http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka
Majas dan Citraan dalam Novel Kerling Si Janda Karya Taufiqurrahman Al-Azizy
Abstract
___________________________________________________________________
In this study discussed dimension of the dominant figure of speech, the dominant imagery, and
functions of the dominant figure of speech and imagery in the novel Kerling si Janda by
Taufiqurrahman al-Azizy. Approaching technic that used in this research is stylistics
approaching. The method that used are analysis descriptive with semiotic method. Based on
data analysis, the results is as follows. Firstly, the kind figure of speech that used dominantly
in the novel KSJ is simile with the percentage 34,11%, figure of speech sarcasm with the
percentage 20%, figure of speech personification with the percentage 18,82%, the percentage
figure of speech hyperbola with 17,64%, and the percentage figure of speech metaphor with
9,41%. Secondly, the dominant imagery inside of novel KSJ is visual imagery with the
percentage 44,66%, local colour imagery with the percentage 25,24%, auditory imagery with
the percentage 17,47%, and motion imager with the percentage 12,62%. Thirdly, the function
of the dominant figure of speech and imagery inside of the novel KSJ is to criticise the islamic
novel’s author who creates the perfects characters on their own work.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-6744
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, 50237
e-ISSN 2502-4493
E-mail: robetrizkiyono@yahoo.co.id
200
Robert Rizki Yono dan Mimi Mulyani / SELOKA 6 (2) (2017) : 200 - 207
201
Robert Rizki Yono dan Mimi Mulyani / SELOKA 6 (2) (2017) : 200 - 207
pernyataan yang dapat membedakannya dengan sangat penting dalam memberikan makna suatu
pernyataan yang abstrak (Baldic dalam karya sastra. Langkah kedua yaitu memberikan
Nurgiyantoro, 2014). Pradopo (dalam makna pada majas dan citraan. Akhirnya,
Supriyanto, 2014) membagi citraan menjadi terungkap fungsi majas dan citraan dalam novel
beberapa jenis yaitu penglihatan, pendengaran, KSJ.
gerak, dan warna lokal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
Majas yang Dominan dalam Novel Kerling si
Pendekatan yang digunakan dalam Janda Karya Taufiqurrahman al-Azizy
penelitian ini yaitu pendekatan stilistika. Metode Penelitian ini lebih difokuskan pada
yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis penggunaan jenis majas yang dominan dalam
dengan semiotik. Novel Kerling si Janda karya novel Kerling si Janda yang menimbulkan efek
Taufiqurrahman al-Azizy digunakan sebagai tertentu dalam keseluruhan cerita. Dalam novel
sumber data. Kerling si Janda karya Taufiqurrahman al-Azizy
Teknik pengumpulan data yang digunakan ditemukan 5 jenis majas yang dominan yaitu
dalam penelitian ini yaitu teknik pustaka dan majas personifikasi sebanyak 16 data, majas
teknik pembacaan heuristik. Pengumpulan data metafora sebanyak 8 data, majas simile sebanyak
melalui teknik pustaka dilakukan dengan cara 29 data, majas sarkasme sebanyak 17 data, dan
membaca novel Kerling si Janda karya majas hiperbola sebanyak 15 data. Berikut majas
Taufiqurrahman al-Azizy, mencatat kata, yang dominan dalam novel Kerling si Janda.
kalimat dan penggalan tuturan yang diduga
mengandung majas dan citraan dalam novel 1. Majas Personifikasi
Kerling si Janda karya Taufiqurrahman al-Azizy Majas personifikasi merupakan bentuk
dan mengumpulkan data-data dari sumber data majas yang menggambarkan benda mati seperti
tertulis. Selanjutnya sumber tertulis itu dilakukan manusia. Dalam hal ini benda mati seolah-olah
pembacaan dengan seksama lalu dipilih yang dapat bersikap dan bertingkah laku layaknya
relevan sebagai data yang akan dianalisis. manusia. Seperti kutipan berikut.
Pengambilan data dilakukan dengan teknik
pembacaan heuristik, yaitu pembacaan menurut Tetapi, pagi ini, Subhanallah. Ketika matahari
konvensi atau struktur bahasa (pembacaan mulai mengintip dari balik Pegunungan Kendeng (KSJ:
semiotik tingkat pertama). Setelah mendapatkan 148).
data setelah proses pembacaan, data tersebut
diklasifikasi menurut jenis permasalahan yaitu Kutipan di atas menggambarkan suasana
data majas dan citraan. Berdasarkan pembacaan pegunungan Kendeng yang baru saja disinari
secara cermat kemudian dilakukan pencatatan matahari. Majas personifikasi digunakan untuk
data yang berupa kata, kalimat dan penggalan menghidupkan latar cerita. Alam yang
tuturan yang mengandung majas dan citraan digambarkan seolah-olah hidup dapat mengintip.
yang terdapat pada novel Kerling si Janda karya Efek penggunaan majas personifikasi pada
Taufiqurrahman al-Azizy dalam kartu data. kutipan di atas terdapat perulangan bunyi vokal i
Analisis data penelitian ini menggunakan pada kata tetapi, pagi, ini, matahari, mulai dan dari.
teknik pembacaan hermeneutik (pembacaan Selanjutnya, terjadi aliterasi (perulangan bunyi
semiotik tingkat kedua). Langkah pertama konsonan). Aliterasi dipilih untuk memperoleh
pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan ulang efek bunyi. Perulangan itu adalah konsonan m
dengan memberikan interpretasi berdasarkan pada kata matahari mulai mengintip.
konvensi sastra. Ketika akan memberikan
interpretasi hendaknya dikaitkan dengan kode
bahasa, sastra, dan budaya karena ketiganya
202
Robert Rizki Yono dan Mimi Mulyani / SELOKA 6 (2) (2017) : 200 - 207
203
Robert Rizki Yono dan Mimi Mulyani / SELOKA 6 (2) (2017) : 200 - 207
Citraan penglihatan adalah citraan yang gambaran. Citraan gerak tampak dalam kutipan
ditimbulkan oleh indra penglihatan. Citraan berikut.
penglihatan paling banyak ditemukan
sebagaimana tampak dalam kutipan berikut. Hardiman menggeleng-geleng. Setelah mencium
kening kening Pras dan Imran, ia pun turun dari
“Aku takut, Mas,” ujar Kas ketika itu, beberapa pembaringan. (KSJ: 113-114).
malam sebelum ia hendak melamar Kas.
“Takut kenapa, Dik? Kan tidak ada orang di sini? Kutipan di atas melukiskan aktivitas tokoh
Ini angkotku, Dik. Kita hanya berdua di sini,” Hardiman Hardiman yang hendak menjalankan perintah
berkata. Angkotnya itu memang terparkir agak jauh dari Allah. Melalui gambaran tersebut pembaca
keramaian pasar malam. Pasar malam di Dukuh Seworan. mampu membayangkan aktivitas Hardiman
(KSJ: 32).
mulai dari menggeleng-geleng, mencium Pras
dan Imran. Citraan di atas digunakan untuk
Kutipan kedua menggambarkan sifat dan
membuat suasana menjadi lebih hidup sehingga
perilaku tokoh Kas yang merasa takut ketika
tokoh menjadi lebih hidup.
dalam keadaan berduaan dengan Hardiman yang
Citraan warna lokal adalah citraan yang
kelak akan melamarnya dalam hitungan hari
digunakan untuk mencapai sifat-sifat konkret
karena ia ingat Allah Swt. Melalui
sehinga cerita dalam novel KSJ seakan-akan
penggambaran tersebut para pembaca mampu
nyata dan ada. Citraan warna lokal tampak
membayangkan tentang bagaimana sifat atau
dalam kutipan berikut.
perilaku Kas yang ingat akan Allah meski dalam
keadaan sepi dan berdua dengan Hardiman Ketoyan terlalu jauh untuk anak sekecil Pras. Belum
sehingga tokoh cerita menjadi lebih hidup. lagi harus menyebrang sungai ke sana. Kalau tidak
Citraan pendengaran adalah citraan yang menyebrang sungai, Pras harus menyebrang jembatan irigasi
ditimbulkan oleh indra pendengaran. Pengarang selebar setengah meter yang panjangnya tanpa ada
menggunakan citraan pendengaran untuk pengaman di sisi kanan dan kirinya. Itu lebih mustahil lagi.
menggambarkan suara yang didengar para tokoh (KSJ: 296).
dalam cerita dan bunyi yang muncul dalam suatu
lingkungan atau tempat peristiwa itu terjadi. Kutipan di atas menimbulkan citraan
citraan pendengaran tampak dalam kutipan tentang suatu tempat kepada pembaca. Citraan
berikut. yang ditimbulkan dalam kutipan di atas
merupakan citraan tempat yang menggambarkan
Teriakan takbir membahana, mengiringi Hardiman keadaan alam di Tempel seperti kalau hendak
yang beranjak dari kursinya dan langsung melakukan sujud pergi ke Ketoyan harus menyebrangi sungai atau
syukur. (KSJ: 370). jembatan irigasi selebar setengah meter yang
panjangnya tanpa ada pengaman di sisi kanan
Kutipan di atas dikategorikan sebagai dan kirinya. Citraan di atas digunakan untuk
citraan pendengaran karena pembaca dibuat mempertegas latar cerita di Tempel.
mempunyai gambaran seolah-olah ikut Citraan yang dominan dalam novel KSJ
mendengarkan suara Takbir (Allahu Akbar) yang yaitu citraan penglihatan yang paling banyak
membahana itu mengiringi Hardiman yang digunakan Taufiqurrahman al-Azizy dalam
beranjak dari kursinya. Kutipan di atas mengajak novel KSJ yang digunakan untuk memberikan
pembaca untuk hanyut ke dalam alur cerita gambaran yang jelas sehingga pembaca seolah-
sehingga suasana menjadi lebih hidup. olah melihatnya sendiri, citraan warna lokal yang
Citraan gerak adalah citraan yang digunakan untuk menggambarkan latar atau
menggambarkan sesuatu sesungguhnya tidak mempertegas latar cerita sehingga cerita dalam
bergerak, tetapi digambarkan dapat bergerak. novel KSJ seolah-olah menjadi ada dan nyata,
Citraan gerak dapat membuat hidup dan jelas citraan pendengaran yang digunakan untuk
membuat suasana lebih hidup karena pembaca
204
Robert Rizki Yono dan Mimi Mulyani / SELOKA 6 (2) (2017) : 200 - 207
diajak untuk membayangkan suasana cerita perempuan. Hal ini merujuk pada sifat dan
dalam novel KSJ, dan citraan gerak yang perilaku tokoh yang tidak Ma’shum.
digunakan untuk membuat suasana cerita lebih Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
hidup. bahwa majas simile digunakan pengarang yang
berfungsi untuk menggambarkan sifat dan
Fungsi Majas dan Citraan yang Dominan Novel perilaku tokoh sehingga tokoh cerita lebih hidup
Kerling si Janda atau jelas.
Dalam sub bab ini yang akan dibahas Fungsi citraan penglihatan adalah citraan
adalah fungsi majas dan citraan novel KSJ. Data yang ditimbulkan oleh indra penglihatan. Citraan
yang dijadikan objek analisis diambil dari majas penglihatan digunakan pengarang untuk
dan citraan yang dominan, yaitu fungsi majas memberikan gambaran yang jelas melalui tokoh
simile dan fungsi citraan penglihatan yang cerita sehingga pembaca seolah-olah melihatnya
dominan. sendiri.
Fungsi majas yang paling dominan adalah Citraan penglihatan merupakan sarana
majas simile yang digunakan untuk melukiskan yang digunakan pengarang untuk memberikan
sifat dan perilaku tokoh. Majas simile digunakan gambaran yang jelas. Dalam novel KSJ, citraan
untuk melukiskan sifat dan perilaku tokoh penglihatan mengacu pada tokoh cerita. Hal ini
banyak digunakan dalam novel KSJ. Perulangan berarti bahwa citraan penglihatan digunakan
kata juga sering dipadukan dengan majas simile pengarang untuk menggambarkan dengan jelas
yang digunakan untuk melukiskan sifat dan sifat dan perilaku tokoh cerita sehingga sikap baik
perilaku tokoh sehingga tokoh menjadi lebih dan buruk tokoh terlihat karena tidak ada
hidup dalam cerita tampak dalam kutipan manusia yang sempurna. Hal ini dapat
berikut. mempertegas asumsi bahwa citraan penglihatan
dijadikan alat untuk menyindir pengarang novel-
Agar bisa merebah dan tunduk dihadapan-Mu, novel islami yang meciptakan tokoh yang selalu
seperti isteriku. Agar bisa mencintai-Mu seperti isteriku. Agar sempurna. Dalam hal ini berkaitan sifat dan
aku bisa menjauh dari perkara-perkara yang Engkau perilaku tokoh rekaan yang dibuat sempurna.
haramkan atasku, seperti isteriku. Ampunilah aku.
Padahal, hal ini bertentangan dengan logika
kasihanilah aku....” (KSJ:40).
islam yaitu kesempurnaan hanya milik Allah
Swt.
Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya
Dalam kitab Al-Qur’an sudah dijelaskan
bahasa simile karena menggunakan kata
tentang kesempurnaan hanya milik Allah Swt.
pembanding secara langsung yaitu kata seperti.
lewat surat Al-Ikhlas (QS. Al-Ikhlas: 4), Wa lam
Dalam konteks ini sebenarnya agar bisa merebah
yakun lahuu kufuwan ahad. Artinya: Dia (Allah)
dan tunduk dihadapanMu, agar bisa mencintaiMu,
tidak ada seorang pun yang setara dengan dia
dan agar aku bisa menjauh dari perkara-perkara yang
(Allah). Dalam ayat ini Allah berfirman bahwa
Engkau haramkan atasku, merujuk pada sikap
tidak ada yang setara dan sebanding dengan
takwa. Sikap takwa digambarkan dengan sosok
Allah dalam zat, sifat dan perbuatannya.
Kas. Dengan demikian, kutipan di atas
Fungsi majas dan citraan yang dominan
menggambarkan suasana hardiman yang sedang
dalam novel KSJ. Majas simile berfungsi untuk
berdoa agar ia memiliki sikap takwa seperti Kas.
menggambarkan sifat dan perilaku tokoh
Pengulangan kata seperti sebanyak tiga kali
sehingga tokoh cerita lebih hidup atau jelas.
berfungsi untuk menekankan keinginan tokoh
Citraan penglihatan berfungsi untuk
Hardiman yang ingin memiliki sikap takwa
mempertegas gambaran sifat dan perilaku tokoh.
seperti Kas. Sikap seperti Kas sebagai tanda,
Dengan demikan, penggunaan majas dan citraan
dapat diketahui bahwa Hardiman sebelumnya
yang dominan dalam keseluruhan novel KSJ
memiliki sifat dan perilaku yang buruk seperti
dimaksudkan untuk menandai tokoh cerita
tidak shalat, mabuk-mabukan, dan bermain
dengan tujuan untuk menyindir pengarang novel
205
Robert Rizki Yono dan Mimi Mulyani / SELOKA 6 (2) (2017) : 200 - 207
islami yang meciptakan tokoh yang selalu tokoh yang menerima perubahan hardiman
sempurna dalam karya-karyanya. adalah Pak Haji Muhktar. Gambaran itu tampak
Novel KSJ karya Taufiqurrahman al- jelas pada kutipan berikut.
Azizy merupakan alat untuk berdakwah sang
pengarang. Novel KSJ ditulis dengan gaya “Man, bila engkau memang sudah berubah,
realisme karena novel tersebut berusaha alhamdulillah. Itu amat baik bagimu. Juga bagi kedua
memberikan gambaran yang sebenarnya ada anakmu. Kau pandai mengaji. Pandai membaca kitab
kuning. Tetapi, Man. Tiap orang memang bisa melakukan
dalam dunia nyata. Taufiqurrahman al-Azizy
kesalahan. Bisa berbuat dosa. Sebaik-baiknya orang
berusaha menampilkannya dalam bentuk cerita.
bukanlah ia yang tak pernah melakukan dosa dan kesalahan,
Persoalan yang dihadapi tokoh Hardiman melainkan menyadari dosa dan kesalahannya itu, lalu
merefleksikan persoalan yang sering kali muncul memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.” (KSJ:82).
dalam kehidupan sehari-hari. Novel KSJ
bercerita tentang perjuangan tokoh Hardiman Kutipan di atas menggambarkan sikap Pak
yang berusaha untuk mengubah hidupnya agar haji Muhktar yang menerima perubahan sifat dan
menjadi lebih baik. Semua dikisahkan dengan perilaku tokoh Hardiman untuk menjadi
pemilihan dan pemakaian bahasa yang khas. manusia yang lebih baik. Kata alhamdulillah
Cerita dibangun dari tokoh Hardiman mengandung arti bahwa segala puji bagi Allah.
melalui sifat dan perilaku baik dan buruk. Sifat Kata alhamdulillah digunakan sebagai sarana alat
dan perilaku baik ditampilkan melalui sifat dan berdakwah pengarang kaitannya hubungan
perilaku tokoh Hardiman yang baik seperti manusia dengan Allah Swt. Pak Haji
shalat, mengaji, tidak bermain perempuan, dan menyatakan rasa syukur kepada Allah Swt.
tidak mabuk-mabukan. Sifat dan perilaku buruk karena Hardiman telah berubah menjadi lebih
ditampilkan melalui sifat dan perilaku tokoh baik dan mengakui segala kesalahannya,
Hardiman yang buruk seperti tidak shalat, tidak memohon ampunan dan bertaubat kepada-Nya.
mengaji, bermain perempuan, dan mabuk- Dari gambaran sifat atau perilaku baik
mabukan. dan buruk tokoh Hardiman tersebut dapat
Perubahan tampak pada tokoh Hardiman. disimpulkan bahwa tokoh Hardiman adalah
Pada dasarnya perubahan ada yang menerima simbol yang digunakan pengarang untuk
dan ada yang menolak. Akibat perubahan sifat mengkritik pengarang novel islami yang
dan perilaku Hardiman yang inggin menjadi menciptakan tokoh yang selalu ma’shum atau
lebih baik sehingga ia dicap Munafik oleh Muniri sempurna dalam karya-karyanya. Dengan
serta teman-temannya sesama sopir dan ia pun demikian, gaya cerita yang digunakan pengarang
terasing dari pergaulan. Gambaran itu tampak adalah ironi.
jelas pada kutipan berikut.
SIMPULAN
“Nggak! Siapa yang jahat? Dia sendiri yang jahat
terhadap dirinya sendiri. Munafik tengik. Sok berubah. Sok
Berdasarkan analisis data, simpulan
jadi ustadz!” (KSJ: 337).
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pertama, majas yang dominan dalam novel KSJ
Kutipan di atas menunjukan sikap Muniri
yaitu majas simile yang berfungsi untuk
yang tidak suka perubahan sifat dan perilaku
menggambarkan sifat dan perilaku tokoh
Hardiman tampak sekali dalam penggunaan
sehingga tokoh cerita lebih hidup atau jelas.
frasa munafik tengik. Kutipan itu diambil dari
Selain itu, penggunaan majas simile mempunyai
cerita Muniri yang marah terhadap Hardiman
efek estetis sehingga cerita menjadi lebih hidup
akibat perubahan sifat dan perilaku Hardiman
dengan persentase 34,11%, majas sarkasme yang
menjadi manusia yang lebih baik. kutipan di atas
berfungsi untuk menggambarkan sifat dan
menggambarkan sifat dan perilaku Muniri yang
perilaku tokoh dengan persentase 20%, majas
tidak menerima perubahan Hardiman. Salah satu
personifikasi berfungsi untuk menggambarkan
206
Robert Rizki Yono dan Mimi Mulyani / SELOKA 6 (2) (2017) : 200 - 207
latar cerita dengan persentase 18,82%, majas Nugraheni, Luthfa. 2014. Majas dan Citraan dalam
hiperbola berfungsi untuk mempertegas suasana Kumpulan Puisi Blues untuk Bonnie Karya W.
dengan persentase 17,64%, dan majas metafora S. Rendra dan Pemaknaannya: Kajian
Stilistika dan Implementasinya sebagai Bahan
berfungsi untuk menggambarkan perilaku tokoh
Ajar Bahasa Indonesia di SMA . Tesis.
cerita dengan persentase 9,41%. Kedua, citraan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
yang dominan dalam novel KSJ yaitu citraan http://eprints.uns.ac.id/
penglihatan yang berfungsi untuk memberikan Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Yogyakarta:
gambaran yang jelas sifat dan perilaku tokoh Gadjah Mada University Press.
sehingga pembaca seolah-olah melihatnya Rochman, Abdul. 2014. Stilistika Novel Para Priyayi
sendiri dengan persentase 44,66%, citraan warna Karya Umar Kayam. Jurnal NOSI. 2(3): 264-
lokal berfungsi untuk menggambarkan latar atau 274.
mempertegas latar cerita dengan persentase Satoto. 2012. Stilistika. Yogyakarta: Ombak.
Simpson, Paul. 2004. Stylistics: A Resource Book for
25,24%, citraan pendengaran yang berfungsi
Students. New York: Routledge.
untuk membuat suasana lebih hidup karena
Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton.
pembaca diajak untuk membayangkan suasana Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dengan persentase 17,47%, dan citraan gerak Subadiyono. 2008. Telaah Stilistika Terhadap Puisi”.
berfungsi untuk membuat suasana lebih hidup Jurnal Lingua (Jurnal Bahasa dan Sastra). 9(2):
dengan persentase 12,62%. Ketiga, fungsi majas 133-142. ISSN 14112388.
dan citraan yang dominan dalam novel KSJ yaitu http://eprints.unsri.ac.id/
majas simile dan citraan penglihatan. Majas Supriyanto, Teguh. 2014. Kajian Stilistika dalam Prosa.
simile berfungsi untuk menggambarkan sifat dan Yogyakarta: Elmatera Publishing.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip-Prinsip Dasar
perilaku tokoh sehingga tokoh cerita lebih hidup
Sastra. Bandung: Angkasa.
atau jelas. Selain itu, penggunaan majas simile
Wati, Reni A. 2013. Tinjauan Stilistika dalam Novel
mempunyai efek estetis sehingga cerita menjadi Sumpahmu Sumpahku Karya Naniek P. M.
lebih hidup. Citraan penglihatan berfungsi untuk Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya
mempertegas gambaran sifat dan perilaku tokoh. Jawa. 3(2). http://ejournal.umpwr.ac.id/
Dengan demikian, fungsi majas dan citraan novel Widayati, Mukti. 2014. Language of Poetries Balada
KSJ digunakan pengarang untuk mengkritik Orang-orang Tercinta, Empat Kumpulan
pengarang novel islami yang menciptakan tokoh Sajak, Blues untuk Bonnie, dan Sajak-sajak
yang selalu ma’shum atau sempurna dalam karya- Sepatu Tua Written By W. S. Rendra: A
Stylistic Study, Macrothink Institute
karyanya.
(International Journal of Linguistics). 6(3): 198-
209. ISSN: 1948-5425.
DAFTAR PUSTAKA http://www.macrothink.org/
Yuliawati, N, Waluyo, H, J, Mujiyanto, Y. 2012.
Jati, Ariya. 2015. Literary Style in Percy Bysshe “Analisis Stilistika dan Nilai Pendidikan Novel
Shelley’s “Song To The Men of England”, Bumi Cinta Karya Habiburrahman El
LANTERN Journal (Journal on English Language, Shirazy”. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa,
Culture, and Literature). 4(4): 1-13. Sastra Indonesia dan Pengajarannya. 1(1): 189-
http://ejournals1.undip.ac.id/ 206. ISSN: 12302-6405. https://core.ac.uk/
Munir, Haryati & Mulyono. 2013. Diksi dan Majas Hidayat, Ariyo Dwi & Teguh Supriyanto. 2017.
dalam Kumpulan Puisi Nyanyian dalam Paradoks dan Hiperbola dalam Kumpulan
Kelam Karya Sutikno W. S : Kajian Stilistika. Cerita Koala Kumal Karya Raditya Dika.
Jurnal Sastra Indonesia. 2(1). Seloka, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
http://lib.unnes.ac.id/ Indonesia. 6(1): 34-43. http://journal.unnes.ac.id/
207