Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

PENGEMBANGAN MODEL PEMENUHAN DUE-DATE PRODUKSI YANG


MEMPERTIMBANGKAN KONDISI AKTUAL PROSES DAN KEANDALAN
MESIN

Sachbudi Abbas Ras


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11510
abbasras@yahoo.com

Abstrak
Sistem manufaktur dituntut untuk mengubah pola produksinya menjadi mass customization
untuk bisa menjamin respon yang cepat terhadap permintaan pelanggan. Untuk mencapai
pemenuhan yang efektif dan efisien, maka sistem manufaktur harus menggunakan konsep
sistem produksi tepat waktu (just-in-time). Pada kondisi aktualnya, sistem manufaktur sulit
untuk mampu berada pada kondisi ideal, dimana tidak ada gangguan terhadap proses dan
proses itu sendiri beroperasi secara sempurna dengan tidak menghasilkan produk yang gagal
sama sekali. Penelitian ini mengembangkan model pemenuhan due-date yang sudah
memasukkan pertimbangan mengenai ketersediaan mesin (equipment availability),
keandalan mesin (equipment reliability), dan tingkat kualitas (quality level) dari proses. Dari
pengujian yang dilakukan dengan pembangkitan set data untuk kondisi statis dan dinamis,
model-model yang dikembangkan terbukti dapat memecahkan permasalahan yang diberikan.

Kata kunci: pemenuhan due-date, ketersediaan mesin, keandalan mesin

Pendahuluan bahwa sistem produksi yang dibahas berada


Persaingan pasar yang sangat pesat pada kondisi yang ideal, dimana tidak ada
memberikan tuntutan yang harus dipenuhi oleh gangguan terhadap proses dan proses itu sendiri
sistem manufaktur yaitu pada kemampuannya beroperasi secara sempurna dengan tidak
untuk dapat menjamin respon yang cepat menghasilkan produk yang gagal sama sekali.
terhadap berbagai permintaan pelanggannya. Ini Kemudian, Abbas Ras (2013) mengem-
dijawab dengan mengubah pola produksi di bangan teknik penentuan due-date yang sudah
industry dari produksi massal ke produksi mass mempertimbangkan ketersediaan mesin dan
customization. tingkat kualitas dari proses yang dikaji.
Sistem produksi tepat waktu (just-in- Berdasarkan hasil dari survei lapangan
time) mampu mengintegrasikan permasalahan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
persediaan dan penjadwalan dalam satu pelanggan menginginkan pemenuhan kebutuh-
pertimbangan dengan tujuan meminimasi annya sesuai dengan waktu yang telah
tingkat persediaan sekaligus memenuhi ditetapkannya dengan jaminan ketepatan
kebutuhan pelanggan yang dinyatakan dengan pemenuhannya sebagai kriteria utama. Maka
due-date. Halim dan Ohta (1993) telah menge- terlihat adanya kebutuhan pengembangan model
mbangkan kriteria minimasi total waktu tinggal pemenuhan due-date pada sistem produksi job
aktual (total actual flow-time) sebagai lamanya shop dinamis.
suatu pekerjaan berada di lantai pabrik sejak Penelitian ini akan mengembangkan
pekerjaan tersebut mulai dikerjakan sampai algoritma dari model pemenuhan due-date
dengan due-date. untuk multi-item pada sistem produksi job shop
Abbas Ras (2004) mengembangkan yang bersifat dinamis dengan menggunakan
teknik penentuan due-date dengan pendekatan pendekatan penjadwalan mundur (backward
dari model penjadwalan batch pada job shop approach) dan teknik insersi. Model yang akan
dinamis yang menggunakan konsep sistem dikembangkan sudah memasukkan per-
produksi tepat waktu (just-in-time). Kekurangan timbangan mengenai: ketersediaan mesin
signifikan dari model ini adalah adanya asumsi (equipment availability), keandalan mesin

Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 1


Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

(equipment reliability), dan tingkat kualitas FJ ai d B i dengan i 1, ..., b (1)


(quality level) dari proses manufaktur yang
dikaji. dengan adalah common due-date dan B i
d
Halim (1993) menyatakan bahwa konsep adalah saat mulai pemrosesan pekerjaan J i .
waktu tinggal aktual sebagai ukuran
performansi untuk shop-time pertama kali Selanjutnya, Halim (1993) menurunkan
dikemukakan Miyazaki dan Ohta (1987), yaitu formulasi di atas menjadi sebagai berikut: jika
waktu yang diperlukan suatu pekerjaan (job) di
diasumsikan waktu set-up, s , konstan dan tidak
dalam shop mulai dari saat dimulainya
termasuk ke dalam waktu proses pekerjaan, pi ,
pemrosesan pekerjaan tersebut sampai due-date,
atau maka berdasarkan Gambar 1, persamaan (1)
dapat dituliskan:
i
FJ ai pj s s dengan i 1, ..., b (2)
j 1

Gambar 1
Waktu Tinggal Aktual Pekerjaan

Bila diketahui ukuran masing-masing Dengan kata lain waktu tinggal aktual masing-
batch, maka persamaan (2) dapat di- masing part sama dengan waktu tinggal aktual
formulasikan sebagai berikut. Misalkan terdapat batch. Jadi, waktu tinggal aktual F ia untuk
N batch dari satu jenis item dengan kuantitas seluruh part dalam batch L i dapat dihitung
masing-masing batch Q i , i 1,2, ..., N , waktu
dengan mengalikan waktu tinggal aktual batch
proses satuan tiap part adalah t , dan waktu set- dengan jumlah part dalam batch tersebut,
up antar batch adalah s . Jika diasumsikan sehingga:
bahwa batch terjadwal datang tepat pada saat
proses akan dimulai B i , dan semua part (dari i
(4)
F ia tQ j sj si .Q i dengan i 1,2, ..., N
seluruh batch) yang selesai diserahkan sekaligus j 1

pada suatu common due-date, maka dengan


pendekatan mundur waktu tinggal aktual untuk Dengan demikian, maka total waktu
batch dapat ditentukan melalui persamaan (2) tinggal aktual untuk seluruh part di dalam shop:
dengan mengganti waktu proses pekerjaan N i

dengan waktu proses batch yang didapat dari Fa tQ j sj si .Q i


i 1 j 1
perkalian antara ukuran batch dengan waktu (5)
proses sebuah part, atau
i Metode Penelitian
FLai tQ j s s (3) Penelitian ini merupakan pengembangan
j 1
model dari penelitian sebelumnya dengan
Bila semua part dalam suatu batch tahapan sebagai berikut:
datang pada saat yang bersamaan, maka setiap 1. Penelitian Abbas Ras (2013) mengenai
part tersebut akan tinggal di shop sepanjang FLai model penentuan due-date dengan

Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 2


Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

pendekatan penjadwalan batch pada job Kedatangan pesanan-pesanan baru me-


shop dinamis yang memproses multi-item rupakan hal yang biasa terjadi di industri, maka
yang sudah mempertimbangkan kondisi ini harus dapat diakomodasi oleh sistem
ketersediaan mesin dan tingkat kualitas penjadwalan yang dikembangkan. Karenanya,
dari proses, penelitian ini akan membahas penjadwalan pada
2. Hasil dari survei lapangan yang dilakukan kondisi yang dinamis, dimana diijinkan ter-
menunjukkan bahwa permasalahan utama jadinya kedatangan pesanan-pesanan baru pada
yang dihadapi adalah adanya tuntutan saat saat manapun di sepanjang horison
pemenuhan due-date yang telah perencanaan.
ditetapkan oleh pelanggan dan batasan Akibat kedatangan pesanan-pesanan
keandalan mesin. Ini menjadi masukan baru ini, jadwal yang semula sudah dibuat
untuk mengembangkan Model 1 yaitu mungkin memerlukan revisi, sehingga perlu
model pemenuhan due-date pada job shop dilakukan suatu evaluasi. Penjadwalan-ulang
yang memproses multi-item yang sudah (rescheduling) merupakan jawaban dalam
mempertimbangkan aspek kertersediaan rangka evaluasi kondisi terakhir tersebut.
mesin, keandalan mesin, dan tingkat Aspek yang perlu diperhatikan sebelum
kualitas dari proses. melakukan penjadwalan ulang adalah peme-
3. Hasil dari survei lapangan juga riksaan status mesin yang bertujuan untuk
menunjukkan bahwa sebagian besar menentukan saat ketersediaan mesin untuk
industri mengalami dan mendapatkan pemrosesan. Salah satu asumsi dalam model
beberapa pesanan baru selama penjadwalan yang dikembangkan adalah tidak
dilakukannya pembuatan jadwal produksi. dibenarkan adanya interupsi terhadap suatu
Penjadwalan-ulang untuk kasus ini batch yang sedang diproses. Artinya, bila pada
dikembangkan dalam Model 2. saat pemrosesan suatu batch terjadi kedatangan
Skema pengembangan model diperlihat- suatu pesanan baru, maka pemrosesan seluruh
kan pada Gambar 2. part dalam batch tersebut harus diselesaikan.

Model penentuan due-date pada job shop


dinamis untuk multi-item (Abbas Ras
(2013))

Hasil dari survei lapangan:


tuntutan pemenuhan due-
date dan batasan keandalan
mesin dan produk yang
Model pemenuhan due-date pada job shop tidak sesuai
untuk multi-item dengan pertimbangan
ketersediaan mesin, keandalan mesin, dan
tingkat kualitas proses (Model 1)

Hasil dari survei lapangan:


kedatangan pesanan-pesanan
baru selama horison
perencanaan
Model pemenuhan due-date pada job shop
dinamis untuk multi-item dengan
pertimbangan ketersediaan mesin, keandalan
mesin, dan tingkat kualitas proses (Model 2)

Gambar 2
Skema Pengembangan Model

Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 3


Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

Pada penyusunan jadwal akhir, teknik insersi X wy 0,1 , Qi u 0 , dan N i 1, integer (13)
menyediakan kemudahan yang lebih baik dan Penjelasan formulasi di atas adalah
sebagaimana dikemukakan oleh Sotskov et al. sebagai berikut:
(1999) bahwa teknik insersi lebih baik daripada a. Formulasi (6) adalah fungsi tujuan untuk
aturan prioritas. Model 1 yaitu minimasi total waktu
tinggal aktual untuk semua item.
Model 1 b. Pembatas (7) merupakan keseimbangan
Sistem yang dibahas pada Model 1 ini material, artinya jumlah item yang
adalah sistem manufaktur yang memproduksi diproduksi pada seluruh batch untuk
beberapa jenis item dengan kedatangan setiap masing-masing item sama dengan jumlah
item bersifat statis (dalam pengertian: due-date item bersangkutan.
dari tiap item telah diketahui sebelumnya). Pada c. Pembatas (8) menyatakan saat mulai
sistem ini, tiap item memerlukan pemrosesan di batch pertama operasi pertama untuk
beberapa jenis mesin berbeda dengan routing masing-masing item harus lebih besar atau
yang juga berbeda-beda. Permasalahannya dapat sama dengan nol.
diformulasikan sebagai berikut. d. Pembatas (9) menyatakan pemrosesan
Misalkan terdapat r jenis item dengan batch pada suatu operasi bisa dilakukan
indeks i 1,2, ...,r yang masing-masing dibutuh- bila pemrosesan pada operasi sebelumnya
kan dalam jumlah ni . Masing-masing item ter- telah selesai.
sebut diproses dalam hi operasi, k 1,2, ...,hi , e. Pembatas (10) menyatakan pemrosesan
pada suatu sistem produksi job shop yang mem- suatu batch harus segera dilakukan bila
punyai v jenis mesin dengan indeks m 1,2, ...,v batch sebelumnya telah selesai.
f. Pembatas (11) dan (12) menyatakan
dengan waktu set-up sikm dan waktu proses tikm .
bahwa setiap mesin hanya dapat
Solusi yang harus dijawab dalam memproses satu buah batch operasi saja
permasalahan tersebut adalah: pada suatu saat tertentu.
a. Bagaimana menentukan jumlah batch, N i , g. Pembatas (13) menyatakan nilai X wy
dan ukuran batch, Qi u dengan u 1,2, ...,N i , adalah 1 jika L w mendahului L y , atau
untuk masing-masing item serta bernilai 0 jika sebaliknya, ukuran batch
menjadwalkannya pada tiap-tiap jenis harus bernilai positif, dan jumlah batch
mesin, dan merupakan bilangan integer yang bernilai
b. Bagaimana memastikan pemenuhan due- lebih besar atau sama dengan satu.
date dari masing-masing item.
Formulasi Model 1 di atas merupakan
Model pemenuhan due-date pada job model yang kompleks karena banyaknya
shop statis untuk kasus multi item di- variabel yang terkait. Untuk itu, perlu diusulkan
formulasikan sebagai Model 1. pendekatan heuristik yang mengubah beberapa
Model 1: variabel menjadi parameter, dimana variabel-
Fungsi tujuan: variabel yang bisa diubah menjadi parameter
r
Minimasi FJ a d i Bi (6) adalah jumlah batch dan urutan pengerjaan
i 1
batch (Halim dan Zaini (2000)). Dengan
Dengan pembatas-pembatas: demikian, sebelum memecahkan formulasi
N
Qi u ni ; i (7) matematis di atas, diperlukan sejumlah iterasi
u 1

; i (8) penentuan nilai kedua parameter tersebut yang


Bi1 1 0
jumlahnya tergantung pada jumlah dan jenis
Ci k 1 u Bik u 0 ; i , k ,u (9) item serta jumlah stasiun kerja (multi-stage).
Bikm u Bikm u 1 Qi u * tikm sikm ; i , k , m,u (10) Telah dijelaskan bahwa formulasi Model
C C X wy Q *t ; m (11) 1 untuk menyelesaikan persoalan untuk kondisi
mw m y w m
statis, yaitu suatu kondisi dimana semua
C m y C mw 1 X wy Q y *t m
; m (12) informasi mengenai saat kedatangan dan jumlah

Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 4


Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

pesanan dalam horison perencanaan telah Model 2


diketahui sejak saat nol dan diasumsikan tidak Bilamana terdapat kedatangan pesanan-
ada kedatangan selain pesanan yang telah pesanan baru pada saat produksi sedang
diketahui. berjalan, maka digunakan Model 2 dengan
Untuk mengubah beberapa variabel Algoritma Penjadwalan Batch pada Job Shop
(jumlah batch dan urutan pengerjaan batch) Dinamis.
menjadi parameter dan untuk mengakomodasi-
kan ketersediaan mesin, keandalan mesin, dan Pengujian dan Analisis Model
tingkat kualitas proses, disusun serangkaian Untuk mengevaluasi kemampuan dalam
algoritma yang dapat mengontrol jalannya memecahkan permasalahan dengan baik, maka
proses pencarian solusi sehingga lebih terarah. algoritma dari kedua model yang telah
Secara garis besar, algoritma yang dikembangkan perlu untuk dilakukan pengujian.
dikembangkan bekerja dengan tahapan sebagai Set data pengujian akan dibangkitkan untuk
berikut: kedua kondisi yang dibahas, yaitu kondisi yang
a. Menentukan jumlah dan ukuran batch serta statis (pada Model 1) dan kondisi yang dinamis
menjadwalkannya untuk pesanan-pesanan (pada Model 2).
yang telah ada (saat t 0 ) dengan cara: Pengujian kondisi yang statis pada
Mengurutkan item-item berdasarkan Model 1 dengan menggunakan set data sistem
due-date yang tidak mengecil. manufaktur yang memproses 4 jenis item
Penentuan jumlah masing-masing item dengan due-date dan jumlah yang berbeda-beda
dengan mengakomodasikan tingkat serta dikerjakan pada 4 jenis mesin yang
kualitas dari tiap proses. berbeda-beda.
Penentuan jumlah dan ukuran batch Masing-masing item memiliki sebanyak
masing-masing item, dimulai dengan 2 buah operasi produksi yang akan dikerjakan
N i 2 sampai didapatkan total waktu pada 2 jenis mesin yang berbeda. Penentuan ini
tinggal aktual yang minimum. perlu dilakukan untuk dapat mengakomodasi
Penjadwalan secara backward dengan kompleksitas permasalahan di industri. Kondisi
mengakomodasikan ketersediaan dan komponen yang memiliki multi-operasi
keandalan dari tiap jenis mesin. diakomodasi dengan 2 buah operasi produksi,
sementara pengerjaan masing-masing operasi
Pengurutan pengerjaan operasi item-item
pada mesin yang sesuai dan pemecahan pada 2 jenis mesin yang berbeda-beda
batch masing-masing operasi tersebut dimaksudkan untuk tetap dapat menjaga tingkat
sesuai dengan Teorema 1 dan Teorema variabilitas dari permasalahan penjadwalan
2. yang dibahas.
Data waktu set-up dan waktu proses
Penggabungan jadwal pada tiap-tiap
(keduanya dalam satuan menit) untuk masing-
mesin dengan menggunakan teknik
masing item juga diketahui, dimana besarannya
insersi.
berbeda-beda pada tiap jenis mesin sesuai
b. Memastikan pemenuhan due-date tiap item.
dengan routing dari item bersangkutan. Set data
yang dibangkitkan untuk pengujian kondisi
yang statis pada Model 1 diperlihatkan pada
Tabel 1 sampai dengan Tabel 4.

Tabel 1
Item dan Jumlah
Item 1 2 3 4
Due-date
180 460 800 1.750
(menit)
Jumlah (unit) 30 20 30 15

Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 5


Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

Tabel 2
Mesin dan Kondisi
Mesin 1 2 3 4
Tingkat Efisiensi 100% 125% 95% 100%
Tingkat Utilisasi 95% 100% 90% 95%
Rata-Rata Periode Kerusakan (menit) 1.140 810 200 900
Rata-Rata Waktu Perbaikan (menit) 15 30 40 20

Tabel 3
Item dan Tingkat Kualitas Proses
Item 1 2 3 4
Mesin 4 3 2 1 3 2 1 4
Tingkat Kualitas (%) 5 8 10 7 6 9 11 4

Tabel 4
Data Proses untuk Masing-Masing Item
Waktu Set-Up Waktu Proses
Item Operasi Mesin
(menit) (menit/unit)
1 4 10 1
1
2 3 20 5
1 2 25 10
2
2 1 45 15
1 3 15 5
3
2 2 45 15
1 1 200 50
4
2 4 50 15

Pada saat terdapat data-data seperti pada Tabel 5 sampai dengan


kedatangan item-item pesanan baru dengan Tabel 7.

Tabel 5
Item Pesanan Baru dan Jumlah
Item 5 6
Due-date (menit) 1.200 2.100
Jumlah (unit) 30 20

Tabel 6
Item Pesanan Baru dan Tingkat Kualitas
Item 5 6
Mesin 4 3 2 1
Tingkat Kualitas (%) 5 8 4 9

Tabel 7
Data untuk Masing-Masing Item Pesanan Baru
Waktu Set-Up Waktu Proses
Item Operasi Mesin
(menit) (menit/unit)
1 4 10 1
5
2 3 20 5
1 2 25 10
6
2 1 45 15

Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 6


Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

Hasil Pengujian Model dan Analisis Dengan menggunakan algoritma pada


Melalui algoritma Model 1 untuk kondisi Model 2 untuk kondisi yang dinamis, akan
yang statis, akan didapatkan jadwal akhir untuk didapatkan jadwal akhir untuk set data yang
set data yang telah dibangkitkan sebagaimana telah dibangkitkan sebagaimana pada Gambar 4
pada Gambar 3 dibawah ini. berikut.

Mesin 4 P1 P4

Mesin 3 P1 P3

Mesin 2 P2 P3

Mesin 1 P2 P4 P4

100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800

Gambar 3
Gantt-Chart Jadwal Akhir untuk Kondisi Statis

Mesin 4 P5 P4

Mesin 3 P5

Mesin 2 P6 P6

Mesin 1 P4 P6

1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100

Gambar 4
Gantt-Chart Jadwal Akhir untuk Kondisi Dinamis

Kesimpulan Algoritma Penjadwalan Batch pada Job Shop


Kesimpulan yang dapat diambil dari Dinamis. Algoritma Penjadwalan Batch pada
penelitian ini adalah terdapat dua tahapan dalam Job Shop Statis melakukan penentuan jumlah
pengembangan algoritma yang kemudian diberi dan ukuran batch serta penjadwalan batch,
nama dalam dua model yang berbeda. Model sementara Algoritma Penjadwalan Batch pada
yang pertama adalah Model 1, yaitu model Job Shop Dinamis dipergunakan untuk
pemenuhan due-date pada job shop untuk kasus menjawab kedatangan pesanan-pesanan baru
multi-item yang sudah mempertimbangkan dan menyusun penjadwalan batch-nya. Set data
ketersediaan mesin, keandalan mesin, dan yang digunakan dalam pengujian model telah
tingkat kualitas dari proses. Sementara Model 2 diupayakan untuk dapat mengakomodasi
merupakan model yang sama dengan Model 1, berbagai kompleksitas kondisi yang ada di
namun untuk kasus yang dinamis dengan industri. Dari hasil analisis pengujian, terbukti
menggunakan pendekatan teknik insersi. bahwa algoritma yang disusun dapat
Algoritma yang disusun dalam penelitian ini memecahkan permasalahan yang dihadapi
terdiri dari dua algoritma, yaitu Algoritma dengan baik. Perlu dilakukan pengujian lebih
Penjadwalan Batch pada Job Shop Statis dan lanjut dengan beragam modifikasi pada
Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 7
Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

permasalahan yang dibuat untuk dapat melihat Flow Shop with both Receiving and
keberlakuan dari algoritma yang telah Delivery Just in Times”, International
dikembangkan dalam penelitian ini. Algoritma Journal of Operation Research, 31, 1943-
yang disusun juga terbukti dapat secara efektif 1955
mengakomodasi variabilitas dalam faktor
ketersediaan mesin, keandalan mesin, dan Halim, A.H., Miyazaki, S., and Ohta, H., “Lot
tingkat kualitas dari proses dalam penyusunan Scheduling Problems of Multiple Items
jadwal akhir dan pemenuhan due-date. in Shop with both Receiving and
Delivery Just in Time”, Production
Daftar Pustaka Planning and Control, Vol. 5, No. 2,
Abbas Ras, ”Pengembangan Model 175-184, 1994
Penjadwalan Produksi yang
Mempertimbangkan Kondisi Aktual dari Halim, A.H., Toha, I.S., Zahedi, Z., and Ohta,
Proses”, Laporan Penelitian Hibah H., “Simultaneous Resource Scheduling
Internal, Universitas Esa Unggul, to Minimize Total Actual Flow Times”,
Jakarta, 2013 Proceedings of 1998 Pacific Conference
on Manufacturing & Management,
_________, ”Penentuan Due-date dengan Australia, 658-663, 1997
Model Penjadwalan Batch pada Job
Shop Dinamis Berlingkungan Just-in- Halim, A.H., dan Barnali, L., “Model
Time”, Proceedings National Conference Penjadwalan Batch Dinamis Flow Shop
on Design and Application of untuk Kasus Multi-Item dengan Kriteria
Technology 2004, Surabaya, Agustus Waktu Tinggal Aktual”, Jurnal Teknik
2004 dan Manajemen Industri, Vol. 18, 14-25,
1998
Baker, K. R., “Introduction to Sequencing and
Scheduling”, John Willey & Sons, Inc., Halim, A.H., Hendrawidjaja, M., dan Toha, I.S.,
New York, 1974 “Model Penjadwalan Job Dependen
yang Diproses pada Job Shop untuk
Bedworth, D.D., and Bailey, J.E., “Integrated Meminimasi Total Weighted Earliness”,
Production Control Systems”, John Jurnal Teknik dan Manajemen Industri,
Willey & Sons, Inc., New York, 1987 Vol. 19, No. 2, 21-30, 1999

Dobson, G., Karmarkar, U.S., and Rummel, Halim, A.H., Toha, I.S., Tejaasih, I., and Ohta,
J.L., “Batching to Minimize Flow Times H., “A Dynamic Simultaneous Resource
on One Machines”, Management Batch Scheduling Model for A Flow
Science, Vol. 33, 784-799, 1987 Shop Processing Multiple Items with
Multi Due-date to Minimize Total Actual
_________, “Batching to Minimize Flow Times Flow Time”, Proceedings Pacific
on Heterogeneous Machines”, Conference on Manufacturing – Detroit,
Management Science, Vol. 35, 607-613, 2000
1989
Halim, A.H., dan Zaini, E., “Model
Halim, A.H., “Batching Scheduling for Penjadwalan Batch dengan Seluruh
Production System under Just in Time Sumber Simultan Digunakan pada
Environment”, Doctorate Dissertation, Sistem Produksi Flow Shop Dinamis
Graduate School of Engineering, untuk Meminimumkan Total Actual
Department of Industry, University of Flow Time”, Seminar BKSTI-2000,
Osaka Prefecture, 1993 Yogyakarta, 7-9 Juli, 2000
Halim, A.H., Abbas Ras, S. (2002), ”Model
Halim, A.H., Ohta, H., “Batch Scheduling Penjadwalan Batch pada Job Shop yang
Problems of Multiple Items Through the
Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 8
Pengembangan Model Pemenuhan Due-Date Produksi yang Mempertimbangkan Kondisi Aktual Proses dan Keandalan Mesin

Memproses Multi-Item Berstruktur Manufaktur Fleksibel”, Tugas Akhir S1,


Multi-Level dengan Kriteria Minimasi TI-ITB, 1998
Waktu Tinggal Aktual”, Jurnal Teknik
dan Manajemen Industri, Volume 22, Sotskov, Y.N., Tautenhahn, Y., and Werner, F.,
Nomor 2. “On The Application of Insertion
Techniques for Job Shop Problems with
Karmarkar, U.S., “Lot Sizes, Lead Times, and Setup Times”, RAIRO Operations
In-process Inventories”, Management Research, Vol. 33, No. 2, 209-245, 1999
Science, Vol. 33, 409-418, 1987
Wahyudarti, E., “Penjadwalan Batch Heuristic
Kusiak, A., “Intelligent Manufacturing dengan Metoda Compromize dan
Systems”, Prentice Hall, Eaglewood Rescheduling pada Kasus Mesin Rusak
Cliffs, New Jersey, 1990 dan Perubahan Ranking dalam Sistem
Produksi Job Shop”, Tugas Akhir S1,
Li, R.K., Shyu, Y.T., and Adiga, S., “A TI-ITB, 1997
Heuristic Rescheduling Algorithm for
Computer-based Production Scheduling Wahyuni, D., “Penjadwalan Job Shop dengan
Systems”, International Journal of Teknik Sisipan”, Tugas Akhir S2, TMI-
Production Research, Vol. 3, No. 8, ITB, 2000
1815-1826, 1993
Wu, H.H., and Li, R.K., “A New Rescheduling
Miyazaki, S., and Ohta, H., “Backward Method for Computer Based Scheduling
Scheduling to Minimize the Actual Mean Systems”, International Journal of
Flow Time with Dependent and Production Research, Vol. 33, No. 8,
Independent Setup Times”, Proceedings 2097-2110, 1995
of IX International Conference on
Production Research, 2680-2686, Ohio, Zakaria, R., “Integrasi Penjadwalan dan
1987 Penentuan Ukuran Lot pada Job Shop
dalam Lingkungan Sistem Produksi
Nasrul, N., “Model Penjadwalan Batch dengan Tepat Waktu”, Tugas Akhir S1, TI-ITB,
Kriteria Waktu Tinggal Aktual pada Sel 1998

Jurnal Inovisi™ Volume 10 Nomor 1, April 2014 9

Anda mungkin juga menyukai