Anda di halaman 1dari 3

D.

Fakta Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dunia

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan islam seolah tidak terdengar di dunia ilmu pengetahuan, yang
tergaung hanyalah dari Yunani dan Eropa barat. Hampir dapat di simpulkan bahwa cendikiawan muslim
di kaburkan sejarahnya bahkan ada yang berharap di hapuskan dari sejarah.

Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekira 13 abad,
yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah Saw di Madienah (622-632M); Masa Daulat Khulafaur
Rasyidin (632-661M); Masa Daulat Umayyah (661-750M) dan Masa Daulat Abbasiyah (750-1258 M)
sampai tumbangnya Kekhilafahan Turki Utsmani pada tanggal 28 Rajab tahun 1342 H atau bertepatan
dengan tanggal 3 Maret 1924 M, dimana masa-masa kejayaan dan puncak keemasannya banyak
melahirkan banyak ilmuwan muslim berkaliber internasional yang telah menorehkan karya-karya luar
biasa dan bermanfaat bagi umat manusia yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun, dimulai dari abad
6 M sampai dengan abad 12 M. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia berada pada tangan umat
Islam.

Pada saat berjayanya peradaban Islam semangat pencarian ilmu sangat kental dalam kehidupan sehari-
hari. Semangat pencarian ilmu yang berkembang menjadi tradisi intelektual secara historis dimulai dari
pemahaman (tafaqquh) terhadap al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang
kemudian dipahami, ditafsirkan dan dikembangkan oleh para sahabat, tabiin, tabi' tabiin dan para ulama
yang datang kemudian dengan merujuk pada Sunnah Nabi Muhammad saw.

Kesuksesan Rasulullah Muhammad Saw dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam
sejarah dicapai dalam kurun waktu 23 tahun, 13 tahun langkah persiapan pada periode Makkah
(Makiyyah) dan 10 tahun periode Madienah (Madaniyah). Periode 23 tahun merupakan rentang waktu
kurang dari satu generasi, dimana beliau Saw telah berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-
bangsa yang lebih tua peradabannya saat itu khususnya Romawi, Persia dan Mesir.

pada pase khulafaurrasyidin atau masa perluasan wilayah terjadi keragaman pendapat yang melahirkan
suatu itimbah hukum (sumber: ijma & qiyas), dengan menggunakan perkembangan akal. Dalam masa ini
oerkembangan akal sudah berkembang walawpun dalam tarap normatife.

Awal berlangsungya periode Daulat Umayyah lebih memprioritaskan pada perluasan wilayah kekuasaan.
Ekspansi wilayah yang sempat terhenti pada masa Khalifah Utsman dan Khalifah Ali dilanjutkan kembali
oleh Daulat Umayyah.

Tidak seperti pada periode Umayyah, Periode pertama Daulat Abbasiyah lebih memprioritaskan pada
penekanan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Fakta sejarah
mencatat bahwa masa Kedaulatan Abbasiyah merupakan pencapaian cemerlang di dunia Islam pada
bidang sains, teknologi dan filsafat. Pada saat itu dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh Kekhilafahan
Islam.Pada masa pemerintahan Abbasiyah pertama juga lahir para imam mazhab hukum yang empat
hidup Imam Abu Hanifah (700-767 M); Imam Malik (713-795 M); Imam Syafi'i (767-820 M) dan Imam
Ahmad bin Hanbal (780-855 M).
Pencapaian kemajuan dunia Islam pada bidang ilmu pengetahuan tersebut tidak terlepas dari adanya
sikap terbuka dari pemerintahan Islam pada saat itu terhadap berbagai budaya dari bangsa-bangsa
sebelumnya seperti Yunani, Persia, India dan yang lainnya. Gerakan penterjemahan yang dilakukan sejak
Khalifah Al-Mansur (745-775 M) hingga Harun Al-Rasyid berimplikasi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, farmasi, biologi, fisika
dan sejarah.

Beberapa ilmuwan muslim lainnya pada masa Daulat Abbasiyah yang karyanya diakui dunia diantaranya:

• Al-Razi (guru Ibnu Sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku,

140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling masyhur
adalah Al-Hawi Fi ‘Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya
penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga
abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia
juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya,ilmu kedokteraan
berada di tangan Ibnu Sina;

• Al-Battani (Al-Batenius), seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata
surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling terkenal
adalah Kitab Al Zij dalam bahasa latin: De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerumet Motibus, dimana
terjemahan tertua dari karyanya masih ada di Vatikan;

• Al Ya’qubi, seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu geografi
berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn Waddih qui dicitur al-
Ya’qubi historiae;

• Al Buzjani (Abul Wafa). Ia mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika (geometri
dan trigonometri).

Dapat disimpulkan bahwa beberapa cendikiawan muslim memang ada dan mempunya metode dan hak
paten, diantaranya adalah :

1. IBNU MUSA AL-KAHARIZMI (149H/770 –219/840 M)PENEMU ALGORITMA DAN ALJABAR , hidup
pada zaman Bani abasiyah Al-makmun tahun 813-833M
2. MUHAMMAD BIN ZAKARIA AR-RAZI (225H/846-304/925 M) PERINTIS KEDOKTERAN MODERN,
zaman khalifah Al-manshur (754 – 775 M, dan Harun Ar-rasyid (w.809 M) hingga Khalifah Al-
makmun (813-833 M)
3. AL-MAWARDI (386 H/975M- 1037 M) ILMUWAN PENCETUS POLITIK ISLAM. Terkenal sebagai
penelaah mazhab Syafii,
4. IBNU HAITSAM (354 H/965 M-431/1038 M) PENEMU ILMU OPTIK.
5. JABIR IBNU HAYYAN (721- 815 H), PENEMU ILMU KIMIA
6. IBNU SINA (360 H/981 M) BAPAK KEDOKTERAN MODERN
7. IMAM AT-TABARI (225H/839M-310H/923M) BAPAK SEJARAH ISLAM

Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern
menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan
mengalami transmisi (penyebaran, penularan), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia
Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance
atau enlightenment (pencerahan) di Eropa.

Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan modern. Menurut George Barton, ketika dunia Barat sudah cukup masak untuk merasakan
perlunya ilmu pengetahuan yang lebih dalam, perhatiannya pertama-tama tidak ditujukan kepada
sumber-sumber Yunani, melainkan kepada sumber-sumber Arab.

Ini bli sumbernya

Daftar Pustaka

Zarkasyi, Hamid Fahmy. Membangun Peradaban Islam. Makalah Workshop

Pemikiran Ideologis, Forum Ukhuwwah Islamiyah, Daerah Istimewa Yogyakarta, 15April 2007.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006.

Anda mungkin juga menyukai