00 FGD III Sumber Daya Air 120923
00 FGD III Sumber Daya Air 120923
KAJIAN TEKNOKRATIK
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PUPR JANGKA
MENENGAH DAN JANGKA PANJANG
OKTOBER 2023
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Daftar Isi
1 Pendahuluan
2 Isu Strategis
3 Indikator Sasaran
4 Strategis Pencapaian
Transformasi pembangunan infrastruktur dalam
mendukung perwujudan Indonesia sebagai Negara
Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan
Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan • Perlindungan dan rehabilitasi wilayah tangkapan air
2045: 200
LEVEL 3*
PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA AIR 77% CAPABLE
PENDAHULUAN
LANDASAN KETAHANAN AIR MENUJU INDONESIA EMAS 2045
“Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi 9 INDIKATOR & BOBOT
pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan
Rasio Konsumsi Normatif 30%
kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan
Perkapita Terhadap
potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara Produksi Bersih
bermartabat”
Skor IKP Provinsi Persentase Penduduk 15%
Peta Indeks Ketahanan Pangan Provinsi di Indonesia 2022 Tertinggi & terendah dibawah Garis Kemiskinan
0 50 100 Persentase Rumah Tangga 7.5%
dengan Proporsi
Bali 85.19 Pengeluaran Pangan >65%
Persentase Rumah Tangga 7.5%
Jawa Tengah 82.95
Tanpa Akses Listrik
Sulawesi Selatan 81.38 Rata-rata Lama Sekolah 5%
Perempuan Diatas 15
Kalimantan Selatan 81.05 Tahun
DI Yogyakarta 80.88
Persentase Rumah Tangga 15%
Tanpa Akses ke Air Bersih
Papua 37.8
Rasio Jumlah Penduduk 5%
Per Tenaga Kesehatan
Papua Barat 45.92
Terhadap Tingkat
Maluku Utara
Kepadatan Penduduk
58.39
Persentase Balita Stunting 5%
Maluku 60.2
Angka Harapan Hidup 10%
Kepulauan Riau 63.83 Saat Lahir
Sumber : Badan Pangan Nasional (2022)
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 7
KONSEPSI SEKTOR PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
SUMBER DAYA AIR
Peningkatan terhadap akses daya Peningkatan kapasitas daya Peningkatan kapasitas daya tampung Perwujudan kapasitas daya
tampung untuk mendukung tampung untuk mendorong untuk mendorong ketahanan air tampung untuk kemandirian air,
ketahanan air, pangan dan energi di ketahanan air dalam meningkatkan dalam mendukung kemandirian pangan dan energi terbarukan serta
seluruh wilayah di Indonesia disertai ketahanan pangan dan energi dan pangan dan energi dan mendorong perwujudan ketangguhan
peningkatan ketangguhan terhadap peningkatan ketangguhan terhadap pemastian ketangguhan terhadap risiko/kerentanan bencana alam
risiko/kerentanan bencana alam pada risiko/kerentanan bencana alam pada risiko/kerentanan bencana alam pada pada kawasan pesisir dan tepi air di
daerah kerentanan tinggi di daerah rentan kawasan pesisir dan kawasan pesisir dan tepi air di seluruh seluruh wilayah Indonesia
kawasan pesisir dan tepi air tepi air wilayah Indonesia
Baseline Target
Indikator RPJPN RPJPN RPJPN Indikator PUPR Target PUPR
2025 2045
41.c.(ii) Kapasitas tampungan air 66,7 200 Kapasitas Tampung air (m3/kapita/tahun) 120
41.a.(i) Porsi Kapasitas pembangkit 20% 70% 1. Jumlah UNIT baru Terbangun (unit) 72 (2027)
terbarukan 2. Kapasitas tampungan UNIT (milyar m3) 19,33 milyar m3
41.b Prevalensi ketidakcukupan pangan 6,2% 2,1% 1. Jumlah UNIT Terbangun (unit)
2. Kapasitas Tampungan UNIT (milyar m3)
3. Pemanfaatan Daerah Irigasi 1.122.642 ha
40.a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 72,42 76,12 1. Peningkatan perlindungan banjir di WS Kewenangan 100%
(2022) Pusat
2. Pengaman Pantai 129 km
42. Proporsi Kerugian ekonomi langsung 0,14% 0,11%
akibat bencana relative thd PDB
23. Proporsi Kontribusi PDRB Wilayah 45,3% 48,9% Air Baku Perkotaan
Metropolitan terhadap Nasional
18. Indeks Ekonomi Hijau 70,8 90,65 Dukungan air baku untuk kontribusi pangan ke PDB
09/10/2023
Relevansi Kuat dengan Tusi PUPR Kajian Teknokratik
Relevansi RPJMN Tusi
Sedang dengan - Sumber
PUPRDaya Air Relevansi Kurang Kuat dengan Tusi PUPR11
*Cakupan Sektor SDA
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Daftar Isi
1 Pendahuluan
2 Isu Strategis
3 Indikator Sasaran
4 Strategi Pencapaian
OVERVIEW TARGET SDA PUPR (2025-2045)
PERBANDINGAN KAPASITAS TAMPUNGAN AIR DENGAN NEGARA LAIN
1,200
1,006
1,000
800
Gap ±65m3/c
710
INDONESIA EMAS 2045
600 MENUJU KETAHANAN AIR
400 310 322 Skenario 1 Skenario 2
190 228
200
70 63
-
150 M3/KAPITA TARGET RPJPN 250 M3/KAPITA
Filipina Indonesia India Jepang Vietnam Srilanka Malaysia Thailand Iklim Basah 2025-2045 Iklim Kering
200 M3/Kapita
Sumber : FAO AQUASTAT
Kebijakan
Strategis Penyediaan Air Revitalisasi
Perluasan Areal Irigasi Pipa Distribusi
Pertanian
Penyediaan Air
Penanggulangan Pengendali Prelevansi
Bencana Banjir Banjir & Stunting
Kawasan Pesisir
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 17
KONDISI UMUM BANGUNAN TAMPUNGAN AIR NASIONAL
DISTRIBUSI TAMPUNGAN AIR
DISTRIBUSI VOLUME TAMPUNGAN AIR NASIONAL SETIAP PULAU
0% 50% 100%
199.46 JUTA M3 1.03% 7170 JUTA M3
3462 UNIT* 229 UNIT Sumatera 21.00%
36.97%
Jawa 63.00%
19.4 9.00%
Bali NT
11970 JUTA M3 MILIAR M3
155 UNIT 61.72% Kalimantan 3.00%
55.94 JUTA M3
SulawesI 3.26%
0.29%
Maluku 1.20%
Bendungan Situ Danau Embung
Papua 0.00%
1. Mayoritas tampungan air nasional bersumber dari Danau dan UNIT.
2. Distribusi bangunan penampung air belum merata di setiap Kepulauan Indonesia
dengan mayoritas pada Pulau Jawa sebesar 63%. Hal ini berkebalikan dengan Pulau
Papua yang belum memiliki tampungan air terbangun.
Sumber :
1. Dit. SDA 2023
*) Data per Tahun 2021 2. Inventaris Data PUPR 2021
CAPAIAN PEMBANGUNAN SEKTOR SDA TAHUN 2020- 2024
KETERCAPAIAN INDIKATOR
KAPASITAS TAMPUNG PER
KALIMANTAN
Kapasitas tampungan air tertinggi berada
SULAWESI 1 di Pulau Jawa yang kareana tingginya
2019 80.67
M3/C
MALUKU kebutuhan air yang besar dari seluruh
kepulauan.
SUMBER DAYA AIR DI 37.32
M3/C 1.82
INDONESIA Cakupan air dari seluruh kepulauan
M3/C
2 cenderung menurun yang di identifikasi
terjadi akibat masifnya alih fungsi lahan
SUMATERA dan tingginya kerusakan DAS di Pulau Jawa
dan Bali-Nusa Tenggara
53.45
Sumber pembiayaan alteranatif belum
M3/C
3 terlaksana secara optimal pada program
pembangunan bangunan penampung air
beberapa waktu ke belakang.
JAWA
Gap analysis dari besar ketercapaian
59.21
M3/C
0.25
M3/C
4 kapasitas tampung dengan target rencana
2024 perlu diidentifikasi sebagai dasar
perencanaan kedepan, antara lain: pola
konsumsi masyarakat, skema pembiayaan,
PAPUA
kondisi demografi, adaptasi teknologi SDA,
35.4 serta trend percepatan pembangunan dalam
M3/C kurun waktu terakhir.
BALI NUSTRA
INVENTARIS INFRASTRUKTUR BENDUNGAN NASIONAL
UNIT EKSISTING
Aceh
3 UNIT
187 UNITPUPR
Sumatera Utara
6 UNIT Kalimantan Utara
1 UNIT 42 UNITNON-PUPR*
Kepri
1 UNIT
Kalimantan Timur
8 UNIT
5 UNIT Sulawesi Utara 61+11** PROGRAM UNITBARU
2 UNIT 1 UNIT
Maluku Utara
2 UNIT
Riau
1 UNIT
Kalimantan Selatan
1 UNIT
Bengkulu Banten
1 UNIT 1 UNIT DIY Sulawesi Tengah
Lampung
1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT Maluku
Sulawesi Selatan
3 UNIT 1 UNIT
1 UNIT 4 UNIT
Jawa Barat 5 UNIT
10 UNIT
6 UNIT Nusa Tenggara Timur
15 UNIT
Jawa Tengah
40 UNIT Jawa Timur Nusa Tenggara Barat
Bali
2 UNIT 71 UNIT
*) Kepemilikan Swasta/BUMN 27 UNIT 4 UNIT
**) Program 2024-2027 5 UNIT
Sumber : Subdit Perencanaan Teknis, Dit Benda 2023
KONDISI PEMANFAATAN AIR NASIONAL
KALIMANTAN
SUMATRA Volume : 745,96 juta m³
Volume : 768,99 juta m³ Luas Genangan : 36.762,18 Ha SULAWESI
Luas Genangan : 3.197,19 Ha Irigasi : 5.717 Ha Volume : 409,43 juta m³
Irigasi : 82.717 Ha Banjir : 59.333,54 m³/s Luas Genangan : 33.261 Ha
Banjir : 7.712,21 m³/s Air Baku: 1,28 m³/s Irigasi : 37.412 Ha
Air Baku: 5,25 m³/s Listrik : 0,40 MW Banjir : 4.767 m³/s
Listrik : 28 MW Air Baku: 3,30 m³/s
Listrik : 20,10 MW MALUKU
Volume : 0,54 juta m³
Luas Genangan : Ha
Irigasi : Ha
JAWA Banjir : m³/s
Volume : 4.97 milyar m³
BALNUSTRA Air Baku: m³/s
Luas Genangan : 4.437.514 Ha Volume : 273,20 juta m³ Listrik : MW
Irigasi : 613.596,80 Ha Luas Genangan : 700.123,75 Ha
Banjir : 94.281,40 m³/s Irigasi : 53.621,50 Ha
Air Baku: 75,77 m³ /s Banjir : 94.108,27 m³/s
Listrik : 495,90 MW Air Baku: 50,50 m³/s
Listrik : 1,25 MW
350,000
120 4,864
300,000 4,274
100 88.78 91.94 3,620
84.21 22,984
82.14 250,000 3,333
76.36 16,534 27,306
80 68.9 24,006
m3/detik
0 50,000
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
-
2015 2019 2030 2045
Sumber : Renstra 2020-2024 Ditjen SDA
Irigasi Industri Rumah Tangga Perikanan Perkotaan
Melalui penyediaan infrastruktur penampung air untuk jaringan air Kebutuhan air diperkirakan akan terus meningkat dengan signifikan
baku dapat meningkatkan layanan air baku. Kapasitas layanan 91.94 akibat dorongan ekonomi dan faktor demografi. Besar kebutuhan
m3/detik per tahun 2022 akan direncanakan meningkat hingga 120 air diproyeksikan mengalami peningkatan 30% diantara tahun
m3/detik dalam waktu ke depan. 2015-2045.
TANTANGAN
Proyeksi peningkatan industri Kalimantan Barat tidak memiliki
SUMBER DAYA AIR pengolahan di Sumatera bagian Timur banyak sumber air baku
BERVARIASI DI belum diimbangi penyediaan air baku berkelanjutan karena tipe lapisan
yang sesuai hilirasi industri tanah gurun pasir
SETIAP KEPULAUAN
INDONESIA Migrasi dan fenomena ledakan
penduduk karena adanya IKN
Akses air minum layak dibagian barat dan
terhadap Pulau Kalimantan
selatan Sumatera dibawah rata-rata memerlukan prioritas penyediaan
karena ketimpangan penyediaan
infrastruktur air baku
Kg/kapita/tahun
PAPUA
130
80.67 Sulawesi 120
Juta M3 MALUKU 110
Kapita
12.440
Juta M3 443 100
Juta M3 keterkaitan 90
80
SUMATERA
70
60
19.712 50
Juta M3 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014
Perkotaan Pedesaan Total
Sumber : Konsumsi Bahan Pokok Nasional, SUSENAS
JAWA
55.180 BALI NUSTRA
Juta M3 9.027 Terdapat penurunan konsumsi nasi 27% dalam kurun 21
Juta M3
tahun pola konsumsi Masyarakat Indonesia.
Kebutuhan air Irigasi Pulau Jawa lebih dari 50%
total kebutuhan air yang ada. Potensi Area Irigasi Kepulauan Indonesia
- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000
Kebutuhan air untuk irigasi di Indonesia diperkirakan sekitar 3.5 Miliar M3 per Tahun atau Sumatera
1 sekitar 11.000 m3/detik setiap tahun berdasarkan Studi UNESCO Tahun 2009 silam. Dengan
7,065,845
Sulawesi 2,062,101
Beberapa factor yang turut berpengaruh dalam dalam besaran kebuthan air aringan irigasi berasal dari
3 pola konsumsi beras masyarakat, metode kultivasi yang digunakan petani, teknologi pertanian, iklim
Maluku Papua 4,578,565
cuaca dan produktivitas pertanian.
21%
21% Penyimpanan
Penyimpanan Air Air 21%
9% Penyimpanan
PenyimpananAir Air
Nasional
Nasional Nasional
Nasional
Pencemaran air tinggi dengan Kebutuhan air akibat migrasi
Isu wilayah
polutan RT dan industri
Isu wilayah
IKN
PLTA
Air Baku JAWA SULAWESI
Irigasi 59.21
Banjir M3/C 41% Area Irigasi Nasional 19% Area Irigasi Nasional
Daftar Isi
1 Pendahuluan
2 Isu Strategis
3 Indikator Sasaran
4 Strategi Pencapaian
ARAHAN KEMENTERIAN PUPR TERKAIT TAHAPAN RPJPN
• Perwujudan aksesibilitas
• Peningkatan aksesibilitas dan yang mantap dan aman • Pengembangan model
keamanan dari simpul produksi ke antara hulu dan hilir dari aksesibilitas baru sesuai
Transformasi
simpul pengolahan SDA produksi, distribusi dan perkembangan teknologi Perwujudan negara
Ekonomi • Peningkatan infrastruktur air untuk konsumsi • Infrastruktur SDA yang berpendapatan tinggi
mendukung ketahanan air, pangan • Perwujudan infrastruktur SDA mendukung kemandirian air
dan energi sebagai dasar perluasan dan tangguh
pertumbuhan ekonomi
Pemenuhan Pelayanan
Percepatan Pembangunan Penguatan Daya Saing SDM
TRANSFORMASI Dasar Kesehatan,
SDM Berkualitas Dan Dan Keberlanjutan
Perwujudan Manusia
SOSIAL Pendidikan, Dan Indonesia Yang Unggul
Inklusif Kesejahteraan
Perlindungan Sosial.
Penguatan Transformasi
Hilirisasi SDA Serta Peningkatan Produktivitas Yang Menghasilkan
TRANSFORMASI Penguatan Riset Inovasi Secara Masif Serta Economic Powerhouse Perwujudan Negara
EKONOMI Dan Produktivitas Tenaga Perluasan Sumber Dengan Jaringan Rantai Berpendapatan Tinggi
Kerja Pertumbuhan Ekonomi Nilai Global Dan Domestik
Yang Kokoh
• Peningkatan akses air minum dan sanitasi • Perwujudan air minum dan • Perwujudan air minum dan
aman sanitasi aman bagi kawasan sanitasi aman bagi seluruh
Air Minum • Peningkatan pengelolaan persampahan perkotaan wilayah Infrastruktur permukiman yang
berbasis pengurangan • Perwujudan pengelolaan • Perwujudan penghilangan TPA aman dan berkelanjutan
Sanitasi • Peningkatan pengurangan kawasan sampah di tingkat komunitas • Perwujudan BGH sebagai syarat
kumuh • Perwujudan 0% kawasan kumuh dasar
• Mendorong standar BGH • Pemanfaatan standar BGH
09/10/2023
Karakteristik Kewilayahan Indonesia
Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 29
SASARAN STRATEGIS SUMBER DAYA AIR
Tahap I: 2025- Tahap II: 2030- Tahap IV: 2040-
2034 Tahap III: 2035-
2029 2045
Fondasi Kuat 2039
Penguatan Perwujudan
Terwujud, Akselerasi Ekspansi Global
Fondasi Transformasi Indonesia Emas
JAWA SULAWESI
Jabar 83.9 M3/Kap Sulut 19.02 M3/Kap
Banten 20.9 M3/Kap
Sulsel 70.7 M3/Kap
DIY 20.4 M3/Kap
PAPUA
Papua 36.5 M3/Kap
KETAHANAN
Lv. 3 CAPABLE 2035
dari Level 5
BENCANA
Penjagaan kualitas air
baku, penyediaan air
baku untuk masyarakat
perkotaan dan Kaw.
Prioritas Nasional
KETAHANAN
ENERGI 2040
Adaptasi dan
implementasi teknologi
pengelolaan SDA,
modernisasi penyediaan
infrastruktur
2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 36
SASARAN KINERJA
INDIKATOR SASARAN
SDA
STRATEGIS
– 01 KETAHANAN
– 01 KETAHANAN
AIR AIR
KETAHANAN TOTAL KAPASITAS M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP M3/KAP
KEMANDIRIAN PENYEDIAAN 79% 81% 83% 85% 87% 89% 91% 93% 95%
PANGAN
AIR BAKU
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
KETAHANAN 35
BENCANA JUMLAH UNIT 2 UNIT 6 UNIT 10 UNIT 15 UNIT 20 UNIT 23 UNIT 25 UNIT 30 UNIT UNIT
TEREHABILITASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
KETAHANAN
ENERGI PRASARANA
AIR BAKU 40 KM 80 KM 120 KM 150 KM 180 KM 210 KM 250 KM 280 KM 300 KM
TEREHABILITASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
*)Diperlukan konfirmasi capaian untuk baseline 2025
KETAHANAN
ENERGI 2040
Penyediaan air irigasi
bendungan multiguna,
peningkatan
kemandirian/ketahanan
pangan
2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 38
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS – 02 KEMANDIRIAN PANGAN
KEMANDIRIAN PANGAN STAGING MILESTONE
175.000
VOLUME AIR 25.000*
m3/Ha
75.000
m3/tahun
125.000
m3/Ha m3/tahun
200.000
m3/Ha
225.000
m3/tahun
250.000
m3/Ha
300.000
m3/tahun
350.000
m3/Ha
KETAHANAN LAYANAN IRIGASI
AIR
JARINGAN IRIGASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
KETAHANAN JUMLAH
ENERGI MODERNISASI
JARINGAN 2 UNIT* 4 UNIT 6 UNIT 8 NIT 10 UNIT 12 UNIT 14 UNIT 16 UNIT 20 UNIT
IRIGASI
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
*)Diperlukan konfirmasi capaian untuk baseline 2025
2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 40
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS – 03 KETAHANANAIR
01 KETAHANAN IKLIM DAN BENCANA
PENINGKATAN VOLUME
KETAHANAN AIR PERLINDUNGAN 60.53 % 65 % 70 % 75 % 78 % 80 % 83 % 85 % 88 %
AIR BANJIR
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
10.000* 30.000 45.000 65.000
KEMANDIRIAN LUAS KAWASAN Ha 20.000 Ha Ha 40.000 Ha Ha 50.000 Ha 55.000 60.000 Ha Ha
PANGAN
TERDAMPAK BANJIR
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
KETAHANAN
BENCANA
KETAHANAN
ENERGI
KETAHANAN
BENCANA
6.57 TAHAN 2035
KETAHANAN
ENERGI 2040
Pemeliharaan dan
Optimasi Pengelolaan
Sumber Air PLTA
(Energi)
2045
09/10/2023 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 42
SASARAN STRATEGIS SUMBER DAYA AIR
KETAHANAN ENERGI STAGING MILESTONE
KETAHANAN TAMPUNGAN UNTUK VOL* VOL 15% VOL 18% 20% 20% 20% 20% 20%
PORSI KAPASITAS 20%* 30% 40% 50% 55% 60% 65% 70% 74%
KEMANDIRIAN
PANGAN
PEMBANGKIT
TERBARUKAN
2025 2028 2030 2033 2035 2038 2040 2043 2045
KETAHANAN
BENCANA
KETAHANAN
ENERGI
Daftar Isi
1 Pendahuluan
2 Isu Strategis
3 Indikator Sasaran
4 Strategi Pencapaian
PROFIL SUMBER DAYA AIR : SUMATERA
INVENTARIS BANGUNAN ISU KEWILAYAHAN KARAKTERISTIK IRIGASI
PENDUDUK
TAMPUNGAN AIR EKSISTING SDA 1,600
60,651,800 Jiwa (2022)
1,200
PROYEKSI PERTUMBUHAN
15 UNIT POTENSI UNIT 70,000.00 16,000
2,450 M3/DETIK
(juta m3)
8,000
Air (unit)
69,216 30,000.00
6,000
70,000
20,000.00 4,000 7,514 HEKTAR
65,000
66,135
34 UNIT KEBUTUHAN 10,000.00
-
2,000
-
POTENSI
TAMPUNGAN AIR SUMATERA 2016 - 2021 - 2026 - 2031 - 2036 - 2041 - AREA IRIGASI
2020 2025 2030 2035 2040 2045
60,000 Peningkatan Kapasitas Tampungan Air Jumlah Kumulatif Bangunan Tampungan Air
09/10/2023
2030 2035 2040 2045 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 45
Sumber : Badan Pusat Statistik (2023)
PROFIL SUMBER DAYA AIR : JAWA
INVENTARIS BANGUNAN ISU KEWILAYAHAN KARAKTERISTIK IRIGASI
PENDUDUK 1,600
TAMPUNGAN AIR EKSISTING SDA
152,866,900 Jiwa (2022) 1,471
1,200
600,000
2025 - 2030 15
Diperlukan (ha)
PLTA
Air Baku 400,000
2031 - 2035 6
Irigasi 2036 - 2040 8
Banjir 200,000
Lain-lain 168,738
2041 – 2045 8
155,631 141,352
136,699
113,398
0 TOTAL 37
2015-19 2020-24 2025-29 2030-34 2035-39 2040-44
PROYEKSI PERTUMBUHAN
48 UNIT POTENSI UNIT 250,000.00 1,400
15,004 M3/DETIK
150,000.00
PENGENDALIAN BANJIR
169,857
170,000 14 UNIT KEBUTUHAN 800
165,000
166,803
TAMPUNGAN AIR JAWA
100,000.00 600
400
20,690 HEKTAR
162,647 50,000.00 POTENSI
200
160,000
AREA IRIGASI
- -
2016 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040 2041 - 2045
155,000 Peningkatan Kapasitas Tampungan Air Jumlah Kumulatif Bangunan Tampungan Air
09/10/2023
2030 2035 2040 2045 Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air 46
Sumber : Badan Pusat Statistik (2023)
PROFIL SUMBER DAYA AIR : SULAWESI
INVENTARIS BANGUNAN ISU KEWILAYAHAN KARAKTERISTIK IRIGASI
PENDUDUK 300
TAMPUNGAN AIR EKSISTING SDA
20,133,600 Jiwa (2022)
PENDUDUK PERKOTAAN
PROYEKSI PERTUMBUHAN
37 UNIT POTENSI UNIT
14,000.00 1,400
6 M3/DETIK POTENSI
8,000.00 800
22,908
23,000
22,282
6,000.00
4,000.00
600
400
4,864 HEKTAR
22,000 21,536
12 UNIT KEBUTUHAN 2,000.00 200
POTENSI
AREA IRIGASI
- -
21,000 TAMPUNGAN AIR SULAWESI
2016 - 2021 - 2026 - 2031 - 2036 - 2041 -
2020 2025 2030 2035 2040 2045
20,000
2030 2035
09/10/2023 2040 2045 Peningkatan Kapasitas Tampungan Air
Kajian Teknokratik RPJMN - Sumber Daya Air Jumlah Kumulatif Bangunan Tampungan Air
47
Sumber : Badan Pusat Statistik (2023)
Terima Kasih
bpiw.pu.go.id @pupr_bpiw