Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melalui pemantauan

diberbagai belahan dunia memperkirakan bahwa setiap tahunya 500.000 Ibu

meninggal akibat langsung dari infeksi nifas (Depkes, RI, 2005). Masa nifas

(puerperium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta keluar dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil)

(Sahertian Betty A, 2001).

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan

untuk selalu melakukan pemantauan, karena pelaksanaan yang kurang

maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan

dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika

ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab

kematian terbanyak nomor dua setelah pendarahan. Adanya Permasalahan

pada Ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkan

karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari

ibunya. Dengan demikian angka mobiditas dan mortalitas bayi pun akan

meningkat (Ari Sulistyawati, 2009).

Masalah-masalah ibu nifas dapat disebabkan kurangnya pengetahuan

tentang tanda bahaya masa nifas, hal ini sangat berpengaruh terhadap keadaan

bayi dan ibu nifas itu sendiri.

Angka kematian Ibu di Indonesia yaitu berdasarkan perhitungan yang

1
2

diperoleh pada tahun 2007 sebesar 248.000/100.000 kelahiran hidup.

Diperkirakan 60% kematian ibu diakibatkan oleh kehamilan, persalinan

karena pendarahan. 50% kematian ibu masa nifas yang disebabkan oleh

infeksi yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan (Anonim, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 April

2010 di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto, terdapat 24 ibu nifas dari 4 orang ibu dilakukan wawancara secara

langsung, diketahui sebanyak 1 orang (20%) Ibu dapat menyebutkan tanda

bahaya pada masa nifas dan 3 orang (80%) ibu tidak bisa menyebutkan tanda

bahaya pada masa nifas.

Upaya pemerintah dalam menurunkan tingkat kematian maternal

dengan memberikan pelayanan yang maksimal dan tugas bidan disini adalah

memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas. Pemerintah juga menetapkan

program dan kebijakan teknis yaitu : 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan

untuk menilai status Ibu dan mencegah, mendekteksi masalah-masalah yang

terjadi. Untuk itu diperlukannya peran serta masyarakat terutama ibu nifas

untuk memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas

sehingga ibu dapat mengetahui dan mengenal secara dini tanda- tanda bahaya

masa nifas sehingga bila ada kelainan dan komplikasi dapat segera

terdekteksi (Prawirohardjo, 2006).

Kita sebagai tenaga kesehatan (Bidan) mempunyai peran sebagai

pendidik, maka harus memberikan pengetahuan terhadap ibu-ibu nifas, agar

mereka dapat mengenal secara dini tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
3

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa

nifas di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas serta peneliti adalah pemula,

maka dalam penelitian ini faktor yang diteliti dibatasi pada pengetahuan

ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa nifas di Rumah Sakit Islam

Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Tahun 2010.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Tanda Bahaya Pada Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah

Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 ?”

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa

nifas Di Rumah Sakit Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto

Tahun 2010.

D. Maanfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lanjutan


4

mengenai pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa

nifas.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan suatu masukan atau sumbangan

pemikiran dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menambah

wawasan dan pengalaman tentang pengetahuan ibu nifas tentang

tanda bahaya pada masa nifas.

c. Bagi Diri Sendiri

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

terutama tentang tanda bahaya pada masa nifas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masa nifas

dan tanda bahaya masa nifas.

b. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan suatu wacana, sehingga dapat

menambah wawasan dan sebagai bahan masukan pengetahuan ibu

nifas tentang tanda bahaya nifas pada masa nifas.

c. Bagi Ibu Nifas

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna

untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya ibu

nifas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai

hasil penggunaan panca inderanya. Yang berbeda sekali dengan

kepercayaan (beliefes), takhayul (superstition), dan penerangan-

penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah

merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali

kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak

disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau

pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarok dkk, 2007:28).

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul

ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya (Meliono dkk, 2007:28).

b. Tingkat Pegetahuan

Menurut Mubarok dkk (2007:29) pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu mata yang telah

5
6

dipelajari sebelumnya, termasuk pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang ada di pelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

2) Memahami (Comprehation)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara luas.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi nyata.

4) Analisis (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi itu berkaitan dengan kemampuan untuk


7

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

obyek.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan dapat di peroleh dengan berbagai cara antara

lain:

1) Cara Tradisional

Pengetahuan yang diperoleh dengan cara tradisional

dapat dilakukan melalui:

a) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut gagal, dicoba kemungkinan yang

lainnya.

b) Cara Kekuasaan (Otoritas)

Kebiasaan yang diwariskan secara turun-menurun

yang diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang

mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan lain

sebagainya.

c) Berdasarkan Pengalaman Sendiri

Semua penagalaman pribadi dapat merupakan

sumber kebenaran pengetahuan, namun perlu diperhatikan


8

disini bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat

meminta seseorang untuk menarik kesimpulan dengan

benar. Untuk dapat menarik kesimpulan dari pengalaman

dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.

d) Melalui Jalan Pikir

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia

telah menggunakan pikirannya, baik melalui pernyataan

umum kepada yang khusus disebut dedukasi.

2) Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau moderen dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini

disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih popular disebut

Metodelogi Penelitian. Memperoleh kesimpulan dengan

observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua

fakta sehubungan dengan objek yang dihadapi. Hal ini

mencakup pokok-pokok antara lain:

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi ; yaitu gejala-

gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.


9

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seorang pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat

memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah mereka menerima informasi dan pada akhirnya semakin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

2) Pekerjaan

Seorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas

dan dengan bekerja orang mempunyai banyak informasi dan

pengalaman.

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

pada aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan pada aspek fisik

secara garis besar ada 4 kategori perubahan yaitu ukuran,

proporsi, hilangnya ciri lama, timbulnya ciri baru. Pada aspek

psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang

dan dewasa.

4) Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

pengalaman yang kurang baik, seseorang akan berusaha untuk

melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut


10

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan

mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan

akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam

kehidupannya.

5) Informasi

Pemberian informasi akan meningkatkan pengetahuan.

Semakin banyak informasi akan meningkatkan pengetahuan

yang diperoleh. Pemberian informasi dapat melalui penyuluhan

atau melalui media komunikasi.

6) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan

dalam prilaku orang atau kelompok.

7) Sosial Budaya

Sosial budaya (tradisi) begitu melekat apda diri

seseorang, banyak permasalahan yang dapat dipecahkan dan

terjawab berdasarkan suatu tradisi, akan tetapi mungkin terdapat

kendala karena beberapa tradisi begitu melekat hingga validitas,

manfaat tidak pernah coba diteliti (Mubarok, dkk, 2007:3).

e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari obyek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif


11

digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat

kuantitatif berwujud angka, hasil perhitungan atau pengukuran dapat

diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingakan jumlah yang

diharapkan dan diperoleh prsentase, setelah dipresentasikan lalu

ditafsirkan ke dalam kalimat yang bersifat kulitatif yang dibagi

menjadi 3 tingkatan yaitu :

a) Pengetahuan baik : 66 – 100%

b) Pengetahuan cukup : 56 – 65%

c) Pengetahuan kurang : ≤ 55% (Ari Setiawan, 2008:120)

2. Konsep Dasar Nifas

a. Pengertian

Nifas adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sahertian, Betty

A dkk, 2001: 4-3)

b. Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung

selama kira- kira 6 minggu (Ari Sulistyawati, 2009).

c. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :


12

1) Meningkatkan kesejahtraan fisik dan psiokologis bagi ibu dan

bayi.

2) Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu

3) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu dan bayinya.

4) Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta

memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya

dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus. Mendorong

pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,

serta peningkatan pengembangan hubugan yang baik antara ibu

dan anak (Ari Sulistyawati, 2009).

d. Periode Masa Nifas

Menurut Ari Sulistyawati (2009), nifas dibagi dalam 3 periode:

1) Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa masa kepulihan, yang dalam

hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam

agama islam, dianggap bersih dan boleh bekeja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedia

Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan

meyeluruh alat-alat genetalia, yang lamanya Sekitar 6–8

minggu.
13

3) Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan

untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil

atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk

sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu–minggu,

bulanan, bahkan tahunan.

e. Kunjungan Masa Nifas.

Menurut Sarwono Prawirohardjo (2006) paling sedikit 4 kali

kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi

dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah

yang terjadi :

1) 6- 8 jam setelah melahirkan

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan

rujuk bila perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana

d) mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

e) Pemberian ASI awal.

2) Enam hari setelah melahirkan (persalinan)

a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau.


14

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau

perdarahan abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat

bayi seharihari.

3) 2 (dua) minggu setelah persalinan

a) Mastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau

perdarahan abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi

seharihari.
15

4) 6 (enam) minggu setelah persalinan

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi

alami.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

3. Konsep Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas

a. Pengertian

Tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu

diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam jiwa

ibu (Anonim. 2010).

b. Pendarahan

Pendarahan pasca persalinan adalah pendarahan yang

melebihi normal, salah satunya yaitu atonia uteri. Atonia uteri

adalah pendarahan setelah bayi lahir dalam 24 jam pertama setelah

persalinan. Tanda dan gejala atonia uteri:

1) Uterus tidak berkontraksi dan lembek.

2) Perdarahan segera setelah anak lahir.

3) Faktor predisposisi.

4) Multi paritas.

5) Partus lama.

c. Lochea yang berbau

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui

vagina dalam masa nifas. Apabila keluar cairan seperti nanah

berbau busuk, kemungkinan terjadinya infeksi.


16

1) Tanda dan gejalanya yaitu:

a) Warna hijau dan kental.

b) Berbau busuk.

2) Macam-macam lochea yaitu:

a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,

dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.

b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi

darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah

lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.

(Prawirohardjo, 2007)

d. Bendungan payudara

Peningkatan aliran vena dan limfa pada payudara dalam

rangka mempersiapkan diri untuk lokasi.

1) Tanda gejalanya yaitu:

a) Nyeri payudara dan tegang.

b) Payudara mengeras dan membesar.

c) Biasanya terjadi antara hari 3-5 pasca persalinan.

2) Macam-macam cara agar tidak terjadi bendungan payudara,

yaitu:

a) Bila ibu menyusui bayinya.


17

(1) Susukan sesering mungkin.

(2) Kedua payudara disusukan.

(3) Kompres hangat payudara sebelum disusukan.

(4) Bantu dengan memijat payudara diantara waktu

menyusui.

(5) Sangga payudara.

b) Bila ibu tidak menyusui.

(1) Sangga payudara.

(2) Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi

pembengkakan dan rasa sakit.

(3) Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada

payudara.

e. Suhu Tubuh Ibu < 380 C

Suhu tubuh setelah melahirkan antara 34,2 0C – 37,80C.

Oleh reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi hal

ini adalah normal, namun jika terjadi peningkatan melebihi 38 0C

berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadinya infeksi.

Tanda dan gejalanya yaitu suhu tubuh > 38 0C, sedangkan

penanganannya antara lain:

1) Istirahat baring.

2) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.

3) Minum yang banyak.

4) Berikan obat penurun panas.


18

f. Pusing dan lemas yang berlebihan

Pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada nifas, pusing

bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah (Sistol <90

mmHg) atau tekanan darah tinggi yaitu sistol > 160 mmHg dan

distolnya 110 mmHg. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga

disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin < 11 g%.

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda

bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat

dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan

darah rendah (sistol < 90 mmHg). Untuk menghindari hal tersebut

anjurkan ibu untuk :

a) Mengkonsumsi bahan 500 kalori setiap hari.

b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral dan vitamin yang cukup.

c) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya

selama 40 hari pasca bersalin.

d) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

kadar vitaminnya kepada bayinya.

e) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan.

f) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan

memperlambat proses involusi uterus.


19

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Tingkat pengetahuan:
Pengetahuan ibu nifas tentang
Tingkat Pendidikan pengetahuan: tanda bahaya pada masa nifas:
Pekerjaan Tahu Macam-macam tanda bahaya
Umur Memahami nifas yaitu :
Pengalaman Aplikasi Pendarahan.
Informasi Analisis Lochea yang berbau.
Lingkungan Sintesis Bendungan payudara.
Sosial budaya Evaluasi Suhu tubuh ibu >380C.
Pusing dan lemas yang
berlebihan.
Penanganannya.

KATEGORI

Baik Cukup Kurang


Keterangan : 66% - 100% 56% - 65% < 55%
: tidak diteliti

: diteliti

Sumber. Notoatmodjo, 2003.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda


Bahaya Pada Masa Nifas

Kerangka konsep ini menerangkan pengetahuan ibu nifas di pengaruhi

oleh faktor-faktor seperti: tingkat pengetahuan, pekerjaan, umur, pengalaman,

informasi, lingkungan, sosial budaya. Dalam kerangka konsep ini pengetahuan

Ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa nifas seperti: Pendarahan, lochea

yang berbau, bendungan payudara, suhu tubuh ibu > 38 0 C, pusing dan lemas

yang berlebihan.
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam

penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang

bisa mempengaruhi akurasi dan hasil (Nursalam, 2003:97).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Deskriptif”,

artinya memaparkan peristiwa peristiwa penting yang terjadi pada masa kini

(Nursalam, 2008:80). Pada penelitian ini peneliti akan meneliti pengetahuan

ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa nifas.

B. Variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini adalah

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa nifas di Rumah Sakit

Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisiksn tersebut (Nursalam, 2008:101).

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dapat di jelaskan pada

tabel.3.1.

20
21

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda


Bahaya Pada Masa Nifas.

Variabel Definisi Alat Ukur Kriteria Skala


Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Baik : Ordinal
Ibu nifas sebagai hasil tahu 66 -100%
tentang tentang sesuatu hal Cukup:
tanda bahaya (obyek) pada ibu 56 - 65%
pada masa nifas mengenai Kurang :
nifas tanda bahaya pada ≤ 55%
masa nifas yaitu
seorang wanita Sumber :
yang telah (Ari Setiawan,
mengalami proses 2008:120)
persalinan sampai
42 hari
Berkaitan dengan
tanda bahaya pada
masa nifas meliputi:
1. Macam-macam
tanda bahaya
nifas yaitu :
a. Pendarahan.
b. Lochea yang
berbau.
c. Bendungan
payudara.
d. Suhu tubuh
ibu >380 C
e. Pusing dan
lemas yang
berlebihan.
2. Penanganannya.

D. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam,2008:89). Pada penelitian ini populasinya adalah

seluruh Ibu nifas yang ada di Rumah Sakit Arofah Kecamatan Mojosari

Kabupaten Mojokerto pada tanggal 3-29 Mei 2010 yang berjumlah 30 orang.
22

E. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2008:91).

1. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusif adalah karateristik umum subyek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2008). Adapun kriteria inklusi dari penelitian adalah:

1) Ibu nifas.

2) Ibu nifas yang bisa baca tulis atau yang tidak buta huruf.

3) Ibu nifas yang bersedia diteliti dengan mendatangani surat

persetujuan menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagi

sebab (Nursalam, 2008). Adapun kriteria eksklusi dari penelitian ini

adalah:

1) Ibu nifas patologis misalnya : melahirkan dengan operasi.

2) Ibu nifas yang tidak kooperatif.

2. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu

dengan cara pengambilan sampel dengan berdasarkan secara kebetulan


23

bertemu (Alimul Aziz, 2002:36) dengan jumlah sampel sebanyak 30

responden.

F. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari

Kabupaten Mojokerto.Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 3-29 Mei

2010.

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari hasil pengisian

kuesioner responden dengan menjawab pertanyaan dari kuesioner yang

telah disediakan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data penelitian ini menggunakan

kuesioner tertutup memberikan ke mudahan untuk mengarahkan jawaban

yang sudah disediakan pada responden sehingga responden tinggal

memberikan tanda dengan pilihan jawaban.

H. Tehnik Pengolahan Data

Data yang terkumpul dari kuesioner yang telah diisi kemudian diolah

dengan tahap sebagai berikut :

1. Editing Data.

Editing data bertujuan untuk meneliti kembali isian kuisioner, dan

hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengedit adalah : kelengkapan

jawaban, keterbacaan tulisan, kesesuaian jawaban, keseragaman, satuan


24

ukuran. Tahap ini sebaiknya dilakukan di lapangan, sebelum peneliti

pulang (Budijanto, 2007: 1).

2. Coding.

Coding adalah usaha mengklarifikasi jawaban yang ada menurut

macamnya dengan memberi kode angka. Cara pengkodean biasa

dilakukan untuk pertanyaan tertutup, terbuka, atau semi terbuka. Coding

pada pertanyaan tertutup sebenarnya lebih mudah karena jawaban dari

pertanyaan sudah tersedia dan responden tidak mempunyai pilihan lain

(Budijanto, 2007: 1).

3. Entry Data.

Entry data dilakukan setelah seluruh variabel di coding dan dibuat

buku kode (jika variabelnya banyak). Entry dapat dilakukan dengan cara

manual (kartu tabulasi) atau dengan file komputer (Budijanto, 2007: 1).

4. Cleanning Data.

Cleanning data adalah proses untuk meyakinkan bahwa data

yang telah di entry/dimasukkan betul-betul bersih dari kesalahan.

Kesalahan biasa saja terjadi karena si pemasuk data salah ketik

(Budijanto, 2007: 1).

5. Shorting.

Sorting adalah mensortir dengan cara memilah atau

mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data)

(Budijanto, 2007: 1).

6. Mengeluarkan informasi yang diinginkan. (Budijanto, 2007: 1).


25

I. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari pengisian koesioner kemudian ditabulasi

dalam bentuk distribusi frekuensi kemudian dihitung menurut prosentase dan

menjelaskan hasil pengolahan data dengan narasi. Untuk jawaban yang benar

diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Hasil jawaban dari

pembobotan, kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi,

kemudian dijumlahkan dan di bandingkan dengan skor tertinggi, kemudian

dikalikan 100%. Rumuskan yang digunakan :

Dimana : N : Nilai yang didapat

S : Skor yang didapat

SM : Skor Maksimal

Sedangkan hasil skor di interprestasikan dengan meggunakan kriteria

skala kualitatif sebagai berikut :

1. Baik : 66 – 100%

2. Cukup : 56 – 65%

3. Kurang : ≤ 56

(Ari Setiawan, 2008:120)

Pembacaan tabel berdasarkan Nursalam, 2008, dengan kriteria :

1. 90 – 100% : mayoritas

2. 70 - 89% : sebagian besar

3. 51 - 69% : lebih dari 50%


26

J. Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan subjek tidak boleh bertentangan

dengan etika. Pada penelitian telah mengajukan pemohonan kepada pihak

terkait. Adapun masalah etika yang perlu dijelaskan pada penelitian ini

meliputi :

1. Informed Consent

Lembar persetujuan diberikan sebelum melakukan pengumpulan

data, tujuannya agar partisipan mengetahui maksud dan tujuan serta

dampak selama dalam penelitian.

2. Anonimity (tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

responden. Untuk mengetahui keikutsertaan peserta peneliti cukup

memberi tanda pada lembar persetujuan tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Segala informasi yang diberikan responden dalam penelitian ini

dijamin oleh peneliti.

K. Keterbatasan

1. Pengetahuan dan keterampilan, karena peneliti sebagai peneliti pemula,

sehinga banyak kekurangan baik dalam penyusunan/penulisan.

2. Responden kurang terbuka dalam mengisi kuesioner.

3. Sampel hanya terbatas di Rumah Sakit Arofah Kecamatan Mojosari

Kabupaten Mojokerto sehingga hasil penelitian ini tidak dapat

digeneralisasikan ke tempat lain.


27

4. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang peneliti buat

sendiri dan belum pernah diuji cobakan sehingga reabilitas dan

validitasnya perlu di sempunakan.


BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Tanda Bahaya Pada Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah

Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto pada tanggal 3-29 Mei 2010.

Penyajian dan analisa data dari hasil penelitihan akan dijabarkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Lokasi

Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto terletak di Jl. Gajah Mada No. 1 Mojosari Kabupaten

Mojokerto dengan luas lahan ± 4.000 m2 dan luas bangun 2.000 m2

dimana transportasi mudah dan sebagian besar wilayah berupa

daratan.

b. Data Geografis

Letak geografis Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan

Mojosari Kabupaten Mojokerto adalah sebelah utara berbatasan

dengan Desa Randu Bangun Kecamatan Prambon Sidoarjo, sebelah

selatan berbatasan dengan Desa Sawo Kecamatan Kutorejo

Kabupaten Mojokerto, sebelah timur berbatasan dengan Kota

Mojosari Kabupaten Mojokerto, sebelah barat berbatasan dengan

Desa Menanggal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.

28
29

c. Sarana Pelayanan

Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto adalah salah satu rumah sakit swasta yang ada di

Kabupaten Mojokerto, dengan sarana pelayanan Intalasi Gawat

Darurat 24 jam, Instalasi Obat/Apotik 24 jam, Instalasi Rawat Jalan

Dan Poli Spesialis, Instalasi Kamar Bersalin, Instalasi Rawat Inap,

Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Radiologi, Ruang USG, Instalasi

Laboratorium Medik, Instalasi Gizi, dan unit trasnportasi antar.

2. Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Nifas Di Rumah


Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto Pada Tanggal 3-29 Mei 2010

No. Umur Jumlah Prosentase (%)


1. <20 Tahun 2 6,7
2. 20-35 Tahun 27 90,0
3. >35 Tahun 1 3,3
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas

responden berumur 20 – 35 tahun yaitu 27 responden (90%).


30

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Nifas Di


Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto Pada Tanggal 3-29 Mei 2010

No. Pendidikan Jumlah Prosentase (%)


1. SD 2 6,7
2. SMP 9 30,0
3. SMA/SMK 19 63,3
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui lebih dari 50%

responden berpendidikan SMA/SMK yaitu 19 responden (63,3%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Nifas Di Rumah


Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto Pada Tanggal 3-29 Mei 2010

No. Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)


1. Bekerja 13 43,3
Tidak bekerja / Ibu
2. 17 56,7
Rumah Tangga
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih dari 50%

responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17 responden

(56,7%).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak


31

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Ibu Nifas Di


Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto Pada Tanggal 3-29 Mei 2010

No. Jumlah Anak Jumlah Prosentase (%)


1. Primipara 15 50,0
2. Multipara 15 50,0
3. Grandemultipara 0 0,0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki jumlah anak 1 orang dan 2-4 anak mempunyai proporsi

yang sama yaitu 15 responden (50%).

2. Data Khusus

a. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

Tabel 4.5 Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Pada


Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Pada
Tanggal 3-29 Mei 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 14 46,7
2. Cukup 12 40
3. Kurang 4 13,3
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa paling banyak

responden mempunyai pengetahuan baik tentang tanda bahaya masa

nifas yaitu 14 responden (46,7%).

B. Pembahasan.
32

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Pada Masa Nifas.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Tanda Bahaya Pada Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah

Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Pada Tanggal 3-29 Mei 2010

dapat diketahui bahwa paling banyak responden mempunyai pengetahuan

baik tentang tanda bahaya masa nifas yaitu 14 responden (46,7%).

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah umur responden. Dari

tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berumur 20 -35 tahun

yaitu 27 responden (90%). Berdasarkan tabulasi silang antara pengetahuan

dengan umur dapat diketahui bahwa paling banyak responden umur 20-35

tahun sebanyak 27 responden, mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak

13 responden (43,3%).

Bila melihat hasil penelitian bahwa semakin banyak usia atau semakin

tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama

dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian semakin

tua umur responden maka pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada

masa nifas semakin baik, jadi semakin matang usia seseorang, maka dalam

memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah

pengetahuan (Notoatmodjo, 2002:25).

Dari tabel 4.2 dapat diketahui lebih dari 50% responden

berpendidikan SMA/SMK yaitu 19 responden (63,3%). Berdasarkan hasil

tabulasi silang antara pengetahuan dengan pendidikan dapat diketahui bahwa


33

paling banyak responden pendidikan SMA/SMK pengetahuan baik dan

cukup mempunyai proporsi yang sama yaitu sebanyak 9 responden (30%).

Bila kita bandingkan antara hasil penelitian dengan teori maka sesuai

bahwa responden yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan

yang baik tentang sesuatu hal dalam hal ini adalah pengetahuan tentang

bahaya nifas. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi maka akan mudah

menerima informasi dari luar, Pendidikan disini diperlukan sebagai sarana

untuk mendapatkan informasi misalnya mengenai hal-hal yang dapat

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dalam hal

ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang bahaya masa nifas.

Saat ini informasi tentang bahaya nifas sudah banyak beredar di media

cetak maupun elektronik. Disamping itu informasi juga akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang mempunyai

pendidikan yang rendah tapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari

berbagai media misalnya : televisi, radio dan surat kabar yang memuat

tentang bahaya masa nifas, maka hal tersebut akan cepat meningkatkan

pengetahuan seseorang tentang bahaya masa nifas.

Menurut Nursalam dan Pariani (2001) pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan

kesehatan. Menurut Koentjoroningrat 1997 yang dikutip oleh Nursalam

(2001) makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya


34

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih dari 50%

responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan pekerjaan dapat

diketahui bahwa paling banyak responden ibu rumah tangga mempunyai

pengetahuan baik yaitu sebanyak 9 responden (30%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang responden yang tidak

bekerja mempunyai waktu luang yang lebih banyak sebagian besar dimiliki

oleh ibu rumah tangga dari pada wanita bekerja, tetapi hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa responden yang bekerja di swasta/kantor mempunyai

pengetahuan yang baik dan cukup. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan

sangat mempengaruhi cara berpikir seseorang. Dengan demikian pemberian

informasi pada ibu nifas tentang tanda dan bahaya masa nifas yang diberikan

akan mudah diterima oleh responden sehingga akan semakin termotivasi dan

tanggap akan tanda dan bahaya masa nifas. Di harapkan dengan adanya

pengetahuan lebih tentang tanda dan bahaya masa nifas oleh masyarakat

maka angka kematian ibu di Indonesia dapat di tekan seminimal mungkin.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Markum 1991 yang dikutip oleh

Nursalam (2001:133). Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu dan bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Nursalam, 2001:13).


35

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden primipara

orang dan multipara proporsi yang sama yaitu 15 responden (50%).

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan paritas dapat

diketahui bahwa paling banyak responden primipara mempunyai

pengetahuan baik yaitu sebanyak 8 responden (26,7%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas antara primi dan multi

mempunyai kategori yang sama dalam pengetahuan tentang bahaya nifas

yaitu baik dan cukup. Pada primipara pengetahuan tentang bahaya nifas baik

yaitu 6 responden (26,7%) karena responden mempunyai daya tarik yang

besar tentang hal baru yang berkaitan dengan kehidupanya yaitu masa nifas

yang akan dialami, sehingga responden mencari sumber informasi baik dari

media cetak, media eletronik atau penyuluhan tenaga kesehatan. Pada

multigravida memiliki pengetahuan baik dan cukup yaitu 6 responden (20%)

karena sudah pengalaman dari persalinan sebelumnya.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005) merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dan pengalaman dapat menuntun

seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar, sehingga dari

pengalaman yang benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa paling banyak

responden mempunyai pengetahuan baik tentang tanda bahaya masa nifas

yaitu 14 responden (46,7%).

Pemberian informasi mengenai tanda bahaya masa nifas yang

diberikan akan mudah diterima oleh responden sehingga akan semakin


36

termotivasi dan tanggap akan tanda bahaya masa nifas. Di harapkan dengan

adanya pengetahuan lebih tentang tanda-tanda bahaya masa nifas oleh

masyarakat maka angka bahaya masa nifas di masyarakat dapat di tekan

seminimal mungkin.

Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat tentang macam

tanda-tanda bahaya masa nifas lebih dari 50% responden mempunyai

pengetahuan baik yaitu 14 responden (58,82%). Hal ini dapat di lihat dari

jawaban yang benar pada kuesioner no: 1 dan 2 tentang macam tanda-tanda

bahaya masa nifas. Responden mengerti bahwa Pendarahan adalah salah satu

penyebab kematian Ibu setelah melahirkan dan Pendarahan adalah salah satu

tanda bahaya pada masa nifas.

Menurut Prawiroharjo, 2007 bahwa perdarahan pasca persalinan

adalah perdarahan yang melebihi normal, salah satunya yaitu atonia uteri.

Atonia uteri adalah perdarahan setelah bayi lahir dalam 24 jam pertama

setelah persalinan.

Pengetahuan responden tentang pengertian tanda-tanda bahaya masa

nifas di dapatkan mayoritas mempunyai pengetahuan baik. Tanda-tanda

bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui oleh ibu post

partum terutama yang dapat mengancam jiwa ibu (Anonim. 2010). Tanda

bahaya nifas antara lain: pendarahan, lochea yang berbau, bendungan

payudara, suhu tubuh ibu >380C, pusing dan lemas yang berlebihan.

Pengetahuan tentang penanganan bahaya nifas responden baik, hal ini

terbukti dari 30 responden yang menjawab benar sebanyak 24 responden


37

(80%) sedang yang jawab salah 6 responden (20%) pada kuesioner no: 17 dan

20, responden tidak tahu bahwa Lemas, pusing yang berlebihan Ibu harus

segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan dan Bila Ibu merasa

lemas, pusing maka diberikan vitamin, istirahat yang cukup, berikan tablet

besi.

Respon atau masyarakat awam berpendapat bahwa sudah sewajarnya

ibu nifas merasa lemas dan pusing karena telah melahirkan. Ibu nifas lemas

karena orang melahirkan membutuhkan tenaga yang besar maka dianggap

wajar bila merasa lemas. Sedang merasa pusing karena habis mengeluarkan

darah yang banyak sehingga merasa darah rendah wajar bila merasa pusing.

Hal ini sesuai dengan teorinya (Anonim, 2010) diterangkan bahwa

untuk menangani keluhan bahaya nifas anjurkan ibu untuk: mengkonsumsi

bahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang untuk

mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, pil zat besi harus di

minum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca bersalin, minum

kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya

kepada bayinya, istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan, kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi dan

memperlambat proses involusi uterus.


BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda

Bahaya Pada Masa Nifas di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari

Kabupaten Mojokerto pada tanggal 3-29 Mei 2010 dapat diketahui bahwa

paling banyak responden mempunyai pengetahuan baik tentang tanda bahaya

masa nifas yaitu 14 responden (46,7%).

B. Saran

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda

bahaya pada masa nifas, dan diharapkan penelitian selanjutnya

mengkaji lebih jauh tentang tentang hubungan budaya bali dengan

kejadian bahaya nifas.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

literature yang ada, guna dapat dijadikan masukan bahan masukan

atau sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran bagi institusi

pendidikan dan meningkatkan pengetahuan tentang tentang tanda

bahaya pada masa nifas, guna mendukung proses belajar mengajar

baik di kelas maupun di tempat praktek.

38
39

c. Bagi Diri Sendiri

Bila peneliti yang akan menjadi tenaga kesehatan, maka

peneliti akan gunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan

pelayanan dan pengetahuan tentang tanda dan bahaya masa nifas.

2. Praktis

a. Bagi Masyarakat

Masyarakat yang mempunyai pengetahuan kurang hendaknya

meningkatkan komunikasi dan edukasi tentang tentang tanda bahaya

pada masa nifas dengan cara banyak membaca buku, mendengarkan

penyuluhan dan berpartisipasi aktif mengikuti konseling yang

diadakan oleh instansi maupun tenaga kesehatan. Untuk masyarakat

yang sudah baik pengetahuannya hendaknya mempertahankan

pengetahuan dan lebih meningkatkan pengetahuannya lagi dan dapat

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan tenaga kesehatan lebih aktif dan meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan khususnya tentang penanganan ibu

dalam masa nifas dan tanda bahaya masa nifas melalui bimbingan

dan penyuluhan pada ibu nifas agar dapat menekan angka kematian

ibu nifas.
40

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.

Ayu, I. C. M., Bagus, I. G. F. M., & Bagus, I. G. M. (2009). Patologi obstetric


(untuk mahasiswa kebidanan). Jakarta: EGC.

Aziz, Alimul. 2002. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah : Selembang
Medika.

Budijanto, Didik. (2007). Pengelolaan dan Analisis Data dengan SPSS. Surabaya

Depkes RI. 2005. Kematian Maternal dan Neonatal : (online.


http://www.depkes.go.id. diakses 20 April 2010).

Mansjoer, Arif., Triyanti, k., Savitri, R., Wardani, W. I., Setiowulan, W. Kapita
selekta kedokteran (jilid 1). Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba, I. B. G. 2005. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga


berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis obstetri (obtetri fisiologi, obstetric patologi).


Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis obstetri (obtetri operatif, obstetri sosial).


Jakarta: EGC.

Mubarok. 2007. Promosi Kesehatan Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan .


Jakarta : CV. Sagung Seto.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.
41

Sehertian, Betty A. 2001. Buku Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta : Pusdiknakes.

Setiawan, Ari. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jogjakarta : Kuha


Medika.

Suyanto, & Salamah, Umi. 2009. Riset kebidanan. Jogjakarta: Mitra Crndikia
Press.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas : CV. Andi
Offset.
Lampiran 7

1. Pengetahuan Tentang Perdarahan Masa Nifas

Tabel 4.6 Pengetahuan Tentang Perdarahan Masa Nifas Di Rumah


Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 20 66,7
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 10 33,3
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa lebih dari 50%

responden mempunyai pengetahuan baik tentang perdarahan masa nifas yaitu

20 responden (66,7%).

2. Pengetahuan Tentang Penanganan Perdarahan Masa Nifas

Tabel 4.7 Pengetahuan Tentang Penanganan Perdarahan Masa Nifas Di


Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 19 66,3
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 11 36,7
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa lebih dari 50%

responden mempunyai pengetahuan baik tentang penanganan perdarahan

masa nifas yaitu 19 responden (66,3%).


3. Pengetahuan Tentang Pengeluaran Lochea Yang Berlebihan Dan

Berbau Pada Masa Nifas

Tabel 4.8 Pengetahuan Tentang Pengeluaran Lochea Yang Berlebihan


Dan Berbau Pada Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 5 16,7
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 25 83,3
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan kurang tentang pengeluaran lochea yang

berlebihan dan berbau pada masa nifas yaitu 25 responden (83,3%).

4. Pengetahuan Tentang Penanganan Pengeluaran Lochea Yang

Berlebihan Dan Berbau Pada Masa Nifas

Tabel 4.9 Pengetahuan Tentang Penanganan Pengeluaran Lochea Yang


Berlebihan Dan Berbau Pada Masa Nifas Di Rumah Sakit
Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto
Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 15 50,0
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 15 50,0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui responden yang mempunyai

pengetahuan baik dan kurang tentang pengananan pengeluaran lochea yang

berlebihan dan berbau pada masa nifas mempunyai proporsi yang sama yaitu

15 responden (50,0%).
5. Pengetahuan Tentang Bendungan ASI Pada Masa Nifas

Tabel 4.10 Pengetahuan Tentang Bendungan ASI Pada Masa Nifas Di


Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 18 60,0
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 12 20,0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa lebih dari 50%

responden memiliki pengetahuan baik tentang bendungan ASI pada masa

nifas yaitu 18 responden (60%).

6. Pengetahuan Tentang Penanganan Bendungan ASI Pada Masa Nifas

Tabel 4.11 Pengetahuan Tentang Penanganan Bendungan ASI Pada


Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan
Mojosari Kabupaten Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 10 33,3
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 20 66,7
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa lebih dari 50%

responden memiliki pengetahuan kurang tentang penanganan bendungan ASI

pada masa nifas yaitu 20 responden (66,7%).


7. Pengetahuan Tentang Suhu Tubuh > 38oC

Tabel 4.12 Pengetahuan Tentang Suhu Tubuh > 38oC Pada Masa Nifas
Di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 7 23,3
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 23 76,7
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahuan kurang tentang suhu tubuh > 38oC pada

masa nifas yaitu 23 responden (76,7%).

8. Pengetahuan Tentang Penanganan Suhu Tubuh > 38oC

Tabel 4.13 Pengetahuan Tentang Penanganan Suhu Tubuh > 38oC Pada
Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan
Mojosari Kabupaten Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 21 70,0
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 9 30,0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahuan baik tentang penanganan suhu tubuh > 38oC

pada masa nifas yaitu 21 responden (70%).


9. Pengetahuan Tentang Pusing Dan Lemah Yang Berlebihan

Tabel 4.14 Pengetahuan Tentang Pusing Dan Lemah Yang Berlebihan


Pada Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah Kecamatan
Mojosari Kabupaten Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 21 70,0
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 9 30,0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahuan baik tentang pusing dan lemah yang

berlebihan pada masa nifas yaitu 21 responden (70%).

10. Pengetahuan Tentang Penanganan Pusing Dan Lemah Yang Berlebihan

Tabel 4.15 Pengetahuan Tentang Penanganan Pusing Dan Lemah Yang


Berlebihan Pada Masa Nifas Di Rumah Sakit Islam Arofah
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Tahun 2010

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)


1. Baik 13 43,3
2. Cukup 0 0,0
3. Kurang 17 56,7
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa lebih dari 50%

responden memiliki pengetahuan kurang tentang tentang pusing dan lemah

yang berlebihan pada masa nifas yaitu 17 responden (56,7%) .

Anda mungkin juga menyukai

  • Lembar Observasi Penerapan International Patient Safety Goals
    Lembar Observasi Penerapan International Patient Safety Goals
    Dokumen3 halaman
    Lembar Observasi Penerapan International Patient Safety Goals
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Askeb Komunitas Pecoro Wes Print
    Askeb Komunitas Pecoro Wes Print
    Dokumen104 halaman
    Askeb Komunitas Pecoro Wes Print
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen2 halaman
    Bab 5
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • 92 404 1 PB
    92 404 1 PB
    Dokumen9 halaman
    92 404 1 PB
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Fenomena Putri
    Fenomena Putri
    Dokumen5 halaman
    Fenomena Putri
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Fenomena Diah
    Fenomena Diah
    Dokumen3 halaman
    Fenomena Diah
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Fenomena Della
    Fenomena Della
    Dokumen7 halaman
    Fenomena Della
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Transparan Tyas
    Transparan Tyas
    Dokumen14 halaman
    Transparan Tyas
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen14 halaman
    Bab 2
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Fenomena Kend
    Fenomena Kend
    Dokumen4 halaman
    Fenomena Kend
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen3 halaman
    Bab 5
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Cover Nifas
    Cover Nifas
    Dokumen15 halaman
    Cover Nifas
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Kti Lengkap
    Kti Lengkap
    Dokumen44 halaman
    Kti Lengkap
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bagian Depan Kti
    Bagian Depan Kti
    Dokumen15 halaman
    Bagian Depan Kti
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen5 halaman
    Bab 3
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Ky 5
    Ky 5
    Dokumen3 halaman
    Ky 5
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Depan Lengkap
    Depan Lengkap
    Dokumen15 halaman
    Depan Lengkap
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Depan Lengkap
    Depan Lengkap
    Dokumen13 halaman
    Depan Lengkap
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Ky 3
    Ky 3
    Dokumen6 halaman
    Ky 3
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-5 Baru
    Bab 1-5 Baru
    Dokumen112 halaman
    Bab 1-5 Baru
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Ls 1
    Ls 1
    Dokumen5 halaman
    Ls 1
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kuesioner
    Lembar Kuesioner
    Dokumen3 halaman
    Lembar Kuesioner
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Formulir Persetujuan Menjadi Responden
    Formulir Persetujuan Menjadi Responden
    Dokumen1 halaman
    Formulir Persetujuan Menjadi Responden
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Ls 3
    Ls 3
    Dokumen7 halaman
    Ls 3
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Ky 1
    Ky 1
    Dokumen6 halaman
    Ky 1
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Yunani
    BAB 4 Yunani
    Dokumen6 halaman
    BAB 4 Yunani
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Yunani
    Abstrak Yunani
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Yunani
    ANDIS SHAFA
    Belum ada peringkat