B. KONSEP KEBUDAYAAN
1. BUDAYA
- Budi & Daya (akal & usaha)
- Budaya merupakan buah pikir akal manusia & usaha manusia dalam usaha
menghadapi tantangan hidup.
2. CULTURE
- Bahasa Latin “Colere” yaitu mengolah
- Berarti ; Kebudayaan muncul ketika manusia mulai dapat mengolah
(mengolah alam, tanah, makanan, dsb)
- Mengolah berarti proses kreatif yg memerlukan akal/pikiran
3. TERMINOLOGI BUDAYA (MNRT AHLI)
- Koentjaraningrat Kebudayaan adalah keseluruhan Sistem Gagasan,
Tindakan & Hasil karya
a. Sehingga hampir semua aspek kehidupan manusia terkait dengan
kebudayaan.
- Goodenough Kebud merupakan Sistem kognitif (sistem pengetahuan)
b. Kebudayaan adalah “The Invisible Power” yang menggerakkan dan
mengarahkan kehidupan manusia
- Clifford Geertz Kebud merupakan Sistem makna simbolik ( sehingga
muncul konsep Animal Symbolicum)
c. Kebudayaan dimaknai oleh pemilik kebudayaan tersebut, dan bisa saja
tidak bermakna bagi orang di luar kebudayaan tsb.
- Carol Ember : “Kebudayaan merupakan the learned behaviour atau perilaku
yang dipelajari”
4. ASAL USUL KEBUDAYAAN
- Kebudayaan berpangkal dari akal/pikiran manusia.
(Kebudayaan muncul karena manusia punya akal/pikiran)
- Kebudayaan diwariskan dari generasi
(AKAN TETAPI bukan warisan biologis / genetis)
- Kebudayaan diperoleh melalui proses belajar
(Proses belajar kebudayaan berlangsung melalui Proses Sosialisasi &
Enkulturasi)
5. SUDUT PANDANG/DIMENSI KEBUDAYAAN
- Dimensi Wujud
- Dimensi Isi
- Dimensi Aspek
6. WUJUD IDEAL
- Berupa ide atau gagasan tentang pengetahuan, norma, aturan, kaidah, nilai,
yang sifatnya abstrak
7. WUJUD TINGKAH LAKU
- Sistem perilaku sosial / sistem sosial
8. WUJUD MATERIAL
- Wujud paling konkrit dalam kebudayaan masy
- Hasil ciptaan (produk) yg muncul dr suatu kebudayaan, dapat berupa alat,
bnangunan, dsbg yg bisa dilihat dipegang dan dipotret
9. DIMENSI ISI KEBUDAYAAN
- Unsur-Unsur Kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua kebudayaan
masyarakat
- Unsur yang sama tsb disebut Unsur Budaya Universal (CULTURAL
UNIVERSAL)
Bahasa
Sistem kepercayaan / religi
Sistem Organisasi Sosial
Sistem Pengetahuan
Sistem mata pencaharian hidup;
Sistem peralatan /teknologi
Kesenian
BAB II : KEBUDAYAAN
A. ETIMOLOGI BUDAYA
1. BUDAYA
- Budi (Akal) & Daya (Usaha)
- Merupakan buah pikir akal manusia & usaha
manusia dalam usaha menghadapi tantangan hidup.
2. CULTURE
- Bhs latin “Colere” = Mengolah
- Kebudayaan muncul ketika manusia mulai dapat
mengolah (mengolah alam, tanah, makanan, dsb)
- Mengolah = proses kreatif yang memerlukan
akal/pikiran.
3. TERMINOLOGI
- Koentjaraningrat � Kebudayaan adalah keseluruhan Sistem
Gagasan, Tindakan & Hasil karya
- Sehingga hampir semua aspek kehidupan manusia terkait dengan
kebudayaan.
Goodenough � Kebudayaan merupakan Sistem kognitif (sistem
pengetahuan)
- Kebudayaan adalah “The Invisible Power” yang menggerakkan dan
mengarahkan kehidupan manusia
- Clifford Geertz � Kebudayaan merupakan Sistem makna
simbolik ( sehingga muncul konsep Animal Symbolicum)
- Kebudayaan dimaknai oleh pemilik kebudayaan tersebut, dan bisa
saja tidak bermakna bagi orang di luar kebudayaan tsb.
- "Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya
yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan
miliknya dengan belajar. (Koentjaraningrat. 2003:72)
- E.B. Tylor (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat,
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
C. SIFAT-SIFAT KEBUDAYAAN
- Kebudayaan merupakan milik bersama, bukan milik perseorangan.
- Kebudayaan selalu diwariskan, dan proses pewarisan kebudayaan dilakukan
dengan belajar.
- Kebudayaan selalu diyakini dan dipertahankan oleh masyarakat pendukung
kebudayaan tersebut.
- Kebudayaan bersifat memaksa, hal ini tercermin dalam norma, hukum dan
adat istiadat yang selalu dipatuhi oleh pendukung kebudayaan tersebut.
- Kebudayaan diekspresikan dalam bentuk simbolik. Hal ini terjadi karena sifat
kebudayaan yang abstrak sehingga wujud yang dapat dilihat adalah simbol
simbol yang mengekspresikannya.
- Kebudayaan bersifat dinamis, karena inti kebudayaan terletak dalam tataran
ideasional yang akan selalu berkembang seiring dengan pemikiran manusia
yang semakin maju. Kebudayaan bersifat adaptif, artinya dapat menyesuaikan
diri dengan kebutuhan pada masanya.
Pentingnya Antropologi Bagi Polri Untuk Pahami Masyarakat (Plural & Multikultural)
1. Masyarakat plural adalah masyarakat dengan keragaman baik strata sosial, ekonomi, ras, suku
bangsa, agama, dan budaya.Furnivall (dalam Hefner, 2007) mengatakan bahwa masyarakat
plural merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara
kultural dan ekonomi terpisah –pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda
satu sama lainnya.
- Antisipasi Polri dalam Menghadapi Keberagaman Masyarakat di Indonesia Keteraturan sosial &
polisi dan fungsinya dalam masyarakat plural IndonesiaRelativisme Kebudayaan untuk Menyikapi
Keberagaman Masyarakat Indonesia :
• Haviland (1985): “Relativisme Budaya merupakan suatu konsep yang menempatkan
budaya sebagai sesuatu yang sifatnya unik, relatif, tidak absolut (mutlak).”
• Abdala (2008): “Relativisme budaya adalah paham yang memandang bahwa semua budaya
baik, tidak ada budaya yang dianggap superior, sementara yang lain inferior”
• Pentingnya Konsep Relativisme Budaya Meminimalisir Etnosentrisme
• pentingnya memahami budaya lokal berdasarkan keyakinan masyarakat tertentu.
• menghindarkan kita dari penilaian subyektif ketika menelaah budaya di luar diri kita.
2. ASIMILASI=Pembauran
Yaitu percampuran antar kebudayaan, salah satu/ keduanya mengubah sifat khas
kebudayaannya.
- Salah satu berubah, minoritas menyesuaikan diri dan meleburkan dirinya dengan kebudayaan
yang lebih dominan.
Contoh : Masy China di Indonesia
- Keduanya berubah ketika tidak ada budaya yang dominan, sehingga muncul budaya campuran
(hybrid culture).
Contoh: Kebudayaan Masy. Amerika
3. DIFUSI
adalah proses persebaran unsur/elemen budaya suatu kebudayaan ke kebudayaan lain. Difusi
juga dapat diartikan sebagai perubahan budaya yang muncul akibat beberapa elemen budaya /
teknologi dari luar diintroduksi dan diadopsi oleh suatu masyarakat. Proses difusi yang berjalan
terlalu cepat dalam masyarakat akan memunculkan resiko terjadinya ketimpangan budaya atau
Cultural Lag
Teori GP Murdock tentang Difusi dan Introduksi Kebudayaan Baru Seorang ahli antropologi GP
MURDOCK dalam bukunya : "Man, Culture and Society “ mengemukakan bahwa setiap introduksi
baru yang masuk ke suatu masyarakat, melalui tahapan-tahapan sebagai berikut
• proses introduksi (introduction)
• proses selektif (selective elimination)
• proses penerimaan sosial (social acceptance)
• proses integrasi (integration
4. INOVASI
adalah perubahan kebudayaan yang bersifat Endogen karena adanya individu yang kreatif dan
menjadi pelopor perubahan .HG Barnett, sumber inovasi adalah adanya “the creative men” yang
menjadi agen perubahan (agent of change)
- Inovasi menurut William Ougburn berlangsung dalam 2 proses :
• Penemuan (Discovery)
• Penciptaan (Invention/Invensi)
Perubahan Sosbud & Dampak Terhadap Kamtibmas. Liminalitas yang terjadi dalam perubahan
SOSBUD juga dapat berdampak dalam masalah kamtibmas. Beberapa perilaku akibat kondisi
liminalitas yang muncul dalam perubahan sosbud:
3. HIPOKRIT = kemunafikan
Tidak sesuai antara “yang seharusnya” dengan “yang senyatanya”
Terjadinya perbedaan antara Idealisme & Realitas
Hipokrit menyebabkan “Apa yang dipahami di bangku teori banyak yang tidak dilakukan ketika
sudah terjun dilapangan”
4. INDIVIDUALISTIK
Perilaku yg lebih mementingkan pribadi dan mengabaikan kepentingan orang lain (Egosentris)
Menimbulkan sikap ketidakpedulian pada lingkungan sosial
Individualistik berdampak pada kamtibmas:
- Sistem keamanan komunal (ronda) berkurang, terorisme bersembunyi dengan aman karena
masyarakat sekitar acuh.
- Ketidakpedulian masyarakat terhadap korban Lakalantas, korban kejahatan di tempat
umum Malas menjadi saksi, takut repot, dll.
5. KEHIDUPAN HEDONISTIK
Kecenderungan manusia lebih mementingkan pemuasan nafsu duniawi (seks, makan, dan hal –
hal yang bersifat materialistik). Dampak:
Pornografi, seks bebas, pemerkosaan, penyalahgunaan narkoba, mabuk-mabukan
Contoh 1:
Orang-orang pengangguran. Dari segi etik, mereka adalah orang-orang yang dianggap bodoh,
malas bekerja, sehingga banyak terjadi kejahatan dimana-mana.
Tetapi dari segi emik, mereka adalah adalah korban dari kesenjangan ekonomi, dan ketidakadilan
dari pemerintah sehingga banyak dari mereka yang tidak bisa bersekolah, sehingga menjadi
pengangguran
Contoh 2:
Aparat pemerintah. Dalam pandangan etik, mereka adalah orang-orang yang sangat tidak disukai
oleh masyarakat karena ada sebagian melakukan tindak korupsi yang dapat merugikan
masyarakat, khususnya masyarakat tingkat bawah (masyarakat miskin). Dalam pandangan emik,
mereka adalah orang-orang yang sangat berperan penting dalam pembangunan negara
Indonesia.
Sudut pandang emic seringkali diabaikan oleh para peneliti maupun para pengambil kebijakan
negara, sehingga terkadang kita memperlakukan masyarakat dengan cara yang salah karena kita
tidak memahami bagaimana mereka memandang dan memaknai kehidupannya. Disinilah
pentingnya memahami kebudayaan tidak hanya dari sudut pandang etic saja, namun juga
mampu memahami dan menyelami pandangan emic.
Secara sangat sederhana, emik mengacu pada pandangan warga masyarakat yang dikaji,
sedangkan etik mengacu pada pandangan si pengamat.
Teknik Penggalian Informasi
- Jenis Data:
• Hasil pengamatan: uraian (deskripsi) rinci mengenai situasi, kejadian atau peristiwa,
orang-orang, interaksi sosial, dan perilaku yang diamati secara langsung di lapangan;
• Hasil pembicaraan: kutipan langsung dari pernyataan orang-orang tentang pengalaman,
sikap, keyakinan, dan pandangan/ pemikiran mereka dalam kesempatan wawancara
mendalam;
• Bahan tertulis: petikan atau keseluruhan dari dokumen, surat-menyurat, rekaman, dan
kasus historis (sejarah).
- Informan
Seorang pembicara asli yang berbicara dengan mengulang-ulang kata-kata, frasa, dan kalimat
dalam bahasa atau dialeknya sebagai model imitasi dan sumber informasi. Guru bagi pelaku riset
etnografi
TEKNIK PENGAMATAN:
Pengamatan & wawancara -> Apa yang mereka lakukan
Wawancara -> Apa yang mereka ketahui
Pengamatan -> Benda-benda apa yang mereka buat/gunakan dalam kehidupan sehari-hari
Wawancara FGD:
Alasan Filosofis
Kajian tidak selalu terpisah dengan aksi.
Kajian yang bersifat aksi memerlukan perasaan memiliki dari masyarakat.
Alasan Metodologis
Untuk memperoleh data yang bermutu.
Masalah yang dikaji tidak bisa dikaji dengan metode lain (wawancara).
Dapat digunakan untuk permasalahan yang lokal dan specifik.
Cepat dan murah
Cacatan: FGD tidak cocok untuk isue sensitif.
Wawancara:
Tujuan yang eksplisit
Wawancara harus memiliki arah, dan ini harus dipahami oleh informan dan peneliti.
- Penjelasan etnografis
Penjelasan proyek
Penjelasan perekaman
Penjelasan bahasa asli mendorong penggunaan bahasa asli.
Penjelasan wawancara
Penjelasan pertanyaan
Pertanyaan etnografis
Pertanyaan Etnografis:
Pertanyaan deskriptif
Untuk mengetahui suatu setting dimana informan melakukan aktivitasnya sehari-hari
Prinsip kuncinya adalah memperluas pertanyaan cenderung memperluas jawaban. Atau dengan
kata lain, pertanyaan deskriptif dirumuskan dengan niat peneliti sebagai berikut; “beritahu saya
seluas-luasnya dan secara detil”
Pertanyaan struktural
Untuk menemukan domain (kategori) unsur dasar
Menemukan bagaimana informan mengorganisir pengetahuan
Pertanyaan kontras
Untuk menemukan dimensi makna
Hubungan semantik biasanya tidak terungkap nyata di permukaaan, tetapi tersembunyi di dalam
istilah penduduk asli untuk benda dan tindakan.
Tipe hubungan semantik universal adalah tipe umum berupa pencakupan tegas yang terdapat
dalam semua masyarakat. Misalnya; “mencuri adalah salah satu perbuatan kriminalitas”