Anda di halaman 1dari 2

1.

Tipologi Kantor Urusan Agama


Secara linguistik, tipologi berasal dari dua suku kata, yaitu typos dan logos. 1 Typos berarti
gambaran, karakter, bentuk dan jenis.2 Sedangkan logy atau logos, bermakna ilmu pengetahuan.
Elaborasi dari keuda kata tersebut, dapat disatukan menjadi ilmu yang membahas impresi,
gambaran, karakter, jenis dan bentuk sesuatu, atau dalam bahasa sederhana, tipologi dimaknai
sebagai pengelompokan berdasarkan tipe atau jenis yang teruji.3
Pengelompokan merupakan sebuah pembatasan standard yang digunakan oleh badan,
indovidu atau keadaan sebagai bentuk perengkingan kualitas dan kelayakan agar sesuatu itu
menghasilkan hasil terbaik untuk digunakan. 4 Pengelompokan dapat terjadi dalam berbagai
aspek, seperti :
a. Kuantitas
b. Ciri-ciri
c. bentuk
d. dan Jenis

pengelompokan atau klasifikasi di atas, merupakan ikhtiar yang ditempuh oleh seseorang untuk
mendapatkan kesimpulan yang berujung pada pengelompokan atau klasifikasi untuk
menentukan kualitas dan kedudukan.5 Oleh karena itu, ilmu tipologi menjadi penting dan urgent
untuk dipahami agar badan atau individu itu dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan.

Pengelompokan juga terjadi pada instansi pemerintah yang berada di bawah kekuasaan
Kementrian Agama, yaitu Kantor Urusan Agama. Kementrian Agama telah melakukan tipologi
Kantor Urusan Agama untuk mengatur predikat Kantor Urusan Agama tersbeut. Hal itu
dilakukan sejalan dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam Nomor 60 Tahun 2020 Tentang Penetapan Tipologi, Standarisasi Gedung Dan Standarisasi
Berpakaian Bagi Pegawai Pencatat Nikah (PENGHULU) Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Keputusan DIRJEN BIMAS Islam Kementrian Agama di atas, menyatakan bahwa terbitnya
Keputusan di atas, merupakan langkah konkrit kementrian agama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan pada KUA Kecamatan.6 Standar kualifikasi pada tipologi KUA, diklasifikasi berdasarkan
Jumlah peristiwa.7 Hal itu dituangkan sebagaimana keputusan DIRJEN BIMAS Islam sebagai
berikut :

2
Comrie, B., Syntactic Typology: Studies In The Phenomenology Of Language, (Austin: The University of
Texas, l978), h. 329-354
3
Faarlund, J. T, A Typology Of Subjects Studies In Syntactic Typology, (Amsterdam: Benjamins, . 1988), h.
193-207
4
Mirsa Umiyati, Prioritas Aspek-Aspek Tipologi Linguistik Pada Pemetaan Masalah-Masalah Kebahasaan,
Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No. 2, 2015, h. 282
5

6
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 60 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Tipologi, Standarisasi Gedung Dan Standarisasi Berpakaian Bagi Pegawai Pencatat Nikah (PENGHULU) Pada Kantor
Urusan Agama Kecamatan, h. 1
7
Ibid.,
Menetapkan : Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Tentang Penetapan
Tipologi, Standarisasi Gedung Dan Standarisasi Berpakaian Bagi Pegawai
Pencatat Nikah (Penghulu) Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kesatu : menetapkan tipologi kantor urusan agama (kua) berdasarkan jumlah nikah,
yaitu :

a. Tipologi A adalah KUA yang jumlah persitiwa nikahnya di atas 100 peristiwa
rata-rata perbulan;
b. Tipologi B adalah KUA yang jumlah persitiwa nikahnya anatar 50 s.d. 100
peristiwa rata-rata perbulan;
c. Tipologi C adalah KUA yang jumlah persitiwa nikahnya di bawah 50
peristiwa rata-rata perbulan;
d. Tipologi D1 adalah KUA yang secara geografis berada pada daerah
terdalam, terluar dan daerah perbatasan daratan;
e. Tipologi D2 adalah KUA yang secara geografis berada pada daerah
terdalam, terluar dan daerah perbatasan kepulauan
Kedua : Menetapkan Standarisasi Gedung Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
sebagai berikut :

a.

Anda mungkin juga menyukai