Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

DINAS PERDAGANGAN
Jl. IR. H. JUANDA GEDUNG GRAHA RAHAYU Lt.1 & 2 TELP.(0541) 741259 FAX.(0541) 748848

SAMARINDA
KODE POS 75124

KERANGKA ACUAN KERJA


(K.A.K)

KEGIATAN :

PEKERJAAN :
DED REHAB PASAR PAGI

LOKASI :

Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda

LOKASI :
PENDAPATAN ASLI DAERAH

LOKASI :
TAHUN ANGGARAN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. Latar Belakang Dalam rangka Upaya meningkatkan pertumbuhan Ekonomi Daerah


di sektor pasar, maka dengan ini Pemerintah Kota Samarinda
melalui Dinas Perdagangan untuk menyiapkan berbagai fasilitas
yang diperlukan dalam menunjang kegiatan pasar.

Untuk mewujudkan hal tersebut melalui Dinas Perdagangan


memandang perlu untuk melibatkan peran Konsultan Perencana
untuk melaksanakan perencanaan teknis terhadap pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.

,2. Maksud dan Tujuan A. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi
konsultan perencanan yang memuat masukan, azas, kriteria
keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan kedalam pelaksanaan tugas pekerjaan DED
Rehab Pasar Pagi

B. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencanaan dapat


melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

3. Sasaran Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah :


A. Tersedianya gambar teknis yang memenuhi syarat kelengkapan
pembangunan teknis dan desain detail. Dengan kajian yang
bersifat
B. Tercapainya pelaksanaan pembangunan dari aspek mutu, waktu
dan biaya sesuai rencana yang dikehendaki pengguna jasa.

4. Lokasi Kegiatan Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan :


Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2023
Dengan Pagu Anggaran Rp. 504.160.000,00 (Lima Ratus
Empat Juta Seratus Enam Puluh Ribu Rupiah).
Dengan Nilai HPS Sebesar Rp. 504.001.050,00 ( Lima Ratus
Empat Juta Seribu Lima Puluh Rupiah).

6. Nama dan Nama Kuasa Pengguna Anggaran : Aviv Budiono, S.Hut.M.Si


Organisasi Kuasa Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan DED Rehab Pasar Pagi
Pengguna Anggaran

Data Penunjang

7. Data Dasar • Rencana Anggaran Biaya


• Rencana Kerja dan Syarat-syarat

8. Standar Teknis Berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis


Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018 Tanggal 15 Oktober 2018
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
I. KRITERIA UMUM
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana
seperti yang dimaksud pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) harus
memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, termasuk
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006
tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan yaitu :
1) Persyaratan peruntukan dan intensitas:
• Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan
ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan
di Negara yang bersangkutan;
• Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan
fungsinya;
• Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan
lingkungan.

2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :


• Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan
berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud
bangunan dan budaya Negara, sehingga seimbang, serasi
dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial, dan
budaya);
• Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat
memberikan keseimbangan dan keselarasan bangunan
terhadap lingkungannya;
• Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan
dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.

3) Persyaratan Struktur Bangunan :


• Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan
manusia (gempa, dll.);
• Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan
kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan
struktur bangunan;
• Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan perilaku struktur;
• Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan
fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.

4) Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran :


• Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif
pada bangunan gedung
• Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan
manusia
• Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun
sedemikian rupa sehingga mampu secara struktural stabil
selama kebakaran, sehingga cukup waktu bagi penghuni
melakukan evakuasi secara aman, cukup waktu dan
mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api dan dapat menghindari
kerusakan pada properti lainnya.
5) Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
• Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang
mempunyai akses yang layak, aman dan nyaman ke dalam
bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya;
• Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat;
• Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang
cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan
sosial.

6) Persyaratan Transportasi dalam Gedung :


• Menjamin tersedianya sarana trasportasi yang layak,
aman dan nyaman di dalam bangunan gedung;
• Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang
cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan
sosial.

7) Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar dan


Sistem Peringatan Bahaya :
• Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di
dalam bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat;
• Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah
dan aman, apabila terjadi keadaan darurat.

8) Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi:


• Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan
aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di
dalam bangunan gedung sesuai fungsinya;
• Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir;
• Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

9) Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan :


• Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya;
• Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan
gedung dan lingkungan;
• Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan sanitasi secara baik.

10) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara :


• Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup
baik, alami maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya;
• Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan tata udara secara baik.
11) Persyaratan Pencahayaan :
• Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang
cukup baik, alami maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya;
• Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan pencahayaan secara baik.

12) Persyaratan Kebisingan dan Getaran :


• Menjamin kehidupan yang nyaman dari gangguan suara
dan getaran yang tidak diinginkan;
• Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau
kegiatan yang menimbulkan dampak negatif suara dan
getaran perlu melakukan upaya pengendalian
pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

13) Persyaratan Umum Pekerjaan :


Setiap bagian dari Pekerjaan Perencanaan harus
dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan
memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan
baik oleh Pemilik Kegiatan.

14) Persyaratan Obyektif :


Pelaksanaan pengaturan pekerjaan perencanaan dimulai dari
tahap konsep rancangan, tahap prarancangan, tahap
pengembangan rancangan samapai dengan tahap rancangan
gambar detail yang menyangkut macamnya, kualitasnya
serta kuantitas dari setiap tahapan perencanaan.

15) Persyaratan Fungsional :


Pekerjaan Perecanaan pada setiap tahapan baik yang
menyangkut waktu dan mutu harus dilaksanakan dengan
profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Perencana.

16) Persyaratan Prosedural :


Penyelesaian administrasi sehubungan dengan setiap
tahapan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan pengaturan yang berlaku.

17) Presentasi dan Diskusi/Asistensi :


Diskusi/asistensi dan presentasi adalah bagian proses
pelaksanaan kegiatan, dan merupakan persyaratan yang
wajib dipenuhi dan dilaksakan oleh pihak Konsultan
Perencana.
a. Presentasi-presentasi bertujuan menyerap dan
menampung semua aspirasi dari semua stake holder yang
berkaitan dengan pekerjaan dimaksud :
a. Konsultan Perencana diminta melaksanakan
presentasi 2 (dua) kali dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, atau minimal 1 (satu) kali dalam tiap tahapan
pekerjaan perencanaan;
b. Presentasi harus dapat menggambarkan hasil dari
setiap tahapan pekerjaan maupun perubahan-
perubahannya (apabila ada) dari hasil tahapan
sebelumnya;
c. Penyelengaraan presentasi dan tata laksananya akan
diatur lebih lanjut sesuai jadwal yang telah disusun
oleh pengguna jasa;
d. Seluruh biaya penyelenggaraan presentasi dibebankan
kepada Konsultan Perencana baik merupakan bagian
dari biaya kegiatan yang diusulkan maupun bukan.
b. Diskusi/Asistensi - Konsultan Perencana perlu melakukan
asistensi/diskusi mengenai hasil pekerjaan, baik gambar-
gambar maupun kendala-kendala yang terjadi di lapangan
dengan Satuan Kerja yang ditunjuk untuk mencari jalan
keluar dan memantapkan hasil pekerjaan secara lengkap
dan baik :
e. Konsultan Perencana diminta melaksanakan
asistensi/diskusi minimal 1 (satu) kali dalam setiap
periode tahapan pekerjaan perencanaan sampai pada
tahapan pelaksanaan fisik pemborongan.

II. PEDOMAN PERENCANAAN


Secara umum pedoman pelaksaan perencanaan disesuaikan dengan
kondisi dan situasi lokasi mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku sebagaimana sebagian telah di jabarkan pada lingkup
perencanaan diatas. Berikut beberapa data yang bisa dijadikan
pedoman perencanaan :
1) Data Fisik Tapak (akan diatur lebih lanjut oleh pengguna jasa);
2) Fokus perencanaan yang akan dibangun
a. Perencanaan Master Plan/Grand Disain Penataan Kawasan
Perkantoran;
b. Perencanaan detail Lansekap kawasan secara keseluruhan
(Taman/RTH, pedestrian, lampu taman, kursi taman, dll);
c. Perencanaan Kawasan sebagai pusat pendidikan, dan
Bangunan Penunjang lainnya seperti Toilet Umum, Tempat
Ibadah (Musholla), workshop dan atau bangunan lainnya yang
dibutuhkan;
d. Perencanaan bangunan-bangunan lainnya yang dibutuhkan
namun belum masuk dalam penjabaran KAK ini, yang nantinya
ditentukan oleh Pemberi Tugas pada saat proses DED;
e. Disain Pola Sirkulasi, Manajemen Konstruksi, pola pembiayaan,
Konsep Tata Manajemen operasional kawasan, dan
Manajemen Perawatan Gedung.

9. Studi-Studi (Tidak Tersedia)


Terdahulu

10. Referensi Hukum • Standar teknis yaitu Pedoman Teknis Pembangunan Gedung
Negara
• SNI 1726 2019 Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
• SNI 8460 2017 Tentang Tata Cara Persyaratan Perancangan
Geoteknik.
• SNI - 1727 - 2013 - Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lainnya
• SNI - 1729 – 2015 – Spesifikasi untuk bangunan gedung baja
structural
• SNI - 2847 - 2019 - Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung
• Permenaker No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Instalasi
dalam Bangunan
• SNI 6197:2011, Tentang konservasi energi pada system
pencahayaan
• SNI – 04 – 0255 -2011 tetang PUIL dan SNI 0225-2011 dan
amandemennya
• SN IEC 62561 -4 :2012 Komponen system proteksi Petir (KSPP)
bagian 4: Peryaratan Untuk Menjepit Konduktor
• SNI IEC60423:2010 Tentang system koonduit untuk Managemen
Kabel – diameterluar Konduit untuk instalasi listrik dan ulir untuk
conduit dan fiting
• SNI – 03 – 7015 – 2004 Tentang system Proteksi petir pada
bangunan
• SNI – 03 – 6574 – 2001 Tentang tata cara perencanaan system
pencahayaan darurat, tanda system peringatan bahaya pada
bangunan
• SNI – 03 – 6575 – 2001 Tentang Tata cara perencanaan system
pencahayaan Buatan pada bangunan
• SNI – 03 – 7018 – 2001 Tentang system pemasok daya Darurat dan
siaga (SPDD)
• Peratutran Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)1983
• Kep Men PU no. 378/KPTS/1978, UDC : 699.887.2 Tentang
pedoman perencanaan Penangkal Petir
• Standar Peraturan – Peraturan Dan ketentuan – ketentuan yang
berlaku Khusus Pada Operator Penyedia Listrik Setempat (PLN)
• Standar–Standar Lain seperti IEC, JIS,BS,VDE,AVE,AS,DIN,
ASTM,ISO dan lain lainnya sejauh tidak bertentangan dengan
standar dan peraturan – peraturan yang berlaku di Indonesia
• Peraturan Pemerintah Nomer 16 tahun 2021

Ruang Lingkup
11. Lingkup Kegiatan Lingkup Kerja penyedia jasa konsultansi pekerjaan ini harus sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yg berlaku dengan lingkup dan
tahapan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
1. Karya Perencanaan
Pembiyaannya pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi ini secara
keseluruhan diperhitungkan melalui tahap ini. Pada tahap ini akan
dihasilkan semua hasil perencanaan yang dibutuhkan untuk
proses pembangunan.(Lihat Tabel 1)
2. Pengawasan Berkala
Pada tahap ini, tetapi penyedia jasa masih memiliki tanggung
jawab terhadap hasil karya perencanaannya dengan membantu
PPK/KPA dan jajarannya (direksi) untuk memberi
penjelasan/memecahkan masalah yang timbul di lapangan secara
berkala terkait hasil desain yang dihasilkan oleh penyedia jasa.
Secara umum penjelasan tahapan pelaksanaan dengan acuan
Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 dan peraturan
perundangan lainnya yang berlaku sebagai berikut :

12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana


berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini selanjutnya akan
diatur dalam Surat Perjanjian tersendiri, yang meliputi :
(lihat 11, ruang lingkup)

1) Laporan Pendahuluan Karya Perencanaan


2) Laporan Akhir Karya Perencanaan

Semua hasil karya perencanaan mengacu pada peraturan


perundangan yang berlaku dengan jumlah copy buku per jenis
laporan sesuai KAK ini.

13. Peralatan, Peralatan, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Kuasa Pengguna
Material, Personil Anggaran yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia
dan Fasilitas dari jasa :
Kuasa Pengguna 1. Data dan Fasilitas
Anggaran a) Laporan dan Data
Data dan Peta Lokasi
b) Staf Tim Teknis (Asistensi)
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai pendamping (counterpart)
dan project officer(PO) dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultasi sebagai Tim Teknis;
c) Ruang Rapat Dinas, untuk keperluan asistensi dan presentasi
hasil pekerjaan.
2. Peralatan Studio seperti LCD Projector, operasional dan kerusakan
yang terjadi akibat pemakaian oleh Penyedia Jasa ditanggung oleh
penyedia jasa.

14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
Material dari dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
Penyedia Jasa pekerjaan khususnya peralatan yang dibeli atas nama KPA dan
Konsultansi dipinjampakaikan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung
(apabila ada). Peralatan, Material, Data dan fasilitas yang disediakan
oleh Penyedia Jasa Konsultansi :
a. Penyedia Jasa harus memiliki Kantor yang berada tidak jauh dari
Kantor Direksi di Kota Samarinda walaupun hanya sementara
dengan cara menyewa dan lain sebagainya agar memudahkan
pengawasan dan kegiatan Asistensi;
b. Fasilitas Kantor untuk menunjang kelancaran Pekerjaan harus
lengkap seperti :
• 1 Unit Komputer Desktop (PC) minimal berkemampuan Desain
Grafis untuk menunjang efektifitas pelaksanaan desain dengan
status milik sendiri;
• 1 Unit Laptop minimal berkemampuan Desain Grafis untuk
menunjang efektifitas pelaksanaan desain dengan status milik
sendiri;
• 1 Unit Alat ukur GPS Map untuk keperluan survey dengan
status milik sendiri;
• 1 Unit Printer A3 dengan status milik sendiri untuk pencetakan
Album Gambar;
• 1 Unit Printer A4 dengan status milik sendiri untuk pencetakan
Laporan;
• Camera Photo Digital untuk keperluan Dokumentasi dengan
status milik sendiri;
• Material/Bahan Habis Pakai seperti ATK dan kebutuhan untuk
pencetakan dokumen (cadtridge printer) semuanya masuk
dalam penawaran jasa konsultansi dan harus
dipertanggunggjawabkan dengan bukti pembelian dan foto
dokumentasi.

15. Lingkup • Umum


Kewenangan Konsultan harus melaksanakan perencanaan teknik dengan
Penyedia Jasa tanggung jawab sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan-
ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Dinas Perdagangan .
• Tugas Tugas Tim Perencana Teknis
Tugas dan kewajiban Tim Perencana Teknis akan mencakup, tapi
tidak terbatas, hal-hal sebagai berikut :
1) Menyiapkan laporan-laporan Perencanaan Teknis sehubungan
dengan Pekerjaan Perencanaan Teknis yang dilakukan,
Pembuatan Dokumen Lelang yang diperlukan dapat dibuat
secara optimum dengan mempertimbangkan aspek dana dan
waktu yang tersedia, sesuai dengan sasaran program yang
telah ditetapkan;
2) Menyiapkan gambar rencana dan laporan hasil perencanaan,
sehingga dapat dilaksanakan pada saat pelelangan;
3) Melaporkan secara berkala kepada KPA dan PPK yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
• Kewenangan Tim Perencana Teknis
1) Melakukan perencanaan dengan tetap mengacu pada standar
teknis dan peraturan yang berlaku;
2) Jika ada permintaan desain yang tidak sesuai standar teknis
dan membahayakan umumdikemudian hari, penyedia jasa
dapat menolak dan memberikan advis untuk disesuaikan
dengan standar teknis dan ketentuan perundangan yang
berlaku.

16. Jangka Waktu Sifat kontrak adalah Lumpsump dengan jangka waktu pelaksanaan
Penyelesaian pekerjaan mengikat hanya pada tahap perencanaan selama 5 (Lima )
Kegiatan bulan terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK). Jangka waktu tersebut sudah termasuk waktu yang
dibutuhkan proses PHO oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dimana
pekerjaan dinyatakan 100% setelah hasil pekerjaan diterima oleh tim
PHO. Jika tim PHO menyatakan 100% setelah tanggal berakhirnya
kontrak maka penyedia jasa konsultansi akan dikenakan denda sesuai
ketentuan yang berlaku.

17. Penyedia Jasa Persyaratan Kualifikasi :


Jasa Konsultansi Peserta Kualifikasi yang berbadan usaha harus memiliki :
1. Surat Izin usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
2. Surat Izin usaha yang masih berlaku untuk izin usaha yang di
terbitkan oleh lembaga OSS yang telah memenuhi komitmen
dan berlaku efektif atau perizinan Berusaha berbasis resiko
yang di terbitkan oleh Lembaga OSS dengan KBLI 71101
(Aktivitas Arsitektur )
3. Sertivikat Badan Usaha (SBU), kualifikasi kecil , sub klasifikasi
KBLI 2020 atau jasa Desain Arsitektur (AR 102) atau jasa
Arsitektural Bangunan Gedung Hunian dan Non Hunian
(AR001) yang masih berlaku , Kualifikasi Bidang Usaha : Kecil

18. Personil Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus


menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan kegiatan, baik
ditinjau dari segi kebutuhan kegiatan maupun tingkat kompleksitas
pekerjaan.
• TENAGA AHLI
Tenaga Ahli yang diperlukan untuk perencanaan ini meliputi :
A. Ketua Tim (Team Leader):
SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung – Madya 201 Atau SKK
Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung (Jenjang 7 SIP. 0
1.001.7) dengan Pengalaman 6 tahun.
B. Tenaga Perencana Arsitektur:
SKA Arsitek – Muda 101 atau SKK Arsitek Madya (Jenjang 8
ARS. 01.002.8) dengan Pengalaman 3 Tahun
C. Tenaga Perencana Mekanikal/Elektrikal :
SKA Ahli Tekhnikal – Muda 301 atau SKK Ahli Muda Bidang
Keahlian Teknik Mekanikal (Jenjang 7 MEK.05.00.1.7 )
dengan pengalaman 3 tahun
D. Tenaga Ahli K3 Konstruksi
SKA Ahli Muda K3 Konstruksi Muda 603 atau SKK Ahli K3
Konstruksi Jenjang 7 dengan pengalaman 1 tahun

• TENAGA TEKNIS
A. Surveyor :
3 (tiga) orang, pendidikan minimal S1 Teknik Sipil, dan
berpengalaman dalam melakukan pekerjaan pengukuran
bangunan;
B. Drafter :
2 (dua) orang, pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Arsitek,
dan berpengalaman dalam melakukan pekerjaan
menggambar bangunan;
C. Estimator :
2 (dua) orang, pendidikan minimal S1 Teknik Sipil, dan
berpengalaman dalam melakukan pekerjaan perhitungan
kuantitas bangunan;

• TENAGA PENDUKUNG
A. Operator Komputer :
1 (satu) orang, pendidikan minimal SMA/SMK IT, dan
berpengalaman dalam melakukan pekerjaan
mengoprasikan computer.
B. Sekretaris / Administrasi :
1 (satu) orang, pendidikan minimal SMA/SMK administrasi,
dan berpengalaman dalam melakukan pekerjaan
pengadministrasian umum.

19. Jadwal Tahapan Konsultan Perencanaan menyusun program kerja minimal meliputi :
Pelaksanaan • Jadual kegiatan secara detail
Kegiatan • Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya).
• Konsep penanganan penugasan tenaga pekerjaan perencanaan.
dengan tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :
• Tahap Konsep Rancangan;
• Tahap Pra-Rancangan;
• Tahap Pengembangan;
• Tahap Rancangan Detail;
• Tahap Pelelangan;
• Tahap Pengawasan Berkala
Rincian dan penjelasan per tahapan terlampir.
Laporan

20. Laporan Konsultan Perencana harus menyusun dan menyerahkan dokumen


Pendahuluan dan atau laporan kepada PPTK, sesuai dengan dokumen kontrak.
Laporan Akhir • Laporan-laporan administrasi yang harus disiapkan oleh
Perencanaan Konsultan Perencana adalah: (lihat 11 ruang lingkup)
a. Laporan Survey Pendahuluan
Laporan Survey Pendahuluan berisi seluruh kegiatan pada
survey pendahuluan yang memuat:
A. Foto Dokumentasi.
B. Data lapangan sebagai bahan untuk survey yang
berikutnya.
C. Analisa bahan perencanaan.
D. Laporan teknis perencanaan.
b. Laporan Akhir Perencanaan
Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian
pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan
perencanaan beserta asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

21. Laporan Teknis Laporan Teknis


a. Laporan Perencanaan
Laporan Perencanaan dibuat di atas kertas HVS ukuran A3 dan
dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan yang berisi:
• Daftar isi
• Peta lokasi kegiatan
• Daftar bangunan pelengkap (Bangunan Exsisting).
• Gambar rencana yang dilengkapi dengan gambar
arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal dan utilitas
bangunan secara lengkap.

b. Laporan Kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap
item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai
kesimpulan biaya. Laporan kuantitas dan biaya ini dipisahkan
sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi
berikut:
• RAB / EE
• Analisa Harga Satuan
• Harga satuan Upah & Bahan
• Daftar Banyak Volume (back Up Volume)

c. Jenis Dan Bentuk Prestasi Laporan/Produk Kerja


Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran adalah Laporan dan Gambar Karya Perencanaan :
1) Laporan Pendahuluan, Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya 15 (Lima Belas) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan;
2) Laporan Akhir, Laporan yang memuat hasil pelaksanaan
kegiatan pada Tahap Rancangan Detail dan Pelaporan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Pekerjaan oleh
Penyedia Jasa Konsiltansi dan menyerahkan seluruh data
dalam bentuk softcopy dan hardcopy terkait kegiatan ini.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (
Enam Puluh ) hari kalender sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (lima) buku laporan.

Isi masing-masing laporan sebagaimana telah dijelaskan pada


bagian 12 (Keluaran) dan tabel tahapan pelaksanaan
pekerjaan.

Hal-Hal Lain

22. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.

23. Persyaratan Tidak ada kerjasama antar penyedia jasa konsultansi pada kegiatan
Kerjasama ini.

24. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


Pengumpulan 1. Data merupakan asli/salinan
Data Lapangan 2. Berasal dari Dinas/Instansi terkait
3. Dapat dipertanggungjawabkan
4. Disetujui oleh pengguna jasa
25. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan,pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkaitdengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka ahli pengetahuan kepada staf di lingkungan
organisasi Kuasa Pengguna Anggaran.

Samarinda, 10 April 2023


Pejabat Penandatangan Kontrak
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

H. Hendra Irawan,ST.MM
NIP.19780626 199803 1003

Anda mungkin juga menyukai