Anda di halaman 1dari 2

Fitria Alam Handayani

20200210100088
Hukum Pajak
1. Sebutkan apa yang menjadi dasar pertimbangan dari diberlakukannya UU No.7 Tahun 2021
Tentamg Harmonisasi Peraturan Perpajakan ?
Pada 29 Oktober 2002 1 Presiden Republik Indonesia mengesahkan undang-undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang harmonisasi peraturan perpajakan UU HPP yang terdiri dari
Sembilan bab 6 lingkungan pengaturan hal yang menjadi dasar diberlakukannya UU Nomor 7
Tahun 2001 ini adalah alasan dibalik terciptanya UU HPP bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan dan mendukung percepatan pemulihan
perekonomian mengoptimalkan penerimaan negara mewujudkan sistem pajak yang lebih
berkeadilan dan memberikan kepastian hukum dan melaksanakan reformasi administrasi.
kebijakan perpajakan yang harmonis dan konsolidasi salah satu peraturan yang ada di UU HPP
yang menjadi isu terhangat di dunia Perindustrian yaitu pajak karbon di berbagai negara-negara
maju telah menerapkan hal itu pemerintah ingin mengadopsi nya untuk diterapkan di Indonesia
tujuan utamanya mengubah pelaku ekonomi agar beralih kepada aktivitas ekonomi hijau yang
rendah emisi karbon sebagai tahap awal rencana Pemerintah dan pelaku mencapai target
penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan 40% dengan
dukungan internasional pada tahun 2030.

2. Ketentuan pajak apakah yang berubah sehubungam dengan keberlakuan UU No. 7 Tahun
2021?

a. Penomoran untuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
(WP OP) yang merupakan WNI akan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
dengan tetap memperhatikan syarat subjektif dan objektif.
b. Penurunan besaran sanksi dan pengenaan sanksi dengan menggunakan suku bunga acuan
dan uplift factor pada saat pemeriksaan dan bagi WP yang tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) atau membuat pembukuan.
c. Kesetaraan pengenaan sanksi melalui penurunan sanksi terkait permohonan keberatan atau
banding WP.
d. Pengaturan asistensi penagihan pajak global.
e. Pengaturan pelaksanaan Mutual Agreement Procedure (MAP) agar dapat berjalan secara
simultan dengan proses keberatan atau banding.
f. Kewenangan pemerintah untuk melaksanakan kesepakatan di bidang perpajakan dengan
negara mitra secara bilateral maupun multilateral.
g. Penegakan hukum pidana pajak dengan mengedepankan ultimum remidium melalui
pemberian kesempatan kepada WP untuk mengembalikan kerugian pada pendapatan
negara bahkan hingga tahap persidangan.

3. Apa yang menjadi dasar pertimbangan dicabutnya UU mengenai Pajak Daerah dan Restribusi
Daerah dengan keberlakuan UU No. 1 Tahun 2022 Tentang Hubungan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah?
Sebagaimana dalam bagian menimbang pada UU No. 1 Tahun 2022 huruf g, bahwa Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perlu
disempurnakan sesuai dengan perkembangan keadaan dan pelaksanaan desentralisasi fiskal,
sehingga perlu diganti. Pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas fiskal daerah melalui
penguatan pajak daerah dan retribusi daerah. Peningkatan kemampuan keuangan daerah
dilakukan melalui penajaman peran pemda dalam menambah sumber-sumber pendapatan asli
daerah. Perubahan kebijakan dimaksud dilakukan dengan simplifikasi dan restrukturisasi jenis
dan tarif pajak dan retribusi daerah. Optimalisasi penerimaan daerah sangat penting untuk
menambah kemampuan keuangan daerah dalam membiayai program-program penyediaan
layanan dasar publik sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal

Anda mungkin juga menyukai