Anda di halaman 1dari 8

TEORI CULTURE

CARE LEININGER
nama kelompok:
Alfina Miftahasi Rizkiya
Feni Eka Falentina
Holipfaturrasida
Sunilah
Veni Vironika

Ns. Ummul Fithriyati S.Kep., M.Kep


sejarah keperawatan transkultural
Konsep keperawatan transkultural dikembangkan oleh Leininger pada
pertengahan 1950-an. ''Keperawatan transkultural'' telah menjadi ungkapan yang
diterima, konsep formal, dan bidang studi yang meluas melintasi garis budaya
dalam pencarian dari ''esensi keperawatan (Giger JN, Davidhizar RE,2004).
keperawatan transkultural sebagai perpaduan antara antropologi dan
keperawatan baik teori maupun praktik. Antropologi mengacu pada studi tentang
manusia: asal-usul manusia, perilaku, kebiasaan, hubungan sosial, dan
perkembangan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1969, International Council of
Nursing (ICN) mulai menggunakan konten budaya dalam keperawatan.
Transcultural Nursing Society (TCNS) didirikan pada tahun 1974 untuk melatih
perawat di bidang ini.
Organisasi ini bertujuan untuk membekali perawat dan profesional perawatan
kesehatan lainnya dengan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk
mengembangkan keterampilan budaya dalam praktik, pendidikan, penelitian, dan
manajemen yang peka terhadap budaya (Hotun & Onat, 2009).
Pengertian keperawatan transkultural

Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis
dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya, ilmu dan kiat yang humanis, yang
difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar
belakang budaya.
Tujuan paling utama dari teori ini adalah memberikan asuhan yang sesuai dengan budaya,
gaya hidup maupun nilai-nilai yang dipercaya oleh klien.
konsep dalam keperawatan transkultural
Leininger mengembangkan konsep yang berhubungan dengan teori budaya
perawatan, adapun konsep - konsep utamanya adalah (Leininger & McFarland, 2006,
McFarland & Wehbe-Alamah, 2015, Alligood, 2018) :
1. care and caring
2. generic care
3. professional care
4. culture
5. culture care
6. culturally congruent care
7. culture care diversty
8. culture care universality
9. worldview
10. culture and social structure dimesions
paradigma keperawatan transkultural
Leininger mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
terhadap empat konsep sentral keperawatan (Ferry, 2009) yaitu :
1. Manusia
2. Sehat
3. Lingkungan
4. Keperawatan
teori keperawatan transkultural
Teori Leininger seperti diawal diketahui berasal dari ilmu antropologi dan ilmu keperawatan yang
diramukembali menjadi sebuah keilmuan yaitu teori keperawatan transkultural. Seiring
perkembangan teori perawatan budaya (Culture Care Theory), teori ini memiliki empat prinsip
utama, yaitu (McFarland & Wehbe-Alamah, 2015, Alligood, 2014, 2018):
1. Ekspresi budaya perawatan, kebermaknaan, pola – pola, dan praktik – praktik memiliki
keberagaman, namun walaupun beragam masih memiliki kesamaan dan atribut – atribut yang
universal.
2. Konsep Worldview didalam teori, berbagai factor – factor dari struktur social, etnohistory,
lingkungan, bahasa, perawatan tradisional dan perawatan professional merupakan factor – factor
penting yang mempengaruhi pola budaya perawatan dalam memprediksi kesehatan,
kesejahteraan, kesakitan, kesembuhan, dan cara individu maupun kelompok menghadapi
kecacatan dan kematian.
3. Pola perawatan tradisional (emic) dan perawatan professional (etic) dilingkungan
yang berbeda bisa memberikan pengaruh yang besar pada kesehatan.

4. Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi diatas, terdapat tiga buah


panduan dalam memberikan tindakan perawatan berbasis budaya yang searah,
aman dan bermakna. Tiga model tindakan tersebut adalah:
1. Culture Care Preservation or Maintenance,
2. Culture Care Accommodation or Negotiation, dan
3. Culture Care Repatterning or Restructuring.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai