Anda di halaman 1dari 9

Journal of Medical Science

Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin


Vol. xx, No.xx, Hlm.xxx - xxx, 20xx
e-ISSN xxxx-xxxx

Pengaruh Terapi Ekstrak Ikan Gabus, Putih Telur Dan Human Albumin 20%
Terhadap Peningkatan Kadar Albumin Pasien Hipoalbuminemia

dr. Ferry Erdani 1, Rita Novika 2., Apt, Ika Fitri Ramadhana 2
1
KSM Bedah dr. Zainoel Abidin/ Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh- Indonesia
2
Bagian Farmasi RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh- Indonesia

*Corresponding author: ferryerdani@yahoo.com

Abstrak

Hipoalbuminemia merupakan keadaan kadar albumin darah kurang dari 3,5 g/dL. Pada kondisi ini akan
terjadi gangguan terhadap proses fisiologi dalam tubuh. Untuk mengembalikan fungsi albumin yang
penting tersebut, dilakukan intervensi untuk menaikkan kadar albumin dalam darah. Infus Human
albumin merupakan yang paling lazim dilakukan. Akan tetapi karena harganya yang mahal, banyak
diteliti alternatif lain untuk menaikkan kadar albumin plasma. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui
efektifitas terapi ekstrak ikan gabus, dibandingkan dengan putih telur dan human albumin 20% dalam
meningkatkan kadar albumin pasien hipoalbuminemia sehingga dapat menghemat pembiayaan dan
dapat meningkatkan kualitas hidup hipoalbuminemia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan desain Randomized Control Trial. Sampel dikumpulkan pada bulan Agustus s/d Oktober 2021 di
ruang rawat inap bedah RSUD dr Zainoel Abidin. Data dikumpulkan dari 36 sampel, yang tediri dari
72,2% laki-laki dan 27,8% perempuan dengan usia dewasa kemudian dibagi menjadi 3 kelompok
perlakuan, yaitu kelompok putih telur, kelompok ekstrak ikan gabus dan kelompok Human Albumin.
Penelitian menggunakan uji klinis acak tersamar. Data yang diambil adalah kadar albumin. Data diuji
kenormalan dengan Kolmogrov-Sminrnov, kemudian dilanjutkan dgn uji ANOVA. Hasil penelitian didapat
36 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Pada kelompok putih telur dari 12 pasien yang mendapatkan
intervensi putih telur diperoleh 50% dari sampel mengalami kenaikan kadar albumin dan 50%
mengalami penurunan kadar alumin sehingga diperoleh kadar rerata kadar kenaikan kelompok putih
telur adalah -0,0792 (p=0,51), pada kelompok ekstrak ikan gabus 75% mengalami kenaikan kadar
albumin dan 25% mengalami penurunan dengan rerata kadar kenaikan serum albumin 0,1625 (p=0,429)
sedangkan pada kelompok dengan intervensi human albumin 75% mengalami peningkatan dan 8,3%
pada range yang tetap, 16,6% sampel mengalami penurunan kadar serum albumin, pada kelompok ini
diperoleh rerata 0,237 (p=0,431). Secara statistik dapat tidak ada perbedaan secara bermakna kadar
albumin sebelum dan sesudah perlakuan pada ketiga kelompok perlakuan tersebut (p>0.05). Namun
dari segi efisiensi biaya ekstrak ikan gabus dapat menjadi alternatif untuk terapi untuk mengatasi
kondisi hipoalbuminemia.

Kata Kunci : Hipoalbuminemia, Albumin, Putih telur, Ekstrak Ikan Gabus, Human Albumin.

1. Pendahuluan

Penelitian pada tahun 2014 di rumah sakit di Brazil menunjukkan 9 dan 10 pasien lanjut usia yang
menjalani rawat inap di rumah sakit mengalami penurunan serum albumin (Brock et al, 2016).
Penelitian terhadap 1071 pasien pada sebuah rumah sakit di India menunjukkan 165 pasien yang
dirawat mengalami hipoalbuminemia atau menyumbang prevalensi sebanyak 15%. Dari 165
pasien tersebut, 44,8% merupakan pasien luka bakar, 34,5% merupakan pasien umum dan 20,1%
merupakan pasien bedah (Sabiullah et al, 2016).
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

Hipoalbuminemia adalah keadaan dimana kadar albumin darah kurang dari 3,5 g/dL. Pada kondisi
hipoalbuminemia akan terjadi gangguan terhadap proses-proses fisiologi dalam tubuh, terutama
pada penderita yang mengalami sakit berat sehingga mengganggu atau menghambat proses
penyembuhan dan pemulihan. Terdapat hubungan antara kadar albumin yang rendah dengan
peningkatan resiko komplikasi infeksi, lama penyembuhan luka, lama rawat inap, angka mortalitas
yang tinggi pada penderita rawat inap baik penderita yang tidak operasi maupun penderita yang
dilakukan operasi. (Bonilla et al, 2014).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk meningkatkan kadar albumin darah pada penderita
hipoalbuminemia, antara lain secara parenteral dan suplementasi albumin peroral. Pemberian
Human albumin Serum (HAS) secara intravena untuk meningkatkan serum albumin perlu
beberapa pertimbangan antara lain pertimbangan harga yang cukup mahal dan tidak mudah
untuk mendapatkannya Harga human albumin 20% yang ada di rumah sakit berkisar Rp 800.000
hingga Rp 1.500.000 per satu vial (Nugroho, 2016). Salah satu cara koreksi albumin adalah
Pemberian albumin kapsul peroral terbukti efektif dan lebih murah dalam meningkatkan kadar
albumin darah pada pasien pasien dengan hipoalbuminemia. caralain dalam meningkatkan kadar
albumin di dalam darah adalah dengan pemberian suplemen oral tinggi protein berupa
pemberian putih telur. Alternatif lain penambahan ikan, terutama ikan gabus (Ophiocephalus
Striatus) baik dalam bentuk olahan ikan maupun dalam bentuk ekstrak (Supriyanto , 2012).
Namun demikian terdapat beberapa kesulitan pemberian albumin peroral dalam meningkatkan
kadar albumin darah pada pasien dengan hipoalbuminemia. Pada pasien dengan gangguan
saluran pencernaan, terjadi gangguan penyerapan dari albumin sehingga pemberian albumin
peroral tidak bisa diberikan. Penemuan albumin ekstrak ikan gabus murni teknologi freeze dryer
bisa mengatasi kendala pemberian albumin peroral pada penderita dengan gangguan saluran
pencernaan. Pemberian albumin ekstrak ikan gabus murni dengan teknologi freeze dryer tidak
dipengaruhi oleh keadaan pencernaan penderita.
Pada tahun 2020, Wahyuningtiyas melakukan penelitian dengan judul Analisa Efektivitas dan
Biaya Terapi Albumin Ekstrak Ikan Gabus Murni Dibandingkan Human Albumin 20% pada Pasien
Hipoalbuminemia di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Moewardi, namun Penelitian serupa terkait
efektivitas terapi pemberian kapsul ekstrak ikan gabus, putih telur dan human albumin 20%
belum pernah dilakukan di RSUD dr. Zainoel Abidin. Berdasarkan data yang diperoleh dari Instalasi
Farmasi total pemakaian human albumin 25%, 20% dan 5% pada bulan Oktober 2020 s/d Januari
2021 sebanyak 4835 botol (Rp. 962.099.900,-), hal ini akan jauh berbeda jika dibandingkan
dengan ekstrak ikan gabus dan putih telur. Peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan
efektivitas terapi pada pasien hipoalbuminemia yang mendapatkan kapsul ekstrak ikan gabus,
putih telur dan human albumin 20%. Sehingga dapat memberikan masukan terkait terapi yang
efektif sehingga dapat menghemat pembiayaan, dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
hipoalbuminemia.

2. Metodelogi
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Randomized Control Trial. Seluruh
subjek penelitian dibagi menjadi 3 kelompok secara acak dengan syarat ketiga kelompok
mempunyai kadar albumin dengan range 2,5-3 mg/dL. Dibuatkan 3 buah amplop yang diberi no
1, 2, dan 3. Sampel kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 akan dipilih berdasarkan nomor yang
didapatkan berdasarkan yang diperoleh dari amplop. Bila yang diambil bernomor 1 maka akan
diberikan putih telur, bila bernomor 2 maka akan diberikan ekstrak ikan gabus dan bila yang
diambil adalah amplop no 3 maka akan diberikan Human Albumin 20%, demikian seterusnya
sampai diperoleh sampel sejumlah 12 untuk masing-masing kelompok, jika satu kelompok telah
mencukupi sebanyak 12 sampel maka amplopnya tidak diberikan lagi. Desain penelitian
Randomized Control Trial dengan non Blinding, yaitu memberikan intervensi berupa pemberian

2
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

ekstrak ikan gabus, putih telur dan human albumin pada sampel secara acak. Pengambilan
sampel dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Juli - Oktober 2021. Penelitian ini dilakukan di
ruang rawat inap bedah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh, Indonesia.

2.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan hipoalbumenia yang dirawat di ruang
bedah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
rawat inap yang menerima infus human alabumin yang berjumlah 36 pasien dengan kriteria
tertentu. Kriteria inklusi: laki-laki atau perempuan dengan usia >18 tahun, Pasien dengan kadar
albumin kurang dari < 3,0 g/dL, Pasien dapat melakukan diet peroral, Bersedia ikut dalam
penelitian. Kriteria Ekslusi: Pasien penyakit sirosis hepatis, Penderita dengan penyakit ginjal
(sindrom nefrotik, gagal ginjal, dll), Pasien luka bakar, Pasien yang telah mendapat terapi human
albumin dalam 1 minggu terakhir, Pasien dengan kehamilan. Kriteria Drop Out: Pasien yang dalam
masa intervensi dan observasi menyatakan mundur dari penelitian/penarikan informed consent,
Ketidakpatuhan terhadap protocol, Subjek yang mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
terhadap produk yang serius.

2.3 Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, mencakup kriteria inklusi
dan eksklusi.
Pengumpulan sampel diamati langsung di ruang bedah digestif, pasien yang masuk kedalam
kriteria inklusi maka akan dicatat no rekam medis dan dilakukan inform consent. Sampel dibagi
menjadi 3 kelompok: Kelompok 1 diberikan perlakuan pemberian putih telur 3 kali sehari 2 butir
telur rebus selama 3 hari, Kelompok 2 diberikan perlakuan pemberian ekstrak ikan gabus 3 kali
sehari 1 sachet (10 g) selama 3 hari, Kelompok 3 diberikan perlakuan human albumin 20%
sebanyak 1 botol perhari selama 3 hari

2.4 Analisis Hasil


Data diolah memakai Statistical Package for Social Service (SPSS). Data dikatakan berdistribusi
normal jika nilai p >0,05 setelah dianalisa dengan menggunakan uji Kolmogorov-Sminrnov.
Membandingkan beda nilai rata-rata antara 3 kelompok dilakukan dengan uji statistik ANOVA.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Karakteristik Demografi

Penelitian dilakukan selama 3 bulan dimulai Juli 2021 sampai Oktober 2021, dilakukan
terhadap 36 pasien (26 laki-laki dan 10 perempuan) yang telah melalui proses inklusi dan
eksklusi dibagi menjadi 3 kelompok dengan masing-masing 12 orang. Kelompok pertama
dengan perlakuan pemberian putih telur, kelompok kedua dengan perlakuan human
albumin 20% dan kelompok ketiga dengan perlakuan ekstrak ikan gabus metode Freezy
dryer.

3
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

Tabel 3.1. Karakteristik Demografi


Kelompok Kelompok Kelompok
Karakteristik Putih Telur human albumin 20% Ekstrak Ikan Gabus
n (12) n (12) n (12)
Jenis kelamin:
Laki-laki 8 10 8
Perempuan 4 2 4

Usia:
 35 tahun 3 3 3
36-45 tahun 5 3 3
> 45 tahun 4 6 6

Hasil analisa statistik pada tabel 6 dapat dilihat karakteristik demografi sampel penelitian
jumlah sampel pada tiga kelompok adalah 26 orang laki-laki ( 72,2%) dan 10 orang perempuan
(27,8%). Usia sampel dalam penelitian ini adalah usia dewasa, dan dikelompokkan dalam tiga
kelompok usia yaitu usia  35 tahun adalah 9 orang (25%), usia 36-45 tahun adalah 11 orang
(30,6%) dan usia > 45 tahun adalah 16 orang (44,4%).

3.2 Rata-Rata Kadar Albumin Sebelum Perlakuan, Sesudah Perlakuan Dan Kadar Kenaikan
Setelah Perlakuan

Tabel 3.2 Rata-rata Kadar Albumin

Kadar Kadar
Signifikansi
Pelakuan Albumin Albumin Kadar
(p<0.05)
Pre post Kenaikan
Kelompok Putih Telur 2,7458 2,6667 -0,0792 ,051
Kelompok human albumin 20% 2,6042 2,8417 0,2375 ,431
Kelompok Ekstrak ikan gabus 2,7417 2,90042 0,1625 ,429

Pada tabel 3.2 dapat dilihat hasil analisis kadar albumin sebelum perlakuan dan rata-rata kadar
albumin setelah perlakuan 3 hari, tampak rata-rata kadar albumin yang lebih tinggi pada post
perlakuan kelompok human albumin 20% yaitu dari 2,6 gr/dL meningkat menjadi 2,84 gr/dL dan
kelompok ekstrak ikan gabus dari kadar pre 2,74 gr/dL meningkat menjadi 2,90 gr/dL, sementara
pada kelompok perlakuan putih telur mengalami penurunan kadar albumin dari 2,74 gr/dL turun
menjadi 2,67 gr/dL, namun secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara
bermakna kadar albumin pre dan post perlakuan pada ketiga kelompok perlakuan tersebut
(p>0.05). Perbedaan kenaikan antara ketiga perlakuan tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah
ini:

4
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

Gambar 3.2 Grafik Rata-Rata Kadar Albumin

2.95
2.9
Kadar Albumin g/dL 2.9
2.85 2.84
2.8
2.74 2.75
2.75
2.7 Pre
2.65 Post
2.6 2.6
2.6
2.55
2.5
2.45
0 1 2 3 4

Dari grafik diatas terlihat kenaikan kadar albumin dengan perlakuan human albumin 20%
dan ekstrak ikan gabus mengalami peningkatan sementara pemberian putih telur mengalami
penurun. Secara keseluruhan pemberian human albumin 20% dinilai memberikan pengaruh
positif terhadap perubahan kadar albumin pasien, adapun 75% dari 12 pasien yang mendapatkan
intervensi human albumin 20% mengalami peningkatan kadar albumin, 8,3% berada pada range
yang tetap sedangkan 16,6 % mengalami penurunan. Pada pemberian ekstrak ikan gabus dari 12
sampel yang mendapatkan ekstrak ikan gabus freeze dryer diperoleh 75% mengalami kenaikan
kadar albumin post perlakuan dan 25 % mengalami penurunan sedangkan pada perlakuan putih
telur dengan jumlah sampel yang sama (n=12) diperoleh 50% sampel mengalami kenaikan kadar
albumin dan 50% mengalami penurunan kadar albumin yang data tersebut semuanya diperoleh
dari hasil laboratorium pasien.

Gambar 3.3 Grafik Persentase Kenaikan Kadar Albumin

Persentase Kenaikan Kadar Albumin


10 9.12
8
5.93
Kadar Albumin (%)

6 Perlakuan
Human Albumin 20%
4
Ekstrak Ikan Gabus
2 Putih Telur
0
-2
-4 -2.88

Pada grafik (gambar 9) diatas dapat dilihat persentase kadar kenaikan albumin pada semua
kelompok perlakuan dimana pada perlakuan human albumin 20% kadar kenaikannya sebesar
9.12% dan untuk perlakuan ekstrak ikan gabus sebesar 5,93% sementara pada perlakuan putih

5
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

telur mengalami penurunan sebesar 2,88%. Jika dilihat pada gambar grafik 8 walaupun kadar pre
dan post perlakuan lebih tinggi ekstrak ikan gabus namun selisih antara pre dan post perlakuan
lebih tinggi dengan pemberian human albumin 20%. Jumlah kenaikan kadar dengan pemberian
human albumin 20% dengan nilai rata-rata kenaikan 0,23 gr/dL, sementara kenaikan ekstrak ikan
gabus sebesar 0,16 gr/dL.

3.3 Hasil kenaikan Kadar Albumin


Tabel 3.3 Multiple Comparisons
Dependent Variable : Selisih
LSD
Mean 95% Confidence Interval
(I) Perlakuan (J) Perlakuan Difference (I-J) Std.Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Albumin 20% Putih Telur ,31667* ,14525 ,036 ,0211 ,6122


Eks. Ikan Gabus ,05750 ,14525 ,695 ,2380 ,3530

Dari tabel 9 dapat dilihat perbandingan kadar albumin dari 3 kelompok perlakuan, kenaikan kadar
albumin pada perlakuan human albumin 20% signifikan (p<0.05) terhadap perlakuan putih telur,
namun jika dibandingkan dengan perlakuan ekstrak ikan gabus hasilnya menunjukkan tidak
adanya perbedaan signifikan (p>0.05). Dari hasil post hoc test LSD diperoleh bahwa efektifitas
human albumin 20% dalam meningkatkan kadar albumin lebih baik dibanding putih telur
(p=0.036) dan jika dibandingkan dengan ekstrak ikan gabus tidak ada perbedaan efektifitas
kenaikan kadar albumin (p=0.695)
Menurut Nugroho A.Y (2016) penggunaan albumin ekstrak ikan gabus murni dengan dosis
3x1 sachet (Perlakuan) meningkatkan kadar albumin secara bertahap, sedangkan dengan human
albumin 20% intravena (Kontrol) peningkatan terlihat sangat tinggi pada hari pertama. Hal ini
dikarenakan penggunaan albumin ekstrak ikan gabus murni dengan dosis 3x1 sachet dilakukan
secara oral sehingga peningkatan albumin terjadi secara bertahap, sedangkan pada human
albumin 20% dilakukan secara intravena jadi terjadi peningkatan albumin yang signifikan pada
hari pertama, sedangkan pada hari kedua dan hari ketiga tidak berbeda signifikan peningkatannya
dengan albumin ekstrak ikan gabus murni yang dilakukan secara oral. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Purwoko et al. (2019) nilai rata-rata kenaikan albumin dengan pemberian ekstrak
ikan gabus dengan dosis 3 x sehari 10 gram selama 3 hari (0,38 g/dl) sedangkan pemberian
dengan human albumin 20% (0,37 g/dl) dan hasil uji statistik yang tidak berbeda signifikan (p
=0,976).
RSUD dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit pemerintah yang merupakan provider BPJS
harus mengikuti kaidah dan pedoman pemberian obat sesuai Formularium Nasional. Menurut
FORNAS (2021) pemberian human albumin 20% diintruksikan pemberiannya hanya pada pasien
hipoalbuminemia dengan kadar albumin <2,5 g/dL, dan atau untuk kasus perioperative, dan atau
untuk sindrom nefrotik. Selain itu dintruksikan juga hanya apabila terdapat kondisi presyok atau
syok, dan atau untuk kasus asites yang masif atau intens dengan penekanan organ pernafasan
atau perut. Jumlah pemberian Human Serum Albumin juga sangat terbatas yaitu maksimal
pemberian 100 ml per hari sampai 300 ml per minggu.
Hasil penelusuran harga dari sediaan human albumin 20% dari Sistem HIMS RSUD dr.
Zainoel Abidin pada bulan Oktober 2021 diperoleh harga sebesar Rp 1.131.250 per botol, harga
yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan ekstrak ikan gabus dimana pada penelitian ini peneliti
menggunakan ekstrak ikan gabus dalam bentuk sediaan botol dengan harga sekitar Rp 70.000 per
botol. Dengan harga yang jauh lebih murah dan dalam penelitian ini dengan kadar kenaikan yang
tidak jauh berbeda dengan intervensi human albumin 20% maka dapat diasumsikan ekstrak ikan

6
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

gabus dapat digunakan sebagai alternatif lain untuk meningkatkan kadar serum albumin pada
pasien-pasien dengan diagnosa hypoalbuminemia dan mungkin dapat bermanfaat dari segi
penghematan biaya yang dikeluarkan rumah sakit karena penggunaan produk human albumin

4. Kesimpulan
Tidak ada perbedaan bermakna efektifitas putih telur, Human Serum Albumin 20% dan ekstrak
ikan gabus dalam meningkatkan kadar albumin. Efektifitas kenaikan kadar albumin dengan
pemberian Human Serum Albumin 20% dan ekstrak ikan gabus lebih besar dibandingkan dengan
putih telur.

Ucapan Terimakasih
dr.Isra Firmansyah, Sp.A, selaku Direktur RSUZA Banda Aceh, Rekan Sejawat Dokter PPDS
Bedah, Rekan Sejawat dari Instalasi Farmasi, Rekan- rekan dari Litbang RSUDZA.

Daftar Pustaka
Albumin Use: Still A Controversial Issue. European Journal of Internal Medicine 24: 721-728.
Carvallo. Profile of Amino Acid, Albumin and Zinc of Snakehead and Tomang fish, University of
Brawijaya, Malang. 1998
Chairuddin, B. 2012.Efektivitas Pemberian Kapsul Albumin Ekstrak Ikan Gabus Terhadap Kenaikan
Kadar Albumin dalam Darah Pasien Preeklampsia Berat Pasca Seksio Sesarea.Tesis ilmu
biomedik.
Delgado, M., Rodriques, Medina, M., Gomez, A., Martinez, G., Mariscal, M., 2002. Cholesterol and
Serum Albumin Levels as Predictors of Cross Infection, Death, and Length of Hospital stay,
Jama Surgery, 137 (7) ; 805-812
Dickson, E., Singh, S., Cheung, D., Wyatt, C. & Nugent, A. 2009. Application of Lean manufacturing
techniques in the emrgency departement, The Journal of Emergency Medicine, Vol. 37,
pp. 177-182
Diorio, Lou &Thomas, Dave. 2011. A How-to Guide for using Lean Pharmacy concepts to make the
case for expanded automation in the Pharmacy department - LDT Health Solutions inc.
Baxa Corporation
Evans, TW. 2002. Review article: Albumin as a drug-biological effects of albumin unrelated to
oncotic pressure. Aliment Pharmacol Therapy; 16 (5):6-11
Gaspersz, V. 2011.Total Quality Management untuk Praktik Bisnis dan Industri. Bogor: Vinchristo
Publication
Gerald Adams. 2007. The Principles of Freeze-Drying. In: Cryopreservation and Freeze-Drying, 2 nd
edition. New Jersey.: 15-38.
Graban, M. 2009. Lean Hospital: Peningkatan Kualitas, Keselamatan pasien, dan Kepuasan
Pekerja. Diterjemahkan oleh: Dibyo Pramono. Jakarta: Balai Pustaka
Gupta,R. dan Kompella, UB., 2006.Nanoparticle Technology for Drug Delivery, Drug and The
Pharmaceutical Sciences:159
Hasan, Irsan, Anggraini T., 2008. Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirois Hati.Divisi
Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM – Jakarta.
Hidayanti, H. 2006. Pengaruh Pemberian Kapsul Kosentrat Ikan Gabus pada Pasien Bedah Di RS.
Dr. Wahidin Sudirohusodo. Tesis.Program Pascasarjana. (Unpublished)
Kim, C., Spahlinger, D., Kin, J., & Billi, J. 2006. Lean Healthcare: What Can Hospital Learn from a
World-Class Automaker. Journal of Hospital Medicine Vol 1/No. 3/May/june 2006.

7
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

Kurniawati, D. 2014. Perbandingan Terapi Albumin Teknologi Nano Dengan Kapsul Albumin
Terhadap Peningkatan Kadar Albumin Dan Lama Perawatan.Departemen Anestesiologi
Dan Terapi Intensif FK UNS/RSDM
Surakarta.http://dglib.uns.ac.id/dokumen/detail/41262/ALBUMIN-
TERHADAPPENINGKATAN-KADAR-ALBUMIN-DAN-LAMA-PERAWATAN
Lawal, A.K., Rotter, T., Kinsman, L. et al. 2014.Lean management in health care: definition,
concepts, methodology and effects reported (systematic review protocol). Syst Rev 3,
103.https://doi.org/10.1186/2046-4053-3-103
Lintya S. K. Z., Dima. 2015. Penggunaan Konsep Lean untuk Meningkatkan Efisiensi Pelayanan
Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Anna Medika Bekasi. Jurnal ARSI, Vol. 2, No.
1
Lockman, P.R., Mumper, R.J., Khan, M.A., Allen, D.D. 2002.Nanoparticle Technology for Drug
Delivery Across The Blood-brain Barrier, Drug Dev Ind Pharm 28 (1): 1-13
Magder S. Pathophysiology of metabolic acid-base disturbances in patients with critical illness.In:
Critical Care Nephrology. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, The Netherlands, 1998.
pp 279-296.Ronco C, Bellomo R (eds).
Mahmud, M.K., Dewi SS, Rossi RA, Hermana. Indonesian Nutrient Composition. Ministry of Health
Republic of Indonesia, Directorate of Community Nutrition and Centre of Nutrition
Research and Development. Bogor, 1990
Miyake, M., Yukiko O., Yukie Y., Masahide I. 2011. Seven-year large cohort study for the
association of serum albumin level and aging among community dwelling elderly.
Journal of Analytical Bio-Science Vol. 34, No. 4.
Nicholson, JP, Wolmarans, MR, Park, GR. 2000. The Role of Albumin in Critial Illness in Review
Article.Br J Anaesth. 88 (4) : 599-610
Nugroho. Alit Y, 2016, Perbandingan Efektivitas Terapi Albumin Ekstrak Ikan Gabus Murni
Dibanding Human Albumin 20% Terhadap Kadar Albumin Dan pH Darah Pada Pasien
Hipoalbuminemia, Tesis, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Nilesh, J., Ruchi, J., Navneet, T., Brham Prakash, G., Deepak Kumar, J. 2010, Nanotechnology: A
Safe and Effective Drug Delivery System, Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical
Research, 3(3):159-165
Purwato P., et al, 2019. Comparison of Freeza-dried snakehead fish albumin extract and
intravenous albumin in treating patients with hypoalbuminemia. Drugs Invention Today
vol 11, 492-495.
Sabiullah, M., Arifuddin, N., Bade, J. D., R, B. R., & Abdullah, M. 2016. Prevalence of
Hypoalbuminemia in Hospitalized Patients, International Journal of Clinical Biochemistry
and Research, 3(2), 159–161.
Shiu, J., & Mysak, T. 2017. Pharmacist Clinical Process Improvement: Applying Lean Principles in a
Tertiary Care Setting. The Canadian journal of hospital pharmacy, 70(2), 138–
143.https://doi.org/10.4212/cjhp.v70i2.1647
Supriyanto. 2012. Pengaruh Suplementasi Medosco Putih Telur terhadap Perubahan Kadar
Albumin pada Pasien Bedah dengan Hypoalbuminemia di RSUP Dr. Kariadi Semarang 1 (2):
130-133.
Supriyanto. 2012. Pengaruh Suplementasi Medosco Putih Telur terhadap Perubahan Kadar
Albumin pada Pasien Bedah dengan Hypoalbuminemia di RSUP Dr. Kariadi Semarang 1 (2):
130-133.
Raab, S.s., Andrew-Jala, C., Condel, J. & Dabbs, D. 2006. Improving Papanocolaou test quality and
reducing medical errors by using Toyota production system methods, American Journal of
Obstetrics and Gynecology, Vol. 194, pp. 57-64

8
Nama penulis / Journal of Medical Science Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Vol. xx
No.xx

Raharjo, E. 2003.Albumin, Clinical Albumin Trial and Albumin Debate in 2nd Fundamental Course
on Fluiod Therapy.Jakarta.: 1-5.
Rakesh, P., 2008, Nanoparticles and its Applications in Field of Pharmacy,
http://www.Pharmainfo.net/reviews/Nanoparticles-and-its-applications-fieldpharmacy.
Wang, Y., Stavem, K., Dahl, FA., Humerfelt, S., Haugen, T., 2008. Factors Associated with A
Prolonged Length of Stay After Acute Exacerbation of Chronic Pulmonary Disease. Int J
Chron Obstruct Pulmon Dis, 9; 99-105
Wahyuningtiyas, D.A., 2020. Analisis Efektivitas Dan Biaya Terapi Albumin Ekstrak Ikan Gabus
Murni Dibandingkan Human Albumin 20% Pada Pasien Hipoalbuminemia Di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Moewardi. Surakarta.
Vincent, J.L., Russell J.A., Jacob, M., Martin G., Guidet B., Wernerman J., Roca R.F., McCluskey
S.A., Gattinoni L. 2014. Review Article: Albumin Administration in The Acutely Ill: What
is New and Where Next?.CriticalCare 18: 231.

Anda mungkin juga menyukai