbingan kelompok berupa
dengan sensitivitas perlakuan yang meningkat secara psikodrama dan bahkan melakukan konseling
khusus juga rentan terhadap penyimpangan pada individu kepada siswa yang bermasalah. Akan tetapi,
teman mereka oleh karenanya diperlukan adanya karena upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru
penanganan awal sebelum permasalahan tersebut BK kurang berhasil dalam mengatasi permasalahan
berdampak kedepannya. yang terjadi pada siswa mereka oleh karenanya perlu
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh adanya penanganan lagi.
Farmer, dkk. (2010) di dapat bahwa penelitian yang Berkenaan dengan permasalahan siswa yang
dilakukannya mengenai perilaku sosial yang memiliki tingkat kebutuhan afiliasinya rendah pada
dilakukan oleh siswa terhadap kelompok teman kelas VII, maka upaya yang dapat dilakukan untuk
sebayanya yang diklasifikasikan menjadi tiga membantu guru BK untuk mencegah timbulnya
kelompok yakni pada kelompok akademik, agresi dan afiliasi yang negatif maka diperlukannya pemberian
kepopuleran. Dalam penelitian ini dibahas bahwa layanan dasar berupa bimbingan kelompok dengan
pengklasifikasian tersebut bergantung pada siswa itu menggunakan modifikasi permainan gobak sodor.
sendiri dalam menentukannya karena siswa/ peserta Karena perlu diketahui juga bahwa guru sebenarnya
didik akan memilih sesuai dengan dirinya dan juga ikut andil dalam proses afiliasi ini khususnya
menurut mereka menarik. Selain itu, dalam penelitian melalui bimbingan kelompok. Menurut Pengajaran
juga dikatakan bahwa afiliasi peserta didik akan Melalui Interaksi Framework (dalam Bracket, dkk.
terlihat melalui prosedur The Cognitive Mapping 2011), karakteristik interaksi oleh guru terhadap
Sosial (SCM). Sehingga dengan mudah untuk siswanya meliputi: (a)sensitivitas guru dengan
mengetahui siapa-siapa yang menjadi teman mereka kebutuhan siswa, (b) hangat, ramah dan memelihara
melalui penyebutan responden kepada teman dekat hubungan baik antara guru dengan murid, (c)
mereka. Terlihat bahwa sebenarnya siswa akan penghargaan untuk siswa dan dorongan partisipasi
cenderung memilih lingkungan yang sesuai dengan dan (d) tidak adanya proses disiplin
pribadi mereka ketimbang harus berlawanan dengan Siswa sebenarnya perlu memiliki wadah
pribadi mereka saat berhubungan sosial. khusus yang digunakan untuk menampung mereka
Selain itu dalam penelitian berbeda dari secara apa adanya mereka, mau mendengarkan apa
Brackett, dkk. (2011) mengatakan bahwa hubungan yang sedang dirasakan oleh siswa, dan menyalurkan
antara suasana emosi dalam kelas, perilaku dalam aspirasi mereka yang bisa diterima oleh lingkungan
kelas dan peran guru juga akan mempengaruhi mereka, oleh karenanya mereka butuh adanya
persepsi siswa dalam berhubungan dengan guru bimbingan kelompok. Menurut Prayitno (2004)
mereka. Kondisi awal yang diciptakan siswa kepada Bimbingan Kelompok adalah layanan bimbingan
guru mereka akan berbeda apabila guru tidak yang diberikan dalam suasana kelompok. Melalui
memberikan emosi positif yang membuat siswa bimbingan kelompok ini, siswa bisa dan bebas
merasa nyaman dalam belajar dalam kelas, berpendapat mengenai permasalahan yang dialami.
mengajarkan akan pentingnya organisasi dalam kelas Selain itu siswa juga bisa menyalurkan ide-idenya.
sehingga guru mampu memanfaatkan waktu bersama Sehingga melalui bimbingan kelompok ini bisa
dengan muridnya secara efektif. Sehingga melalui menjadi wadah bagi siswa untuk mengeluarkan
hubungan yang baik antara guru dan siswa melalui aspirasi untuk anggota kelompoknya itu khusunya
emosi yang positif berupa kepedulian oleh keduanya melalui teknik bermain ini.
maka kondisi saat proses pengajaran dalam kelas Melalui modifikasi permainan gobak sodor
akan memunculkan adanya interaksi mulai partisipasi ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kebutuhan
siswa, penghargaan, kenyamanan dan hubungan yang afiliasinya terhadap orang lain khususnya kepada
nyaman antara siswa dan guru. Sehingga kebutuhan siswa lain. Mereka juga diharapkan mampu untuk
dasar afiliasi antara siswa dalam kelas oleh guru melatih komunikasi, interaksi, sosialisasi,
mereka juga akan tersalurkan dengan baik yang membentuk pertemanan dan kerjasama mereka
3
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

kepada temannya yang lain sehingga kebutuhan akan ini kita juga telah dimudahkan dalam penentuan
berhubungan mereka akan tersalurkan dengan baik, subyek yang hanya diambil khusus pada kelas VII
selain itu akan menambah pemahaman mereka saja diambil sekitar 8-12 orang.
mengenai kebutuhan afiliasinya sehingga mereka Pada siswa kelas VII merupakan tahapan
dapat menyalurkannya dengan mudah. Selain itu, dimana mereka masih memiliki sifat kekanak-
dalam permainan gobak sodor ini juga terdapat nilai- kanakan dan masih senang bermain daripada hanya
nilai yang dapat membentuk karakter anak yang pada proses pemberian layanan yang hanya duduk
dapat menunjang afiliasi mereka. dalam kelas yang tidak memberikan siswa untuk aktif
Menurut Dharmamulya (2008), terdapat dalam psikomotornya. Karena selama ini yang di
unsur-unsur nilai budaya yang terkandung dalam dapat dalam kelas keseringan hanya pada layanan
permainan tradisional gobak sodor diantaranya informasi dalam kelas dan jarang melakukan
adalah nilai kesenangan atau kegembiraan, rasa permainan dalam bimbingan kelompok. Dan menurut
berteman, nilai kepemimpinan, rasa tanggung jawab, Espelage (dalam Farmer, dkk. 2009) anak-anak akan
nilai kebersamaan, serta nilai kejujuran dan cenderung membentuk persahabatan dengan orang
sportivitas Selain itu, permainan juga dapat lain yang mirip dengan mereka pada karakteristiknya
menghindarkan siswa dari sifat individual, egois dan sosial utama. Ada kemungkinan bahwa sebagai anak-
apatis terhadap teman mereka. anak membentuk kelompok sebaya, mereka
Terlihat pada unsur kesenangan atau dipengaruhi oleh dua proses. Pertama, mereka dapat
kegembiraan bahwa permainan gobak sodor tertarik ke individu yang mirip dengan mereka pada
membuat siswa menjadi senang dalam berhubungan satu atau lebih karakteristik sosial utama. Kedua,
dengan orang lain baik dengan timnya sendiri mereka dapat mengurutkan diri menjadi kelompok
maupun tim lawan, rasa berteman terlihat rasa dengan orang lain yang berbagi tingkat status dalam
berteman yang tinggi ketika teman dalam satu tim struktur sosial kelas. Oleh karena itu, ada kebutuhan
berusaha untuk menjaga garis agar tim pemain tidak untuk menguji hubungan antara karakteristik
bisa memasuki babak selanjutnya, nilai kelompok sebaya dan posisi sosial anggota kelompok
kepemimpinan terlihat pada setiap anak menjadi Permainan gobak sodor ini sebenarnya
seorang pemimpin dalam posisinya masing-masing, hampir sama dengan permainan gobak sodor pada
rasa tanggung jawab terlihat pada saat melakukan umumnya, namun dalam permainan gobak sodor kali
tugas dengan perannya masing-masing, nilai ini lebih dimodifikasi lagi sehingga akan lebih
kebersamaan terlihat pada saat melakukan permainan membuat siswa tertarik untuk memainkannya dalam
ini mereka tidak sendirian akan tetapi ada banyak layanan bimbingan kelompok dan juga sebagai alat
teman baik itu dalam tim penjaga ataupun tim pemain yang digunakan untuk menyampaikan materi tentang
mereka bersama-sama untuk menyatukan tujuan kebutuhan afiliasi. Dalam permainan gobak sodor ini
mereka yakni lolos pada babak awal terlebih dahulu juga diperlukan beberapa peralatan diantaraya peluit,
dan memasukkan bola dan saling membantu dalam satu set kartu afiliasi yang berisi 30 pertanyaan, bola
satu tim, serta nilai kejujuran dan sportivitas plastik dan kardus sebagai wadah bola dan tempat
dibuktikan bahwa setiap pemain tidak boleh curang kartu set afiliasi.
apabila mereka tersentuh oleh teman atau menginjak Permainan modifikasi gobak sodor dalam
batas saat bermain mereka harus jujur dan pergantian bimbingan kelompok dipilih dalam penelitian ini
tim pemain dan untuk tim jaga mereka juga harus karena pada siswa SMP kelas VII merupakan masa
jujur tidak boleh keluar dari garis penjagaan. Selain dimana mereka proses menuju ke fase remaja awal
itu, permainan juga dapat menghindarkan siswa dari yang akan membantu mereka dengan mudahnya
sifat individual, egois dan apatis terhadap teman memahami akan perlunya kebutuhan afiliasi mereka
mereka. kepada orang lain. Selain itu siswa SMP juga masih
Berkenaan dengan permasalahan siswa yang merupakan fase dimana mereka suka bermain (suka
memiliki tingkat kebutuhan afiliasinya, untuk sesuatu yang sifatnya aplikatif dibanding dengan
mencegah permasalahan tersebut muncul pada siswa teoritik). Menurut Steinberg dan Monahan (dalam
ke jenjang yang lebih tinggi, maka upaya yang dapat Dongping Li, dkk. 2013) Siswa pada usia yang
dilakukan untuk membantu guru BK dalam seperti ini menghabiskan semakin banyak waktu
mencegah siswa agar tidak terjerumus untuk dengan rekan-rekan mereka di tahun-tahun remaja,
memiliki dan melakukan afiliasi yang sifatnya rendah dan kerentanan mereka terhadap pengaruh selama
yakni dengan menggunakan permainan gobak sodor masa remaja.
yang dilaksanakan dalam bimbingan kelompok. Dalam melakukan permainan ini siswa yang
Kenapa menggunakan permainan gobak akan bermain adalah siswa yang memiliki
sodor dalam bimbingan kelompok dikarenakan permasalahan mengenai rendahnya kebutuhan
melalui bimbingan kelompok nantinya akan lebih afiliasi. Setelah itu siswa akan bermain seperti
mudah untuk menentukan jalannya layanan layaknya bermain gobak sodor pada umumnya
bimbingan konseling khususnya pada layanan dasar langsung memasuki kotak atau garis dalam yang
yang diberikan kepada siswa untuk mencegah siswa telah disedikan satu buah bola plastik. Dalam kotak
memiliki kebutuhan afiliasi yang rendah terhadap nanti di dalamnya ada penjaga yang berusaha untuk
orang lain. Selain itu, melalui bimbingan kelompok menggangu pemain agar bisa dipegang oleh penjaga
4
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

sehingga kelompok penjaga bisa ganti bermain. Saat berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi
penjaga nanti mengganggu jalannya pemain apabila ingin kehidupannya berjalan terus, seseorang
melakukan permainan, ada seorang kelompok menyadari bahwa dalam sebuah kehidupan seharihari
penjaga membacakan pertanyaan yang harus dijawab dirinya tak mungkin bisa terlepas dengan orang lain.
oleh pemain. Apabila pemain bisa menjawab Dengan adanya hubungan satu manusia dengan
pertanyaan maka dia diperbolehkan untuk melempar manusia lainnya akan menumbuhkan rasa
bola yang dia bawa. Namun tetap kelompok penjaga kebersamaan yang kuat, sehingga dapat saling
mengganggu jalannya kelompok pemain memberikan kepuasan satu sama lain.
memasukkan bolanya. Setelah diadakannya
permainan ini diharapkan siswa mampu menumbuh 2. Faktor yang Menyebabkan Seseorang
kembangkan interaksi pada teman yang lain Melakukan Afiliasi
khususnya pada teman-teman disekelilingnya. Menurut Schachter (dalam Tiska, 2012)
Permainan ini diharapkan mampu faktor yang menyebabkan individu berafiliasi adalah
menumbuh kembangkan interaksi siswa, karena bila berada di sekitar orang lain secara
pembentukan pertemanan siswa hingga kebutuhan langsung dapat mengurangi kecemasan, kehadiran
afiliasi siswa di kelas VII ini dapat tersalurkan orang lain dapat mengalihkan perhatian terhadap diri
dengan baik sesuai dengan harapan dan tujuan. sendiri sehingga secara tidak langsung akan
Berdasarkan uraian dari latar belakang mengurangi kesepian, reaksi orang lain dapat
diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan memberi informasi tentang situasi, sehingga memberi
dalam penelitian ini adalah: “Apakah modifikasi kejelasan terhadap pikiran-pikiran (kognisi) individu.
permainan gobak sodor dalam bimbingan kelompok Orang lain merupakan pembanding seorang dapat
untuk perilaku afiliasi siswa kelas VII SMPN 2 mengevaluasi dirinya berdasarkan perilaku orang
NGANTRU sudah memenuhi kriteria kegunaan, lain. Menurut Peplau & Perlman (dalam Tiska,
kelayakan, kepatutan, dan ketepatan?" 2012), memenuhi kebutuhan berafiliasi dengan
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka mengadakan kontak sosial seperti menghubungi atau
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengunjungi teman ternyata merupakan salah satu
untuk menghasilkan produk berupa modifikasi usaha yang dapat dilakukan oleh individu yang
permainan gobak sodor dalam bimbingan kelompok sedang mengalami kesepian. Menurut Derlega &
untuk perilaku afiliasi untuk siswa kelas VII SMPN 2 Margulis (dalam Tiska, 2012)
NGANTRU yang memenuhi kriteria kegunaan, Menyebutkan adanya alasan seseorang untuk
kelayakan, kepatutan, dan ketepatan. melakukan afiliasi adalah:
a. Berada disekitar orang lain secara langsung
KAJIAN PUSTAKA mengurangi kecemasan.
A. Afiliasi b. Kehadiran orang lain dapat mengalihkan
1. Definisi Afiliasi perhatian terhadap diri sendiri hingga secara
Definisi Afiliasi menurut Siwanto (2006) tidak langsung mengurangi kesepian.
Afiliasi merupakan suatu tindakan yang berhubungan c. Reaksi orang lain dapat memberikan informasi
dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu tentang situasi, sehingga memberikan kejelasan
dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka terhadap pikiran-pikiran (kognisi) seseorang.
meliputi kemampuan untuk dapat membagikan d. Orang lain merupakan pembanding: seorang
masalah yang dihadapi dengan orang lain sehingga individu dapat mengevaluasi diri sendiri
secara tidak langsung membuat orang lain turut berdasarkan perilaku orang lain
merasa bertanggung jawab terhadap persoalan yang Alasan yang diungkapkan di atas senada dengan
dihadapi. pendapat dari Baron dan Byrne (dalam Tiska, 2012)
Menurut Murray (dalam Tiska, 2012) bahwa seseorang berafiliasi karena adanya:
kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan untuk 1. Perbandingan sosial adalah kebutuhan untuk
membentuk pertemanan dan untuk bersosialisasi, mengurangi keraguan.
untuk berinteraksi secara dekat dengan orang lain, 2. Stimulus positif adalah kebutuhan akan
untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang keterikatan dan membina hubungan dengan
lain dengan cara bersahabat, dan untuk jatuh cinta. orang lain.
Wrigthsman (dalam Tiska, 2012) 3. Dukungan emosional adalah kebutuhan untuk
menyebutkan bahwa sebenarnya afiliasi merupakan ditemani saat masalah timbul.
kebutuhan manusia yang teramat kuat dan harus 4. Perhatian adalah kebutuhan untuk dipuji dan
dipenuhi sesering mungkin. Hal ini karena ia dihargai
beranggapan bahwa kebutuhan manusia akan
berhubungan sosial dengan orang lain bukan hanya 3. Aspek-aspek Kebutuhan Afiliasi
sebatas bertemu saja. Jauh dari pada itu, manusia Murray (dalam Dewi, dkk. 2011) menyatakan aspek-
membutuhkan suplay kontak sosial yang jauh lebih aspek kebutuhan berafiliasi yakni:
besar dari pada sekedar bertemu orang perorang. 1. Simpati yaitu rasa saling mengerti dan
Dorongan untuk berafiliasi muncul disebabkan menghormati akan keadaan dan keberadaan
karena sebagai makhluk sosial manusia memiliki orang lain.
5
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

2. Empati yaitu perasaan mendalam terhadap apa b. Memiliki pandangan sendiri dan tidak
yang dialami orang lain. sekedar membebek pendapat orang lain.
3. Kepercayaan yaitu adanya kesanggupan pada c. Mengambil resiko sendiri dan berani
diri seseorang untuk mempercayai orang menanggung sendiri konsekuensi-
lain dalam berhubungan. konsekuensi dan tindakannya.
4. Menyenangkan orang lain yaitu keinginan 3. Manfaat Bimbingan Kelompok
untuk menyenangkan orang lain. Manfaat bimbingan kelompok menurut Slameto
Mc Clelland (dalam Aryana, 2007) menyatakan (dalam Nursalim & Suradi , 2002) diantaranya:
bahwa ada lima karakteristik individu dengan motif a. Anak dapat mengenal dirinya melalui hidup
afiliasi yang tinggi, yaitu: bergaul dengan teman lain, sehingga dapat
1. Menunjukkan performa yang lebih baik mengukur kemampuan dirinya lebih pandai
ketika insentif afiliatif tersedia atau kurang, sehingga anak lalu mengambil
2. Memelihara hubungan interpersonal sikap bagaimana kalau lebih dan bagaimana
3. Kooperasi, konformitas, dan konflik kalau kurang.
4. Perilaku managerial b. Dalam interaksi sosial terpengaruh sifat dan
5. Takut untuk ditolak. sikapnya menjadi baik.
c. Dapat megurangi rasa malu, agresif,
B. Modifikasi Permainan Gobak Sodor penakut, emosional, marah dan sebagainya.
1. Definisi d. Dapat mengurangi ketegangan emosional,
Setelah dilakukan modifikasi dalam konflik, frustasi.
permainan gobak sodor dari aslinya, permainan e. Dapat mendorong anak lebih gairah di
gobak sodor disini memiliki definisi yang hampir dalam melaksankan tugas, suka berkorban
sama dengan aslinya yakni permainan beregu yang kepada kepentingan orang lain, suka
terdiri dari 4-6 orang pada tiap regunya yang saling menolong, bertindak teliti dan hati-hati.
berinteraksi antar anggota kelompoknya dal
lawannya yang memunculkan adanya kebutuhan METODOLOGI PENELITIAN
untuk berafiliasi dan juga dalam permainan gobak A. Jenis Penelitian
sodor kali ini di dalamnya terdapat beberapa Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
perangkat. pengembangan
2. Manfaat Permainan Gobag Sodor B. Model Pengembangan
Menurut Ardiwinata, dkk (dalam 2009) Dalam penelitian pengembangan modifikasi
manfaat permainan tradisional gobag sodor adalah permainan gobak sodor ini peneliti menggunakan
meningkatkan kekompakan, menghibur diri, model pengembangan dari Borg dan Gall
menumbuhkan kreativitas dan membentuk C. Desain Uji Validasi
kepribadian. Sehingga dari situ akan terjalin interaksi Desain uji validasi dimana dimaksudkan untuk
sosial antar individu. menguji kelayakan, kegunaan, ketepatan dan
kepatutan pada modivikasi permainan gobak sodor
C. Bimbingan Kelompok oleh ahli dan calon pengguna.
1. Definisi Bimbingan Kelompok D. Subyek Uji Validasi
Menurut Winkel (dalam Nursalim & Suradi Uji validasi ahli terdiri dari dua orang ahli Bimbingan
, 2002) Bimbingan Kelompok merupakan pelayanan dan Konseling. Subjek uji validasi pengguna dalam
bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu penelitian pengembangan ini diperuntukkan guru BK
orang pada waktu yang bersamaan. SMP dan ahli media sebagai konsultan dari produk
Keunggulan bimbinagn kelompok menurut Prayitno yang dikembangkan oleh peneliti.
(dalam Nursalim & Suradi , 2002) meliputi: E. Jenis Data
a. Menyangkut aspek ekonomis atau efisiensi Jenis data yang diperlukan dalam penelitian
yaitu dengan adanya kelompok akan pengembangan ini yakni data kuantitatif dan
semakin banyak orang yang dibantu, relative kualitatif deskriptif.
membutuhkan waktu yang cepat. F. Instrumen Pengumpul Data
b. Dengan adanya interaksi yang intensif dan Teknik pengumpulan data dalam penelitian
dinamis, diharapkan tujuan bimbingan dapat pengembangan ini dengan menggunakan angket yang
tercapai secara mantap. sesuai dengan aspek akseptabilitas yang meliputi
c. Dinamika yang terjadi dalam kelompok kegunaan, kelayakan, ketepatan dan kepatutan.
mencerminkan suasana kehidupan nyata G. Teknik Analisis Data
yang dapat dijumpai di masyarakat. Dalam teknik analisis data pada penelitian
2. Tujuan Bimbingan Kelompok pengembangan ini terdiri dari analisis data prosentase
Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel (dalam untuk data kuantitatif dan analisis isi untuk data
Nursalim & Suradi , 2002) diantaranya: kualitatif.
a. Supaya orang yang dilayani menjadi mampu Teknik analisis data kuantitatif menggunakan analisis
mengatur kehidupannya sendiri. persentase dengan rumus:

6
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

𝑓 dan penyusunan model produk. Pada tahap kedua


𝑃= 𝑥 100%
𝑁 dilakukan dengan mengembangkan produk awal.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian
Keterangan: pengembangan ini ada dua yakni, media permainan
P = Angka persentase modifikasi permainan gobak sodor sebagai sarana
f = Frekuensi jawaban alternatif untuk melatihkan afiliasi dan buku panduan
N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya pelaksanaan modifikasi permainan gobak sodor.
individu) Pada tahap ketiga adalah konsultasi
Pengembang mengumpulkan data menggunakan dengan ahli media. Konsultasi dilakukan dengan
angket tertutup dengan tingkat penilaian: tujuan untuk melihat kesesuaian produk yang telah
dikembangkan dan untuk memperoleh komentar dan
Sangat Baik 4 saran untuk perbaikan produk. Hasil dari konsultasi
berupa masukan mengenai tampilan cover pada buku
Baik 3
panduan, pada desain cover gambar yang digunakan
Kurang Baik 2 kurang representatif dengan isi buku panduan, logo
unesa kurang tepat dan lay out dari logo unesa juga
Tidak Baik 1 kurang tepat. Sedangkan pada media permainan
sudah baik tanpa ada revisi.
Tabel 3.3 tingkat penilaian Tahap keempat adalah uji validasi ahli
untuk mengetahui penilaian produk terhadap produk
Dengan jabaran teknik analisis: yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil dari uji
ahli menunjukkan bahwa buku panduan pada
P=
(4𝑋 ∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛)+(3𝑋 ∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛)+(2𝑋 ∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛)+(1𝑋 ∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛)
modifikasi permainan ini memenuhi kriteria
4𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 kegunaan sebesar 87,5%, kelayakan sebesar 84,37%,
ketepatan sebesar 89,16% dan kepatutan sebesar
Hasil penilaian kemudian dibandingkan dengan 85%. Rata-rata keseluruhan kriteria sebesar 86,5%.
kriteria kelayakan produk menurut Mustaji (2005) Hal tersebut jika dibandingkan dengan kriteria
untuk mengetahui apakah permainan gobak sodor kelayakan dari produk menurut Mustaji (2005)
yang dikembangkan sudah layak atau masih adalah sangat baik tidak perlu revisi. Tambahan
membutuhkan revisi seperti tabel dibawah ini: komentar dan saran yang diperoleh dari uji ahli
yakni, layanan apa yang mendukung dalam
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Produk Nilai Kategori
Hasil dari uji coba tersebut kemudian 81% - 100% Sangat baik, tidak perlu direvisi
dibandingkan dengan kriteria penilaian. Sehingga
akan diperoleh hasil pada tiap-tiap komponen 66% - 80% Baik, tidak perlu direvisi
variabel yang merupakan jawaban apakah permainan
gobak sodor tersebut sudah baik atau belum baik 56% - 65% Kurang baik, perlu direvisi
untuk digunakan. Apabila dari hasil menunjukkan
0% - 55% Tidak baik, perlu direvisi
nilai prosentase setiap aspek berada pada nilai 81%-
100% atau 66%-80% maka bisa dikatakan baik dan permainan, diminta untuk mencantumkan tempat
tidak perlu adanya perbaikan. Namun, apabila hasil pemberian permainan, perlu dicantumkan peran
menunjukkan nila prosentase 56%- 65% atau 0%- konselor, pemimpin/wasit, pemain dan siswa yang
55% maka perlu adanya perbaikan. lain, perlu adanya konsistensi penulisan modifikasi
permainan gobak sodor, perbandingan permainan
HASIL DAN PEMBAHASAN gobak sodor asli dengan modifikasi tidak perlu
dicantumkan, perlu adanya pengubahan kalimat ke
Penelitian pengembangan ini dalam bahasa yang lebih interaktif. Sedangkan untuk
merupakan sebuah penelitian yang menitikberatkan media permainan pelaksanaan modifikasi permainan
pada modifikasi permainan gobak sodor yang gobak sodor berdasarkan penilaian uji ahli memenuhi
digunakan untuk melatihkan afiliasi diri siswa SMP kriteria kegunaan sebesar 81,25%, kelayakan sebesar
kelas VII. Hasil pengembangan modifikasi 84,37%, ketepatan sebesar 81,25%, kepatutan sebesar
permainan gobak sodor ini diharapkan dapat 79,16%. Rata-rata keseluruhan aspek sebesar
membantu siswa SMP kelas VII dalam melatihkan 81,50%. Hal tersebut jika dibandingkan dengan
afiliasi mereka. Sehingga melalui permainan ini nanti kriteria kelayakan dari produk menurut Mustaji
siswa juga akan terbantu dalam melatihkan (2005) adalah sangat baik tidak perlu revisi.
keterampilan sosial. Tambahan komentar dan saran dari uji ahli sudah
Dalam penelitian pengembangan ini baik tanpa ada revisi.
tentunya memiliki beberapa tahapan yang dilakukan. Tahapan kelima adalah uji validasi
Pada tahap pertama, adalah analisis produk yang pengguna oleh guru BK. Berdasarkan hasil dari uji
akan dikembangkan yang terdiri dari need assessment validasi pengguna menunjukkan bahwa buku
7
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

panduan pada modifikasi permainan ini memenuhi kriteria kegunaan sebesar 100%, kelayakan sebesar
kriteria kegunaan sebesar 87,5%, kelayakan sebesar 90,6%, ketepatan sebesar 93,75%, kepatutan sebesar
84,37%, ketepatan sebesar 89,16% dan kepatutan 87,5%. Rata-rata keseluruhan aspek sebesar 92,9%.
sebesar 85%. Rata-rata keseluruhan kriteria sebesar Tambahan komentar dan saran yang diperoleh dari
86,5%. Hal tersebut jika dibandingkan dengan uji ahli sudah baik tanpa ada revisi.
kriteria kelayakan dari produk menurut Mustaji Keseluruhan perolehan prosentase hasil uji
(2005) adalah sangat baik tidak perlu revisi. validasi ahli Bimbingan dan Konseling dan uji
Tambahan komentar dan saran yang diperoleh dari validasi uji pengguna jika dibandingkan dengan
uji ahli sudah baik tanpa ada revisi. Sedangkan untuk kriteria kelayakan produk menurut Mustaji (2005)
media permainan pelaksanaan modifikasi permainan adalah sangat baik tanpa ada revisi dan memenuhi
gobak sodor berdasarkan penilaian uji pengguna kriteria akseptabilitas berupa aspek kegunaan,
memenuhi kriteria kegunaan sebesar 100%, kelayakan, ketepatan dan kepatutan.
kelayakan sebesar 90,6%, ketepatan sebesar 93,75%,
kepatutan sebesar 87,5%. Rata-rata keseluruhan B. Saran
aspek sebesar 92,9%. Hal tersebut jika dibandingkan 1. Bagi guru BK
dengan kriteria kelayakan dari produk menurut Modifikasi permainan gobak sodor untuk
Mustaji (2005) adalah sangat baik tidak perlu revisi. perilaku afiliasi antar siswa merupakan suatu media
Tambahan komentar dan saran dari uji ahli sudah permainan yang dapat memberikan pengenalan dan
baik tanpa ada revisi. pelatihan afiliasi kepada siswa. Selain untuk
Berdasarkan uji validasi ahli dan uji melatihkan afiliasi siswa, juga memberikan gambaran
validasi pengguna terhadap buku panduan dan media pada konselor, bahwa permainan juga dapat dijadikan
permainan menunjukkan hasil yang baik dan sudah sebuah alat dalam membantu menangani
memenuhi kriteria akseptabilitas berupa aspek permasalahan siswa dan membantu keterampilan
kegunaan, kelayakan, ketepatan dan kepatutan. sosial mereka. Oleh karenanya dalam memberikan
layanan Bimbingan dan Konseling guru Bimbingan
SIMPULAN DAN SARAN dan Konseling tidak hanya memberikan secara
formal di dalam kelas melainkan bisa juga dengan
A. Simpulan menggunakan media permainan diluar kelas
Berdasarkan hasil uji validasi buku panduan khususnya untuk melatihkan afiliasi mereka
dan media permainan modifikasi gobak sodor kepada menggunakan modifikasi permainan gobak sodor.
kedua ahli Bimbingan dan Konseling diperoleh 2. Bagi Siswa
persentase kriteria kegunaan sebesar 87,5%, Dengan adanya modifikasi permainan gobak
kelayakan sebesar 84,37%, ketepatan sebesar 89,16% sodor ini diharapkan siswa bisa melatihkan afiliasi
dan kepatutan sebesar 85%. Rata-rata keseluruhan mereka dan mampu mengambil unsur-unsur dan
kriteria sebesar 86,5%. Tambahan komentar dan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan ini.
saran yang diperoleh dari uji ahli yakni, layanan apa Diharapkan siswa berantusias dan tertarik mengikuti
yang mendukung dalam permainan, diminta untuk permainan ini.
mencantumkan tempat pemberian permainan, perlu 3. Bagi Peneliti Lain
dicantumkan peran konselor, pemimpin/wasit, Pengembangan modifikasi permainan gobak
pemain dan siswa yang lain, perlu adanya konsistensi sodor ini hanya terbatas pada aspek akseptabilitas
penulisan modifikasi permainan gobak sodor, (kegunaan, kelayakan, ketepatan dan kepatutan) dan
perbandingan permainan gobak sodor asli dengan terbatas pada uji pengguna produk oleh karenanya
modifikasi tidak perlu dicantumkan, perlu adanya diharapkan peneliti lain dapat melakukan tahapan
pengubahan kalimat ke dalam bahasa yang lebih penelitian pengembangan lagi secara meyeluruh
interaktif. Sedangkan untuk media permainan dengan menghasilkan produk-produk yang lebih
pelaksanaan modifikasi permainan gobak sodor kreatif, inovatif dan berdaya tarik sehingga siswa
berdasarkan penilaian uji ahli memenuhi kriteria lebih berantusias dan memberikan gambaran
kegunaan sebesar 81,25%, kelayakan sebesar pengetahuan baru mereka.
84,37%, ketepatan sebesar 81,25%, kepatutan sebesar
79,16%. Rata-rata keseluruhan aspek sebesar DAFTAR PUSTAKA
81,50%. Tambahan komentar dan saran dari uji ahli Aryana, Anton P., 2007. Studi Korelasi Motif Afiliasi
sudah baik tanpa ada revisi. Dan Motif Berprestasi dengan Prestasi
Berdasarkan hasil dari uji validasi pengguna Akademik Pada Siswa Kelas 2 SMU
menunjukkan bahwa buku panduan pada modifikasi Pangudi Luhur” van Lith” Muntilan.
permainan ini memenuhi kriteria kegunaan sebesar skripsi tidak diterbitkan. Madiun: Fakultas
87,5%, kelayakan sebesar 84,37%, ketepatan sebesar Psikologi Universitas Widya Mandala
89,16% dan kepatutan sebesar 85%. Rata-rata
keseluruhan kriteria sebesar 86,5%. Tambahan Brackett, dkk. 2011. Classroom Emotional Climate,
komentar dan saran yang diperoleh dari uji ahli sudah Teacher Affiliation and Student Conduct. skripsi
baik tanpa ada revisi. Sedangkan untuk media tidak diterbitkan. Vol 46.1 page 27-36
permainan pelaksanaan modifikasi permainan gobak
sodor berdasarkan penilaian uji pengguna memenuhi
8
Pengembangan Modifikasi Permainan Gobak Sodor Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Afiliasi Diri

Cruickshank, Donald R, dkk. 2014. Perilaku 20Dianiaya%20Hingga.html diakses pada


Mengajar Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba 20 Mei 2015
Humanika
Tiska, Sri Yola. 2012. Hubungan Antara Kesepian
Dewi, Tri Nurmala dan Joko Kuncoro. 2011. dan Kebutuhan Afiliasi Pada Remaja Akhir
Kebutuhan Berafiliasi, Introversi yang Senang Clubbing. skripsi tidak
Kepribadian Serta Ketergantungan Pada diterbitkan. Jakarta: Fakultas Psikologi
Facebook Pada mahasiswa. skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Fakultas Psikologi Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian
Universitas Islam Sultan Agung Semarang Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian
Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan
Dharmamulya, Sukirman.2008.Permainan Penelitian dan Pengembangan
Tradisional Jawa. Yogyakarta: Kepel Press Depaartemen Pendidikan Nasional
Farmer, dkk. 2010. Social Preference, Social Yulianty, Rani. 2013. Permainan yang Meningkatkan
Prominence and Group Membership In Kecerdasan Anak. Jakarta: Laskar Aksara
Late Elementary School: Hemophilic
Concentration and Peer Affiliation
Configuration.skripsi tidak diterbitkan.
USA: University Park
Friedman, Howard S. dan Miriam W. Schustack.
2006. Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Modern. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak
Jilid 1 Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga
Lee, Steve S. 2010. Deviant Peer Affiliation and
Antisocial Behaviour: Interaction with
Monoamine Oxidase A (MAOA) Genotype.
Los Angeles: Department of Psychology,
University of California
Li, Dongping. 2013. School Connectedness and
Problematic Internet Use in Adolescents: A
Moderated Mediation Model of Deviant
Peer Affiliation and Self-Control. China:
Central China Normal Universuty
Nursalim, Mochamad dan Suradi. 2002. Layanan
Bimbingan dan Konseling. Surabaya:Unesa
University Press
Prayitno dan erman Amti. 2009. Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Edisi
Ke-11 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Santrock, John W. 2012. Life SpanDevelopment
Perkembangan Masa Hidup Edisi Ke-13
Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental Konsep Cakupan
dan Perkembangan. Yogyakarta: ANDI
merdeka.com (Ingin berdamai, pelajar SMA
beda sekolah di Medan malah tawuran lagi
_ merdeka.com.html diakses pada 20 Mei
2015
KoranSINDO.source:file:/Tolak%20Masuk
%20Geng%20Wanita,%20Siswi%20SMP%

Anda mungkin juga menyukai