Anda di halaman 1dari 11

JUDUL MAKALAH

Pengertian, Jenis, dan Dampak Korupsi

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Tindak Pidana Kurupsi

Dosen Pengampu:
FIRDA LAILY MUFID S.H.,M.H

Oleh:

Viko Dwi Nugroho (2003403031034)


KELAS B
PROGRAM STUDI HUKUM
FAKULTAS ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Firda Laily Mufid S.H., M.H
sebagai dosen pengampu mata kuliah Tindak Pidana Korupsi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Lumajang, November 2022

Viko Dwi Nugroho

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Korupsi…………………....................................................... 5
2.2 Macam-macam Korupsi………………………………………………… 6
2.3 Dampak Korupsi ………………………………………...……………... 8
BAB III: PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu proses perubahan
yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan
keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya
manusia, yakni (orang-orang yang terlibatsejak dari perencanaan samapai pada
pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan
adalah faktor manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia
dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya,
negarater cinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah
merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.Mengapa
demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya
tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan
rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan
terjadinya korupsi.
Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan penyakit social yang sangat
berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang
sangat besar. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan kekuasaan. Persoalannya adalah
dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah
korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling
tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah maka jangan harap
Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk

4
menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang
cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu Korupsi?


b. Apa saja macam macam Korupsi?
c. Apa saja dampak Korupsi?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
b. Untuk mengetahui macam-macam dari korupsi.
c. Untuk Mengetahui dampak dari korupsi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi


Menurut Syed Subekti, korupsi adalah suatu tindak perdana yang
memperkaya diriyang secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara.
1adi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya
diri dengan menggunakankedudukannya dan aspek penggunaan uang negara untuk
kepentingannya.
Sementara itu, Syed Hussen Alatas memberi batasan bah'a korupsi merupakan
suatutransaksi yang tidak jujur yang dapat menimbulkan kerugian uang, 'aktu, dan
tenaga dari pihak lain. Korupsi dapat berupa penyuapan, pemerasan dan nepotisme itu
ada istilah penyuapan,yaitu suatu tindakan melanggar hukum, melalui
tindakantersebut si penyuap berharap mendapat perlakuan khusus dari pihak yang
disuap.

5
Seseorang yang menyuap izin agar lebih mudah menyuap pejabat pembuat
perizinan.Agar mudah mengurus KTP menyuap bagian tata pemerintahan. Menyuap
dosen agar memperoleh nilai baik Pemerasan suatu tindakan yang menguntungkan
diri sendiri yang dilakukan dengan menggunakan sarana tertentu serta pihak lain
dengan terpaksa memberikan apa yang diinginkan. Sarana pemerasan bisa berupa
kekuasaan. pejabat tinggi yang memeras bawahannya.
Sedangkan nepotisme adalah bentuk kerjasama yang dilakukan atas dasar
kekerabatan,yang bertujuan untuk kepentingan keluarga dalam bentuk kolaborasi
dalam merugikankeuangan negara.
2.2 Macam-macam Korupsi
Tindak pidana korupsi yang dilakukan cukup beragam bentuk dan jenisnya.
Namun, bila diklasifikasikan ada dua jenis atau macamnya, yaitu berdasarkan bentuk
dan sifat.
1.Berdasarkan bentuk Berdasarkan bentuk,
Korupsi dapat berupa Bentuk Materiil dan immateriil. jadi korupsi tidak
selamanya berkaitan dengan penyalahgunaan uang negara. Korupsi yang berkaitan
dengan uang termasuk jenis korupsi materiil.Seorang pejabat yang dipercaya atasan
untuk melaksanakan proyek pembangunan, karena tergoda untuk mendapatkan
keuntungan besar proyek yang nilainya Rp. 1,000,000,- di mark up (dinaikkan)
menjadi Rp. 2,000,000,- bentuknya jelas penggelembungan nilai proyek yang terkait
dengan keuntungan uang.
Sedangkan yang immaterial adalah korupsi yang berkaitan dengan
pengkhianatan kepercayaan, tugas, dan tanggung jawab.Tidak disiplin kerja adalah
salah satu bentuk korupsi immaterial. Memang negara tidak dirugikan secara
langsung dalam praktik ini. Tetapi, akibat perbuatan itu, pelayanan yang seharusnya
dilakukan negara akhirnya terhambat. Keterlambatan pelayanan inilah kerugian
immaterial yang harus ditanggung negara atau lembaga swasta. Begitu juga dengan

6
mereka yang secara sengaja memanfaatkan kedudukan atau tanggung jawab yang
dimiliki untuk mengeruk keuntungan pribadi.

2. Berdasarkan Sifatnya,
A. Korupsi Publik
Dari segi publik menyangkut Nepotisme, Fraus, Bribery,dan Birokrasi.
Nepotisme itu terkait dengan kerabat terdekat. Segala peluang dan kesempatan yang
ada sebesar besarnya digunakan untuk kemenangan kerabat dekat.
Kerabat dekat bisa keponakan, adik-kakak, nenek. Fraus, artinya, berusaha
mempertahankan posisinya dari pengaruh luar. Berbagai cara dilakukan untuk
kepentingan ini. Sodok kanan, sikut kiri, suap kanan, suap kiri, semua dilakukan agar
posisi yang telah dicapai:diduduki tidak diambil pihak lain atau direbut orang lain.
Bribery, artinya pemberian upeti pada orang yang diharapkan dapat
memberikan perlindungan atau pertolongan bagi kemudahan usahanya. Bribery juga
memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kemajuan usaha. Namun, sasarannya,
lebih tertuju pada out put (hasil kerja). Birokrasi juga bagian tak terpisahkan dari
praktik korupsi
Birokrasi yang seharusnya berfungsi mempermudah memberikan pelayanan
pada masyarakat, justru berubah menjadi kendala pelayanan. Orang yang datang
meminta pelayanan pada birokrat seharusnya mendapat peta yang jelas dari pintu
mana dia memulai usahanya. Tetapi, sebaliknya, orang langsung melihat ketidak
jelasan terhadap apa yang diharapkan. Birokrasi tidak diciptakan untuk kepentingan
masyarakat, tetapi kepentingan birokrat.
B. Korupsi Privat
Sisi lain korupsi ditinjau dari privat, yang dimaksud privat ada dua,yaitu
badan hukum privat dan masyarakat. Praktik korupsi terjadi dibadan umum privat dan
masyarakat terjadi karena adanya interaksi antara badan hukum privat dengan

7
birokrasi, antara masyarakatdengan birokrasi. 1adi, sifat interaksi yang terjadi adalah
timbal balik.
Interaksi tersebut menghasilkan deal-deal tertentu yang saling
menguntungkan. Jadi, korupsi tidak hanya di lembaga-lembaga institusi negara, tetapi
dengan swasta bergulir, karena ada interaksi. Tanpa ada interaksi antar swasta dengan
pemerintah tidak akan terjadi.
2.3 Dampak dari Korupsi
1. Lesunya Perekonomian
Lesunya Perekonomian Korupsi memperlemah in/estasi dan pertumbuhan
ekonomi korupsi merintangi akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas korupsi memperlemah akti/itas ekonomi, memunculkan
ine0isiensi, dan nepotisme korupsi menyebabkan lumpuhnya keuangan atau
ekonomi suatu negara meluasnya praktek korupsi disuatu negara mengakibatkan
berkurangnya dukungan negara donor, karena korupsi menggoyahkan sendi-sendi
kepercayaan pemilik modal asing.
2. Meningkatnya Kemiskinan
Meningkatnya Kemiskinan efek penghancuran yang hebat terhadap orang
miskin dampak langsung yang dirasakan oleh orang miskin dampak tidak
langsung terhadap orang miskin Dua kategori penduduk miskin di Indonesia
kemiskinan kronis (chronic poverty) Kemiskinan sementara (transient poverty)
Empat risiko tinggi korupsi ongkos finansial (financial costs) Modal manusia
(human capital) Kehancuran moral (moral decay) Kancurnya modal sosial (loss of
capital social)
3. Tingginya angka kriminalitas

Tingginya angka kriminalitas Korupsi menyuburkan berbagai jenis kejahatan


yang lain dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula
kejahatan. Menurut Transparency International, terdapat pertalian erat antara
jumlah korupsi dan jumlah kejahatan.
8
Rasionalnya, ketika angka korupsi meningkat, maka angka kejahatan yang
terjadi juga meningkat. Sebaliknya, ketika agka korusi berhasil dikurangi, maka
kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement juga
meningkat. Dengan mengurangi korupsi dapat juga (secara tidak langsung)
mengurangi kejahatan yang lain.

4. Kehancuran birokrasi

Kehancuran birokrasi Birokrasi pemerintah merupakan garda depan yang


behubungan dengan pelayanan umum kepada masyarakat. Korupsi melemahkan
birokrasi sebagai tulang punggung negara. Korupsi menumbuhkan
ketidakefisienan yang menyeluruh ke dalam birokrasi.

Korupsi dalam birokrasi dapat dikategorikan dalam dua kecenderungan


umum: yang menjangkiti masyarakat dan yang dilakukan di kalangan mereka
sendiri. Transparency International membagi kegiatan korupsi di sektor publik ke
dalam dua jenis, yaitu korupsi administratif dan korupsi politik.

5. Terganggunya Sistem Politik dan Fungsi Pemerintahan

Terganggunya Sistem Politik dan Fungsi Pemerintahan Dampak negatif


terhadap suatu sistem politik : Korupsi Mengganggu kinerja sistem politik yang
berlaku. Publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang
diduga terkait dengan tindakan korupsi. Contohnya : lembaga tinggi DPR yang
sudah mulai kehilangan kepercayaan dari Masyarakat Lembaga Politik diperalat
untuk menopang terwujudnya berbagai kepentingan pribadi dan kelompok.

6. Buyarnya Masa Depan Demokrasi

9
Buyarnya Masa Depan Demokrasi Faktor Penopang Korupsi ditengah Negara
Demokrasi Tersebarnya kekuasaan ditangan banyak orang telah meretas peluang bagi
merajalelanya penyuapan. Reformasi neoliberal telah melibatkan pembukaan
sejumlah lokus ekonomi bagi penyuapan, khususnya yang melibatkan para broker
perusaaan publik.

Pertambahan sejumlah pemimpin neopopulis yang memenangkan pemilu


berdasar pada kharisma personal malalui media, terutama televisi, yang banyak
mempraktekan korupsi dalam menggalang dana.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan penyelewengan atau
penggelapan (uang negara atau perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan
pribadi atau orang lain serta selalu mengandung unsur “penyelewengan dan atau
dishonest (ketidak jujuran).Dan korupsi akan berdampak pada masarakat luas serta
akan merugikan negara.

DAFTAR PUSTAKA

10
Hamzah, Andi. Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya, Gramedia,
Jakarta, 1984.
-------------------, KUHP dan KUHAP, Rineka Cipta, Jakarta, 1990.

HS Aulia., Belajarlah ke Negeri Cina, Majalah Panji Masyarakat, No. 19 Tahun IV,
30

Syahrin, Alvi. Beberapa Masalah Hukum, PT. Softmedia, Medan, 2009.


Agustus 2000.
Sunggono, Bmbang. Metodologi Penelitan Hukum, Ghalia Indonesia, Jakrta 1998
-----------------, Pidana Mati dalam Negara Pancasila, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung 2007.
Prenada Media, Jakarta, 2003.
www.sinarbaru.com

11

Anda mungkin juga menyukai