Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SANITASI

Disampaikan dalam:
Rapat Koordinasi Teknis Pelaksanaan Program Hibah ALS APBN TA 2023

DIREKTORAT PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


KEDEPUTIAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

10 April 2023
Kementerian PPN/Bappenas 1
POIN PEMBAHASAN

1 Kebijakan, Strategi dan Target Nasional sektor Air Limbah Domestik

2 Capaian Air Limbah Domestik

3 Tantangan sektor Air Limbah Domestik

4 Alternatif Pendanaan Pembangunan Infrastruktur Air Limbah Domestik

5 Program HALS untuk Mencapai Target Nasional

Kementerian PPN/Bappenas
ARAHAN PRESIDEN-STRATEGI-SASARAN
PEMBANGUNAN SANITASI 2020-2024

HIGHLIGHT
ARAHAN PRESIDEN STRATEGI SASARAN
Pembangunan SDM 1. 100% Hunian dengan
Infrastruktur Pelayanan Dasar
Akses Air Minum Layak
2. 30% Hunian dengan Akses
Pembangunan Infrastruktur Jaringan Perpipaan
Infrastruktur Ekonomi 3. 15% Hunian dengan Akses
Air Minum Aman
Penyederhanaan Regulasi Akses Air Minum dan
Infrastruktur Perkotaan Sanitasi Layak dan 1. 90% Hunian dengan Akses
Aman Sanitasi Layak
Penyederhanaan Birokrasi 2. 15% Hunian dengan Akses
Energi dan Ketenagalistrikan Sanitasi Aman
Tranformasi Ekonomi 3. 0% Buang Air Besar
Sembarangan di Tempat
Teknologi Informasi dan Terbuka
Komunikasi untuk
Transformasi Digital 80% Penanganan
20% Pengurangan
Hunian dengan Akses Sampah
Terkelola dengan Baik

Kementerian PPN/Bappenas
ARAH KEBIJAKAN BIDANG SANITASI
RPJMN 2020-2024

Sistem layanan sanitasi berkelanjutan


Rumah tangga yang Buang Air Besar Rumah tangga di perkotaan Tersedianya layanan sanitasi
memiliki akses sanitasi Sembarangan (BABS) di terlayani pengelolaan dan air minum yang
layak dan aman Tempat Terbuka sampah yang baik terintegrasi di
90% layak (termasuk 15% aman) 0% 100% kabupaten/kota prioritas

Pengembangan infrastruktur
Peningkatan kapasitas Peningkatan komitmen kepala dan layanan sanitasi Peningkatan perubahan
Peningkatan peluang kerja
institusi dalam layanan daerah untuk layanan sanitasi permukiman sesuai dengan perilaku masyarakat dalam
sama dan pendanaan
pengelolaan sanitasi yang berkelanjutan karakteristik dan kebutuhan mencapai akses aman sanitasi
daerah

1. Penyediaan pola subsidi yang


1. Fasilitasi penyusunan regulasi di 1. Pelaksanaan bimbingan teknis 1. Pelaksanaan program perubahan
1. Penguatan layanan pengelolaan tepat untuk meningkatkan
daerah mengenai pengelolaan pembangunan infrastruktur perilaku di tiap desa dan
air limbah domestik, melalui kemampuan masyarakat
sanitasi (air limbah dan sampah sanitasi kelurahan yang belum Stop
sistem pengelolaan lumpur tinja 2. Pengembangan layanan sanitasi
domestik) 2. Sinkronisasi perencanaan tata Buang Air Besar Sembarangan
2. Penguatan layanan pengelolaan melalui sistem pembiayaan yang
2. Penyediaan mekanisme insentif ruang dengan pembangunan (BABS) di tempat terbuka
sampah di perkotaan inovatif
bagi pemerintah daerah untuk sanitasi 2. Penguatan mekanisme
3. Penguatan peran dan kapasitas 3. Peningkatan kapasitas
mengalokasikan anggaran 3. Pengembangan konsep resource monitoring yang terjadwal
PDAM sebagai penyedia jasa pemerintah daerah untuk
pembangunan infrastruktur recovery dan circular economy 3. Penguatan keberlanjutan STBM di melakukan kerja sama
layanan pengelolaan air limbah
sanitasi 4. Pembangunan infrastruktur tingkat kabupaten dan kota (post
domestik, terutama bagi daerah 4. Menciptakan wirausaha sanitasi
3. Penerapan regulasi daerah yang sanitasi (air limbah domestik dan ODF)
dengan cakupan air perpipaan di daerah yang memiliki potensi
mengatur kewajiban sampah) 4. Penguatan kampanye
lebih dari 50% dan peningkatan kapasitas
pembayaran pengelolaan sanitasi 5. Pengelolaan data berbasis web pengurangan sampah
dalam wirausaha sanitasi

Kementerian PPN/Bappenas
CAPAIAN DAN TARGET RPJMN 2020-2024

Akses Layak dan Aman 2022


Nasional Capaian Akses Sanitasi 2011-2022 dan Target 2024
100%
100%
90%
80,92% 90%
79,53% 80,29% 80, 92%
80%
70%
60% 53.7%
50%
Perkotaan 40%
30% 19.39%
20% 12.80% 15%
7.64% 7.25% 10.16%
10%
83,79%
0% 6.19% 5.69% 5.86% 0%
2011 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Target Target
2024 2030

Perdesaan Layak Aman (Bagian dari Layak) BABS di Tempat Terbuka

Peningkatan akses terhadap sanitasi Penurunan tingkat praktik BABS di tempat


76,99% terbuka rata-rata (2011-2022): 1,23% per
aman rata-rata (2017-2022): 0,55%
per tahun tahun

Kementerian PPN/Bappenas
PERSENTASE RUMAH TANGGA TANPA AKSES SANITASI LAYAK
(KOTA DAN DESA) TAHUN 2022
45%
40%
35%
30%
25% 1. Capaian akses sanitasi
20% layak di perkotaan:
15%
83,79% dan di
perdesaan: 76,99%
10%
2. 16 provinsi memiliki
5% akses sanitasi lebih
0% rendah dari capaian
akses nasional

Ka ngg r a B ali
ng am ulu
en tan

Ja wa rta

an r
aB a

Ka an Se ah
an n T an

iB o
er Ja u

Yo e n t

al a t
m r a eh

Su we si U ra

a ra

a
Ja Jaka u

a ta

es Se h
la es en a
Te gga B n
Be ung

DK p. R g

Pa u U ku
at

Ja yak h

en tan
li m t a B r

la ro ra
Ka ant Te r at
el bi

li a T t

Su law n U ur

Pa at
DI a T ara

M M ara
Ka man ntan imu
Ka lim ar a ara
u
n

Su law si T tar

pu
a

te
er tar

I ia

w i ga

es al
g ga
w ar
ar

aS m

pu t a
la e t a

r
Su o gga
S u ta im
m

uk lu
li m n n g
S u at e A c

l i m t a l at
Ri

Ke litu

n a

Ba
w nt
i T la
a
Ba L gk
ka p

w B
at U

Ti
B
B

G
a
m

at

sa e n
m
Su

Nu T
Su

sa
p.

Nu
Ke

%RT Tanpa Akses di Perkotaan %Tanpa Akses di Perdesaan

Penyediaan sanitasi layak dan aman perkotaan maupun perdesaan sama-sama perlu ditingkatkan, khususnya pada
daerah perdesaan tanpa akses yang tinggi. Di daerah perkotaan perlu diingat kepadatan penduduk dan ketersediaan
lahan yang semakin sempit.
Kementerian PPN/Bappenas
PERBANDINGAN CAPAIAN INDONESIA DAN NEGARA LAIN

Perbandingan Capaian Sanitasi Aman dengan Negara Lain Pendapatan Per Kapita VS Capaian Akses Amsan Aman
90% 6000

98.26
100
100 80% 80%
5000
90 70%

Pendapatan Per Kapita (USD)


77.45

61%

69.66
80 60% 61% 4000
59%
60.64 56% 56%
70
Persentase Akses (%)

50%

% Akses
47%
60 3000
40% 39% 39%
50
30% 30% 2000
40
25.93

20%
30 18%
12% 1000
10%
20
10.16

7%

10 0% 0

Jamaica
Bangladesh

Indonesia

Mongolia
Sri Lanka
Philippines

Fiji
Morocco

Guatemala
Vietnam
Laos
0
Indonesia Malaysia Filipina Thailand Singapura Tiongkok Amerika
(2022) (2018) (2020) (2020) (2020) (2020) (2020)

Pendapatan Per Kapita Akses Air Minum Aman (%) Akses Sanitasi Aman (%)
Sumber: Susenas KOR BPS 2022, dan JMP Report WHO-UNICEF 2018-2020
Sumber: Data Worldbank dan JMP WHO-UNICEF (2019-2021)

Capaian akses sanitasi aman Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara Dibandingkan dengan negara lain dengan status pendapatan per kapita yang
lain serupa, posisi capaian akses air minum dan sanitasi aman Indonesia masih berada
dibawah negara lainnya

Kementerian PPN/Bappenas
TANTANGAN PENYEDIAAN AKSES SANITASI

Kelembagaan Pendanaan
Perencanaan
• Rata-rata alokasi APBD untuk sanitasi sudah mencapai
• Regulator dan operator di daerah belum terpisah
Isu pembangunan sanitasi belum menjadi 2,1% namun belum cukup untuk operasional dan
• Hanya 13,4% kab/kota yang sudah memiliki lembaga
prioritas pembangunan di daerah sehingga pemeliharaan infrastruktur terbangun
layanan air limbah domestik (UPTD/BUMD/PD)
berimplikasi pada aspek operasional (lahan, • Realisasi APBN air limbah domestik (periode 2015-2019)
• Perlunya kejelasan pembagian wewenang dan peran antar
dana OM, idle capacity, cakupan layanan yang hanya 15,2% dari kebutuhan APBN keseluruhan pada
K/L di pusat, serta kejelasan tusi dinas yang menangani
periode 2015-2019
rendah) sampah di daerah

Kesadaran Masyarakat Regulasi Teknis


• Perilaku BABS di tempat terbuka (6,19%) menunjukkan
• Perlunya penyusunan peraturan di daerah
masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk • Cakupan pelayanan infrastruktur IPLT dan IPAL belum
tentang pengelolaan sanitasi di daerah dan
menyediakan fasilitas sanitasi di rumah tangga optimal (idle capacity IPLT sebesar 89% dan IPAL 51%)
retribusi layanan sanitasi
• Hanya 48,05% desa/kelurahan di Indonesia sudah Stop • Akses terbatas ke pilihan teknologi (dan SOP) untuk
• Perlunya peningkatan law enforcement
BABS kualitas effluent yang lebih tinggi
• Perlunya advokasi menuju akses aman

Kementerian PPN/Bappenas
ALTERNATIF PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
SANITASI (AIR LIMBAH DOMESTIK)
KPBU berpotensi mendukung pembangunan IPLT dan IPALD skala kota
Green dan regional
Bonds/
Green Sukuk
Potensi ZISWAF untuk air minum dan sanitasi sudah lebih dari Rp 14 M
Dana
Transfer
dan terus meningkat
(Dana Desa, APBN
DAK, DID, Sedang disusun policy paper skema mikro kredit sektor air minum dan
dsb)
sanitasi (oleh IUWASH PLUS).
CSR
Masyarakat (Corporate Social Swasta/
Responsibility) KPBU Kab/Kota yang sudah melaksanakan skema mikro kredit :
Kab Tangerang, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kab. Karawang, Kota
ZISWAF Bekasi, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kab. Magelang, Kota
APBD (Zakat, Infaq,
Kabupaten/ Sadaqoh,
Mikrokredit Probolinggo, Kab. Probolinggo, Kab. Malang, Kab. Lumajang, Kab.
Kota/Provinsi Wakaf) Deli Serdang, Kota Pematang Siantar, Kota Makassar, Kab. Barru
Program
Pengelola
Hibah/Loan/ Sedang disusun buku panduan skema CSR
Kawasan
Donor

Penyediaan pola subsidi yang tepat Pengembangan layanan sanitasi melalui Menciptakan wirausaha sanitasi di daerah yang
untuk meningkatkan kemampuan sistem pembiayaan yang inovatif memiliki potensi dan peningkatan kapasitas
masyarakat § Buku saku pendanaan, yang diupdate setiap dalam wirausaha sanitasi
tahun § Pelatihan Wusan -
§ Panduan pemanfaatan dana Ziswaf untuk Kementerian Kesehatan
pembangunan sanitasi

Kementerian PPN/Bappenas
PROGRAM HIBAH AIR LIMBAH SETEMPAT
MELALUI PENERIMAAN DALAM NEGERI YANG DIHIBAHKAN
TUJUAN PENCAIRAN DANA HIBAH TAHUN 2018-2022

200
• Mendukung Pembangunan Tangki Septik yang sesuai

Milyar
kriteria teknis. 100
• Lumpur tinja terbentuk dikuras secara berkala ke IPLT
0
terdekat untuk dilakukan pengolahan: Mendukung 2018 2019 2020 2021 2022
pencapaian akses sanitasi aman. SPPH Pencairan Hibah

KRITERIA PENERIMA MANFAAT SPPH (2018-2022) Pencairan


Rp 503 M Rp 296 M (± +58%)
• Rumah tangga yang belum memiliki akses sanitasi aman dengan sistem
terpusat/setempat atau memiliki tangki septik tetapi tidak memenuhi JUMLAH RUMAH TANGGA TERPASANG TANGKI SEPTIK
persyaratan teknis;
• Rumah tangga di area permukiman perkotaan, meliputi MBR; 50

Ribu
• Diutamakan rumah tangga yang berada di area target layanan IPLT;
• Tidak menjadi calon penerima manfaat untuk kegiatan sektor sanitasi
yang lain (Sanimas, Padat Karya, DAK, dll); 0
• Memiliki luas lahan yang memadai dan aman untuk dibangun tangki 2018 2019 2020 2021 2022
septik dan resapan; SPPH RT Terpasang
• Berada di wilayah administrasi daerah peserta program HALS;
• Bersedia memenuhi persyaratan sebagai pelanggan LLTT. SPPH (2018-2022) Terpasang
164.746 Rumah Tangga 97.091 Rumah Tangga (± 59%)
Kementerian PPN/Bappenas
HALS DAN PENDAMPINGAN LLTT
DAFTAR PESERTA HALS TA 2022
Tahun* Tahun* Tahun*
No Kota/Kab No. Kota/Kab No. Kota/Kab
Daftar Peserta HALS TA 2022 yang sudah
1 Kab. Aceh Timur - 21 Kab. Grobogan 2018 41 Kota Banjarmasin 2017 melakukan pendampingan LLTT
2 Kab. Aceh Barat - 22 Kab. Demak - 42 Kab. Hulu Sungai Selatan 2018
3 Kab. Aceh Selatan - 23 Kab. Kebumen 2018 43 Kab. Balangan 2020
4 Kab. Deli Serdang 2018 24 - 44 Kab. Banjar 2018
Kab. Pekalongan 26
5 Kab. Tanah Datar - 25 Kab. Jepara - 45 Kab. Kutai Timur
6 Kota Payakumbuh - 26 Kab. Karanganyar 2018 46 Kota Balikpapan 2016 34
7 Kab. Pariaman - 47 -
27 Kab. Kulon Progo 2018 Kab. Tojo Una Una
8 Kab. Indragiri Hulu 2018 48 -
28 Kab. Bantul - Kab. Poso
9 Kab. Tebo
29 Kab. Sleman - 49 Kab. Sidenreng Rappang 2018
Pendampingan LLTT
10 Kab. Bungo - 30 Kab. Malang 2018 50 Kab. Maros -
11 Kota Jambi 2017 31 Kab. Lumajang 2018 51 Kab. Pinrang 2020 Belum Pendampingan LLTT
12 Kab. Musi Banyuasin 2017 32 Kab. Jombang - 52 Kab. Bantaeng 2018
13 Kab. Ogan Ilir - 33 Kab. Jember - 53 Kab. Luwu Timur -
14 Kab. Kaur - 34 Kab. Ngawi - 54 Kab. Luwu Utara - Diharapkan program HALS juga
15 Kab. Rejang Lebong - 35 Kab. Gresik 2017 55 Kota Makassar 2015 dapat mendorong kesediaan
16 Kota Sukabumi 2016 36 Kab. Sumbawa - 56 Kota Pare Pare 2020 masyarakat untuk menjadi
17 Kab. Karawang - 37 Kab. Sumbawa Barat 2020 57 Kab. Mamasa 2020 pelanggan LLTT agar dapat
18 Kab. Banyumas - 38 Kota Singkawang - 58 Kab. Pohuwato - meningkatkan akses sanitasi aman
19 Kab. Wonosobo - 39 Kab. Kapuas 2017 59 Kab. Maluku Tengah -
20 Kab. Boyolali - 40 Kota Palangka Raya 2016 60 Kota Halmahera Timur -

*) Tahun terakhir diadakannya pendampingan LLTT


Kementerian PPN/Bappenas
LESSON LEARNED HIBAH SANITASI

Hibah ≠ dana pengganti Realisasi Pendanaan di Bidang Sanitasi

• Hibah merupakan dana stimulan dan/atau (Juta Rupiah) (Juta Rupiah)


insentif agar Pemda meningkatkan alokasi 6000000 80000
pendanaan untuk sanitasi (air limbah) 70000
5000000

Realisasi APBN dan DAK


60000
4000000

Realisasi HALS
50000
Pemda “terbiasa” berinvestasi di sektor ALD
3000000 40000
• Pre-finance merupakan syarat mutlak agar 30000
Pemda “terbiasa” berinvestasi untuk 2000000
20000
sektor air limbah 1000000
10000
0 0
2018 2019 2020 2021 2022
Output terverifikasi dan terukur Tahun
• Tangki septik yang memenuhi standar dan APBN DAK HALS
berfungsi (output terjamin dapat
memenuhi kategori akses layak dan aman Dapat dilihat realisasi pendanaan Hibah Air Limbah
untuk mendukung pencapaian target Setempat pada tahun 2018-2022 memiliki kontribusi yang
signifikan terhadap pembangunan sanitasi
SDGs dan RPJMN 2020-2024)

Kementerian PPN/Bappenas
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Perlunya proses demand creation 3. Perlu ada pembagian peran yang jelas
• perlu ada sebagai prasyarat program, dengan • Pembagian peran antara operator, regulator,
melibatkan Dinas Kesehatan di lapangan (tidak pengawas
hanya operator) untuk memastikan tidak ada
penolakan warga pada masa keberlangsungan
proyek.

2. Keterlibatan kementerian/Lembaga non- 4. Diperlukan adanya proses yang lebih ketat


teknis untuk mengikat komitmen kepesertaan
• Seperti Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah
Kementerian Dalam Negeri dalam pelaksanaan • Dalam prosesnya, perlu dipertimbangkan penilaian
program-program sanitasi ke depan untuk kesiapan dari sisi kapasitas perencanaan, penyadaran
mendukung proses pemicuan masyarakat agar masyarakat, penganggaran, dan aspek lainnya secara
bersedia menyediakan Sambungan Rumah (SR) sistematis dan juga keberadaan disinsentif bagi
dan penguatan kelembagaan di daerah. pemerintah daerah yang menarik diri dari
kepersertaan di tengah proses pelaksanaan.

Kementerian PPN/Bappenas
TERIMA KASIH

Kementerian PPN/Bappenas 17

Anda mungkin juga menyukai