Dosen Pengampu:
FIRDA LAILY MUFID S.H.,M.H
Oleh:
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Firda Laily Mufid S.H., M.H
sebagai dosen pengampu mata kuliah Tindak Pidana Korupsi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Korupsi…………………....................................................... 5
2.2 Macam-macam Korupsi………………………………………………… 6
2.3 Dampak Korupsi ………………………………………...……………... 8
BAB III: PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang
cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
5
Seseorang yang menyuap izin agar lebih mudah menyuap pejabat pembuat
perizinan.Agar mudah mengurus KTP menyuap bagian tata pemerintahan. Menyuap
dosen agar memperoleh nilai baik Pemerasan suatu tindakan yang menguntungkan
diri sendiri yang dilakukan dengan menggunakan sarana tertentu serta pihak lain
dengan terpaksa memberikan apa yang diinginkan. Sarana pemerasan bisa berupa
kekuasaan. pejabat tinggi yang memeras bawahannya.
Sedangkan nepotisme adalah bentuk kerjasama yang dilakukan atas dasar
kekerabatan,yang bertujuan untuk kepentingan keluarga dalam bentuk kolaborasi
dalam merugikankeuangan negara.
2.2 Macam-macam Korupsi
Tindak pidana korupsi yang dilakukan cukup beragam bentuk dan jenisnya.
Namun, bila diklasifikasikan ada dua jenis atau macamnya, yaitu berdasarkan bentuk
dan sifat.
1.Berdasarkan bentuk Berdasarkan bentuk,
Korupsi dapat berupa Bentuk Materiil dan immateriil. jadi korupsi tidak
selamanya berkaitan dengan penyalahgunaan uang negara. Korupsi yang berkaitan
dengan uang termasuk jenis korupsi materiil.Seorang pejabat yang dipercaya atasan
untuk melaksanakan proyek pembangunan, karena tergoda untuk mendapatkan
keuntungan besar proyek yang nilainya Rp. 1,000,000,- di mark up (dinaikkan)
menjadi Rp. 2,000,000,- bentuknya jelas penggelembungan nilai proyek yang terkait
dengan keuntungan uang.
Sedangkan yang immaterial adalah korupsi yang berkaitan dengan
pengkhianatan kepercayaan, tugas, dan tanggung jawab.Tidak disiplin kerja adalah
salah satu bentuk korupsi immaterial. Memang negara tidak dirugikan secara
langsung dalam praktik ini. Tetapi, akibat perbuatan itu, pelayanan yang seharusnya
dilakukan negara akhirnya terhambat. Keterlambatan pelayanan inilah kerugian
immaterial yang harus ditanggung negara atau lembaga swasta. Begitu juga dengan
6
mereka yang secara sengaja memanfaatkan kedudukan atau tanggung jawab yang
dimiliki untuk mengeruk keuntungan pribadi.
2. Berdasarkan Sifatnya,
A. Korupsi Publik
Dari segi publik menyangkut Nepotisme, Fraus, Bribery,dan Birokrasi.
Nepotisme itu terkait dengan kerabat terdekat. Segala peluang dan kesempatan yang
ada sebesar besarnya digunakan untuk kemenangan kerabat dekat.
Kerabat dekat bisa keponakan, adik-kakak, nenek. Fraus, artinya, berusaha
mempertahankan posisinya dari pengaruh luar. Berbagai cara dilakukan untuk
kepentingan ini. Sodok kanan, sikut kiri, suap kanan, suap kiri, semua dilakukan agar
posisi yang telah dicapai:diduduki tidak diambil pihak lain atau direbut orang lain.
Bribery, artinya pemberian upeti pada orang yang diharapkan dapat
memberikan perlindungan atau pertolongan bagi kemudahan usahanya. Bribery juga
memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kemajuan usaha. Namun, sasarannya,
lebih tertuju pada out put (hasil kerja). Birokrasi juga bagian tak terpisahkan dari
praktik korupsi
Birokrasi yang seharusnya berfungsi mempermudah memberikan pelayanan
pada masyarakat, justru berubah menjadi kendala pelayanan. Orang yang datang
meminta pelayanan pada birokrat seharusnya mendapat peta yang jelas dari pintu
mana dia memulai usahanya. Tetapi, sebaliknya, orang langsung melihat ketidak
jelasan terhadap apa yang diharapkan. Birokrasi tidak diciptakan untuk kepentingan
masyarakat, tetapi kepentingan birokrat.
B. Korupsi Privat
Sisi lain korupsi ditinjau dari privat, yang dimaksud privat ada dua,yaitu
badan hukum privat dan masyarakat. Praktik korupsi terjadi dibadan umum privat dan
masyarakat terjadi karena adanya interaksi antara badan hukum privat dengan
7
birokrasi, antara masyarakatdengan birokrasi. 1adi, sifat interaksi yang terjadi adalah
timbal balik.
Interaksi tersebut menghasilkan deal-deal tertentu yang saling
menguntungkan. Jadi, korupsi tidak hanya di lembaga-lembaga institusi negara, tetapi
dengan swasta bergulir, karena ada interaksi. Tanpa ada interaksi antar swasta dengan
pemerintah tidak akan terjadi.
2.3 Dampak dari Korupsi
1. Lesunya Perekonomian
Lesunya Perekonomian Korupsi memperlemah in/estasi dan pertumbuhan
ekonomi korupsi merintangi akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas korupsi memperlemah akti/itas ekonomi, memunculkan
ine0isiensi, dan nepotisme korupsi menyebabkan lumpuhnya keuangan atau
ekonomi suatu negara meluasnya praktek korupsi disuatu negara mengakibatkan
berkurangnya dukungan negara donor, karena korupsi menggoyahkan sendi-sendi
kepercayaan pemilik modal asing.
2. Meningkatnya Kemiskinan
Meningkatnya Kemiskinan efek penghancuran yang hebat terhadap orang
miskin dampak langsung yang dirasakan oleh orang miskin dampak tidak
langsung terhadap orang miskin Dua kategori penduduk miskin di Indonesia
kemiskinan kronis (chronic poverty) Kemiskinan sementara (transient poverty)
Empat risiko tinggi korupsi ongkos finansial (financial costs) Modal manusia
(human capital) Kehancuran moral (moral decay) Kancurnya modal sosial (loss of
capital social)
3. Tingginya angka kriminalitas
4. Kehancuran birokrasi
9
Buyarnya Masa Depan Demokrasi Faktor Penopang Korupsi ditengah Negara
Demokrasi Tersebarnya kekuasaan ditangan banyak orang telah meretas peluang bagi
merajalelanya penyuapan. Reformasi neoliberal telah melibatkan pembukaan
sejumlah lokus ekonomi bagi penyuapan, khususnya yang melibatkan para broker
perusaaan publik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan penyelewengan atau
penggelapan (uang negara atau perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan
pribadi atau orang lain serta selalu mengandung unsur “penyelewengan dan atau
dishonest (ketidak jujuran).Dan korupsi akan berdampak pada masarakat luas serta
akan merugikan negara.
DAFTAR PUSTAKA
10
Hamzah, Andi. Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya, Gramedia,
Jakarta, 1984.
-------------------, KUHP dan KUHAP, Rineka Cipta, Jakarta, 1990.
HS Aulia., Belajarlah ke Negeri Cina, Majalah Panji Masyarakat, No. 19 Tahun IV,
30
11