Anda di halaman 1dari 4

UNTUK DESKRIPSI

Dr. H. Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan Bung Hatta ini
merupakan sosok yang cukup berjasa di Indonesia. Ia merupakan tokoh
pejuang pahlawan nasional, negarawan, ekonom dan Wakil Presiden
Indonesia yang pertama. Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih
menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun
1916.
Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering
menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara
berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik. Lahir di
Bukittinggi, 12 Agustus 1902, namanya masih terus dibanggakan hingga saat
ini.
Dilansir dari brilio.net dari merdeka.com, Kamis (5/2) Semangat juang Bung
Hatta tentunya bisa memotivasi banyak orang. Ada banyak hal yang bisa
dicontoh dari sosok pejuang satu ini. Beliau adalah Bapak Bangsa Sejati.
Bung Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua PI sampai tahun 1930 dengan
perkembangan yang sangat signifikan dibuktikan dengan berkembangnya
jalan pikiran politik rakyat Indonesia.
Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi
Internasional untuk perdamaian di Berville, Perancis, pada tahun 1926. Ia
mulai memperkenalkan nama Indonesia dan sejak saat itu nama Indonesia
dikenal di kalangan organisasi-organisasi internasional. Pada tahun 1927,
Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di
Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru.
1. "Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi
semata-mata membela cita-cita."
2. "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku
bebas."
3. "Saya menyebut satu nama yang patut menjadi kenang-kenangan buat
selama-lamanya: Tjipto Mangunkusumo, yang meninggal kemarin pagi dalam
usia 58 tahun. Sejarah hidupnya mudah diterangkan dengan beberapa kata
saja: jujur, setia, ksatria, berjuang, berkorban, pembuangan dan penyakitan."
4. "Apa yang dilakukan oleh orang setelah mendengar suatu khotbah jauh
lebih penting dari apa yang dikatakannya tentang khotbah itu."
5. "Memang benar pepatah Jerman: 'Der Mensch ist, war es iszt', artinya:
'sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan'."
6. "Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok
karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan
rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara
karena ada pergerakan."
7. "Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya
syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat."
8. "Hamba-hamba Allah penghuni surgawi, harus menggunakan bahasa yang
halus dan sopan."
9. "Banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam
tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci
senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu."
10. "Biarlah pengalaman masa lalu kita menjadi tonggak petunjuk, dan bukan
tonggak yang membelenggu kita."
11. "Berpuluh-puluh pemimpin kita yang meringkuk dalam bui sengsara dalam
pembuangan di Boven Digul, dengan tiada mempunyai pengharapan akan
kembali lagi. Berapakah diantara saudara-saudara yang masih kenal akan
nama-nama mereka?"
12. "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat
dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki."
13. "Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok
karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan
rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara
karena ada pergerakan."
14. "Kematian adalah yang terakhir dalam waktu tetapi sekaligus yang awal
dari kekalahan."
15. "Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran."
16. "Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti.
Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri."
17. "Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi
semata-mata membela cita-cita."
18. "Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum
selesai."
19. "Filosofi meluaskan pandangan serta mempertajam pikiran, sekaligus
berguna untuk menerangkan pikiran dan penetapan hati."
20. "Malahan kita berada pada permulaan perjuangan yang jauh lebih berat
dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada
segala macam penindasan."
21. "Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang
haus akan ilmu pengetahuan."
22. "Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita."
23. "Agar persatuan dan kepedulian tak semakin pudar, teruslah menjunjung
tinggi sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia."
24. "Kita boleh merdeka secara fisik, tapi kita masih perlu usaha keras buat
mewujudkan manusia bermental baja guna meraih cita-cita bangsa."
25. "Akan ada satu masa ketika kita harus melawan saudara bangsa sendiri,
melawan KKN dan pemberontakan dalam negeri."
26. "Apa pun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani."
27. "Kita masih terus berjuang jadi tuan rumah di negeri sendiri, tanyakan
pada diri, "apa yang sudah saya berikan untuk bangsa ini?"
28. "Kita butuh waktu untuk berkontemplasi buat memetik pesan dari apa
yang telah dibaca."
29. "Tindakan jauh lebih penting daripada kata-kata."
30. "Dasar kekeluargaan itulah dasar hubungan istimewa pada koperasi.
Disini tidak ada majikan dan buruh, melainkan usaha bersama diantara
mereka yang sama kepentingan dan tujuannya."
31. "Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna."
32. "Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku
bebas."
33. "Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi
semata-mata membela cita-citanya."
34. "Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa
dalam tanah jajahan dimana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang
suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu."
36. "Untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia (pahlawan) melepaskan
nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa
menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang duka."
37. "Koperasi juga bisa mendidik toleransi dan rasa tanggung-jawab bersama.
Dengan demikian, koperasi bisa mendidik dan memperkuat demokrasi
sebagai cita-cita bangsa."
38. "Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok
karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan
rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara
karena ada pergerakan."
39. "Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana saja, karena
dengan buku, aku merasa bebas."
40. "Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan
kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain."

Anda mungkin juga menyukai