Anda di halaman 1dari 2

PERS RELEASE

KI PUSAT MEMBERIKAN CATATAN PELAKSANAAN


MONEV KETERBUKAAN INFORMASI 2023

Lembaga Negara Komisi Informasi (KI) Pusat gelar memberikan catatan pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Badan Publik (BP) tahun 2023
dalam bentuk diskusi melibatkan BP Kualifikasi Menuju Informatif dan Cukup
Informatif. Diskusi dipandu Komisioner KI Pusat Gede Narayana dengan Narasumber
Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Malang dan Alamsyah Saragih
mantan Ketua KI Pusat periode pertama di Hotel Grand Mercure Kemayoran Jakarta,
Rabu (20/12/2023).

Dalam diskusi yang dirangkai dengan penyerahan Anugerah Monev kepada BP


Kualifikasi Informatif dan Cukup Informatif itu, Ketua KI Pusat Donny Yoesgintoro
menyatakan KI Pusat terus berupaya meningkatkan kepatuhan BP dalam melaksanakan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).
“KI Pusat selalu siap mendampingi seluruh badan publik agar dapat lebih banyak yang
masuk kualifikasi Informatif,” katanya menjelaskan.

Menurutnya, semua BP yang belum Informatif diharapkan dapat meningkatkan


pengeloaan dan pelayanan informasi publik kepada masyarakat karena KI Pusat siap
mendampingi kapan saja. Disampaikannya bahwa semakin meningkat jumlah BP
Kualifikasi Informatif dapat meningkatkan Ketahanan Informasi menuju tercapainya
Masyarakat Informasi.

Sementara Penanggungjawab Monev KI Pusat Handoko Agung Saputro mengatakan


diskusi catatan pelaksanaan monev ingin mendapatkan masukan yang sebanyak
banyaknya dari seluruh BP dan masukan dari para narasumber. “KI Pusat bersedia
menerima masukan dan catatan yang konstruktif demi kemajuan monev kedepannya,”
harap Handoko yang juga Komisioner Bidang Kelembagaan KI Pusat.
Ia mengatakan catatan dari KI Pusat menilai kepatuhan BP masih nomatif, belum
melembaga (virtue ethics) karena belum semuanya menyampaikan informasi wajib berkala
secara utuh. “Kami menilai masih ada inkonsistensi Badan Publik dalam memberikan
layanan informasi publik. Misalnya, SOP Permohonan dan Tata Cara Pengecualian
Informasi yang tidak sebangun antara PPID dengan Biro Hukum bila terjadi sengketa
informasi,” tegasnya lagi.

Menurutnya implementasi standar layanan informasi publik pada BP belum sepenuhnya


sesuai karena masih kerap terjadi kerancuan pemahaman antara PPID dengan
Kehumasan.
“Kategori kepatuhan keterbukaan informasi Badan Publik hanya berlaku pada satu
kurun waktu tertentu pada saat dimonev saja, atau sebuah BP dinyatakan informatif
tetapi masih prosedura karena Informasi Publik yang disampaikan belum sepenuhnya
memenuhi hak-hak dasar warga Negara,” katanya.

Sementara Prof. Dr. Hariyono menyampaikan bahwa Terdapat 212,9 juta pengguna
internet di Indonesia pada awal tahun 2023, dengan penetrasi internet sebesar 77,0 persen,
data ini menunjukkan pentingnya unsur digitalisasi dalam monev. “Karena informasi
yang beredar terkadang dianggap menjadi sebuah berita benar oleh publik dengan
mengesampingkan fakta dan data informasi yang objektif dengan monev dapat
memastikan informasi yang disampaikan BP adalah informasi yang akurat, benar dan
tidak menyesatkan,” tegasnya.

Adapun Alamsyah Saragih mengatakan dalam monev kedepan perlu menyusun variabel
penilaian yang lebih tajam terhadap keterbukaan informasi terkait fungsi utama badan
publik. Ia juga mengatakan perlu mengantisipasi isu berkembang sebelum release hasil
monev seperti adanya isu korupsi, isu pengakan hukum, isu pelanggaran etik di sebuah
BP.

Kantor KI Pusat : Wisma BSG Lt. 9 Jl. Abdul Muis No. 40 Jakarta Pusat 10160
Telp. 021-34830741 Fax. 021-3451734

Anda mungkin juga menyukai