Anda di halaman 1dari 51

Kick Off Meeting Provinsi Jawa Timur

“Exercise Target Sektor Perumahan dan


Kawasan Permukiman dalam Mencapai
Indonesia Emas Tahun 2045”
Jakarta, 7 Maret 2024

Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian PPN/Bappenas
VISI INDONESIA EMAS 2045

Visi Indonesia Emas 2045


“Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan”

Negara Nusantara
Negara kepulauan yang memiliki ketangguhan politik, ekonomi,
keamanan nasional, dan budaya/peradaban baharis sebagai poros maritim dunia

Berdaulat Maju Berkelanjutan


Ketahanan, Kesatuan, Berdaya, Modern, Tangguh, Lestari dan seimbang antara
Mandiri, dan Aman Inovatif, Adil pembangunan ekonomi,
sosial, dan lingkungan

Kementerian PPN/Bappenas
PENDEKATAN UNTUK MEMBANGUN INDONESIA
MASA DEPAN HARUS BERUBAH…

Menjadi
Transformasi
Transformasi adalah
perubahan tampilan
atau bentuk secara
Reformasi adalah besar
bentuk atau kondisi
yang baru dan lebih baik
Reformasi
Dari

Kementerian PPN/Bappenas
ISU NASIONAL BIDANG PKP

Prinsip Perencanaan dan Pembangunan


Peran Serta Masyarakat dan Pelaku
• Minimnya Infrastruktur PKP yang
Minimnya peran dan kesaran
berkesetaraan GEDSI,
Masyarakat dan Pelaku dalam
berketahanan Bencana dan Iklim
penyediaan sarana dan prasarana
• Pembangunan Infrastuktur PKP
dasar
yang belum merata

Regulasi/Kebijakan Pengelolaan Data Bidang PKP


Tata Kelola yang Tumpang Belum tesedianya data yang
Tindih di Sektor PKP terintegrasi tiap Sektor di PKP

Aspek Teknis Ketersediaan Lahan


Pendanaan/Pembiayaan
• Krisis dan Keterbatasan Sumber Air Baku
Keterbatasan alokasi anggaran dan Terkendalanya Pembangunan
• Tingginya Backlog
belum optimalnya pendanaan infrastruktur PKP akibat tidak
• Belum Efektifnya Pengelolaan Sampah
alternatif lainnya untuk Bidang PKP tersedianya lahan
• Terbatasnya Infrastruktur ALD
• Rendahnya Keterjangkauan Pembiayaan
Perumahan, dll
Kementerian PPN/Bappenas
CAPAIAN DAN TARGET RPJMN 2024

Target 2024
Indikator Capaian 2023
Penyesuaian Final
BIDANG PERUMAHAN

Akses Rumah Layak Huni 63,15% 70%

BIDANG AIR MINUM


Diperlukan penajaman
Akses Air Minum Layak 91,72% 100%
strategi percepatan
Akses Air Minum pencapaian target RPJMN
19,76% 30,45%
Perpipaan
2020 – 2024 dan
Akses Air Minum Aman 11,80% (2020) 15% optimalisasi alokasi
BIDANG SANITASI (AIR LIMBAH DOMESTIK) pendanaan APBN, APBD,
Akses Sanitasi Layak 82,36 % 86% 90% DAK, PHLN, dan sumber
Akses Sanitasi Aman 10,21% 12% 15% pendanaan lainnya
BABS di tempat Terbuka 4,20% 3% 0%
BIDANG PERSAMPAHAN
Persampahan Penanganan : 45,38%
Pengurangan : 01,57% Penanganan : 80%
Tidak Terkelola : Pengurangan : 20%
52,37%

Kementerian PPN/Bappenas
CAPAIAN BIDANG PERUMAHAN, PERMUKIMAN, AIR MINUM,
DAN SANITASI PROVINSI JAWA TIMUR 2023

Perumahan Air Minum Sanitasi Persampahan

Capaian Akses Perumahan Capaian Akses Air Minum Capaian Akses Sanitasi Capaian Akses Persampahan*
Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur
Tahun 2023 Tahun 2023 Tahun 2023 Tahun 2022

70,74% 96,01% 89,01% 21,11%


Rumah
c Layak Huni c Minum Layak
Akses Air c
Akses Sanitasi Layak Akses Penanganan
c Sampah

29,26% 20,30% 10,44% 1,48%


Rumah Tidak Layak Huni Akses Air Minum Perpipaan Akses Sanitasi Aman Akses Pengurangan Sampah

13,8% 5,30%
Akses Air Minum Aman* BABS di Tempat Terbuka *) Delineasi seluruh kawasan dan bukan hanya
* SKAM RT 2020 perkotaan saja

Kementerian PPN/Bappenas
NAWASIS SEBAGAI PLATFORM SISTEM INFORMASI, PENINGKATAN KAPASITAS DAN DATABASE
DASAR HUKUM KOMPONEN NAWASIS

Menyediakan data dan informasi terkait


1 RPJMN 2020-2024 (Perpres No. 18 tahun 2020) program pembangunan PPAS yang diperoleh
dari pemerintah pusat maupun daerah.
Komponen ini meliputi menu:
SE Menteri Dalam Negeri No. 845/9287/SJ/2017 & SE Database • Database Perumahan dan Kawasan
2
Menteri Dalam Negeri No. 845/9288/SJ/2017 Permukiman
• Database Air Minum
• Database Sanitasi
Surat Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman
Nomor 06170/HM.04.01/Dt.6.5/T/05/2022 tentang
Pemanfaatan Website National Housing, Water, and Sarana peningkatan kapasitas bagi
3 Sanitation Information Services (NAWASIS) dalam stakeholder pembangunan perumahan, air
Pelaporan Pemantauan dan Evaluasi Program
Peningkatan minum dan sanitasi. Komponen ini meliputi
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kapasitas menu:
(PPSP) • e-Learning
• e-Discussion

Permendagri Nomor 87 Tahun 2022 tentang


4 Percepatan Layanan Sanitasi Berkelanjutan di Daerah Menyediakan berbagai informasi untuk saling
Tahun 2022-2024 berbagi pengetahuan atau mempromosikan
capaian program/kegiatan. Komponen ini
Informasi meliputi menu: Berita, Artikel (Opini, Kisah
Sukses, Wawancara), Galeri, Agenda, Digilib
(Peraturan, Buku, Panduan, Presentasi, dll.)

Kementerian PPN/Bappenas
Kick Off Meeting PKP Provinsi Jawa Timur

BIDANG
PERUMAHAN

Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian PPN/Bappenas
ARAH PEMBANGUNAN 2045 - SEKTOR PERUMAHAN
Visi di tahun 2045: Seluruh (100%) rumah tangga menghuni rumah yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan

LAYAK TERJANGKAU BERKELANJUTAN


Rumah memenuhi standar kelayakan Rumah dapat dibeli/disewa oleh Rumah menerapkan desain dan
hunian (fisik bangunan, kecukupan luas, seluruh kalangan masyarakat. teknologi green building yang
akses terhadap air minum dan sanitasi). mendukung keberlanjutan lingkungan.

ARAH KEBIJAKAN SARANA DAN PRASARANA UNTUK TRANSFORMASI SOSIAL


Pengembangan Sektor Perumahan yang Mendukung Penyediaan Perumahan diarahkan untuk memastikan seluruh
Kegiatan dan Pertumbuhan Ekonomi. Kebijakan rumah tangga menempati rumah layak, terjangkau dan
Penyediaan Lahan dan Pembiayaan untuk sarana
difokuskan untuk meningkatkan rasio pembiayaan berkelanjutan. Dari sisi pembiayaan perumahan, kebijakan
prasarana dasar dan perumahan MBR
perumahan terhadap PDB dan mendorong difokuskan untuk meningkatkan rasio Pembiayaan
pertumbuhan perekonomian perumahan terhadap PDB

1. Penyediaan Perumahan yang layak dan 1. Penyediaan Perumahan yang layak dan terjangkau sesuai 1. Fasilitasi pembiayaan penyediaan lahan, Bank
terjangkau di KI, KEK, dan Kawasan Strategis karakteristik wilayah Tanah (land banking), dan Konsolidasi lahan
lainnya, khususnya untuk pekerja 2. Pengembangan teknologi dan kualitas sumber daya 2. Pengembangan skema dan kerja sama
2. Optimalisasi rantai nilai penyediaan perumahan konstruksi dalam rangka penegakan standar keandalan pembiayaan serta pendanaan melalui skema
3. Penguatan Pasar Pembiayaan Primer dan bangunan bauran pendanaan (blended finance) dan
Sekunder Perumahan 3. Penanganan permukiman kumuh dan peremajaan kota dana abadi (endowment fund)
4. Kemudahan Perizinan dalam Proses Penyediaan secara inklusif
Perumahan 4. Reformasi subsidi perumahan yang lebih efesien dan
5. Pemanfaatan dana murah perbankan dan tepat sasaran serta perluasan akses pembiayaan
pengelolaan dana perumahan jangka panjang perumahan
5. Optimalisasi pemantapan sistem pembiayaan primer dan
sekunder perumahan
6. Peninjauan kembali perundang-undangan dan regulasi
terkait kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah di sektor perumahan

Kementerian PPN/Bappenas
ISU SEKTOR PERUMAHAN
Capaian Akses Rumah Tangga Terhadap Rumah Layak Huni Keterbatasan akses rumah tangga terhadap hunian
berdasarkan Sub Indikator layak, terjangkau, dan berkelanjutan

100% Program/kegiatan pemerintah belum melayani seluruh


90%
90.32% 91.04% 91.91% 91.45% 91.62% 92.15%

90.21%
93.56%

90.78%
92.86%
91.05%
93.53%
91.72% 01 segmentasi masyarakat, terutama pekerja sektor informal
84.94% 86.44% 87.54% 87.75% 89.27%
83.92%
dan perbaikan tata Kelola hunian sewa;
82.20% 82.47% 82.53%
80.75%
80% 82.36%
Kurangnya pengawasan untuk menjamin keandalan
77.47% 78.43% 79.60% 80.04%

02
79.53% 80.29% 80.92%
77.39%
70%
71.78% 73.07% 74.58% bangunan dan kesesuaian terhadap tata ruang;
67.95%
Rumah Tangga

60%
Belum optimalnya integrasi antara penyediaan perumahan
50% 03 dengan sarana prasarana, khususnya di perkotaan;

40% Pasar pembiayaan primer dan sekunder perumahan yang


04

63.15%
60.90%

60.66%
59.54% belum mapan;
55.51%
54.09%
53.31%
51.73%

30%
49.05%

Manajemen dan pemanfaatan lahan untuk perumahan


20%

10%
05 yang belum efektif (ketersediaan lahan, urban sprawl, dan
keamanan bermukim);

0% Pencegahan dan pengentasan permukiman kumuh belum


2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 06 dilakukan secara terpadu; serta
Sumber: Susenas 2023, diolah Bappenas
Masih terbatasnya kewenangan pemerintah daerah,
RLH Air Minum Layak Fisik Bangunan 07 khususnya rumah MBR.
Luas Bangunan Sanitasi Layak

Kementerian PPN/Bappenas
0%
10%
30%
40%
60%
70%
80%
90%
100%

20%
50%
29.01%

32.57%

38.80%

Kementerian PPN/Bappenas
42.70%

54.17%

54.21%

54.74%

56.49%

56.92%

Sumber: Susenas 2023, diolah Bappenas


57.50%

59.28%

59.60%

59.85%

61.82%

63.06%

63.15%

63.15%

63.61%

64.12%
TAHUN 2023

64.16%

65.91%

66.31%

68.17%

68.85%

70.74%

70.75%
CAPAIAN RUMAH LAYAK HUNI PER PROVINSI

70.95%

71.43%

71.53%

71.88%

72.39%

74.01%

75.82%

84.26%

85.79%
PROFIL PKP PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023

Kriteria Rumah Layak Huni Status Pemenuhan Indikator Rumah Layak Huni Provinsi Jawa Timur Tahun 2023
Hunian diukur sebagai layak huni jika dapat memenuhi seluruh kriteria Indikator
kelayakan akses air minum, sanitasi, ketahanan struktur bangunan (yang Fisik Luas per Akses Air Akses Persentase
dilihat dari jenis material atap-lantai-dinding), serta luas lantai per kapita. bangunan kapita Minum Sanitasi
RLH P P P P 70.74% 70.74%
 P P P 7.55%
Ketahanan Bangunan Layak P  P P 1.43%
Bahan bangunan atap, 1 indikator 23.01%
dinding dan lantai rumah 87,32% P P  P 2.59%
memenuhi syarat
P P P  11.44%
P  P  0.42%
Rumah Tangga P P   0.62%
yang Tinggal di P   P 0.05%
2 indikator

RTLH
5.64%
Kecukupan Luas Layak Rumah Layak Huni  P  P 0.32%
96,81% (2023)   P P 1.02%
Luas lantai perkapita ≥7,2 m2
 P P  3.21%
P    0.03%
 P   0.34%
3 indikator 0.59%
70,74%   P  0.20%
Akses Air Minum Layak 96,01%    P 0.02%
4 indikator     0.02% 0.02%
Total Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 29.26%
Rumah tangga yang
Total Rumah Tangga 100%
memenuhi seluruh Ketidaklayakan hunian di Provinsi Jawa Timur mayoritas disebabkan
aspek kelayakan oleh ketidaklayakan akses sanitasi yaitu sebesar 11,44%
Akses Sanitasi Layak 89,01% rumah.

Sumber: Pengolahan SUSENAS KOR BPS, 2023

Jumlah rumah tangga yang menempati rumah layak huni di Provinsi Jawa Jika penanganan rumah layak huni dilakukan terintegrasi dengan penanganan infrastruktur
Timur tahun 2023 (70,74%) berada di atas capaian nasional (63,15%)
dasarnya, maka akses rumah tangga terhadap rumah layak terjangkau akan semakin
12 cepat
Kementerian PPN/Bappenas tercapai. 12
CAPAIAN AKSES RUMAH TANGGA TERHADAP RUMAH LAYAK HUNI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015-2023

RLH di Pedesaan-Perkotaan-Provinsi Jawa Timur

Sumber: Susenas 2015-2023, diolah Direktorat Perumahan dan Permukiman


HIGHLIGHT
• Selama 9 tahun terakhir capaian RLH di perdesaan selalu lebih rendah dibanding di perkotaan
• Capaian RLH di provinsi Jawa Timur diatas capaian nasional (63,15%)

Kementerian PPN/Bappenas
CAPAIAN AKSES RUMAH TANGGA TERHADAP RUMAH LAYAK HUNI
PER KABUPATEN/KOTA

100.00%

90.00%

88.71%
70.74%

90.82%
87.15%
80.00%

84.56%

87.24%
85.39%
85.37%
Key Takeways

82.23%
80.79%

81.63%

82.45%
81.14%

82.16%
77.75%

78.00%
76.91%

79.91%
77.96%
70.00%

75.24%

77.27%
77.73%
74.00%
70.11%
Diperlukan skenario dari

69.67%
67.18%
66.66%
60.00%

63.29%
64.05%
pemerintah provinsi dalam

66.24%
59.93%

61.90%
59.40%

60.80%

62.62%
55.62%

50.00%
mencapai target akses RLH
49.77%
47.91%

40.00%
100% di tahun 2045:
45.04%

30.00% 1. Apakah target akan


20.00% didistribusikan secara
merata untuk masing-
10.00%
masing kab/kota?
0.00% 2. Apakah kab/kota dengan

Kota Malang
Ngawi

Gresik
Kediri

Kota Kediri

Magetan
Jember

Trenggalek

Jombang

Ponorogo
Bojonegoro

Lumajang

Banyuwangi
Malang

Madiun

Tulungagung
Bangkalan
Bondowoso

Pacitan

Kota Madiun
Kota Batu
Sampang

Tuban

Pasuruan

Blitar

Nganjuk
Probolinggo

Provinsi Jawa Timur

Sidoarjo
Kota Surabaya

Kota Pasuruan
Pamekasan

Sumenep

Kota Mojokerto
Lamongan

Kota Probolinggo
Mojokerto

Kota Blitar
Situbondo

capaian terendah akan


didorong untuk
memperkecil kesenjangan?

Highlight :
• Secara umum, jumlah kab/kota yg memiliki capaian diatas capaian provinsi lebih banyak dibandingkan jumlah kab/kota yang
memiliki capaian dibawah capaian provinsi
• Kab/kota dengan capaian paling rendah adalah Bangkalan (45,04%) dan yang tertinggi adalah Kab Magetan (90,82%)
Sumber: Susenas 2023, diolah BPS
Kementerian PPN/Bappenas
BASELINE 2023, USULAN TARGET 2029, DAN TARGET 2045
RUMAH TANGGA DENGAN AKSES HUNIAN LAYAK, TERJANGKAU DAN BERKELANJUTAN (%)
Provinsi RLH Exercise Estimasi Target Segmentasi Opsi Intervensi
2023 Target RT 2045 Layak Milik Tanpa Peningkatan hak atas tanah (PTSL, KT, Prona, Proda)
2029 (ribu)* Huni Keamanan
Bermukim

Jawa Timur 70.74% 80.26% 1.330,27 100% Non- Punya Rumah di Peningkatan tata kelola hunian sewa
Milik Tempat Lain
*) estimasi RT yang perlu diintervensi pada tahun 2029 Tidak Punya Bagi RT yang berencana untuk membeli rumah
Rumah di • Fasilitasi pembangunan rumah baru berbasis masyarakat
Tempat Lain • Fasilitasi pembangunan perumahan skala besar
Konsensus Target Nasional • Penyediaan hunian publik vertikal milik beserta PSU
Subsidi/pembiayaan perumahan
– Provinsi – Kab/Kota •

Bagi RT yang memilih untuk tetap menyewa


• Peningkatan tata kelola hunian sewa
• Penyediaan hunian publik vertikal sewa
Target Nasional
Tidak Milik • Implementasi Standar Keandalan Bangunan
Layak • Housing Microfinance
Huni
Non- Punya Rumah di • Peningkatan tata kelola hunian sewa
Milik Tempat Lain • Penyediaan hunian publik vertikal sewa
Target Provinsi • Housing Microfinance
Jawa Timur Tidak Punya Bagi RT yang berencana untuk membeli rumah
Punya Rumah di • Fasilitasi pembangunan rumah baru berbasis masyarakat
Tempat Lain • Fasilitasi pembangunan perumahan skala besar
• Penyediaan hunian publik vertikal milik beserta PSU
• Subsidi/pembiayaan perumahan
• Housing Microfinance
Target Kota
Surabaya Bagi RT yang memilih untuk tetap menyewa
• Peningkatan tata kelola hunian sewa
• Penyediaan hunian publik vertikal sewa
Kumuh • Pemugaran , Peremajaan , Permukiman kembali

Kementerian PPN/Bappenas 15
Kick Off Meeting PKP Provinsi Jawa Timur

BIDANG
AIR MINUM

Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian PPN/Bappenas
MENGAPA AIR MINUM ITU PENTING?

KESEHATAN MASYARAKAT KESEIMBANGAN


EKONOMI
ALAM

BCR dalam Investasi Air Minum Land subsidence Intrusi air laut Mengancam
73% 15% Wilayah BCR
keberlanjutan
sumber daya air
Kejadian Diare Kejadian Stunting Setiap 1 US tanah
Asia Timur dan Pasifik 26 – 27
Disebabkan oleh Disebabkan oleh Dollar yang
Eropa dan Asia Tengah 6–7
ketersediaan dan kualitas kejadian diare pada diinvestasikan
1 2 3
air minum yang rendah, anak, akibat rendahnya Amerika Latin dan Karibia 14 – 15 akan
kelayakan sanitasi, dan kualitas air minum dan menghasilkan Tingginya Intrusi air laut di Air tanah
Timur Tengah dan Afrika 4–6
higienitas sanitasi aman. Utara
pengembalian pengambilan air Jakarta merupakan salah
senilai 26-27 US tanah menyebabkan satu sumber daya air
Asia Selatan 13 – 18 Dollar menyebabkan pencemaran yang keberadaannya
Meningkatkan akses air minum, sanitasi, penurunan muka terhadap air tanah. terbatas dan
Sub-Sahara Afrika 10 – 17 Berdasarkan kerusakannya
dan higiene yang aman dapat secara tanah
subsidence)
(land
Kementerian dapat
Sumber: Vivid Economics
efektif mengurangi tingkat kematian terutama di ESDM, intrusi air mengakibatkan
wilayah Pantai laut sudah dampak yang luas
akibat diare sampai 45% (Freeman et Utara Pulau Jawa mencapai wilayah serta pemulihannya
al,2014; Wolf et al, 2014). 1-20 cm/tahun. utara Monas. sulit dilakukan.

Kementerian PPN/Bappenas
AIR MINUM DALAM RPJPN 2025-2045
Akses rumah tangga perkotaan terhadap air siap
TARGET 2045: minum perpipaan
100%
Pemenuhan akses air minum yang aman, berkelanjutan, dan sesuai karakteristik wilayah
100% rumah tangga di Indonesia memiliki akses air minum Pemenuhan akses air minum aman melalui pengembangan dan pengelolaan SPAM
aman aman baik melalui sistem jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan

Di wilayah perkotaan diarahkan untuk penyediaan akses air minum melalui sistem jaringan
Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air minum yang perpipaan dan menyediakan akses perpipaan siap minum.
berkelanjutan untuk semua, baik dari kuantitas dan kualitas air
baku, kebijakan dan regulasi, kelembagaan, pembiayaan, Sementara, pada wilayah perdesaan dan daerah 3T penyediaan akses air minum aman
infrastruktur, dan teknologi dilaksanakan melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berbasis
masyarakat/desa.

Game Changer – Sektor Air Minum


Game Changer Game Changer Game Changer
Game Changer Game Changer
Program 1 Program 2 Program 3
Program 4 Program 5
Kolaborasi dan Sinergi
Manajemen Aset Rencana Pengamanan Pamsimas – Next
antar Daerah dalam Pengawasan Kualitas
BUMD Air Minum Air Minum (RPAM) Generation
Penyediaan Air Minum Air Minum

Terkait implementasi peraturan Upaya pengamanan suplai air minum Fokus pada pembangunan akses air Dorongan untukmelakukan analisis
Peningkatan strategi dalam
dari sumber hingga ke konsumen, minum dan sanitasi di perdesaan agar risiko sebagai bentuk feedback dari
dan regulasi dengan penerapan menjalankan manajemen asset
yang dilakukan oleh berbagai pihak lokus pembangunan di desa tidak berbagai sektor mulai dari penyusun
strategi tata kelola penyelenggara BUMD Air Minum untuk tertinggal. Intervensi yang sudah
secara terpadu.Dapat menggunakan kebijakan hingga tangkat daerah
airminum di tingkat daerah mendorong investasi. berjalan saat ini di kawasan perkotaan
pendekatan analisis dan manajemen serta penyedia infrastruktur dan
(Permendagri 21 tahun risiko untuk menjamin air minum melalui dukungan PDAM sehingga
kawasan perdesaan juga membutuhkan penyelenggara untuk menyediakan
2020) yang disuplai aman dari segi kualitas
perhatianyang sama. akses air minum aman
atau kesehatan.
Kementerian PPN/Bappenas
AIR MINUM AMAN DALAM RPJMN 2025-2029

TARGET 2029: RUMAH TANGGA DENGAN AKSES AIR MINUM AMAN 43%
Penganggaran dan
MAJOR PROJECT AKSES AIR MINUM PERPIPAAN (10 JUTA SAMBUNGAN RUMAH) 1 Kebijakan, Peraturan, dan 2 Pendanaan
Kelembagaan
Dukungan pendaan oleh Pemda
Penyiapan dan finalisasi NPSK dalam rangka prioritisasi
dan penguatan kelembagaan anggaran untuk air minum dan
dan kolaborasi pendaanaan yang bersumber dari
nasional dan luar negeri

Estimasi Gap
± 6.128.045 SR Strategi
Percepatan
Pemenuhan Air
Minun Aman

Perubahan Perilaku dan Pengawasan Kualitas Air


3 5 Minum
CAPAIAN DAN TARGET AKSES AIR MINUM JARINGAN PERPIPAAN (MP 10 Penciptaan Kebutuhan
JUTA SR) Pengawasan kualitas air minum secara Pencegahan rekontaminasi
berkala dan dukungan pengawasan dan penghematan air minum
25.00% kualitas air minum serta peningkatan peran
Persentase akses JP

20.00% masyarakat dalam


15.00% penyediaan air minum
Infrastruktur, Teknologi, dan
10.00%
Target 4 Penguatan Kapasitas
(%)

5.00%
0.00% Capaian Pengembangan, peningkatan, dan
2019 2020 2021 2022 2023 penguatan fasilitas serta layanan
Target 20.18% 21.23% 23.80% 25.57% 28.39% BUMD air minum, pengembangan
SPAM berbasis masyarakat, dan
Capaian 20.18% 20.69% 19.06% 19.47% 19.76% RPAM

Kementerian PPN/Bappenas
ISU SEKTOR AIR MINUM

Akses air minum aman melalui jaringan


Tren Capaian Akses Air Minum di Indonesia perpipaan masih sangat terbatas
100.00% 89.27% 90.21% 90.78% 91.05% 91.72% 100.00% 01 Pasokan air baku secara kuantitas dan kualitas
masih terbatas
50.00% 20.18% 20.69% 19.06% 19.47% 19.76% 30.45%
0.00%
02 Belum optimalnya pengembangan dan pengelolaan
SPAM
2019 2020 2021 2022 2023 2024
03 Belum optimalnya tata kapasitas pemerintah daerah
dan kelola dalam penyelenggaraan SPAM
Akses Air Minum Layak Target

Akses Layak Akses Perpipaan


Rata-rata peningkatan sebesar 0,6% Rata-rata peningkatan sebesar -0,1% 04 Rendahnya kesadaran, peran, partisipasi, dan
Gap capaian pada tahun 2024 sebesar Gap capaian pada tahun 2024 sebesar permintaan masyarakat
8,28% 10,69%
Keterbatasan alokasi anggaran baik dari APBN
Persentase Rumah Tangga yang memiliki
akses terhadap air minum aman di
05 maupun APBD, dan belum optimalnya pendanaan
Indonesia: alternatif lainnya
11,8%
Akses Air Minum Aman
Sumber: SUSENAS KOR, Olahan Bappenas, 2024 (SKAM-RT 2020)

Kementerian PPN/Bappenas 20
TARGET AKSES AIR MINUM AMAN 2029
PROVINSI JAWA TIMUR

No Provinsi 2020 2025 2029 No Provinsi 2020 2025 2029


1 Aceh 8,50% 19,25% 27,85% 18 NTB 8,10% 24,05% 36,81%
2 Sumatera Utara 8,50% 24,25% 36,85% 19 NTT 8,10% 19,05% 27,81%

3 Sumatera Barat 8,50% 26,75% 41,35% 20 Kalimantan Barat 17,40% 26,20% 33,24%

4 Riau 8,50% 14,25% 18,85% 21 Kalimantan Tengah 17,40% 26,20% 33,24%

5 Jambi 8,50% 19,25% 27,85% 22 Kalimantan Selatan 17,40% 46,20% 69,24%

23 Kalimantan Timur 17,40% 48,70% 73,74%


6 Sumatera Selatan 8,50% 24,25% 36,85%
24 Kalimantan Utara 17,40% 33,70% 46,74%
7 Bengkulu 8,50% 19,25% 27,85%
25 Sulawesi Utara 8,30% 21,65% 32,33%
8 Lampung 8,50% 14,25% 18,85%
26 Sulawesi Tengah 8,30% 19,15% 27,83%
9 Bangka Belitung 8,50% 14,25% 18,85%
27 Sulawesi Selatan 8,30% 24,15% 36,83%
10 Kepulauan Riau 8,50% 26,75% 41,35%
28 Sulawesi Tenggara 8,30% 21,65% 32,33%
11 DKI Jakarta 13,00% 49,00% 77,80%
29 Gorontalo 8,30% 24,15% 36,83%
12 Jawa Barat 13,00% 34,00% 50,80%
30 Sulawesi Barat 8,30% 19,15% 27,83%
13 Jawa Tengah 13,00% 36,50% 55,30%
31 Maluku 4,80% 14,90% 22,98%
14 D.I. Yogyakarta 13,00% 36,50% 55,30% 4,80% 22,40% 36,48%
32 Maluku Utara
15 Jawa Timur 13,00% 36,50% 55,30% 12,40% 31,20% 46,24%
33 Papua Barat
16 Banten 13,00% 31,50% 46,30% 34 Papua 12,40% 21,20% 28,24%
17 Bali 13,00% 46,50% 73,30% Indonesia 11,80% 33,36% 42,56%

Kementerian PPN/Bappenas
TARGET AKSES RT PERKOTAAN TERHADAP AIR SIAP MINUM PERPIPAAN
2029 PROVINSI JAWA TIMUR
100% TARGET PROV. JAWA TIMUR

83%
90%
Akses RT Perkotaan
terhadap Air Siap Minum 52%

76%

76%
73%
80%
Perpipaan 2029

70%

69%
70%

59%

58%

56%
56%
55%

54%
60%

52%
52%

51%

49%
47%
44%

43%
50%

42%
42%

41%
41%
38%

37%
34%

34%

34%
40%

32%
30%
30%

28%
28%

28%
27%

27%
27%

27%
27%

26%
26%
25%

25%
25%

25%
24%
24%
24%

24%
23%
23%
23%

23%
23%

23%
30%
22%
22%

21%

21%

20%
20%
20%

20%
19%

19%
18%

17%
20%
12%

10%

0%

Baseline Target 2029


Sumber: Draft Roadmap Air Minum Aman Bappenas, 2023

Kementerian PPN/Bappenas
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%

50.00%
100.00%

0.00%
8.50%
28%
8.50%
37%

Kementerian PPN/Bappenas
8.50%
41%
8.50%
19%
8.50%
28%
8.50%
37%
8.50%
28%
8.50%
19%

Sumber: Draft Roadmap Air Minum Aman, Bappenas, 2023


8.50%
19%
8.50%
41%
13.00%
78%
13.00%
51%
13.00%
55%
13.00%
55%
13.00%
55%
13.00%
46%

Baseline (2020)
13.00%
73%
8.10%
37%
8.10%
28%
Target 2029

17.40%
33%
17.40%
33%
17.40%
PROVINSI JAWA TIMUR

69%
17.40%
74%
17.40%
47%
8.30%
TARGET AKSES AIR MINUM AMAN 2029

32%
8.30%
28%
8.30%
2029

37%
8.30%
32%
8.30%
37%
8.30%
28%
4.80%
23%
4.80%
36%
Akses Air Minum Aman

12.40%
46%
12.40%
28%
TARGET PROV. JAWA TIMUR

55%
DISTRIBUSI TARGET
RPJMN 2025-2029
DEFINISI CAPAIAN AKSES AIR MINUM PER LADDER

Rumah Tangga dengan Akses Air Minum


Aman adalah jika rumah tangga memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Rumah tangga menggunakan sumber air minum layak
2. Lokasi sumber air minum berada di dalam atau di
halam rumah (on premises); Safely Managed
3. Tersedia setiap saat dibutuhkan; dan Basic Akses Aman
4. Memenuhi syarat kualitas air minum sebagaimana 11,8%
Akses Dasar:
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Limited 91,72%
No. 2 Tahun 2023. Akses Terbatas 3,1%

RUMUS PERHITUNGAN Unimproved


Akses Tidak Layak
𝑱𝑹𝑻𝑨𝑴𝑨 9,1%
𝑷𝑨𝑴𝑨 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝑹𝑻 Surface Water
Keterangan:
PAMA = Persentase rumah tangga dengan akses air minum Tidak Ada Akses
aman. 0,6% Akses Layak =
JRTAMA = Jumlah rumah tangga perkotaan yang memiliki
akses terhadap air siap minum perpipaan.​(SKAM RT/Dinas
Kesehatan)
JRT = Jumlah rumah tangga seluruhnya yang memiliki akses
layak. (Susenas KOR)

Kementerian PPN/Bappenas
DISTRIBUSI TARGET
RPJPN 2025-2045
DEFINISI SUMBER DATA

Akses Rumah Tangga Perkotaan terhadap Air 1. Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga oleh Kementerian Kesehatan/ Dinas Kesehatan
Siap Minum Perpipaan adalah rumah tangga di
2. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) KOR BPS
perkotaan yang memiliki akses terhadap air siap minum
melalui jaringan perpipaan yang memenuhi kriteria Tingkatan
sebagai berikut Definisi yang Digunakan di Indonesia
Global Nasional
1. Rumah tangga menggunakan sumber air minum
Akses air minum yang memenuhi 4 proxy:
jaringan perpipaan
1) Sumber air Minum Layak
2. Lokasi sumber air minum berada di dalam atau di 2) Lokasi sumber air minum berada di dalam atau di halaman rumah/on-premises (selain air minum
halam rumah (on premises); Safely kemasan bermerk dan air isi ulang)
Akses Aman
3. Tersedia setiap saat dibutuhkan; dan Managed 3) Rumah tangga dapat mengakses air minum saat dibutuhkan (tidak mengalami kesulitan pasokan
4. Memenuhi syarat kualitas air minum sebagaimana air selama 24 jam)
4) Kualitas air minum bebas dari kontaminasi bakteri faecal dan kimiawi yang ditetapkan sesuai
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
standar kualitas air minum nasional
No. 2 Tahun 2023.
Sumber air minum berasal dari perpipaan, kran umum, sumur bor/pompa, mata air terlindung dan air
Basic Akses Layak hujan dan waktu tempuh mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum (termasuk antre)
RUMUS PERHITUNGAN Access Dasar sebesar kurang lebih atau sama dengan (≤) 30 meni. *Air Minum dalam Kemasan dan Isi ulang perlu
dicek kembali sumber air mandi/cuci
Sumber air minum berasal dari perpipaan, kran umum, sumur bor/pompa, mata air terlindung dan air
Limited Akses Layak
hujan dan waktu tempuh mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum sebesar lebih dari (>) 30
Acces Terbatas
menit. *Air Minum dalam Kemasan dan Isi ulang perlu dicek kembali sumber air mandi/cuci

Keterangan Unimpro Sumber air minum yang berasal dari sumber air tidak terlindungi (i) sumur tidak terlindung; (ii) mata air
Akses Tidak
ved tidak terlindung . *Tidak Terlindungi: Tidak Pakai Cincin (sumur) atau tidak ada bak pelindung (mata air)
Layak
• PASMPP = Persentase rumah tangga perkotaan yang Water
memiliki akses terhadap air siap minum perpipaan. Surface Tidak Ada Sumber air secara langsung yang berasal dari air permukaan (sungai, danau, waduk, kolam, irigasi)
• JRTASMPP = Jumlah rumah tangga perkotaan yang Water Akses
memiliki akses terhadap air siap minum perpipaan. Catatan: Syarat kualitas air minum aman yaitu memenuhi parameter wajib kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Kementerian
• JRT = Jumlah rumah tangga seluruhnya di perkotaan Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023
yang memiliki akses jaringan perpipaan. SUMBER: PROFIL KETERSEDIAAN SARANA AIR MINUM, SANITASI, DAN KEBERSIHAN TANGAN DI RUMAH TANGGA INDONESIA, 2022

Kementerian PPN/Bappenas
PERAN PROVINSI UNTUK PERCEPATAN AKSES AIR MINUM

Menyusun 7 aspek yang harus di perkuat Pemerintah Provinsi dan


Masterplan /
Rencana Induk
Pemerintah Kabupaten/Kota:
SPAM Provinsi
1 Perencanaan dan penganggaraan
Memastikan
Memperkuat data
dan
pencapaian target
2 Perencanaan Teknis
air minum dan
informasi akses air
sanitasi di setiap
minum
kabupaten/kota 3 Kinerja Pelaksana
Peran Pemerintah
Provinsi Dalam 4 Strategi Pendanaan
Rangka Percepatan
Akses Air Minum :
5 Regulasi dan Kelembagaan
Memberikan
dukungan, fasilitasi,
Mengatur dan peningkatan Pengamanan dan Pengawasan Kualitas Air
6
penggunaan air kapasitas Minum
tanah kabupaten/kota
untuk percepatan
akses air minum 7 Pemicuan dan Edukasi kepada masyarakat
Menyusun batas
atas dan batas
bawah tarif air
minum

Kementerian PPN/Bappenas
PROGRAM PENDAMPINGAN DAERAH

Deskripsi Skema Pendampingan


Program pendampingan untuk mendukung
percepatan peningkatan air minum, serta
layanan sesuai dengan kebutuhan bagi
masyarakat melalui fasilitasi berjenjang
Pusat
Mendampingi
dalam peningkatan kapasitas pemerintah Program
daerah dan komitmen kepala daerah

Provinsi
Tujuan Mendampingi P3AM Program Penyediaan
Percepatan Air Minum

• Mendorong percepatan pembangunan Program pendampingan yang berfokus pada


air minum melalui penciptaan Kab/Kota pendampingan peningkatan kapasitas dan kesiapan
enabling environment, yang mampu pemerintah daerah penyelenggara SPAM
melibatkan partisipasi berbagai pihak
Model Pendampingan
• Memberikan dukungan kepada
Pemerintah Daerah untuk
4 Provinsi dampingan sebagai pilot project
untuk contoh provinsi lainnya
menyiapkan perencanaan yang lebih Tahap I Tahap II Tahap III
9
Kab/Kota dampingan sebagai pilot project
baik serta implementasi untuk contoh Kab/Kota lainnya
pembangunan yang lebih cepat dan Uji Coba Layanan
Meningkatkan Kapasitas Uji Coba Layanan
tepat sasaran Skala Penuh
Pemerintah Daerah Skala Terbatas
• Meningkatkan peran provinsi dan
kabupaten/kota melalui Uji coba secara
Meningkatkan tata Pematangan aspek
pendampingan berjenjang kelola penyediaan air layanan dan strategi menyeluruh dalam
• Pemerintah mampu melaksanakan minum dan sanitasi pengembangan seluruh rantai layanan
secara mandiri dalam pengembangan
dan pengelolaan secara berkelanjutan

Kementerian PPN/Bappenas
Kick Off Meeting PKP Provinsi Jawa Timur

BIDANG
SANITASI

Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian PPN/Bappenas
MENGAPA SANITASI ITU PENTING?

EKONOMI DAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN KESEHATAN MASYARAKAT
KESEJAHTERAAN

Akses terhadap air (termasuk sanitasi) merupakan


10,51% 73% 15% fondasi bagi bentuk pembangunan lainnya. Tanpa
Tercemar Ringan Kejadian Diare Kejadian Stunting akses yang mudah terhadap air yang aman, banyak
waktu pendapatan rumah tangga dihabiskan
Tercemar Sedang Disebabkan oleh Disebabkan oleh
31,09% kejadian diare pada untuk membeli air dan pengobatan penyakit.
ketersediaan dan kualitas
Tercemar Berat air minum yang rendah, anak, akibat rendahnya Faktor-faktor inilah yang menyebabkan masyarakat
53,28%
kelayakan sanitasi, dan kualitas air minum dan tetap terjebak dalam kemiskinan.
higienitas sanitasi aman.
Setiap USD $1 yang diinvestasikan pada sanitasi,
• Pada 2019, 53% sungai tercemar berat Meningkatkan akses air minum, sanitasi, terdapat keuntungan sebesar USD $5.50 dari biaya
• Pada tiga DAS besar (Citarum, Ciliwung, &
dan higiene yang aman dapat secara kesehatan yang lebih rendah, produktivitas yang lebih
Cisadane), 53-84% dari DAS tercemar air
efektif mengurangi tingkat kematian tinggi dan berkurangnya kematian karena prematur
limbah domestik (MoEF, 2016).
akibat diare sampai 45% (Freeman et (WHO, 2012)
al,2014; Wolf et al, 2014).
Kementerian PPN/Bappenas
AIR LIMBAH DOMESTIK DALAM RPJPN 2025-2045

TARGET 2045: RUMAH TANGGA DENGAN AKSES SANITASI AMAN 70%

Pemenuhan akses sanitasi melalui rantai layanan yang dikelola secara aman, berkelanjutan, dan inklusif
sesuai dengan karakteristik wilayah

KATA KUNCI PROGRAM GAME CHANGER

Air limbah domestik (blackwater, greywater, dan lumpur PENGUATAN SISTEM PENDATAAN & PENGAMBILAN KEBIJAKAN
Aman tinja) dikelola secara aman sesuai dengan proxy SDGs 1 BERBASIS SPASIAL
2030
PRIORITASI PEMBANGUNAN SISTEM TERPUSAT (PERPIPAAN)
Penyediaan layanan sanitasi dapat beroperasi sesuai 2 SERTA PENGARUSUTAMAAN PENANGANAN GREYWATER DAN
Berkelanjutan dengan fungsinya secara berkelanjutan yaitu tersedia RESOURCE RECOVERY
setiap saat, adaptif, dan berketahanan.
REFORMASI TATA KELOLA DAN PENCIPTAAN EKOSISTEM YANG
3 MENDORONG PENYELENGGARAAN SPALD YANG BERKELANJUTAN
• Layanan sanitasi melayani seluruh lapisan masyarakat
dengan standar yang sama mempertimbangkan
Inklusif aspek keterjangkauan (affordability dan accessbility)
4 PENGEMBANGAN PASAR SANITASI DAN INOVASI
• Memberikan kesempatan bagi seluruh pihak
(termasuk masyarakat) untuk berkontribusi dalam
pemenuhan layanan
KERANGKA INVESTASI DAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN
5 SPALD YANG AKUNTABEL
Layanan sanitasi harus diberikan dengan standar yang
Karakteristik sama pada seluruh rumah tangga, namun delivery dan
sistem yang digunakan menyesuaikan dengan
Wilayah INTEGRASI LAYANAN DAN KELEMBAGAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
karakteristik wilayah dan mempertimbangkan local 6 DAN AIR MINUM
wisdom

Kementerian PPN/Bappenas
SANITASI AMAN DALAM RPJMN 2025-2029

TARGET 2029: RUMAH TANGGA DENGAN AKSES SANITASI AMAN 30%


Perubahan Paradigma 1 Kerangka Regulasi 4 Kelembagaan
Meningkatkan kualitas
Dari Menjadi Memperkuat substansi peraturan
kelembagaan penyelenggaraan
perundang-undangan sebagai payung
layanan sanitasi atau SPALD
hukum percepatan pencapaian akses
Layak Aman aman dan penyelenggaraan SPALD di
berkelanjutan
dan dan tingkat nasional dan daerah
Strategi
Aman Berkelanjutan Multiaspek 5
Pendanaan
Pencapaian • Meningkatkan alokasi
Strategi Multiaspek yang menjawab:
Tujuan Sanitasi pendanaan APBDdan APBN
KEBUTUHAN PENGUATAN ENABLING untuk peningkatan akses
ENVIRONMENT 2 Aspek Teknis Aman aman
• Kebijakan dan Strategi, Regulasi, Kelembagaan, Mempercepat penyediaan dan • Mengembangkan dan
Partisipasi Masyarakat, Sistem Pendukung Lain pengoperasian infrastruktur serta memobilisasi sumber
meningkatkan cakupan layanan pembiayaan dari masyarakat
KONSOLIDASI SUMBERDAYA PEMBANGUNAN sanitasi dengan memperhatikan dan swasta
• APBN, APBD, Kalangan Donor, Dunia aspek lingkungan
Usaha/Bisnis, Institusi Karitatif, Rumah Tangga
MENJALANKAN PRINSIP PENYELENGGARAAN 3 Aspek Ekonomi
SPALD
Menciptakan ekosistem ekonomi/bisnis 6 Partisipasi Masyarakat
• Layanan berkelanjutan, adaptif, tatakelola yang pada penyelenggaraan SPALD (layanan
baik, kelembagaan yang mandiri, ramah sanitasi) berbasis inovasi yang kuat di
lingkungan, berketahanan iklim, ramah dunia tingkat nasional dan daerah
bisnis

Kementerian PPN/Bappenas
ISU SEKTOR SANITASI

Capaian 2023: Target 2024: Gap 2024: ISU PEMENUHAN SANITASI AMAN
10,21% 15% 4,79%
(7 juta Rumah Tangga) (10,3 juta Rumah Tangga) (3,3 juta Rumah Tangga)
01 Persebaran dan pemanfaatan infrastruktur sanitasi
yang belum optimal.
15%
Akses Aman Terpusat Akses Aman
Kurangnya kesadaran, permintaan, dan partisipasi
10%
10.16%
10.21%
02 masyarakat dalam mewujudkan rantai layanan sanitasi
aman.

5%
7.39% 7.42% 7.49% 7.64% 7.25%
03 Masih rendahnya komitmen dari pemerintah daerah
0.64% 0.62% 0.86% 0.86%
0.57% 0.55% 0.56%
Belum optimalnya fungsi regulator, operator, dan
0%
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
04 pengawasan pengelolaan sanitasi di daerah.

Terbatasnya pendanaan yang teralokasikan dan belum


Perbandingan Akses Sanitasi Aman dengan
05 optimalnya pemanfaatan sumber pendanaan alternatif
Negara ASEAN (2022)
untuk pemenuhan rantai layanan sanitasi.
100% 100% Sumber: JMP Report, 2023
85.97%
80%
60%
62.73% 61.13% 60.61% 06 Investasi dan intervensi pendanaan infrastruktur
sanitasi juga masih belum efektif dan tepat sasaran.
43.66%
36.73%
40% 26.32%
10.16%
20%
HAL-HAL YANG BELUM MENJADI PRIORITAS
0%

Penanganan Baku mutu effluent Resource Recovery pada


greywater dan GRK Air Limbah Domestik

Kementerian PPN/Bappenas 32
DISTRIBUSI TARGET RUMAH TANGGA
DENGAN AKSES SANITASI AMAN (%) PROVINSI JAWA TIMUR
100.00%
100%100%

90.00%

85% 85% 85% 85% 85%


Baseline 2023
80.00%
Target 2029
70.00%
Target 2045
70%

60.00%
60% 60% 60% 60% 60% 60%

50.00%
50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50%
60%

40.00%
45%

30.00%
40%
40%

40%
40%

32%
35%

30%

20.00%
25%
30%

20%
25%
25%

18%
20%
15%

20%

15%
20%

15%
15%
10.00% 15%

15%
15%

10%
12.83%

10%
10%
10%
10%
10%
10%
10%
10%
0.00%

Kementerian PPN/Bappenas
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
PERMUKIMAN (PPSP) 2020-2024

5 Pilar Yang Harus Diperhatikan: Deskripsi Milestone PPSP

Percepatan peningkatan akses sanitasi dan


kualitasnya, serta penyediaan layanan sanitasi 1. Persamaan persepsi di
Kesiapan masyarakat berkelanjutan bagi masyarakat melalui fasilitasi Mendapatkan
1 tingkat Pokja
(pemicuan dan demand creation) berjenjang dalam peningkatan kapasitas M1 Komitmen Kepala 2. Dukungan kepala OPD
pemerintah daerah dan komitmen kepala Daerah 3. Komitmen Bupati/Walikota
daerah
1. Melaksanaan ujicoba

TAHUN PERTAMA
Kelembagaan (khususnya model layanan terbatas
2 kapasitas pemerintah daerah dan Tujuan Penetapan Kebijakan
2. Memantau pelaksanaan
M2 (Untuk uji Coba Skala
operator) Layanan) ujicoba model layanan
• Mendorong percepatan pembangunan 3. Evaluasi pelaksanaan
sanitasi permukiman melalui penciptaan ujicoba model layanan
enabling environment, yang mampu
melibatkan partisipasi berbagai pihak 1. Penetapan prioritas
3 Kebijakan dan Regulasi • Memberikan dukungan kepada Pemerintah Uji Coba Model wilayah/komunitas dan
Daerah untuk menyiapkan perencanaan yang M3 Layanan skala layanan
Skala Terbatas 2. Penyusunan program dan
lebih baik serta implementasi pembangunan
kegiatan
yang lebih cepat dan tepat sasaran
Pendanaan termasuk kesiapan • Meningkatkan peran provinsi dan
kabupaten/kota melalui pendampingan 1. Melaksanaan uji coba

TAHUN KEDUA
4 pembiayaan operasi model layanan skala penuh
berjenjang Uji Coba Model
pemeliharaan 2. Memantau pelaksanaan
M4 Layanan Skala ujicoba model layanan
Penuh
Prinsip PPSP 3. Evaluasi pelaksanaan
ujicoba model layanan
Keterpaduan infrastruktur
5 KOMPREHENSIF SINERGITAS
serta kesiapan teknis operasional
BERKELANJUTAN KOMITMEN

Kementerian PPN/Bappenas
STATUS KABUPATEN KOTA DAN INTERVENSI PPSP

Intervensi
Status Kabupaten Kota Tahun N N+2
N+1
(S-1)
Kabupaten/Kota yang SSK dan Implementasi SSK Implementasi SSK
EHRA yang Tidak Ada atau Tidak EHRA
(M1-M3) (M4)
Valid

(S-2)
Kabupaten/Kota yang memiliki • Pemutakhiran SSK Perluasan layanan
Implementasi SSK
EHRA Masih Valid tetapi SSK • Implementasi SSK sanitasi dan
Tidak Valid (M1-M3)
(M4) peningkatan akses

(S-3)
• Tinjau Ulang SSK Perluasan layanan
Kabupaten/Kota yang Implementasi SSK sanitasi dan
memiliki EHRA dan SSK • Implementasi SSK (M4) peningkatan akses
Masih Valid (M1-M3)

(S-4)
Implementasi SSK Perluasan layanan
Kabupaten/Kota yang Implementasi SSK
sanitasi dan
sudah menyelesaikan (M3-M4) Skala Penuh
peningkatan akses
Implementasi SSK

Kementerian PPN/Bappenas
PEMBANGUNAN SANITASI MELALUI PENDEKATAN MULTI ASPEK

Implementasi aman program PPSP skala penuh berarti penyelenggaraan sanitasi di daerah telah mencakup keseluruhan
aspek dalam PPSP dan bergerak menuju kepada penyediaan layanan sanitasi yang aman dan berkelanjutan bagi Masyarakat.

Penyelenggaraan sanitasi di daerah memiliki


regulasi dan dasar hukum yang jelas

Aspek
Regulasi

Penyelenggaraan sanitasi Aspek Aspek Menciptakan kolaborasi


dilakukan sesuai dengan SOP dan Teknis Pendanaan pendanaan dan pemasaran hasil
SPM olahan sanitasi.

Adanya pembagian tugas, pokok, Aspek Masyarakat dilibatkan dan


Aspek
dan fungsi yang jelas pada Kelembagaan berperan aktif dalam kegiatan
Masyarakat
lembaga penyelenggara sanitasi penyelenggaran sanitasi

Kementerian PPN/Bappenas
SKEMA FASILITASI BERJENJANG

Tingkat Pusat Tingkat Provinsi Tingkat Kab/Kota Tujuan

PMU & PIUs Pokja Provinsi Pokja Kab/Kota Strategi Sanitasi


Kabupaten/Kota
• Koordinasi program Koordinasi program
• Kebijakan & strategi •
• Advokasi pemerintah Advokasi KDH
• Koordinator pelaksanaan •
daerah Supervisi perencanaan &
program •
• Supervisi perencanaan & implementasi
• Konsolidasi pendanaan –
implementasi Fasilitasi & sinkronisasi
K/L dan Non K/L •
• Fasilitasi & sinkronisasi program/kegiatan
• Kerangka monev Peningkatan Akses &
program/kegiatan
Layanan Sanitasi
Berkelanjutan

Tenaga Ahli Fasilitator Implementasi SSK & Fasilitator Kab/Kota (opsional,


Koordinator STBM dikontrak mandiri oleh kab/kota)

• Technical Assistance • Pendampingan proses • Pendampingan proses


• Technical assistance untuk • Pemantauan kemajuan
provinsi dan kab/kota
• Pemantauan kemajuan 100% Akses

Keterangan: SDGs
▪ Peran aktif provinsi menjalankan Tugas dan fungsi dalam skema Fasilitasi berjenjang sangat diperlukan
▪ Tenaga pendukung di Tingkat provinsi ( PFI dan Koordinator STBM ) perlu berkolaborasi untuk mendukung provinsi mampu
menjalankan peran Fasilitasi kepada kab/kota

Kementerian PPN/Bappenas
PERAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DALAM PROGRAM PPSP

PERAN PROVINSI PERAN KABUPATEN/KOTA

Koordinasi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian,


pemantauan, dan evaluasi Program PPSP di provinsi dan kab/kota di
1 wilayahnya melalui pengoordinasian penyusunan, pemutakhiran, dan
implementasi Dokumen RSP dan pengoordinasian kegiatan persiapan Koordinasi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian,
dan pelaksanaan program PPSP dengan pemerintah pusat dan pemantauan, dan evaluasi Program PPSP di ka/kota melalui
pemerintah kab/kota di wilayahnya; 1 pengoordinasian penyusunan, pemutakhiran, dan implementasi
Dokumen SSK dan pengoordinasian kegiatan persiapan dan
Advokasi peningkatan kesadaran, kepedulian, dan komitmen para pelaksanaan program PPSP dengan pemerintah pusat dan pemerintah
2 pemangku kepentingan di provinsi untuk percepatan layanan sanitasi provinsi;
berkelanjutan melalui program PPSP;

Advisori, pemberian saran untuk peningkatan kinerja layanan sanitasi


3 berkelanjutan di provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya; Advokasi peningkatan kesadaran, kepedulian, dan komitmen para
2 pemangku kepentingan di kab/kota untuk percepatan layanan sanitasi
berkelanjutan melalui program PPSP;
Fasilitasi peningkatan kemampuan Perangkat Daerah provinsi dan
kab/kota di wilayahnya melalui kegiatan bimbingan, Pendidikan dan
4
pelatihan, dan/atau penguatan kapasitas Pokja dalam penyusunan,
pemutakhiran, dan implementasi Dokumen RSP dan Dokumen SSK;
3 Advisori, pemberian saran untuk peningkatan kinerja layanan santasi di
Supervisi pelaksanaan Program PPSP di provinsi dan kab/kota di kab/kota.
5
wilayahya;

Sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan sanitasi di provinsi


6 dan Pembangunan sanitasi kab/kota di wilayahnya melalui pelaksanaan
lokakarya SSK di provinsi.

Kementerian PPN/Bappenas
PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI SSK
DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2024

Kabupaten Bangkalan
Status implementasi SSK : S3
Pendampingan yang difasilitasi
oleh Provinsi Tahun 2024

Kabupaten Madiun
Status implementasi SSK : S3
Pendampingan yang difasilitasi
oleh Pusat Tahun 2024

Kota Pasuruan
Status implementasi SSK : S4
Pendampingan M4 yang Kabupaten Probolinggo
difasilitasi oleh Pusat Tahun 2024 Status implementasi SSK : S3
Pendampingan yang difasilitasi
oleh Provinsi Tahun 2024

Kabupaten Banyuwangi
Status implementasi SSK : S3
Pendampingan yang difasilitasi
oleh Pusat Tahun 2024

Kementerian PPN/Bappenas
Kick Off Meeting PKP Provinsi Jawa Timur

BIDANG
PERSAMPAHAN

Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian PPN/Bappenas
TRANSFORMASI PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

VISI Pengelolaan persampahan yang TERPADU dan BERWAWASAN LINGKUNGAN dengan


PERSAMPAHAN memenuhi asas tanggung jawab, manfaat, keadilan, kesadaran, kebencanaan,
2045 keselamatan, keamanan, dan nilai ekonomi
Target Pengelolaan Sampah
Output Yang Diharapkan (2045) Outcome Yang Diharapkan
2025-2029
100% Rumah Tangga Mendapatkan
85% Timbulan Sampah Layanan Pengumpulan Aman dan Kesehatan masyarakat
Terkumpul Penuh menjadi meningkat
100% Timbulan Sampah Terkumpul
38% Sampah Terolah Kualitas lingkungan yang
90% Sampah Terolah (Waste lestari
Recovery dan Recycle)
20% Sampah Terdaur Ulang
Sampah termanfaatkan
10% Sampah Residu Tersisa menjadi sumber daya dan
32% Sampah Residu Tersisa terkelola secara
100% Lahan Urug Residu (LUR) berkelanjutan
Tingkat Kontrol Penuh

Pemenuhan output dan outcome sektor persampahan tentu memerlukan dukungan dari sektor Kesehatan, yaitu melalui perubahan perilaku masyarakat dalam
pengelolaan sampah rumah tangga

Kementerian PPN/Bappenas
KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

350 TPA
Lahan 104 ribu Ha

Sampah Rumah Masuk TPA


1.462 GBK
Tangga
Terkumpul 12,8 juta 54% 10 ribu
9,1 juta
ton/tahun 15,7 juta 67 ton/tahun Bank Sampah/PDU

Timbulan ton/tahun %
Daur Ulang
23,6 juta 2,7 juta
1,3 ribu
Sejenis Sampah ton/tahun 11%
Rumah Tangga ton/tahun TPS3R

14,5 juta Pengolahan


78,2 Juta Ton
ton/tahun
Beban ke Lingkungan 0,3 juta 1% 4,5 ribu
ton/tahun Sarana Kompos/
7,9 juta digester

ton/tahun 28%
5%

130 TPST
Penimbunan &
pembakaran
275 Juta Jiwa Pencemaran sampah di
sampah liar
badan air

Kementerian PPN/Bappenas
ISU SEKTOR PERSAMPAHAN
Rantai penanganan persampahan yang masih bertumpu pada kumpul-angkut-buang dan minimnya upaya pengurangan menyulitkan pencapaian target
untuk No TPA dan minim residu pada tahun 2045
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian
Capaian rumah tangga dengan akses sampah yang terkelola dengan
Kesiapan Masyarakat
baik di perkotaan • Rendahnya perilaku masyarakat dan produsen dalam menangani dan mengurangi sampah

Teknis
• Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana persampahan yang terpadu dan
berwawasan lingkungan serta kinerja baik;
• Terbatasnya opsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah;
• Pengelolaan sampah rumah tangga, sampah non rumah tangga, dan sampah spesifik
yang belum terpadu dan terintegrasi; dan
• Belum baiknya pengkategorian dan pendataan sampah.

Kelembagaan
• Tata kelola persampahan yang belum baik dan belum terlaksananya fungsi regulator,
operator, dan pengawas.

Kebijakan dan Regulasi


• Belum adanya pengaturan non-virgin material;
• Rendahnya komitmen pemerintah daerah terlihat dari minimnya regulasi dan alokasi belanja
daerah;
• Belum adanya regulasi payung untuk penerapan ekonomi sirkular;
• Belum adanya standard pelayanan minimal (SPM) untuk pengelolaan sampah rumah tangga
dan non-rumah tangga;
Sumber: Susenas MKP (diolah) • Belum mantapnya penegakan hukum, serta pemberian sanksi dan kompensasi bagi para
pelaku; dan
• Sebagian besar sampah masih belum terkelola dengan baik. • Belum adanya regulasi bagi produsen untuk pendaur ulangan sampah melalui penarikan
• Capaian 2022 hanya 27,89% akses penanganan dan 1,02% akses kembali sampah.
pengurangan sehingga masih terdapat gap yang jauh dengan target
2024 (80% akses penanganan dan 20% akses pengurangan). Pendanaan
• Gap akses penanganan sebsar 52,11%, gap akses pengurangan • Prinsip polluters pay principle belum diterapkan optimal termasuk penerapan volume-based
sebesar 18,98%. fee, dan perhitungan retribusi sampah yang belum memperhitungan pemenuhan total biaya;
dan Minimnya bauran pendanaan
Kementerian PPN/Bappenas 4
CAPAIAN PERSAMPAHAN PER PROVINSI TAHUN 2022

Nasional 27.89% 1.02%


12.42% 0.59%
Papua Barat 24.07% 0.35%
23.23% 0.49%
Maluku 19.52% 0.04%
9.16% 0.42%
Gorontalo 16.36% 0.20%
21.14% 0.76%
Sulawesi Selatan 23.96% 0.22%
12.30% 0.48%
Sulawesi Utara 33.20% 0.42%
48.06% 1.76%
Kalimantan Timur 50.64% 0.88%
37.26% 0.29%
Kalimantan Tengah 20.86% 0.34%
14.68% 0.05%
Nusa Tenggara Timur 6.50% 0.78%
23.34% 0.24%
Bali 44.24% 5.50%
33.03% 1.49%
Jawa Timur 21.11% 1.48%
33.02% 2.02%
Jawa Tengah 18.02% 1.…
35.61% 0.93%
DKI Jakarta 93.30% 3.33%
61.68% 1.77%
Kepulauan Bangka Belitung 32.59% 0.14%
10.18% 0.24%
Bengkulu 19.68% 0.32%
21.56% 0.21%
Jambi 14.23% 0.48%
19.19% 0.19%
Sumatra Barat 18.52% 0.48%
25.41% 0.23%
Aceh 12.09% 0.44% Penanganan Pengurangan

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Sumber: SUSENAS MKP

Kementerian PPN/Bappenas
EXERCISE TARGET PENGELOLAAN PERSAMPAHAN TIAP DAERAH

Indikator: Timbulan Sampah Terolah Di Fasilitas Pengolahan Sampah

NO PROVINSI 2022 2025 2029 2045 NO PROVINSI 2022 2025 2029 2045
Metode Perhitungan: 1 Aceh 5% 15% 29% 90% 20 Kalimantan Barat 8% 20% 37% 90%
1. Perhitungan rata-rata
2 Sumatera Utara 10% 16% 27% 90% 21 Kalimantan Tengah 7% 15% 25% 85%
capaian 2019-2022
2. Perhitungan laju skenario 3 Sumatera Barat 11% 22% 35% 90% 22 Kalimantan Selatan 13% 22% 35% 90%
business as usual (BAU) 4 Riau 5% 15% 30% 90% 23 Kalimantan Timur 15% 27% 42% 90%
3. Perhitungan laju skenario 5 Jambi 17% 28% 45% 85% 24 Kalimantan Utara 21% 48% 83% 90%
percepatan agar target 6 Sumatera Selatan 10% 21% 37% 90% 25 Sulawesi Utara 7% 20% 38% 90%
nasional tercapai
7 Bengkulu 2% 11% 22% 84% 26 Sulawesi Tengah 1% 11% 25% 84%
4. Perhitungan proyeksi
tahunan dengan 8 Lampung 3% 16% 33% 85% 27 Sulawesi Selatan 11% 22% 35% 90%
menambahkan rata-rata 9 Bangka Belitung 8% 15% 26% 84% 28 Sulawesi Tenggara 5% 13% 24% 85%
capaian eksisting dengan 10 Kep. Riau 12% 28% 49% 90% 29 Gorontalo 14% 34% 62% 90%
laju skenario percepatan 11 DKI Jakarta 18% 31% 50% 90% 30 Sulawesi Barat 2% 12% 26% 86%
12 Jawa Barat 11% 23% 37% 90% 31 Maluku 0% 10% 24% 85%
13 Jawa Tengah 17% 36% 63% 90% 32 Maluku Utara 3% 13% 27% 88%
Catatan:
14 Di Yogyakarta 19% 26% 35% 90% 33 Papua Barat 1% 11% 25% 85%
1. Sumber data
yang digunakan adalah SIPSN 15 Jawa Timur 12% 22% 36% 90% 34 Papua 6% 16% 30% 90%
2. Target tiap provinsi masih dapat 16 Banten 5% 14% 26% 90% 35 Papua Tengah 6% 10% 24% 85%
berubah
17 Bali 11% 22% 36% 90% 36 Papua Barat Daya 1% 10% 24% 85%
18 NTB 9% 25% 45% 90% 37 Papua Pegunungan 6% 10% 24% 85%
19 NTT 5% 15% 30% 90% 38 Papua Selatan 6% 10% 24% 85%

Kementerian PPN/Bappenas
EXERCISE TARGET PENGELOLAAN PERSAMPAHAN TIAP DAERAH

Indikator: Proporsi Rumah Tangga Dengan Layanan Penuh Pengumpulan Sampah (% RT)

NO PROVINSI 2022 2025 2029 2045 NO PROVINSI 2022 2025 2029 2045
Metode Perhitungan: 1 Aceh 22% 41% 67% 100% 20 Kalimantan Barat 24% 64% 62% 100%
1. Penginputan data baseline 2 Sumatera Utara 33% 62% 100% 100% 21 Kalimantan Tengah 38% 74% 100% 100%
tahun 2022 3 Sumatera Barat 29% 50% 78% 100% 22 Kalimantan Selatan 54% 82% 100% 100%
2. Perhitungan laju skenario 4 Riau 27% 43% 64% 100% 23 Kalimantan Timur 69% 92% 100% 100%
business as usual (BAU)
5 Jambi 25% 34% 47% 100% 24 Kalimantan Utara 86% 71% 100% 100%
3. Perhitungan laju skenario
percepatan agar target 6 Sumatera Selatan 29% 43% 61% 100% 25 Sulawesi Utara 49% 57% 100% 100%
nasional tercapai 7 Bengkulu 26% 40% 60% 100% 26 Sulawesi Tengah 25% 63% 99% 100%
4. Perhitungan proyeksi 8 Lampung 14% 25% 38% 100% 27 Sulawesi Selatan 35% 57% 100% 100%
tahunan dengan 9 Bangka Belitung 51% 72% 100% 100% 28 Sulawesi Tenggara 31% 46% 91% 100%
menambahkan nilai 10 Kep. Riau 85% 91% 100% 100% 29 Gorontalo 23% 25% 78% 100%
baseline dengan laju
11 Dki Jakarta 89% 94% 100% 100% 30 Sulawesi Barat 13% 57% 40% 100%
skenario percepatan
12 Jawa Barat 48% 70% 100% 100% 31 Maluku 31% 69% 92% 100%
13 Jawa Tengah 25% 48% 78% 100% 32 Maluku Utara 46% 61% 100% 100%
14 Di Yogyakarta 40% 66% 100% 100% 33 Papua Barat 45% 36% 82% 100%
Catatan: 15 Jawa Timur 31% 52% 81% 100% 34 Papua 27% 36% 48% 100%
1. Sumber data
yang digunakan adalah Susenas
16 Banten 49% 71% 100% 100% 35 Papua Tengah 27% 61% 48% 100%
MKP 17 Bali 63% 79% 100% 100% 36 Papua Barat Daya 45% 36% 82% 100%
2. Target tiap provinsi masih dapat 37 Papua Pegunungan 27% 36% 48% 100%
berubah
18 NTB 37% 64% 100% 100%
19 NTT 15% 36% 63% 100% 38 Papua Selatan 27% 64% 48% 100%

Kementerian PPN/Bappenas
PERUBAHAN KEBIJAKAN KUNCI PENGELOLAAN SAMPAH

NO TPA/Tidak Ada TPA


• Tidak ada pembangunan TPA baru ke depan, yang ada adalah TPST (Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu)
• TPA hanya untuk menampung residu atau sampah yang tidak bisa didaur
ulang/diolah

Pengurangan dan Pemilahan dari Sumber


• Kewajiban masyarakat dan penghasil sampah memilah dan mengurangi sampah
• Penyadaran dan pemicaun Masyarakat dan penghasil sampah sejenis rumah tangga
menjadi strategi kunci

Reformasi Tata Kelola Pengelolaan Sampah


• Pengelolaan sampah dilakukan oleh operator terpisah

Kementerian PPN/Bappenas
PLATFORM SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI INDONESIA

Prinsip Sistem Pengelolaan Persampahan Dalam Platform


Pengelolaan sampah dilakukan terintegrasi hulu ke hilir oleh
1 Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pemisahan fungsi regulator, operator, dan pengawas dalam
2 pengelolaan sampah.

Pengurangan dan pemilahan sampah dilakukan di sumber


3 penghasil sampah
Pemberdayaan, kampanye, dan edukasi perubahan perilaku
4 masyarakat serta kolaborasi antar pemangku kepentingan
dilaksanakan secara masif, intensif dan kontinyu
Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan Waste to
5 Product (WtP) yang merujuk kepada pembangunan rendah
karbon dan ekonomi sirkular dengan mempertimbangkan rantai
nilai yang sudah berjalan
Pengembangan fisik dan tata kelola pengelolaan sampah
6 berdasarkan perencanaan yang komprehensif berbasis data dan
pilihan teknologi yang dapat diimplementasikan.

Pemastian kecukupan pengelolaan sampah dengan pendekatan biaya


7 total melalui retribusi dan pendanaan inovatif

Kementerian PPN/Bappenas
PERAN PEMERINTAH PROVINSI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

PENGATURAN PEMBINAAN
Penetapan pengaturan, kebijakan, dan strategi Fasilitasi pengembangan kerjasama antar daerah, kemitraan,
pengelolaan sampah di wilayah provinsi dan jejaring serta penyelesaian konflik pengelolaan sampah
lintas kabupaten/kota
Perancangan sistem pengelolaan sampah regional
Pembinaan penanganan dan pengurangan sampah
kabupaten/kota
Fasilitasi harmonisasi peraturan, kebijakan,
Fasilitasi penggalangan offtaker produk olahan sampah serta
strategi, dan rencana pengelolaan sampah
pengembangan sistem insentif dan disinsentif pengelolaan
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan peraturan
sampah untuk wilayah provinsi
provinsi dan peraturan nasional

PENGAWASAN PEMBANGUNAN & PELAKSANAAN LAYANAN


Koordinasi, pembinaan dan pengawasan kinerja Pembangunan dan penanganan operasi dan layanan LUR
kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah regional menuju tingkat kontrol penuh atau sanitary landfill

Pengawasan dan penjaminan mutu layanan Fasilitasi bantuan keuangan terbatas untuk pengelolaan
pengelolaan sampah di kabupaten/kota sampah di kabupaten/kota

Kementerian PPN/Bappenas
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Sosialisasi dan edukasi


1 Penguatan regulasi 2 Pemrograman dan 3 perubahan perilaku serta
perencanaan teknis
pemberdayaan masyarakat

Pembangunan dan
Operator dan pengelola
4 kontrak layanan pengelolaan 5 pemeliharaan sarana
prasarana, teknologi, dan
6 Penggalangan retribusi
persampahan
sampah
pengelolaan aset

7 Penggalangan offtaker produk 8 Pengawasan dan penegakan 9 Pemantauan dan evaluasi


olahan sampah hukum

Kementerian PPN/Bappenas
Terima kasih

Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian PPN/Bappenas
51

Anda mungkin juga menyukai