MAKALAH
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
KOTA TANGERANG SELATAN
2021
ABSTRAK
Atas dasar yang demikian, pada kesempatan penulisan ini. Maka kami
sebagai anggota kelompok berusaha menguraikan mengenai bagaimana sistem
dari penyelesaian sengketa tata usaha Negara yang untu itu di dalam penulisan ini
tak terlepas dari objek sengketa tata usaha Negara, subjek sengketa tata usaha
Negara serta tujuan dari penyelesaian sengketa tata usaha Negara.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................i
A. Tugas Pokok (Bidang Yustisial) & Fungsi Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN) ......................................................................................................3
1. Tugas pokok Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) ...........................3
2. Fungsi Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) .....................................4
B. Objek Sengketa Peradilan Tata Usaha Negara .........................................5
C. Upaya Penyelesaian Sengketa Pengadilan Tata Usaha Negara.................8
1. Sengketa Tata Usaha Negara ...............................................................8
2. Alur Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara .................................8
A. Kesimpulan ...............................................................................................10
B. Saran .........................................................................................................11
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya,
sehingga tugas kelompok mata kuliah Tata Usaha Negara, yang berjudul
“Sistem Penyelesaian Tata Usaha Negara” ini dapat tersusun hingga selesai.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, serta dapat memberikan manfaatnya.
Penulis.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi objek sengketa Pengadilan Tata
Usaha Negara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Terakhir Tegaknya Hukum dan Keadilan, Sesuai Tuntutan
Undang-Undang Dasar 1945;
5. Memantapkan Pemahaman dan Pelaksanaan Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta, Sesuai Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : KMA/012/SK/III/1993, tanggal 5 Maret 1993
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata
Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
(PT.TUN);
6. Membina Calon Hakim Dengan Memberikan Bekal Pengetahuan
Di Bidang Hukum dan Administrasi Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN) Agar Menjadi Hakim yang Profesional.
4
B. Objek Sengketa Peradilan Tata Usaha Negara
Objek sengketa Tata Usaha Negara adalah keputusan yang dikeluarkan
oleh badan atau Pejabat tata usaha negara. Merujuk pada UU No 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Atas UU No 51 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara pada Pasal 1 angka 9 bahwa Keputusan Tata
Usaha Negara merupakan suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara yang memuat tindakan hukum tata usaha
negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata. Unsur-unsur yang terdapat di dalam
rumusan pasal ini yang dimaksud dengan KTUN yang dapat menjadi Objek
sengketa tata usaha negara adalah :
1. Penetapan Tertulis, adalah dalam hal ini tidak menunjuk kepada bentuk
keputusan itu akan tetapi merujuk kepada isi keputusan yang dikeluarkan
oleh badan atau pejabat tata usaha negara tersebut. Lebih lanjut isi dalam
keputusan tata usaha negara tersebut haruslah memuat :
a. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan
tersebut;
b. Terdapat maksud dan penjelasan mengenai hal apa isi tulisan itu;
c. Menjelaskan kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa hal yang
ditetapkan di dala KTUN tersebut.
2. Dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara. Pengertian badan
atau pejabat Tata Usaha negara ini ialah badan atau pejabat di pusat dan
daerah yang melakukan kegiatan bersifat eksekutif.
3. Berisi tindakan hukum TUN berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Tindakan hukum TUN adalah perbuatan hukum badan atau pejabat TUN
yang bersumber pada ketentuan suatu hukum TUN yang dapat membuat
timbulnya suatuhak atau kewajiban pada orang lain.
4. Bersifat konkret, individual dan final adalah Konkret dalam hal ini
diartikan bahwa objek yang diputuskan dalam KTUN tersebut tidak
abstrak, namun berwujud, tertentu atau dapat ditentukan. Selanjutnya
5
individual diartikan bahwa KTUN tersebut tidak ditujukan untuk umum,
tetapi tertentu berisi alamat dan hal yang dituju. Kemudian final diartikan
telah definitif dan dapat menimbulkan akibat hukum.
5. Menimbulkan akibat hukum bagi orang atau badan hukum perdata.
Penjelasan mengenai hal ini adalah bilamana perbuatan hukum yang
diwujudkan dalam pembuatan KTUN tersebut dapat menimbulkan suatu
hak atau kewajiban pada orang atau badan hukum perdata perdata.
Dalam penjelasan Ketentuan Pasal 3 ayat (2) menyatakan bahwa badan atau
pejabat tata usaha Negara yang menerima permohonan dianggap telah
mengeluarkan keputusan yang berisi penolakan permohonan tersebut apabila
tenggang waktu yang ditetapkan telah lewat dan badan atau pejabat tata usaha
negara itu bersikap diam, tidak melayani permohonan yang telah diterimanya.
Obyek sengketa yang bersifat fiktif negatif tersebut diatur dalam ketentuan
Pasal 3 Undang-Undang No 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
yang berbunyi :
(1) Apabila Badan atau Pejabat Tata Usah Negara tidak mengeluarkan
keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut
disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara.
(2) Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan yang dimohon. Adapun jangka waktu sebagaimana ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dimaksud telah lewat. Maka Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak
mengeluarkan keputusan yang dimaksud. Badan atau Pejabat Tata Usaha
6
Negara yang menerima permohonan dianggap telah mengeluarkan
keputusan yang berisi penolakan permohonan tersebut apabila tenggang
waktu yang ditetapkan telah lewat dan badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara itu bersikap diam, tidak melayani permohonan yang telah
diterimanya.
(3) Dalam hal peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak
menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka
setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimanya permohonan.
Badan atau pejabat tata usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah
megeluarkan keputusan penolakan.
7
C. Upaya Penyelesaian Sengketa Pengadilan Tata Usaha Negara
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi pembahasan pada makalah ini, maka dapaat di simpulkan sebgai
berikut :
1. tugas pokok peradilan tata usaha negara berpedoman pada Undang
Nomor : 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 jo.
Undang-Undang Nomor : 51 Tahun 2009 dan Ketentuan dan Ketenuan
Peraturan Perundang-undangan Lain yang Bersangkutan, Serta Petunjuk-
Petunjuk Dari Mahkamah Agung Republik Indonesia.
2. Peradilan tata usaha negara memiliki fungsi di antaranya melakukan
pembinaan, melakukan pengawasan, menyelengarakan sebagian
kekuasaan negara di bidang kehakiman.
3. Objek sengketa usaha tata negara berpedoman pada No 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas UU No 51 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara pada Pasal 1 angka 9
4. Objek sengketa tata usaha negara diantaranya, penetapan tertulis, di
keluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara, berisi tindakan
hukum TUN, bersifat kongkrit, individual dan final, menimbulkan akibat
hukum bagi orang atau badan hukum terdata
5. Upaya penyelesaian sengketa peradilan tata usaha negara berpedoman
pada Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (“UU
51/2009”).
10
B. Saran
1. Jika kurang jelas alangkah baik nya membaca yang sudah tertera di atas
dengan membuka sendiri atau membaca hal yang berkaitan langsung.
2. Karena Jika hanya membaca tidak memahami akan membuat bingung.
Dan dari makalah di atas jika ada yang membingungkan bisa di buka
untuk hal hal yang bisa bikin anda yakin. Bisa membuka UUD UUD
yang tertera di atas.
11
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T Kansil, 1996, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Cetakan III, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.
Modul Mata Kuliah Peradilan Tata Usaha Negara, Pertemuan dua “Subjek Dan
Objek Sengketa Tata Usaha Negara”, Universitas Pamulang.
12