Anda di halaman 1dari 44

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

FGD III : BIDANG SUMBER DAYA AIR

KAJIAN TEKNOKRATIK
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PUPR JANGKA
MENENGAH DAN JANGKA PANJANG

OKTOBER 2023
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Daftar Isi

1 Pendahuluan

2 Isu Strategis

3 Indikator Sasaran

4 Strategis Pencapaian
Transformasi pembangunan infrastruktur dalam
mendukung perwujudan Indonesia sebagai Negara
Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 3


ARAHAN NASIONAL UNTUK PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR TERKAIT SUMBER DAYA AIR
Kapasitas
Ketahanan Air
INDONESIA EMAS 2045 Tampungan Air (m3/kap)
• Pengembangan infrastruktur penyimpanan, distribusi Baseline
Indonesia sebagai Negara Nusantara • Konservasi Air
2025: 66,7

Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan • Perlindungan dan rehabilitasi wilayah tangkapan air
2045: 200

Ketahanan Ketahanan Prevalensi


Kemandirian Pangan
Air Iklim Ketidakcukupan Pangan
• Pembangunan jaringan irigasi
Baseline
• Modernisasi irigasi 2025: 6,2
• Riset dan invoasi sistem dan teknologi pertanian
Penyiapan kawasan pertanian 2045: 2,1
Kemandirian Ketahanan •

Pangan Bencana Proporsi Kerugian Ekonomi


Ketahanan Iklim & Bencana Langsung Akibat Bencana
• Peningkatan tata kelola SDA sebagai upaya menjaga Baseline
2025: 0,14
ketersediaan air
• Pengembangan strategi pengendalian banjir
Penyempurnaan 2045: 0,11
Ketahanan
Energi Tata Kelola SDA Porsi Kapasitas
Ketahanan Energi Pembangkit Terbarukan (%)
• Perluasan akses, kapasitas dan jangkauan infrastruktur Baseline
2025: 20
energi listrik
• Efisiensi dan efektivitas pendayagunaan SDA
2045: 74

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 4


KEYPOINTS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
SUMBER DAYA AIR

KETAHANAN AIR KETAHANAN ENERGI

KEMANDIRIAN PANGAN KETAHANAN BENCANA

INDONESIA EMAS 2045


PENDAHULUAN
LANDASAN KETAHANAN AIR MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Ketahanan Air adalah keterpenuhan kebutuhan air
yang layak dan berkelanjutan untuk kehidupan dan
pembangunan serta terkelolanya risiko yang berkaitan
dengan air
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2023

Ketahanan Air sangat penting untuk mencapai


pertumbuhan yang berkelanjutan. Ketahanan air menjadi
salah satu landasan dalam mendongkrak keberlanjutan
ekonomi dan produktivitas masyarakat Indonesia. Indeks
Ketahanan Air (IKA) dapat diukur dalam tingkat nasional,
provinsi dan wilayah Sungai.

CLIMATE CHANGED MINDED

Survei Dewan Sumber Daya Air Asian Water Development Outlook


KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Nasional, Mid 2022 (AWDO), ADB 2020

LEVEL 3*
PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA AIR 77% CAPABLE
PENDAHULUAN
LANDASAN KETAHANAN AIR MENUJU INDONESIA EMAS 2045
“Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi 9 INDIKATOR & BOBOT
pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan
Rasio Konsumsi Normatif 30%
kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan
Perkapita Terhadap
potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara Produksi Bersih
bermartabat”
Skor IKP Provinsi Persentase Penduduk 15%
Peta Indeks Ketahanan Pangan Provinsi di Indonesia 2022 Tertinggi & terendah dibawah Garis Kemiskinan
0 50 100 Persentase Rumah Tangga 7.5%
dengan Proporsi
Bali 85.19 Pengeluaran Pangan >65%
Persentase Rumah Tangga 7.5%
Jawa Tengah 82.95
Tanpa Akses Listrik
Sulawesi Selatan 81.38 Rata-rata Lama Sekolah 5%
Perempuan Diatas 15
Kalimantan Selatan 81.05 Tahun

DI Yogyakarta 80.88
Persentase Rumah Tangga 15%
Tanpa Akses ke Air Bersih
Papua 37.8
Rasio Jumlah Penduduk 5%
Per Tenaga Kesehatan
Papua Barat 45.92
Terhadap Tingkat
Maluku Utara
Kepadatan Penduduk
58.39
Persentase Balita Stunting 5%
Maluku 60.2
Angka Harapan Hidup 10%
Kepulauan Riau 63.83 Saat Lahir
Sumber : Badan Pangan Nasional (2022)
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 7
KONSEPSI SEKTOR PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
SUMBER DAYA AIR

Tahap II: 2030-2034 Tahap IV: 2040-2045


Tahap I: 2025-2029 Tahap III: 2035-2039
Fondasi Kuat Terwujud, Perwujudan Indonesia
Penguatan Fondasi Ekspansi Global
Akselerasi Transformasi Emas

Peningkatan terhadap akses daya Peningkatan kapasitas daya Peningkatan kapasitas daya tampung Perwujudan kapasitas daya
tampung untuk mendukung tampung untuk mendorong untuk mendorong ketahanan air tampung untuk kemandirian air,
ketahanan air, pangan dan energi di ketahanan air dalam meningkatkan dalam mendukung kemandirian pangan dan energi terbarukan serta
seluruh wilayah di Indonesia disertai ketahanan pangan dan energi dan pangan dan energi dan mendorong perwujudan ketangguhan
peningkatan ketangguhan terhadap peningkatan ketangguhan terhadap pemastian ketangguhan terhadap risiko/kerentanan bencana alam
risiko/kerentanan bencana alam pada risiko/kerentanan bencana alam pada risiko/kerentanan bencana alam pada pada kawasan pesisir dan tepi air di
daerah kerentanan tinggi di daerah rentan kawasan pesisir dan kawasan pesisir dan tepi air di seluruh seluruh wilayah Indonesia
kawasan pesisir dan tepi air tepi air wilayah Indonesia

▪ Daya tampung 120 m3/kapita atau


87 m3/kapita ▪ Daya Tampung 200 m3/kapita

▪ Seluruh wilayah pesisir


terlindungi

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 8


TARGET SEKTOR SDA - PUPR TERHADAP INDIKATOR RPJPN

Baseline Target
Indikator RPJPN RPJPN RPJPN Indikator PUPR Target PUPR
2025 2045
41.c.(ii) Kapasitas tampungan air 66,7 200 Kapasitas Tampung air (m3/kapita/tahun) 120
41.a.(i) Porsi Kapasitas pembangkit 20% 70% 1. Jumlah UNIT baru Terbangun (unit) 72 (2027)
terbarukan 2. Kapasitas tampungan UNIT (milyar m3) 19,33 milyar m3
41.b Prevalensi ketidakcukupan pangan 6,2% 2,1% 1. Jumlah UNIT Terbangun (unit)
2. Kapasitas Tampungan UNIT (milyar m3)
3. Pemanfaatan Daerah Irigasi 1.122.642 ha
40.a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 72,42 76,12 1. Peningkatan perlindungan banjir di WS Kewenangan 100%
(2022) Pusat
2. Pengaman Pantai 129 km
42. Proporsi Kerugian ekonomi langsung 0,14% 0,11%
akibat bencana relative thd PDB
23. Proporsi Kontribusi PDRB Wilayah 45,3% 48,9% Air Baku Perkotaan
Metropolitan terhadap Nasional
18. Indeks Ekonomi Hijau 70,8 90,65 Dukungan air baku untuk kontribusi pangan ke PDB

39. Indeks Ketimpangan Gender 0,35 0,15 Kemudahan infrastruktur


(2022)

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 9


INDIKATOR UTAMA PEMBANGUNAN RPJPN(1)
Indikator Relevansi dengan TUSI PUPR Unor Terkait
1. Usia Harapan Hidup Akses air bersih dan sanitasi CK
2. Prevalensi stunting pada Balita Akses air bersih dan sanitasi; produksi pangan terjamin CK, SDA
3. Insidensi TBC (per 100.000 penduduk) Akses terhadap hunian yang layak dan sehat Perumahan
4. Cakupan Peserta Jamsoskes -- --
5. Rata-Rata Nilai Pisa a) Membaca; b) Matematika; c) Sains -- --
6. Rata-Rata Lama Sekolah penduduk di atas 15 tahun Rehabilitasi fasilitas Pendidikan CK
7. Persentase pekerja lulusan menengah-tinggi yang bekerja di bidang keahlian menengah Pembinaan tenaga kerja konstruksi terampil Bina Konstruksi
tinggi
8. Tingkat Kemiskinan Hunian Layak, Akses terhadap air bersih CK, Perumahan
9. Cakupan Peserta Jamsostek -- --
10. Penyandang disabilitas bekerja di sektor formal -- --
11. Rasio PDB Industri Pengolahan Konektivitas industri, pengolahan limbah dan sampah BM, CK
12. Rasio PDB Pariwisata Konektivitas destinasi, pengolahan limbah, air bersih BM, CK
13. Rasio PDB Ekonomi Kreatif Air bersih, pengolahan limbah, hunian smart, tenaga kerja BM, CK, Perumahan,
konstruksi innovative Bina Konstruksi
14. Produktivitas UMKM, Koperasi, BUMN: a) Proporsi jumlah UKM; b) Rasio Kewirausahaan -- --
c) Rasio volume usaha koperasi terhadap PDB; d) Return of Asset (ROA) BUMN
15. Tingkat Pengangguran Terbuka Pembinaan tenaga kerja konstruksi terampil Bina Konstruksi
16. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Pembinaan tenaga kerja konstruksi terampil Bina Konstruksi
17. Peringkat Indeks Inovasi Global Infrastruktur transportasi pendukung logistik BM
18. Indeks Ekonomi Hijau Pengolahan sampah, dukungan kontribusi pangan ke PDB , CK, SDA, Bina Konstruksi
pekerja sektor hijau
19. Indeks Daya Saing Digital di Tingkat Global -- --
09/10/2023
Relevansi Kuat dengan Tusi PUPR Kajian Teknokratik
Relevansi RPJMN Tusi
Sedang dengan - Sumber
PUPRDaya Air Relevansi Kurang Kuat dengan Tusi PUPR10
*Cakupan Sektor SDA
INDIKATOR UTAMA PEMBANGUNAN RPJPN(2)
Indikator Relevansi dengan TUSI PUPR Unor Terkait
20. Biaya Logistik (terhadap PDB) Konektivitas logistik BM
21. Pembentukan Modal Tetap Bruto (terhadap PDB) -- --
22. Ekspor Barang dan Jasa (terhadap PDB) -- --
23. Proporsi Kontribusi PDRB Wilayah Metropolitan Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan untuk melayani kebutuhan SDA, CK, BM, Perumahan,
terhadap Nasional penduduk
24. Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Pengembangan sistem PUPR berbasis elektronik Setjen
25. Indeks Persepsi Korupsi Pengembangan sistem monev anti korupsi Inspektorat, Setjen
26. Indeks Pelayanan Publik Pengembangan sistem pelayanan PUPR Setjen
27. Indeks Integritas Nasional -- --
28. Indeks Demokrasi Indonesia -- --
29. Asia Power Index (Military Capability) -- --
30. Proporsi Penduduk yang merasa Aman berjalan -- --
sendiri di Area tempat tinggalnya
31. Indeks Pembangunan Hukum -- --
32. Rasio Pajak Terhadap PDB -- --
33. Tingkat Inflasi -- --
34. Asia Power Index (Diplomatic Influence) -- --
35. Indeks Pembangunan Kebudayaan -- --
36. Indeks Kerukunan Umat Beragama -- --
37. Indeks Kualitas Keluarga -- --
38. Indeks Ketimpangan Gender Kemudahan Infrastruktur Semua UNOR

09/10/2023
Relevansi Kuat dengan Tusi PUPR Kajian Teknokratik
Relevansi RPJMN Tusi
Sedang dengan - Sumber
PUPRDaya Air Relevansi Kurang Kuat dengan Tusi PUPR11
*Cakupan Sektor SDA
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Daftar Isi

1 Pendahuluan

2 Isu Strategis

3 Indikator Sasaran

4 Strategi Pencapaian
OVERVIEW TARGET SDA PUPR (2025-2045)
PERBANDINGAN KAPASITAS TAMPUNGAN AIR DENGAN NEGARA LAIN

1,200
1,006
1,000

800
Gap ±65m3/c
710
INDONESIA EMAS 2045
600 MENUJU KETAHANAN AIR
400 310 322 Skenario 1 Skenario 2
190 228
200
70 63
-
150 M3/KAPITA TARGET RPJPN 250 M3/KAPITA
Filipina Indonesia India Jepang Vietnam Srilanka Malaysia Thailand Iklim Basah 2025-2045 Iklim Kering
200 M3/Kapita
Sumber : FAO AQUASTAT

“Peningkatan 50 miliar m3 dari 19 miliar m3 saat ini—hampir 160


persen dan sekitar 250 m3 per kapita—dapat menghilangkan
dampak negatif penyimpanan air bahkan dengan skenario
perubahan iklim kering.”
Studi Indonesia: Menuju Ketahanan Air (2021)
World Bank- Kementerian PPN Bappenas
KETAHANAN AIR GLOBAL

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 14


Sumber : Global Water Security 2023 Assessment (United Nations)
PENDAHULUAN
PERBANDINGAN KETAHANAN AIR NASIONAL SECARA GLOBAL
10 KEY POINTS
Drinking Water 5
Sanitation 5
Good Health 3
Water Quality 3
Water Availability 8
INDONESIA Water Value 2
Water Governance 7
Human Safety 10
Economic Safety – Flood 3
Cost
Economic Safety – Drought 8
Risk
Economic Safety – 3
National
Sumber : Global Water Security 2023 Assessment (United Nations) Water Resource Stability – 4
Interannual Variability
Water governance atau Tata Kelola Air dianggap sebagai komponen terpenting dari
pencapaian suatu Ketahanan Air apabila dibandingkan dengan 10 komponen lainnya Water Resource Stability - 1
tersebut. Storage
Meskipun suatu area memiliki sumber daya air yang cukup, terdapat tantangan dalam Water Resource Stability - 5
penyediaan air tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan keberlanjutan National
ekonomi. Pendekatan melalui tata Kelola SDA yang terintegrasi menjadi sangat penting
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 15
untuk SDA yang berkelanjutan.
PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS INDONESIA MENUJU SDGS

Tujuan Sustainable Development


Goals (SDG) yang juga dikenal
sebagai Global Goals, diadopsi oleh
United Nations pada tahun 2015
sebagai seruan universal untuk
mengakhiri kemiskinan dan
inequality, melindungi Bumi dan
memastikan bahwa pada tahun
2030 semua orang menikmati
perdamaian dan kemakmuran.

Sumber : ROADMAP OF SDGS INDONESIA : A highlight (Bappenas,2019)

Setidaknya terdapat 9 indikator target Sustainable Development Goals (SDGs) yang


berkaitan erat dengan Sumber Daya Air secara langsung maupun tidak langsung
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 16
CROSS-CUTTING ISSUES

Pembangunan Penyediaan Pengembangan


PLTA Kawasan Prioritas
Air Baku Nasional

Kebutuhan Kualitas Air Penyediaan


dan Produksi Baku Air Minum
Pangan

Kebijakan
Strategis Penyediaan Air Revitalisasi
Perluasan Areal Irigasi Pipa Distribusi
Pertanian

Modernisasi Penyediaan Penanggulangan


Jaringan Sumber Energi Kekeringan
Irigasi PLTA

Penyediaan Air
Penanggulangan Pengendali Prelevansi
Bencana Banjir Banjir & Stunting
Kawasan Pesisir
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 17
KONDISI UMUM BANGUNAN TAMPUNGAN AIR NASIONAL
DISTRIBUSI TAMPUNGAN AIR
DISTRIBUSI VOLUME TAMPUNGAN AIR NASIONAL SETIAP PULAU

0% 50% 100%
199.46 JUTA M3 1.03% 7170 JUTA M3
3462 UNIT* 229 UNIT Sumatera 21.00%
36.97%
Jawa 63.00%

19.4 9.00%
Bali NT
11970 JUTA M3 MILIAR M3
155 UNIT 61.72% Kalimantan 3.00%
55.94 JUTA M3
SulawesI 3.26%
0.29%
Maluku 1.20%
Bendungan Situ Danau Embung
Papua 0.00%
1. Mayoritas tampungan air nasional bersumber dari Danau dan UNIT.
2. Distribusi bangunan penampung air belum merata di setiap Kepulauan Indonesia
dengan mayoritas pada Pulau Jawa sebesar 63%. Hal ini berkebalikan dengan Pulau
Papua yang belum memiliki tampungan air terbangun.
Sumber :
1. Dit. SDA 2023
*) Data per Tahun 2021 2. Inventaris Data PUPR 2021
CAPAIAN PEMBANGUNAN SEKTOR SDA TAHUN 2020- 2024
KETERCAPAIAN INDIKATOR
KAPASITAS TAMPUNG PER
KALIMANTAN
Kapasitas tampungan air tertinggi berada
SULAWESI 1 di Pulau Jawa yang kareana tingginya
2019 80.67
M3/C
MALUKU kebutuhan air yang besar dari seluruh
kepulauan.
SUMBER DAYA AIR DI 37.32
M3/C 1.82
INDONESIA Cakupan air dari seluruh kepulauan
M3/C
2 cenderung menurun yang di identifikasi
terjadi akibat masifnya alih fungsi lahan
SUMATERA dan tingginya kerusakan DAS di Pulau Jawa
dan Bali-Nusa Tenggara

53.45
Sumber pembiayaan alteranatif belum
M3/C
3 terlaksana secara optimal pada program
pembangunan bangunan penampung air
beberapa waktu ke belakang.

JAWA
Gap analysis dari besar ketercapaian
59.21
M3/C
0.25
M3/C
4 kapasitas tampung dengan target rencana
2024 perlu diidentifikasi sebagai dasar
perencanaan kedepan, antara lain: pola
konsumsi masyarakat, skema pembiayaan,

PAPUA
kondisi demografi, adaptasi teknologi SDA,
35.4 serta trend percepatan pembangunan dalam
M3/C kurun waktu terakhir.

BALI NUSTRA
INVENTARIS INFRASTRUKTUR BENDUNGAN NASIONAL
UNIT EKSISTING
Aceh
3 UNIT
187 UNITPUPR
Sumatera Utara
6 UNIT Kalimantan Utara
1 UNIT 42 UNITNON-PUPR*
Kepri
1 UNIT
Kalimantan Timur
8 UNIT
5 UNIT Sulawesi Utara 61+11** PROGRAM UNITBARU
2 UNIT 1 UNIT
Maluku Utara
2 UNIT
Riau
1 UNIT
Kalimantan Selatan
1 UNIT

Bengkulu Banten
1 UNIT 1 UNIT DIY Sulawesi Tengah
Lampung
1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT Maluku
Sulawesi Selatan
3 UNIT 1 UNIT
1 UNIT 4 UNIT
Jawa Barat 5 UNIT
10 UNIT
6 UNIT Nusa Tenggara Timur
15 UNIT
Jawa Tengah
40 UNIT Jawa Timur Nusa Tenggara Barat
Bali
2 UNIT 71 UNIT
*) Kepemilikan Swasta/BUMN 27 UNIT 4 UNIT
**) Program 2024-2027 5 UNIT
Sumber : Subdit Perencanaan Teknis, Dit Benda 2023
KONDISI PEMANFAATAN AIR NASIONAL

KALIMANTAN
SUMATRA Volume : 745,96 juta m³
Volume : 768,99 juta m³ Luas Genangan : 36.762,18 Ha SULAWESI
Luas Genangan : 3.197,19 Ha Irigasi : 5.717 Ha Volume : 409,43 juta m³
Irigasi : 82.717 Ha Banjir : 59.333,54 m³/s Luas Genangan : 33.261 Ha
Banjir : 7.712,21 m³/s Air Baku: 1,28 m³/s Irigasi : 37.412 Ha
Air Baku: 5,25 m³/s Listrik : 0,40 MW Banjir : 4.767 m³/s
Listrik : 28 MW Air Baku: 3,30 m³/s
Listrik : 20,10 MW MALUKU
Volume : 0,54 juta m³
Luas Genangan : Ha
Irigasi : Ha
JAWA Banjir : m³/s
Volume : 4.97 milyar m³
BALNUSTRA Air Baku: m³/s
Luas Genangan : 4.437.514 Ha Volume : 273,20 juta m³ Listrik : MW
Irigasi : 613.596,80 Ha Luas Genangan : 700.123,75 Ha
Banjir : 94.281,40 m³/s Irigasi : 53.621,50 Ha
Air Baku: 75,77 m³ /s Banjir : 94.108,27 m³/s
Listrik : 495,90 MW Air Baku: 50,50 m³/s
Listrik : 1,25 MW

Luas Genangan Volume Irigasi Reduksi Banjir Air Baku Listrik


5.210.858 Ha 7,17 milyar m³ 793.064,30Ha 260.202,42 m³/s 136,10 m³/s 545,65 MW

Sumber : Subdit Perencanaan Teknis, Dit Benda 2023


KONDISI UMUM KETERSEDIAAN AIR NASIONAL
KETERSEDIAAN PENYEDIAAN AIR BAKU JENIS KEBUTUHAN AIR BAKU NASIONAL

350,000
120 4,864
300,000 4,274
100 88.78 91.94 3,620
84.21 22,984
82.14 250,000 3,333
76.36 16,534 27,306
80 68.9 24,006
m3/detik

64.56 11,894 12,986 36,109


58.41 200,000 18,720 20,332 18,162
60 9,135 10,972
150,000
40
100,000 196,039 196,039
20 177,126 179,448

0 50,000
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
-
2015 2019 2030 2045
Sumber : Renstra 2020-2024 Ditjen SDA
Irigasi Industri Rumah Tangga Perikanan Perkotaan

Melalui penyediaan infrastruktur penampung air untuk jaringan air Kebutuhan air diperkirakan akan terus meningkat dengan signifikan
baku dapat meningkatkan layanan air baku. Kapasitas layanan 91.94 akibat dorongan ekonomi dan faktor demografi. Besar kebutuhan
m3/detik per tahun 2022 akan direncanakan meningkat hingga 120 air diproyeksikan mengalami peningkatan 30% diantara tahun
m3/detik dalam waktu ke depan. 2015-2045.

*) Data per Tahun 2021


ISU SUMBER DAYA AIR NASIONAL

TANTANGAN
Proyeksi peningkatan industri Kalimantan Barat tidak memiliki
SUMBER DAYA AIR pengolahan di Sumatera bagian Timur banyak sumber air baku
BERVARIASI DI belum diimbangi penyediaan air baku berkelanjutan karena tipe lapisan
yang sesuai hilirasi industri tanah gurun pasir
SETIAP KEPULAUAN
INDONESIA Migrasi dan fenomena ledakan
penduduk karena adanya IKN
Akses air minum layak dibagian barat dan
terhadap Pulau Kalimantan
selatan Sumatera dibawah rata-rata memerlukan prioritas penyediaan
karena ketimpangan penyediaan
infrastruktur air baku

Papua memiliki akses terbatas


Pulau Jawa memiliki 40% dari
untuk kapasitas tampungan air
total área irigasi nasional
buatan

Pulau Jawa dan Bali NT akan Bali dan NTT mengalami


Identifikasi dan pemetaan isu sumber daya air di setiap wilayah
menjadi wilayah dengan krisis pencemaran air terbesar setelah
Kepulauan perlu diinventaris dan dibuat skala prioritas sebagai dasar
atau kelangkaan air terbesar pulau Jawa
acuan prioritas pengembangan melalui program perencanaan
kedepan.
ISU SUMBER DAYA AIR NASIONAL – JARINGAN IRIGASI
Kebutuhan Air Tahunan untuk Irigasi Nasional Pola Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Nasi
KALIMANTAN
150

Konsumsi Beras Per


140

Kg/kapita/tahun
PAPUA
130
80.67 Sulawesi 120
Juta M3 MALUKU 110

Kapita
12.440
Juta M3 443 100
Juta M3 keterkaitan 90
80
SUMATERA
70
60
19.712 50
Juta M3 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014
Perkotaan Pedesaan Total
Sumber : Konsumsi Bahan Pokok Nasional, SUSENAS
JAWA
55.180 BALI NUSTRA
Juta M3 9.027 Terdapat penurunan konsumsi nasi 27% dalam kurun 21
Juta M3
tahun pola konsumsi Masyarakat Indonesia.
Kebutuhan air Irigasi Pulau Jawa lebih dari 50%
total kebutuhan air yang ada. Potensi Area Irigasi Kepulauan Indonesia
- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000

Kebutuhan air untuk irigasi di Indonesia diperkirakan sekitar 3.5 Miliar M3 per Tahun atau Sumatera
1 sekitar 11.000 m3/detik setiap tahun berdasarkan Studi UNESCO Tahun 2009 silam. Dengan
7,065,845

Potensi Area (Ha)


nilai Jawa 55,375
Total Potensi 16.9 Juta Ha
Bali Nustra 84,348
Sumber irigasi nasional saat ini mayoritas berasal dari air tanah (1%), reservoir (12%), dan
2 pemanfaatan air UNIT (87%). Kalimantan 7,716,231

Sulawesi 2,062,101
Beberapa factor yang turut berpengaruh dalam dalam besaran kebuthan air aringan irigasi berasal dari
3 pola konsumsi beras masyarakat, metode kultivasi yang digunakan petani, teknologi pertanian, iklim
Maluku Papua 4,578,565
cuaca dan produktivitas pertanian.

Sumber : Analisis JICA (2023)


ISU-ISU STRATEGIS INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR
DISTRIBUSI VOLUME DISTRIBUSI MANFAAT SUMATERA
SUMATERA SUMATERA
KALIMANTAN
TAMPUNGAN AIR UNIT MM
53.45
53.45
3/C
3/C 21%
21% Area
Area Irigasi
Irigasi Nasional
Nasional
80.67
M3/C
53.45
M3/C 21%
10% Area
AreaIrigasi
IrigasiNasional
Nasional

21%
21% Penyimpanan
Penyimpanan Air Air 21%
9% Penyimpanan
PenyimpananAir Air
Nasional
Nasional Nasional
Nasional
Pencemaran air tinggi dengan Kebutuhan air akibat migrasi
Isu wilayah
polutan RT dan industri
Isu wilayah
IKN
PLTA
Air Baku JAWA SULAWESI
Irigasi 59.21
Banjir M3/C 41% Area Irigasi Nasional 19% Area Irigasi Nasional

Lain-lain 63% Penyimpanan Air 4% Penyimpanan Air


Nasional Nasional
37.32
Rawan kejadian banjir dengan M3/C
Kelangkaan air meningkat
pengendalian banjir minim

BALI – NUSA TENGGARA MALUKU


35.4
ANCAMAN DAN TANTANGAN NASIONAL M3/C 6% Area Irigasi Nasional 2% Area Irigasi Nasional
3% Penyimpanan Air 4% Penyimpanan Air
Nasional Nasional
Efek perubahan iklim dan Pemeliharaan bangunan 1.82
M3/C
rentan bencana tampungan kurang optimal Kelangkaan dan krisis air
Tingkat sanitasi rendah
perpipaan
PAPUA
Laju penurunan tanah yang Peralihan teknologi irigasi 0.25
M3/C
masif double cropping
1% Area Irigasi Nasional Akses air bersih terbatas dengan
tingkat kemiskinan RT tertinggi
Pencemaran air Penerapan teknologi SDA 0% Penyimpanan Air
terbatas Nasional

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 25


Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Daftar Isi

1 Pendahuluan

2 Isu Strategis

3 Indikator Sasaran

4 Strategi Pencapaian
ARAHAN KEMENTERIAN PUPR TERKAIT TAHAPAN RPJPN

Tahap II: 2030-2034 Tahap IV: 2040-2045


Tahap I: 2025-2029 Tahap III: 2035-2039
Fondasi Kuat Terwujud, Perwujudan Indonesia
Penguatan Fondasi Ekspansi Global
Akselerasi Transformasi Emas

• Perwujudan infrastruktur P&P • Infrastruktur P&P aman dan


yang aman dan berkelanjutan terpenuhi
• Pembangunan fasilitas infrastruktur berkelanjutan • Perumahan Layak,
Transformasi Perwujudan manusia
permukiman dan perumahan (P&P) • Pemenuhan kebutuhan Terjangkau Berkelanjutan
Indonesia yang unggul
Sosial • Penguatan SDM bidang infrastruktur perumahan terpenuhi
• Standarisasi SDM bid. • SDM infrastruktur standar
infrastruktur internasional

• Perwujudan aksesibilitas
• Peningkatan aksesibilitas dan yang mantap dan aman • Pengembangan model
keamanan dari simpul produksi ke antara hulu dan hilir dari aksesibilitas baru sesuai
Transformasi
simpul pengolahan SDA produksi, distribusi dan perkembangan teknologi Perwujudan negara
Ekonomi • Peningkatan infrastruktur air untuk konsumsi • Infrastruktur SDA yang berpendapatan tinggi
mendukung ketahanan air, pangan • Perwujudan infrastruktur SDA mendukung kemandirian air
dan energi sebagai dasar perluasan dan tangguh
pertumbuhan ekonomi

• Peningkatan kelembagaan • Kementerian PUPR yang


Kementerian tepat fungsi, kolaboratif, • Terwujudnya kelembagaan
penyempurnaan fondasi penataan • SDM ASN yang sejahtera, PUPR yang adaptif
Tercapainya regulasi yang
• SDM ASN PUPR kompetitif,
Transformasi regulasi, kualitas ASN berbasis merit proporsional, dan
• Kerjasama dengna
adaptif dan taat asas serta
• kebijakan pembangunan berbasis berkompeten,
Tata Kelola bukti dan penerapan manajemen • simplifikasi regulasi lembaga tunggal regulasi, tata kelola yang
risiko, berbasis • Perwujudan masyarakat berintegritas, tangkas dan
• Pelayanan publik berbasis TI • Partisipasi Masyarakat sipil mandiri dalam kolabloratif
• penguatan kapasitas masyarakat dalam Pembangunan pengelolaan infrastruktur
sipil infrastruktur

Karakteristik Kewilayahan Indonesia


09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 27
ARAHAN TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Tahap II: 2030-2034 Tahap IV: 2040-


Tahap III: 2035-
Tahap I: 2025-2029 Fondasi Kuat 2045
2039
Penguatan Fondasi Terwujud, Akselerasi Perwujudan
Ekspansi Global
Transformasi Indonesia Emas

Pemenuhan Pelayanan
Percepatan Pembangunan Penguatan Daya Saing SDM
TRANSFORMASI Dasar Kesehatan,
SDM Berkualitas Dan Dan Keberlanjutan
Perwujudan Manusia
SOSIAL Pendidikan, Dan Indonesia Yang Unggul
Inklusif Kesejahteraan
Perlindungan Sosial.

Penguatan Transformasi
Hilirisasi SDA Serta Peningkatan Produktivitas Yang Menghasilkan
TRANSFORMASI Penguatan Riset Inovasi Secara Masif Serta Economic Powerhouse Perwujudan Negara
EKONOMI Dan Produktivitas Tenaga Perluasan Sumber Dengan Jaringan Rantai Berpendapatan Tinggi
Kerja Pertumbuhan Ekonomi Nilai Global Dan Domestik
Yang Kokoh

Perbaikan Kelembagaan Tepat


Fungsi, Penyempurnaan Fondasi Terwujudnya Kelembagaan Yang
Penataan Regulasi, Kualitas ASN Kolaboratif, SDM ASN Yang Terwujudnya Kelembagaan Adaptif
Tercapainya Regulasi Yang Adaptif
TRANSFORMASI Berbasis Merit, Kebijakan Sejahtera, Proporsional, Dan SDM ASN Kompetitif, Partai Politik
Yang Transparan Dan Akuntabel, Dan Taat Asas Serta Tata Kelola
Pembangunan Berbasis Bukti Dan Berkompeten, Simplifikasi Regulasi
TATA KELOLA Penerapan Manajemen Risiko, Berbasis TI, Partai Politik Yang Lembaga Tunggal Regulasi, Serta Yang Berintegritas, Tangkas Dan
Kolabloratif
Pelayanan Publik Berbasis TI, Serta Berintegritas, Dan Masyarakat Sipil Masyarakat Sipil Mandiri
Penguatan Kapasitas Masyarakat Yang Partisipatif
09/10/2023 Sipil Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 28
ARAHAN UNIT KEMENTERIAN PUPR TERKAIT TAHAPAN RPJPN
Tahap II: 2030-2034 Tahap IV: 2040-2045
Tahap I: 2025-2029 Tahap III: 2035-2039
Fondasi Kuat Terwujud, Perwujudan
Penguatan Fondasi Ekspansi Global
Akselerasi Transformasi Indonesia Emas
• Perwujudan target daya
• Perwujudan target daya
• Peningkatan daya tampung SDA tampung untuk kemandirian air
tampung untuk ketahanan air Infrastruktur Air yang Tangguh dan
Air Peningkatan ketangguhan kawasan
• Peningkatan ketangguhan
wilayah
berkelanjutan
prioritas dari kerentanan bencana air • Terwujudnya kawasan tepi air
kawasan pesisir
yang tangguh

• Peningkatan aksesibilitas yang mantap dan


• Perwujudan aksesibilitas mantap
aman
dan aman • Penggunaan paradigma baru
• Keterhubungan semua kawasan prioritas Infrastruktur Aksesibilitas yang
Aksesibilitas • Keterhubungan simpul produksi SDA
• Keterhubungan semua kawasan aksesibilitas berbasis IT Aman dan Berkelanjutan
• Dukungan sistem logistic yang
strategis dan simpul pengolahan dan
maksimal
simpul logistik

• Peningkatan akses air minum dan sanitasi • Perwujudan air minum dan • Perwujudan air minum dan
aman sanitasi aman bagi kawasan sanitasi aman bagi seluruh
Air Minum • Peningkatan pengelolaan persampahan perkotaan wilayah Infrastruktur permukiman yang
berbasis pengurangan • Perwujudan pengelolaan • Perwujudan penghilangan TPA aman dan berkelanjutan
Sanitasi • Peningkatan pengurangan kawasan sampah di tingkat komunitas • Perwujudan BGH sebagai syarat
kumuh • Perwujudan 0% kawasan kumuh dasar
• Mendorong standar BGH • Pemanfaatan standar BGH

• Perwujudan RLH 100% • Peningkatan akses pinjaan


• Peningkatan akses rumah layak huni
• Peningkatan akses pinjaman • Perwujudan rumah sosial Perumahan yang layak, terjangkau
Permukiman • Peningkatan akses keterjangkauan
• Peningkatan akses rumah sosial • Seluruh hunian memenuhi dan berkelanjuta
• Pemanfaatan aturan BGH untuk hunian
• Pewajiban BGH kaidah BGH

09/10/2023
Karakteristik Kewilayahan Indonesia
Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 29
SASARAN STRATEGIS SUMBER DAYA AIR
Tahap I: 2025- Tahap II: 2030- Tahap IV: 2040-
2034 Tahap III: 2035-
2029 2045
Fondasi Kuat 2039
Penguatan Perwujudan
Terwujud, Akselerasi Ekspansi Global
Fondasi Transformasi Indonesia Emas

2025-2029 2030-2034 2035-2039 2040-2045

1. Meningkatnya 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya 1. Terwujudnya Target


Ketersediaan Air Melalui Ketersediaan Air Melalui Ketersediaan Air Melalui Peningkatan Ketahanan
Infrastruktur SDA
Infrastruktur SDA Infrastruktur SDA Air Nasional
2. Meningkatnya
2. Meningkatnya Kemandirian Pangan dan
Kemandirian Pangan Ketahanan Energi melalui
dan Ketahanan Energi SDA
melalui SDA 3. Meningkatnya Adaptasi
dan Pengembangan
3. Meningkatnya
Teknologi dalam Sistem SDA
Kualitas Tata Kelola
Kementerian PUPR dan 3. Meningkatnya Kualitas
Tata Kelola Kementerian
Tugas Teknis Lainnya
PUPR dan Tugas Teknis
Lainnya
09/10/2023 30
Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air
ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN GAP AIR NASIONAL
SUMATERA
SUMATERA KALIMANTAN
SUMATERA
53.45 53.45
M3/C 21% Area Irigasi Nasional M3/C 21% Area Irigasi Nasional
Aceh 19.8 M3/Kap Kalbar 52.8 M3/Kap
21% Penyimpanan Air 21% Penyimpanan Air
Sumut
Nasional 55.1 M3/Kap Kalteng
Nasional 26 M3/Kap

Aceh 19.8 M3/Kap


Isu wilayah Isu wilayah

JAWA SULAWESI
Jabar 83.9 M3/Kap Sulut 19.02 M3/Kap
Banten 20.9 M3/Kap
Sulsel 70.7 M3/Kap
DIY 20.4 M3/Kap

BALI – NUSA TENGGARA MALUKU


Bali 37.6 M3/Kapita Maluku 96.2 M3/Kap
NTT 57.2 M3/Kapita
Mal. Utara 68M3/Kap
NTB 58.1 M3/Kapita

PAPUA
Papua 36.5 M3/Kap

Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 35


SASARAN KINERJA SDA – 01 KETAHANAN AIR
“Ketahanan Air adalah keterpenuhan
kebutuhan air yang layak dan KETAHANAN AIR INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
berkelanjutan untuk kehidupan dan TARGET 2025-2045 IND. 1
pembangunan serta terkelolanya risiko
KETAHANAN 2025 IND. 2
yang berkaitan dengan air”
AIR Rehabilitasi dan
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2023 optimasi volume air IND. 3
layanan SDA eksisting,
Pembangunan IND. 4
bendungan mulltiguna
KEMANDIRIAN INDEKS KETAHANAN AIR NASIONAL 2030 IND. 5
PANGAN
77%
Pembangunan
IND. 6
MEMADAI bendungan multiguna,
strategi penurunan
dari 100% IND. 7
daerah kekeringan

KETAHANAN
Lv. 3 CAPABLE 2035
dari Level 5
BENCANA
Penjagaan kualitas air
baku, penyediaan air
baku untuk masyarakat
perkotaan dan Kaw.
Prioritas Nasional
KETAHANAN
ENERGI 2040
Adaptasi dan
implementasi teknologi
pengelolaan SDA,
modernisasi penyediaan
infrastruktur
2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 36
SASARAN KINERJA
INDIKATOR SASARAN
SDA
STRATEGIS
– 01 KETAHANAN
– 01 KETAHANAN
AIR AIR

KETAHANAN AIR STAGING MILESTONE

66.7 79 88 104 117 138 154 193 200

KETAHANAN TOTAL KAPASITAS M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP

AIR TAMPUNG PERKAPITA


2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045

KEMANDIRIAN PENYEDIAAN 79% 81% 83% 85% 87% 89% 91% 93% 95%
PANGAN
AIR BAKU
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045

KETAHANAN 35
BENCANA JUMLAH UNIT 2 UNIT 6 UNIT 10 UNIT 15 UNIT 20 UNIT 23 UNIT 25 UNIT 30 UNIT UNIT

TEREHABILITASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
KETAHANAN
ENERGI PRASARANA
AIR BAKU 40 KM 80 KM 120 KM 150 KM 180 KM 210 KM 250 KM 280 KM 300 KM

TEREHABILITASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
*)Diperlukan konfirmasi capaian untuk baseline 2025

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 37


SASARAN KINERJA SDA – 02 KEMANDIRIAN PANGAN
KEMANDIRIAN
“Kemandirian Pangan adalah
kemampuan negara dan bangsa
PANGAN INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
dalam memproduksi pangan yang TARGET 2025-2045 IND. 1
KETAHANAN beraneka ragam dari dalam negeri 2025 IND. 2
AIR yang dapat menjamin pemenuhan
kebutuhan pangan yang cukup sampai di Rehabilitasi dan optimasi
volume air layanan irigasi IND. 3
tingkat perseorangan dengan eksisting,
memanfaatkan potensi sumber daya Penyediaan air irigasi IND. 4
alam, manusia, sosial, ekonomi, dan bendungan multiguna
KEMANDIRIAN kearifan lokal secara bermartabat” 2030 IND. 5
PANGAN UU NO 18 Tahun 2012
Penyediaan air irigasi
IND. 6
bendungan multiguna,
strategi penurunan
daerah rawan pangan IND. 7
INDEKS KETAHANAN PANGAN
KETAHANAN 2035
BENCANA GFSI 60.2% CUKUP
Modernisasi jaringan irigasi,
Global Food dari 100% BAIK/TAHAN penyediaan jaringan irigasi
Security Index kawasan prioritas nasional

KETAHANAN
ENERGI 2040
Penyediaan air irigasi
bendungan multiguna,
peningkatan
kemandirian/ketahanan
pangan
2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 38
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS – 02 KEMANDIRIAN PANGAN
KEMANDIRIAN PANGAN STAGING MILESTONE

175.000
VOLUME AIR 25.000*
m3/Ha
75.000
m3/tahun
125.000
m3/Ha m3/tahun
200.000
m3/Ha
225.000
m3/tahun
250.000
m3/Ha
300.000
m3/tahun
350.000
m3/Ha
KETAHANAN LAYANAN IRIGASI
AIR

2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045


LUAS DAERAH 150.000 350.000 500.000 650.000 700.000 800.000 900.000 950.000 1.000.000
KEMANDIRIAN PENGAIRAN IRIGASI *Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
PANGAN
DARI TAMPUNGAN
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045

KETAHANAN 300.00* 900.000 1.500.000 2.100.000 2.700.000 3.300.000 3.900.000 4.500.000


BENCANA LUAS REHABILITAS Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha 5.000.000

JARINGAN IRIGASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
KETAHANAN JUMLAH
ENERGI MODERNISASI
JARINGAN 2 UNIT* 4 UNIT 6 UNIT 8 NIT 10 UNIT 12 UNIT 14 UNIT 16 UNIT 20 UNIT

IRIGASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
*)Diperlukan konfirmasi capaian untuk baseline 2025

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 39


SASARAN KINERJA SDA – 03 KETAHANAN IKLIM DAN BENCANA

Ketahanan Air adalah keterpenuhan


KETAHANAN IKLIM
kebutuhan air yang layak dan & BENCANA INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
berkelanjutan untuk kehidupan dan TARGET 2025-2045 IND. 1
pembangunan serta terkelolanya risiko
KETAHANAN 2025 IND. 2
yang berkaitan dengan air
AIR Penyediaan infrastruktur
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2023 baru dan rehabilitasi IND. 3
infrastruktur dengan
prioritas kawasan rentan IND. 4
iklim dan bencana
KEMANDIRIAN INDEKS KETAHANAN IKLIM & BENCANA 2030 IND. 5
PANGAN
01 - Indeks Risiko Bencana (IRBI) Penyediaan infrastruktur baru
Provinsi, Kota, Kabupaten berbasis ketahanan iklim
pada kawasan prioritas
02 - Indeks Kerentanan Banjir nasional dan rentan bencana,
sinergisasi BNPB
KETAHANAN 2035
BENCANA
Penyediaan infrastruktur
baru berbasis ketahanan
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG SDA iklim pada kawasan
prioritas nasional, adaptasi
teknologi
KETAHANAN
ENERGI 2040
Penurunan indeks risiko
bencana dan ketahanan
iklim daerah dengan
penyediaan infrastruktur

2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 40
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS – 03 KETAHANANAIR
01 KETAHANAN IKLIM DAN BENCANA

KETAHANAN BENCANA STAGING MILESTONE

PENINGKATAN VOLUME
KETAHANAN AIR PERLINDUNGAN 60.53 % 65 % 70 % 75 % 78 % 80 % 83 % 85 % 88 %

AIR BANJIR
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
10.000* 30.000 45.000 65.000
KEMANDIRIAN LUAS KAWASAN Ha 20.000 Ha Ha 40.000 Ha Ha 50.000 Ha 55.000 60.000 Ha Ha
PANGAN
TERDAMPAK BANJIR
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045

KETAHANAN
BENCANA

KETAHANAN
ENERGI

*)Diperlukan konfirmasi capaian untuk baseline 2025

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 41


SASARAN KINERJA SDA – 04 KETAHANAN ENERGI
KETAHANAN
Ketahanan Energi adalah kondisi
ENERGI INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
terjaminnya ketersediaan energi dan
akses masyarakat terhadap TARGET 2025-2045 IND. 1
KETAHANAN energi pada harga yang terjangkau 2025 IND. 2
AIR dalam jangka panjang dan tetap
Pembangunan
memperhatikan perlindungan terhadap Bendungan Multiguna IND. 3
lingkungan hidup untuk Sumber Air PLTA
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 79 Tahun 2014
KEMANDIRIAN 2030
PANGAN
Pembangunan
Bendungan Multiguna
INDEKS KETAHANAN ENERGI NASIONAL untuk Sumber Air PLTA

KETAHANAN
BENCANA
6.57 TAHAN 2035

Dewan Energi Nasional


dari 10 Pemeliharaan dan
Republik Indonesia Optimasi Pengelolaan
Sumber Air PLTA
(Energi)

KETAHANAN
ENERGI 2040
Pemeliharaan dan
Optimasi Pengelolaan
Sumber Air PLTA
(Energi)

2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 42
SASARAN STRATEGIS SUMBER DAYA AIR
KETAHANAN ENERGI STAGING MILESTONE

VOLUME AIR 10% 12.5%

KETAHANAN TAMPUNGAN UNTUK VOL* VOL 15% VOL 18% 20% 20% 20% 20% 20%

AIR SUMBER ENERGI


2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045

PORSI KAPASITAS 20%* 30% 40% 50% 55% 60% 65% 70% 74%
KEMANDIRIAN
PANGAN
PEMBANGKIT
TERBARUKAN
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045

KETAHANAN
BENCANA

KETAHANAN
ENERGI

*)Diperlukan konfirmasi capaian untuk baseline 2025

09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 43


Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Daftar Isi

1 Pendahuluan

2 Isu Strategis

3 Indikator Sasaran

4 Strategi Pencapaian
PROFIL SUMBER DAYA AIR : SUMATERA
INVENTARIS BANGUNAN ISU KEWILAYAHAN KARAKTERISTIK IRIGASI
PENDUDUK
TAMPUNGAN AIR EKSISTING SDA 1,600
60,651,800 Jiwa (2022)
1,200

Luas Lahan (Ha)


PENDUDUK PERKOTAAN Volume Tampung
21% Area Irigasi Nasional
25,475,265 Jiwa (2022) UNIT : 713.10 juta m3
800
1,212
Embung : 426,35 juta m3 21% Penyimpanan Air Nasional
400
528
328
Pencemaran air tinggi dengan -
272
UNIT Embung Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan
polutan RT dan industri Irigasi Teknis Irigasi Semi- Irigasi Non- Tidak Teririgasi
Teknis Teknis
2045
216
DISTRIBUSI DATA IRIGASI
m³/kap PEMANFAATAN AIR 100,000
Tahun
Jumlah Kebutuhan
Bangunan Tampungan

Lahan Sawah Irigasi yang Diperlukan (ha)


0 2025 - 2030 1,233
PLTA 2015-19 2020-24 2025-29 2030-34 2035-39 2040-44
Air Baku 2031 - 2035 1,441
Irigasi -100,000
2036 - 2040 3,101
Banjir
Lain-lain 2041 – 2045 4,880
-200,000
TOTAL 10,645
-300,000

PROYEKSI PERTUMBUHAN
15 UNIT POTENSI UNIT 70,000.00 16,000
2,450 M3/DETIK

Kapasitas Tampungan Air

Jumlah Bangunan Tampungan


PENDUDUK (2023 – 2045) 60,000.00 14,000
74,338 SUMATERA 50,000.00 12,000 POTENSI
75,000
10,000
Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)

71,963 40,000.00 PENGENDALIAN BANJIR

(juta m3)
8,000

Air (unit)
69,216 30,000.00
6,000
70,000
20,000.00 4,000 7,514 HEKTAR
65,000
66,135
34 UNIT KEBUTUHAN 10,000.00
-
2,000
-
POTENSI
TAMPUNGAN AIR SUMATERA 2016 - 2021 - 2026 - 2031 - 2036 - 2041 - AREA IRIGASI
2020 2025 2030 2035 2040 2045
60,000 Peningkatan Kapasitas Tampungan Air Jumlah Kumulatif Bangunan Tampungan Air
09/10/2023
2030 2035 2040 2045 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 45
Sumber : Badan Pusat Statistik (2023)
PROFIL SUMBER DAYA AIR : JAWA
INVENTARIS BANGUNAN ISU KEWILAYAHAN KARAKTERISTIK IRIGASI
PENDUDUK 1,600
TAMPUNGAN AIR EKSISTING SDA
152,866,900 Jiwa (2022) 1,471
1,200

Luas Lahan (Ha)


PENDUDUK PERKOTAAN Volume Tampung
41% Area Irigasi Nasional
110,206,471 Jiwa (2022) UNIT : 4,969.80 juta m3
800
813
Embung : 23.89 juta m3 63% Penyimpanan Air Nasional 400 602
2045 Rawan kejadian banjir dengan 392
-
UNIT Embung
255 pengendalian banjir minim
Luas Lahan
Irigasi Teknis
Luas Lahan
Irigasi Semi-
Luas Lahan
Irigasi Non-
Luas Lahan Tidak
Teririgasi
m³/kap Teknis Teknis

DISTRIBUSI DATA IRIGASI


PEMANFAATAN AIR 800,000
Tahun
Jumlah Kebutuhan
Bangunan Tampungan

Lahan Sawah Irigasi yang


721,770

600,000
2025 - 2030 15

Diperlukan (ha)
PLTA
Air Baku 400,000
2031 - 2035 6
Irigasi 2036 - 2040 8
Banjir 200,000
Lain-lain 168,738
2041 – 2045 8
155,631 141,352
136,699
113,398
0 TOTAL 37
2015-19 2020-24 2025-29 2030-34 2035-39 2040-44

PROYEKSI PERTUMBUHAN
48 UNIT POTENSI UNIT 250,000.00 1,400
15,004 M3/DETIK

Jumlah Bangunan Tampungan Air (unit)


PENDUDUK (2023 – 2045)

Kapasitas Tampungan Air (juta m3)


1,200
200,000.00
175,000 JAWA 1,000
POTENSI
171,830
Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)

150,000.00
PENGENDALIAN BANJIR
169,857
170,000 14 UNIT KEBUTUHAN 800

165,000
166,803
TAMPUNGAN AIR JAWA
100,000.00 600

400
20,690 HEKTAR
162,647 50,000.00 POTENSI
200
160,000
AREA IRIGASI
- -
2016 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040 2041 - 2045

155,000 Peningkatan Kapasitas Tampungan Air Jumlah Kumulatif Bangunan Tampungan Air
09/10/2023
2030 2035 2040 2045 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 46
Sumber : Badan Pusat Statistik (2023)
PROFIL SUMBER DAYA AIR : SULAWESI
INVENTARIS BANGUNAN ISU KEWILAYAHAN KARAKTERISTIK IRIGASI
PENDUDUK 300
TAMPUNGAN AIR EKSISTING SDA
20,133,600 Jiwa (2022)
PENDUDUK PERKOTAAN

Luas Lahan (Ha)


19% Area Irigasi Nasional 200
Volume Tampung
7,791,703 Jiwa (2022) UNIT : 409.64 juta m3 270 278
Embung : 24,990 m3 4% Penyimpanan Air Nasional 100 216
128
Kelangkaan air meningkat
2045 UNIT Embung -
Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan
Irigasi Teknis Irigasi Semi- Irigasi Non- Tidak Teririgasi
158 Teknis Teknis
m³/kap
DISTRIBUSI DATA IRIGASI
100,000
PEMANFAATAN AIR Jumlah Kebutuhan

Lahan Sawah Irigasi yang Diperlukan (ha)


23,628 20,810 19,959
10,999 Tahun
0
Bangunan Tampungan
2015-19 2020-24 2025-29 2030-34 2035-39 2040-44
2025 - 2030 64
PLTA -31,616
-100,000
Air Baku 2031 - 2035 107
Irigasi -200,000 2036 - 2040 281
Banjir
Lain-lain -300,000
2041 – 2045 529
TOTAL 981
-400,000
-384,196

PROYEKSI PERTUMBUHAN
37 UNIT POTENSI UNIT
14,000.00 1,400
6 M3/DETIK POTENSI

Kapasitas Tampungan Air (juta m3)

Jumlah Bangunan Tampungan Air (unit)


PENDUDUK (2023 – 2045) 12,000.00 1,200

24,000 SULAWESI 10,000.00 1,000 PENGENDALIAN BANJIR


23,406
Jumlah Penduduk (Ribu Jiawa)

8,000.00 800
22,908
23,000
22,282
6,000.00

4,000.00
600

400
4,864 HEKTAR
22,000 21,536
12 UNIT KEBUTUHAN 2,000.00 200
POTENSI
AREA IRIGASI
- -
21,000 TAMPUNGAN AIR SULAWESI
2016 - 2021 - 2026 - 2031 - 2036 - 2041 -
2020 2025 2030 2035 2040 2045
20,000
2030 2035
09/10/2023 2040 2045 Peningkatan Kapasitas Tampungan Air
Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air Jumlah Kumulatif Bangunan Tampungan Air
47
Sumber : Badan Pusat Statistik (2023)
Terima Kasih

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bpiw.pu.go.id @pupr_bpiw

Anda mungkin juga menyukai