Anda di halaman 1dari 2

Kominfo Sosialisasi Adopsi Rekam Medis Elektronik

29 November 2022 Titah Arum M. R. Toewoeh Ekonomi Digital 0

Direktur Ekonomi Digital Kemkominfo, I Nyoman Adhiarna saat acara Workshop dan Seminar Adopsi
RME untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit di Era Layanan Kesehatan Digital di Kab.
Sidoarjo (28/11/2022).
Sidoarjo, Ditjen Aptika – Peran Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam mewujudkan
transformasi digital selain menjadi regulator juga sebagai fasilitator hingga akselerator. Ada enam
sektor strategis yang menjadi target atau fokus kegiatan Kemkominfo, salah satunya di sektor
kesehatan.
“Melalui workshop dan seminar ini Kominfo memperkenalkan Rekam Medis Elektronik (RME)
sehingga peserta yang mengikuti kegiatan ini baik secara offline maupun online dapat memahami apa
itu RME dan bagaimana teknologi pendukungnya,” kata Direktur Ekonomi Digital Kemkominfo, I
Nyoman Adhiarna saat acara Workshop dan Seminar Adopsi RME untuk Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Rumah Sakit di Era Layanan Kesehatan Digital di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin
(28/11/2022).
Dilanjutkan oleh Direktur Nyoman, workshop juga bertujuan untuk melakukan digitalisasi di sektor
strategis kesehatan serta meningkatkan pengetahuan para tenaga kesehatan dan staf non medis
terkait implementasi RME.
Fasilitas Kesehatan di Indonesia dituntut untuk bisa mengadopsi penggunaan RME berdasarkan
Permenkes tentang Rekam Medis nomor 24 tahun 2022. Penyelenggaraan RME meliputi kegiatan
registrasi pasien, pengisian informasi klinis, penyimpanan, transfer rekam medik, kepemilikan dan isi
rekam medik pasien, serta keamanan dan pelindungan data pribadi.
Terkait dengan keamanan data, UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (PDP)
telah disahkan pada 17 Oktober 2022. Sesuai UU PDP, Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yaitu
penyelenggara aplikasi, portal, website wajib bertanggung jawab memberikan jaminan pelindungan
dan mencegah penyalahgunaan data pribadi. Salah satu prinsip UU PDP adalah setiap penggunaan
data pribadi wajib mendapatkan persetujuan dari pemilik data.
Lihat juga: Guru Besar Unair: Keamanan Data Menjadi Tanggung Jawab PSE
Direktur Nyoman mengatakan seluruh PSE, baik publik maupun privat, yang mengelola data pribadi
diminta untuk serius memperhatikan kelayakan dan keandalan pemrosesan data pribadi, khususnya
yang terkait dengan aspek teknologi, tata kelola, SDM.
“Salah satu yang menjadi perhatian nanti dalam UU PDP setiap PSE harus memiliki Data Protection
Officer (DPO), yaitu orang yang bertanggung jawab khusus terhadap pelindungan data. Nanti akan
dibentuk Badan Pelindungan Data Pribadi yang kemungkinan berada di bawah Kominfo,” tuturnya.
Tantangan Tranformasi Digital Kesehatan
Pada kesempatan itu, Direktur Nyoman mengungkapkan implementasi RME di rumah sakit masih
menghadapi tantangan konektivitas jaringan internet. “Tanpa infrastruktur digital yang memadai
rasanya sulit untuk bicara mengenai transformasi digital khususnya di pelayanan kesehatan,” katanya.
Dilanjutkan, pemerintah telah menyusun peta jalan transfomasi digital 2021-2024 dengan empat pilar
utama, yaitu infrastruktur digital, ekonomi digital, pemerintahan digital dan masyarakat digital.
Dari keempat pilar tersebut, Kemkominfo saat ini sedang memfokuskan pembangunan infrastruktur
digital di daerah-daerah terpencil yang dikenal juga dengan singkatan daerah 3T, yaitu terdepan,
terluar, dan tertinggal.
“Untuk itu pada tahun 2023 nanti akan diluncurkan satelit multifungsi Satelit Indonesia Raya (SATRIA)
1 yang ditargetkan bisa menjangkau 150.000 titik layanan publik. Semoga dengan adanya satelit
tersebut daerah-daerah terpencil di Jawa Timur ini seperti Pulau Kangean, Pulau Masalembo bisa
dijangkau lebih baik,” imbuhnya.
Nyoman juga menegaskan peran Kemkominfo adalah membantu mendorong Kemenkes
sebagai leading sector di bidang kesehatan untuk mempercepat transformasi digital di sektor
kesehatan. Kemkominfo menyambut baik platform Indonesia Health Service (IHS) Satu Sehat yang
telah diluncurkan oleh Kemenkes pada Juli lalu sebagai salah satu program transformasi digital
melalui sistem data kesehatan yang terintegrasi dan terstandarisasi.
Lihat juga: Upaya Kominfo Perkuat Digitalisasi Sektor Kesehatan
Saat ini pemanfaatan teknologi digital juga telah digunakan untuk telemedicine dan penerapan sistem
terpadu pada sistem komputasi BPJS Kesehatan untuk RME di rumah sakit yang sudah berbasis digital
dan terintegrasi.
Menurut Direktur Nyoman, berdasarkan kajian Kemkominfo melalui penyusunan peta jalan
transformasi digital 2022-2026 sektor kesehatan paling terdepan dalam melakukan transformasi
digital selain sektor pendidikan. Ada tiga faktor yang menunjukkan hal tersebut.
Pertama, di sektor pendidikan dan sektor kesehatan dukungan pemerintah untuk transformasi digital
sangat kuat. Kedua, banyak use case atau contoh implementasi pemanfaatan teknologi digital di
sektor kesehatan. Ketiga, banyak startup tumbuh yang memberikan layanan digital di sektor
kesehatan dan sektor pendidikan.
Seminar tersebut juga membahas beberapa poin menarik yang meliputi Adopsi RME dalam
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, Peran Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
dalam menyukseskan adopsi RME, RME yang terintegrasi dengan keamanan siber, change
management dalam adopsi RME, serta Adopsi RME dan implikasinya terhadap pelayanan rumah sakit.
Sementara itu Chief of Digital Transformation Office (CTO) Kemenkes, Setiaji menyampaikan bahwa
teknologi informasi merupakan backbone dari transformasi sistem kesehatan nasional yang sedang
dilakukan.
“Salah satu agenda besar di dalamnya adalah penerapan rekam medis elektronik yang sudah
diluncurkan dalam bentuk platform SATU SEHAT. Platform ini menghubungkan enam puluh ribu
layanan kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Lihat juga: Kominfo Dorong ASN Kemenkes Cakap Digital
Lebih jauh CTO Kemenkes ini mengharapkan rekam medis elektronik ini nantinya dapat digunakan
secara bersama-sama dan saling terintegrasi.
Kegiatan seminar dihadiri oleh tenaga kesehatan dan staf non medis rumah sakit di seluruh Indonesia,
dengan total 50 peserta yang hadir secara luring di Hotel Luminor, Sidoarjo dan 1.900 peserta yang
hadir secara daring melalui ruang Zoom.
Dalam penyelenggaraan kegiatan ini Kemkominfo bekerjasama dengan Asosiasi Healthtech Indonesia
(AHI), serta didukung oleh Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI). (lg)

Anda mungkin juga menyukai