Anda di halaman 1dari 9

Page |1

Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai Di Dinas Penanaman Modal


Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo

The Relationship between Leadership Style and Employee Performance at the Sidoarjo Regency
Investment and One-Stop Integrated Services Service

Dana Suhartati

Dosen Pembimbing
Ilmi Usrotin Choiriyah

Administrasi Publik
Fakultas, Bisnis Hukum Dan Ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Desember 2023
Page |2

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI


DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN SIDOARJO

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLE AND


EMPLOYEE PERFORMANCE AT THE SIDOARJO REGENCY
INVESTMENT AND ONE-STOP INTEGRATED SERVICES SERVICE

Dana Suhartati 1), Ilmi Usrotin Choiriyah,2)


1)
Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
2)
Dosen Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
*Email : 1) dana_suhar123@gmail.com, 2) ilmiusrotinchoiriyah@umsida.ac.id

Abstract. Knowing employee performance is very important for an organization. Because in this way the
organization can measure how well the organization can work to achieve its goals. Organizations can also assess
whether employees can carry out their duties and achieve set results. Organizations can assess this and make
further plans. Employees must be managed by people who have leadership qualities. This research aims to
determine and analyze the moderate relationship between leadership style and employee performance at the
Sidoarjo Regency Investment and One Stop Integrated Services Service. This research uses quantitative analytical
correlation research methods with a cross sectional approach. The population in this study were all employees at
the Sidoarjo Regency Investment and One-Stop Integrated Services Service, totaling 82 people. The sampling used
was purposive sampling so that 70 respondents were obtained. The results of the research show that almost half of
the employees think that the leadership style of department heads is a consultation style, namely 27 people (38.5%),
and the majority of employees have good performance, namely 30 people (42.8%). The results of the Spearman Rho
test can be said to be pvalue=0.000 with a correlation coefficient of 0.649 so that H1 is accepted, meaning there is a
moderate relationship between leadership style and employee performance at the Sidoarjo Regency Investment and
One-Stop Integrated Services Service.

Keywords- leadership style; job performance; employee

Abstrak. Mengetahui kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi. Karena dengan
cara ini organisasi dapat mengukur seberapa baik organisasi tersebut dapat bekerja untuk mencapai tujuannya.
Organisasi juga dapat menilai apakah karyawan dapat melaksanakan tugasnya dan mencapai hasil yang
ditetapkan. Organisasi dapat menilai hal ini dan membuat rencana lebih lanjut. Karyawan harus dikelola oleh
orang-orang yang memiliki kualitas kepemimpinanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
hubungan sedang antara gaya kepemimpinan dengan kinerja Pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif analitik korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai di Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo sebanyak 82 orang. Sampling yang digunakan
adalah purposive sampling sehingga didapatkan 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
setengah pegawai menilai bahwa gaya kepemimpinan kepala bagian adalah gaya konsultasi yaitu sebanya 27 orang
(38,5%), dan sebagian besar pegawai mempunyai kinerja baik yaitu 30 orang (42,8%). Hasil uji Spearman Rho
dapat dikatakan bahwa pvalue=0,000 dengan koefisien korelasi sebesar 0,649 sehingga sehingga H 1 diterima,
artinya ada hubungan sedang antara gaya kepemimpinan dengan kinerja Pegawai di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo.

Kata Kunci – gaya kepemimpinan; kinerja; pegawai


Page |3

I. PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh kinerja pegawainya, sebab
kinerja pegawai merupakan landasan sesungguhnya sebuah organisasi. Apabila kinerja pegawai baik maka
organisasipun akan baik baik saja. Dan jika kinerja pegawainya tidak baik, maka organisasipun akan berada dalam
masalah. Kinerja pegawai pada dasarnya adalah gambaran mengenai kemampuan pegawai dalam menangani setiap
pekerjaan, tinggi rendahnya kinerja pegawai dapat dinilai oleh kemampuan pegawai dalam menghasilkan suatu
pekerjaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan [1].
Mengetahui kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi. Karena dengan
cara ini organisasi dapat mengukur seberapa baik organisasi tersebut dapat bekerja untuk mencapai tujuannya.
Organisasi juga dapat menilai apakah karyawan dapat melaksanakan tugasnya dan mencapai hasil yang ditetapkan.
Organisasi dapat menilai hal ini dan membuat rencana lebih lanjut. Karyawan harus dikelola oleh orang-orang yang
memiliki kualitas kepemimpinan. Kualitas tersebut tercapai ketika seorang pemimpin dapat membaca kondisi
lingkungan organisasi yang dipimpinnya, mempengaruhi dan mengatur bawahan dengan berbagai sifat dan
karakteristik, serta mengambil keputusan terbaik untuk mencapai tujuan organisasi [2].
Permasalahan pekerjaan pegawai inilah yang menjadi bahan kajian para ahli organisasi dan manajemen.
Penelitian ini menemukan bahwa faktor pemimpin memegang peranan penting karena pemimpin merupakan orang
yang memimpin suatu organisasi dan bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan, memotivasi, membimbing,
mempengaruhi dan membina hubungan dengan bawahan. Memobilisasi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi
dan memastikan mereka mencapainya seperti yang diharapkan. Masalah kepemimpinan ini sangat penting sehingga
para pemimpin selalu fokus dalam mengevaluasi alasan keberhasilan atau kegagalan organisasinya..
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan, akan
tetapi disisi lain terdapat pula penelitian yang menentang pernyataan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh [1] pada variabel gaya kepemimpinan ditemukan nilai thitung > ttabel (7,951 > 1,688), sedangkan
nilai signifikan 0,000, artinya variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai UPTD Baltekkomdik Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
dapat dipengaruhi oleh faktor internal gaya kepemimpinan dan external gaya kepemimpinan. Hal serupa juga
dilakukan oleh [3] yang menunjukkan bahwa nilai thitung pada variabel gaya kepemimpinan sebesar sebesar 4,916
> ttabel dengan df = n - 2 (31 – 2 = 29) sebesar 2,045 atau taraf signifikan 0,000 < 0,05, makaH0 ditolak,artinya
gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT Pos Indonesia (Persero)
Pematangsiantar.
Kondisi berbeda ditunjukkan dari hasil penelitian [4] di Kantor DPMPTSP Kabupaten Malang
menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja t hitungnya adalah 1,16 dengan nilai
signfikansinya sebesar 0,253. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa nilai signfikansinya lebih besar dari
0,05, berarti gaya kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai DPMPTSP. Hal ini juga
didukung oleh penelitian (Wibowo & Saputra, 2017) di PPSU Duren Sawit Jakarta TImur yang menunjukkan bahwa
secara parsial dan langsung (X1) gaya kepemimpinan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
Hasil capaian kinerja pegawai di DPMTSP Kabupaten Sidoarjo berdasarkan kehadiran dan pelanggaran
yang dilakukan oleh pegawai dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 1. Hasil Pencapaian Kinerja Pegawai DPMTSP Kabupaten Sidoarjo

(Sumber: DPMTSP Kabupaten Sidoarjo, 2022)


Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa capaian kinerja pegawai paling tinggi adalah pegawai negeri
golongan III, sedangkan yang terendah adalah golongan II.
Page |4

Pemimpin adalah sosok panutan secara sepakat dijadikan sebagai orang yang terdepan dari kegiatan hidup.
Sosok ini mempunyai tugas dan kewajiban untuk memberi perlindungan dan bantuan secara pribadi dan mengelola
kegiatan agar dapat mencapai tujuan yang sudah diprogramkan. Setiap pemimpin mempunyai gaya sendiri dalam
memimpin kelompok atau bawahannya. Gaya kepemimpinan seseorang sangat menentukan tingkat keberhasilan
kerja dari pegawai yang dipimpinnya, semakin baik gaya kepemimpinan seorang pemimpin, maka semakin tinggi
tingkat keberhasilan kerja pegawainya. Di sini di butuhkan sosok pemimpin yang dapat berbuat adil, tidak
membedakan suku, ras, dan juga tidak mementingkan kepentingan pribadi [6].
Gaya kepemimpinan otokratis berdasarkan fenomena yang terjadi dapat dilihat dari cara pemimpin yang
kurangnya kontrol kepada bawahannya dalam menghadapi keadaan darurat dan kurangnya kesigapan dalam
pengambilan keputusan di saat darurat. Pada gaya kepemimpinan demokratis dimana pimpinan memberikan
wewenang secara luas kepada para pegawai dan mengkoordinasi pekerjaan pada semua bawahan dengan penekanan
pada rasa tanggung jawab diri sendiri dan kerja sama yang baik. Pada gaya kepemimpinan bebas kendali atau
Laissez-faire fenomena dapat dilihat masih adanya pegawai yang tidak serius dalam bekerja, sehingga pegawai tidak
merasa bersalah dengan menunda pekerjaannya [7].
Upaya-upaya dalam meningkatkan kinerja pegawai selain pengendalian internal gaya kepemimpinan juga
perlu di perhatikan. Seorang pemimpin yang ideal harus memiliki gaya kepemimpinan yang baik sehingga dapat
meningkatkan kinerja instansi dinas. Seorang pemimpin sangat perlu memperhatikan gaya kepemimpinan dalam
proses mempengaruhi, mengarahkan kegiatan anggota kelompoknya serta mengordinasikan tujuan anggota dan
tujuan organisasi agar keduanya dapat tercapai [1]. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai.

II. METODE
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian analitik korelasi dengan
pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan
cross sectional yaitu variabel sebab akibat yang terjadi pada obyek penelitian diukur dan dikumpulkan pada waktu
tertentu yang bersamaan [8]. Lokasi penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Publik Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2021 hingga
Maret 2022.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo sebanyak 82 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
non probability sampling tipe purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti
(Notoatmodjo, 2012). Pertimbangan peneliti dalam bentuk kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah Pegawai yang bertugas sebagai pelaksana seksi bidang, pegawai yang bersedia menjadi
responden, kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah kepala dinas, kepala bagian, dan kepala seksi, pegawai yang
sedang cuti, pegawai yang tidak masuk saat dilakukan penelitian, dan pegawai yang sedang dinas luar.
Dalam penelitian ini instrumen berupa kuesioner indikator gaya kepemimpian Model Hersey & Blanchard
kepala ruangan yang dipersepsikan oleh pegawai pelaksana dengan jumlah pernyataan sebanyak 35 butir yang
terdiri dari 9 pernyataan tentang gaya kepemimpinan instruksi, 8 pernyataan tentang gaya kepemimpinan konsultasi,
10 pernyataan tentang gaya kepemimpinan partisipasi, dan 8 pernyataan tentang gaya kepemimpinan delegasi, dan
kinerja pegawai menggunakan kuesioner [9]. Analisis hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai
dengan menggunakan uji Spearman’s Rho karena tujuan analisa bersifat korelasi, jumlah variabel ada 2, sampel
bebas, skala data variabel yang dianalisis adalah skala nominal dan ordinal. Uji Spearman’s Rho dilakukan dengan
menggunakan SPSS for Windows 20.0. Jika ρvalue < 0,05, maka H1 diterima, berarti ada hubungan gaya
kepemimpinan dengan kinerja pegawai , jika ρvalue ≥ 0,05, maka H1 ditolak, berarti tidak ada hubungan gaya
kepemimpinan dengan kinerja pegawai
Page |5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Data Umum
Tabel 1. Karakteristik Responden di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Sidoarjo
No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
1 Usia
< 26 tahun 9 12,9
26-35 tahun 13 18,6
36-45 tahun 32 45,7
46-55 tahun 16 22,8
Jumlah 70 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 44 62,9
Perempuan 26 37,1
Jumlah 70 100
3 Pendidikan
SMA 10 14,3
D3 28 40,0
S1 32 45,7
Jumlah 70 100
4 Lama Bekerja
< 1 tahun 0 0
1-3 tahun 20 28,6
3-5 tahun 8 11,4
> 5 tahun 42 60,0
Jumlah 70 100
Sumber: Data Primer, 2022
Tabel 1. Menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik usia hampir setengah responden berusia 36-45
tahun yaitu 32 orang (45,7%). Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, diketahui bahwa sebagian besar responden
adalah laki-laki, yaitu 44 orang (62,9%). Berdasarkan karakteristik pendidikan diketahui bahwa hampir setengah
responden berpendidikan S1 yaitu 32 orang (45,7%). Berdasarkan karakteristik lama bekerja diketahui bahwa
sebagian besar responden telah bekerja > 5 tahun yaitu 42 orang (60%).
2. Data Khusus
Tabel 2. Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Sidoarjo
No Kriteria Variabel Frekuensi Persentase (%)
1 Gaya Kepemimpinan
Instruksi 10 14,3
Konsultasi 27 38,5
Partisipasi 13 18,6
Delegasi 20 28,6
Jumlah 70 100
2 Kinerja Pegawai
Baik 38 54,3
Cukup 20 28,6
Kurang 12 17,1
Jumlah 70 100
Sumber: Data Primer, 2022
Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir setengah pegawai menilai bahwa gaya kepemimpinan kepala bagian
adalah gaya konsultasi yaitu sebanya 27 orang (38,5%), dan sebagian besar pegawai mempunyai kinerja baik yaitu
30 orang (42,8%).
Page |6

Tabel 3. Tabulasi Silang Antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo
Kinerja
Gaya Total
Baik Cukup Kurang
Kepemimpinan
f % f % f % f %
Instruksi 0 0 2 20,0 8 80,0 10 100
Konsultasi 8 29,6 16 59,3 3 11,1 27 100
Partisipasi 11 84,6 1 7,7 1 7,7 13 100
Delegasi 19 95,0 1 5,0 0 0 20 100
Total 38 54,3 20 28,6 12 17,1 70 100
Sumber: Data Primer tahun 2023
Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir seluruh (80%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan instruksi
mempunyai kinerja kurang, sebagian besar (59,3%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan konsultasi
mempunyai kinerja cukup, hampir seluruh (84,6%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan partisipasi
mempunyai kinerja baik, dan hampir seluruh (95%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan delegasi mempunyai
kinerja baik.
Hasil uji Spearman Rho dapat dikatakan bahwa pvalue=0,000 dengan koefisien korelasi sebesar 0,649
sehingga sehingga H1 diterima, artinya ada hubungan sedang antara gaya kepemimpinan dengan kinerja Pegawai di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo.

B. Pembahasan
1. Gaya Kepemimpinan
Hasil penelitian hampir setengah pegawai menilai bahwa gaya kepemimpinan kepala bagian adalah gaya
konsultasi yaitu sebanya 27 orang (38,5%). Gaya kepemimpinan seorang pemimpin mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan dan pencapaian tujuan bisnis. Memilih gaya kepemimpinan yang tepat dan
tepat dapat membantu Anda mencapai tujuan pribadi, organisasi, dan bisnis Anda. Gaya kepemimpinan yang
tidak konsisten dapat mengabaikan pencapaian tujuan perusahaan dan memberikan arah yang tidak jelas kepada
karyawan. Kebutuhan kepemimpinan setiap pemimpin sangat berbeda. Selain itu, dalam hal mempengaruhi
orang lain, seorang pemimpin ditentukan oleh faktor-faktor seperti keterampilan, bakat, kemampuan, sifat, dan
kepribadian. Menurut Handoko, peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan: fokus pada tugas dan
fokus pada karyawan [10].
Gaya kepemimpinan kepala bagian dinilai konsultatif karena mereka yakin bahwa kepala bagian
memberikan pengawasan yang wajar, tidak santai dan tidak kaku, serta bersedia mendiskusikan pekerjaan
dengan tim pelaksana. Pelajari cara melakukan pengaturan pekerjaan yang benar, mencapai hasil optimal, dan
berkomunikasi dengan baik dengan para pegawai. Pegawai menilai gaya kepemimpinan mereka bersifat
langsung karena responden sering diberi instruksi dan diawasi secara ketat selama melakukan aktivitas
pekerjaan. Hal ini mungkin disebabkan karena responden memiliki pengalaman kerja yang sedikit atau masih
baru di rumah sakit dan masih memerlukan bimbingan dan arahan dari manajer kantor untuk menghindari
kesalahan. Responden yang menilai gaya kepemimpinannya partisipatif merasa bahwa kepala bagian bersedia
membantu pegawainya melaksanakan tugasnya dan berkolaborasi dengan staf atasan untuk mencapai tujuan
pekerjaan dengan benar. Responden menilai kepala bagian memiliki gaya kepemimpinan delegasi karena
mereka percaya bahwa manajer ruangan lebih mungkin memberikan responden tujuan yang dapat dicapai dalam
pekerjaan mereka. Dukungan telah diterima dan sebagai hasilnya semua masalah dengan pekerjaan diserahkan
kepada kepala bagian. Ini mungkin adalah karyawan yang jarang diajak bicara oleh manajer ruangan, atau
karyawan yang telah lama berada di ruangan tersebut dan oleh karena itu memiliki lebih banyak pengalaman
dalam memberikan infus, sehingga memungkinkan manajer ruangan untuk menangani masalah dalam
pekerjaan.
2. Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai mempunyai kinerja baik yaitu 30 orang
(42,8%). Kinerja pegawai dipengaruhi oleh karakteristik individu, antara lain umur, jenis kelamin, masa kerja,
tingkat pendidikan, dan pelatihan yang diikuti [11]. Usia dapat menentukan kemampuan individu dalam
mengambil keputusan. Kemampuan pengambilan keputusan sangat penting untuk dilakukan secara cepat
sehingga dapat menangani setiap pasien yang masuk. Perawat dengan tingkat sarjana memiliki tingkat
kebijakan otonomi yang lebih besar dalam ruang perawatan intensif karena lebih memiliki pemikiran kritis dan
kemampuan kognitif yang baik [12]. Feminisme yang dimiliki oleh wanita sangat membantu dalam
memberikan asuhan keperawatan di ruang perawatan karena berhubungan dengan penerapan konsep caring dan
komunikasi pada pasien. Masa kerja dianggap mempengaruhi kapasitas dan tingkat kinerja perawat di ruang
Page |7

perawatan. Pada dasarnya semakin lama masa kerja, maka perawat akan semakin mahir dan memiliki kapasitas
dan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan perawat yang lebih sedikit masa kerjanya [13].
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh (80%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan
instruksi mempunyai kinerja kurang, sebagian besar (59,3%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan
konsultasi mempunyai kinerja cukup, hampir seluruh (84,6%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan
partisipasi mempunyai kinerja baik, dan hampir seluruh (95%) pegawai yang menilai gaya kepemimpinan
delegasi mempunyai kinerja baik. Hasil uji Spearman Rho dapat dikatakan bahwa pvalue=0,000 dengan
koefisien korelasi sebesar 0,649 sehingga sehingga H1 diterima, artinya ada hubungan sedang antara gaya
kepemimpinan dengan kinerja Pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Sidoarjo.
Organisasi yang berhasil mencapai tujuannya dan memenuhi tanggung jawab sosialnya sangat bergantung
pada pemimpinnya. Jika seorang pemimpin dapat melakukan hal ini dengan baik, maka organisasi
kemungkinan besar akan mencapai tujuannya, dan organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif yang dapat
mempengaruhi perilaku anggota atau bawahannya. Oleh karena itu, seorang manajer atau pimpinan suatu
organisasi dianggap sebagai pemimpin apabila ia dapat mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya untuk
mencapai tujuan organisasi [14].
Kualitas pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan suatu
organisasi. Selain itu, keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sering kali dilihat sebagai keberhasilan atau
kegagalan kepemimpinannya. Peran pemimpin begitu penting sehingga menjadi faktor yang menarik bagi para
peneliti di bidang perilaku organisasi. Hal ini mengarah pada konsistensi yang mengharuskan seluruh manajer
untuk mengembangkan, mengerahkan dan mengarahkan seluruh potensi yang dimiliki pegawai di
lingkungannya serta memberikan perhatian khusus terhadap beban kerja dan beban kerja. Pemimpin harus
melakukan pelatihan karyawannya dengan serius untuk meningkatkan kinerja dan meningkatkan kepuasan
kerja. Ketika pemimpin menunjukkan kepemimpinan yang baik, karyawan mempunyai kesempatan untuk
mempelajari perilaku yang tepat untuk menyelesaikan tugas mereka. Begitu pula dengan pimpinan birokrasi
pemerintahan yang mempunyai peranan yang sangat strategis. Keberhasilan PNS dalam menjalankan tugasnya
seringkali ditentukan oleh kualitas kepemimpinannya. Sebab kedudukan pimpinan mengatur segala kegiatan
yang dilakukan [15].
Selain itu, pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo
juga harus lebih berperan dalam melaksanakan tugasnya, mengingat statusnya sebagai PNS sebagai garda
terdepan dalam pelaksanaan program pelayanan. Dalam institusi publik, bawahan selalu bergantung pada
pimpinannya. Jika pemimpin tidak memiliki kemampuan kepemimpinan, mereka tidak dapat melaksanakan
tugas-tugas yang sangat kompleks dengan baik. Kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan pengaruh dan memotivasi orang untuk mencapai tujuan organisasi [16]. Pengaruh menentukan
metode yang digunakan karyawan untuk mencapai hasil kerja. Hal ini didasarkan pada klaim bahwa pemimpin
mempunyai kekuasaan untuk merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan perilaku
karyawannya. Pemimpin organisasi dapat mempengaruhi perilaku dengan menciptakan sistem dan proses
organisasi yang merespon kebutuhan individu, kebutuhan kelompok, dan kebutuhan organisasi. Seluruh
pegawai dalam suatu organisasi harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pencapaian misi, visi dan
tujuan organisasi. Dalam organisasi sektor publik, hubungan antara pegawai dan organisasi dapat didasarkan
tidak hanya pada hubungan kerja, namun juga pada kesamaan misi, visi, dan tujuan organisasi. Keterikatan
mereka bekerja di instansi pemerintah tidak hanya sekedar gaji, namun juga ikatan internal seperti PNS, cita-
citanya menjadi PNS, status sosial, dan lain-lain. Oleh karena itu, jika seluruh pegawai berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi negara dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat, maka produktivitas sektor publik dengan sendirinya akan meningkat.

IV. KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan kepala bagian dinilai bergaya konsultatif, dan kinerja pegawai sebagian besar baik di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo. Ada hubungan sedang antara gaya
kepemimpinan dengan kinerja Pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sidoarjo.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf maupun pegawai di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sidoarjo yang telah memberikan izin dalam penelitian ini, membantu
melengkapi informasi, memberikan data dan menjadi informan dalam menyelesaikan penelitian ini.
Page |8

REFERENSI

[1] R. Junaidi and F. Susanti, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Uptd Baltekkomdik Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat,” pp. 1–13, 2019, doi:
10.31227/osf.io/bzq75.
[2] A. Ferdinanto and T. N. Haryani, “Gaya Kepemimpinan Servant Leadership Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik,” J. Mhs. Wacana Publik, vol. 1, no. 1, pp. 190–202, 2021.
[3] Y. Handayani, M. Butarbutar, A. Wijaya, and E. Chandra, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Pt Pos Indonesia (Persero) Pematangsiantar Dengan Motivasi Sebagai Variabel
Intervening,” Mak. J. Manaj., vol. 5, no. 2, pp. 72–84, 2019, doi: 10.37403/maker.v5i2.120.
[4] H. S. Lubis, N. Mas, and Sopanah, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Melalui Mediasi Motivasi Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(Dpmptsp) Kabupaten Malang,” J. Ilmu Manaj., vol. 5, no. 2, p. 55, 2019.
[5] I. Wibowo, M.Si and W. Saputra, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Melalui
Disiplin Dan Motivasi Kerja Pegawai Ppsu Kelurahan Duren Sawit Jakarta Timur,” J. Manaj. Bisnis
Krisnadwipayana, vol. 5, no. 2, pp. 1–19, 2017, doi: 10.35137/jmbk.v5i2.111.
[6] S. Tamami, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kualitas Pelayanan Dan Kinerja
Pegawai (Studi Kasus Sekretariat Dprd Kota Batam ),” J. Dimens., vol. 4, no. 1, pp. 1–25, 2016, doi:
10.33373/dms.v4i1.69.
[7] B. Isnaini and R. Kurniawati, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompetensi, Budaya Organisasi, Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Penanaman Modal Dan …,” J. Manag. …, vol. 1, pp. 46–57, 2020.
[8] A. widhi K. Kurniawan and Z. Puspaningtyas, Metode penelitian kuantitatif. Yogyakarta: PANDIVA
BUKU, 2016.
[9] A. Muslimin, P. Pascasarjana, and S. N. Indonesia, “Pengaruh iklim organisasi dan gaya kepemimpinan
situasional terhadap kualitas pelayanan pegawai melalui kepuasan kerja pada dinas sosial kabupaten
kepulauan selayar,” 2021.
[10] F. kahairan Mansur, Rizal, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Peningkatan
Kinerja Pns Pada Dinas Penanaman Modal , Pelayanan Terpadu Satu Pintu , Tenaga Kerja,” Metansi, vol. 4,
no. April, pp. 33–39, 2021, [Online]. Available:
https://journal.metansi.unipol.ac.id/index.php/jurnalmetansi/article/view/123%0Ahttps://
journal.metansi.unipol.ac.id/index.php/jurnalmetansi/article/download/123/117
[11] H. U. K. Walangara, Widuri, and A. Devianto, “Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Perawat
di Rumah Sakit: Studi Literatur,” J. Keperawatan, vol. 14, no. 2, pp. 71–78, 2022.
[12] I. G. A. A. S. Prihandhani and N. K. M. Gandari, “Hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat
pelaksana dalam penerapan asuhan keperawatan dengan kinerja perawat Di Ruang Rawat Inap Badan
Rumah Sakit Umum Tabanan,” J. Keperawatan BSI, vol. 7, no. 1, pp. 1–5, 2019, [Online]. Available:
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/4468/pdf
[13] R. Efkelin, R. A. Utami, and Y. Mailintina, “Hubungan Kepemimpinan Dengan Kinerja Perawat di Ruang
Anggrek dan Gladiola Rumah Sakit Husada Jakarta,” J. Kesehat. Holist., vol. 7, no. 1, pp. 1–7, 2023, doi:
10.33377/jkh.v7i1.131.
[14] F. Efendi and S. Mar, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai
Pengurusan Retribusi Pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kampar,”
J. Ris. Mhs. Manaj. dan Bisnis, vol. 1, no. 3, pp. 99–108, 2020.
[15] A. N. Nisa and S. Isnowati, “Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Pegawai Studi pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi …,” SEIKO J. Manag.
…, vol. 4, no. 3, 2023, doi: 10.37531/seiko.vxix.446.
[16] F. M. Bahari and Jaenab, “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bima,” J. Manaj. Sumber Daya Mns., vol. 16, no. 1,
pp. 2359–2362, 2022, doi: 10.1093/oseo/instance.00208734.
Page |9

Anda mungkin juga menyukai