Anda di halaman 1dari 14

KONSEP TEORI

CULTURE CARE LEININGER


Kelompok 3
NAMA KELOMPOK :

1. Aily Nur Aisyah


2. Nurin Farissa Dwi Suparman Tanti
3. Yulia Putri Rosita Sari
4. Nailul Maghfiroh
5. Shiva Maulidia
6. Mareta Putri Nurcahayani
7. Rifkia Shobakhatul Salsabillah
8. Arista Yuliana
9. Ajeng Mayshita Agsari
10. Safinatul Ilmiah
11. M. Angga Kurniawan
12. A. Riski Darma Yudha
13. Siti Naimatun Nisa
Konsep Teori Leininger

Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini
relevan untuk keperawatan.
  
Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas
dalam keperawatan yang  mana berfokus pada komparatif studi dan analisis
perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing
care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang
spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.

Teori Culture Care Leininger di kenal dengan Teori Transkultural Nursing


dan merupakan suatu acuan untuk menemukan budaya dalam perawatan. 
Definisi Teori

Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan


didalamnya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada
selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai cultural,
konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem
professional.
Tujuan Dari Keperawatan Transkultural

untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan


menggunakan pemahaman keperawatan transkultural
untuk meningkatkan kebudayaan yang spesifik dalam
pemberian asuhan keperawatan.
Asumsi Dasar Teori Culture

Asumsi mendasar dari teori Transcultural Nursing


adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan.Tindakan Caring
di katakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia
sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal.
Asumsi mayor untuk mendukung teori cultural care diversity and
universality yang di tegaskan oleh Leininger meliputi :

1. Perawatan (caring) yang didasarkan pada kebudayaan.


2. Perawatan yang berdasarkan budaya.
3. Keperawatan transcultural.
4. Caring yang berdasarkan kebudayaan.
5. Konsep keperawatan cultural.
Tahapan perencanaan tindakan keperawatan yaitu :

1. Culture care preservation/maintenance.


2. Culture care accomodation.
3. Culture care repatterning/restructuring.
Teori madeleine leininger menyatakan bahwa kesehatan
dan care di pengaruhi oleh elemen-elemen berikut yaitu :

1. Struktur sosial seperti teknologi.


2. Kepercayaan dan faktor filosofi.
3. Sistem sosial.
4. Nilai-nilai cultural.
5. Politik dan faktor-faktor legal.
6. Faktor-faktor ekonomi.
7. Faktor-faktor pendidikan.
Paradigma Transcultural Nursing Leininger (1985) mengartikan
paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap
empat konsep sentral keperawatan yaitu :

1. Manusia.
2. Sehat.
3. Lingkungan.
4. Keperawatan.
Contoh Aplikasi Teori Culture Care
Kasus:
Luka post op Tn. X tidak kunjung sembuh, padahal operasi sudah 2
minggu yang lalu. Setelah dilakukan pengkajian, ternyata selama ini
pola makan pasien tidak bagus dan rendah protein, yaitu pasien
tidak mau makan ikan karena percaya kalaumakan ikan nanti
lukanya gatal dan bila minum banyak lukanya basah sehingga lama
sembuh.
TINDAKAN KEPERAWATAN

Sebelum mengambil tindakan, maka terlebih dahulu perawat harus


melakukan pengkajian.
Berdasarkan teori model Leininger, maka ada 3 tingkatan 
pengkajian yang harus dilakukan oleh perawat.
Tingkat 1: Perawat mengumpulkan data tentang konteks bahasa
dan lingkungan,teknologi, filosofi/agama, hubungan keluarga,
struktur sosial, nilai budaya, politik,sistem hukum, ekonomi, dan
pendidikan.
Tingkat 2: Perawat melakukan pengkajian tentang apakah pasien
hidup sendiri, bersama keluarga, kelompok, atau lembaga.
Tingkat 3: Perawat melakukan pengkajian tentang nilai kesehatan,
sistemkesehatan, kepercayaan, perilaku kelompok, dan peran
perawat.
Langkah selanjutnya melakukan tindakan keperawatan,
karena pasien memiliki perilaku dan budaya yang salah atau
bertentangan dengan kesehatan yaitu
percaya jika makan protein dan minum banyak lukanya akan 
sulit sembuh, maka perawat harus mengambil tindakan
“restructuring/rekonstruksi asuhan kultural”, yaitu membantu
pasien merubah perilaku kesehatannya atau pola hidupnya.
Perawat memberikan penjelasan kepada pasien bahwa
alasanya tersebut tidak benar,sehingga kemudian pasien akan
merubah
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai