Anda di halaman 1dari 3

AJI SANDI SETIA

221000008

Pentingnya Literasi Digital untuk Tingkatkan Mutu Layanan


Kesehatan

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama


Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) memberikan pembinaan
mengenai literasi digital kepada Konsil Kefarmasian untuk menjaga dan
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.Hal ini diharapkan
agar tenaga medis dan tenaga kesehatan kerap memberikan
perlindungan dan kepastian hukum untuk masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan.
“Berdasarkan UU No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan pasal 268,
tenaga medis dan tenaga kesehatan wajib diberikan pembinaan untuk
tingkatkan mutu dan kompetensi, khususnya tentang literasi digital. Itu
berikan agar para nakes dan tenaga medis dapat tetap melindungi
penerima
layanan kesehatan dan masyarakat atas tindakan yang telah dilakukan,”
ucap Ketua KTKI, Amirudin Supartono dalam sambutannya pada
kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia di Kota Bogor, Senin (2/9)

Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius


Pudjianto mengatakan bahwa di era transformasi digital ini membawa
perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk
dalam bidang pelayanan publik.
Oleh karena itu, pemahaman tentang literasi digital menjadi sangat
penting, terutama bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas sebagai pelayanan publik,” tutur Boni.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Indonesia, Sofian Lusa menjelaskan bahwa dalam
pembinaan literasi digital ini, tenaga medis dan tenaga kesehatan harus
menguasai kecakapan digital untuk dapat mengoptimalkan penggunaan
teknologi digital dalam pekerjaan mereka.
“Peningkatan kecakapan digital secara individu melalui lifelong learning
menjadi kunci yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan dan tenaga
medis agar mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan layanan
kesehatan secara profesional untuk masyarakat sebagai penerima
layanan kesehatan, ” jelas Sofian.

Oleh karena itu, lanjut Sofian, hal tersebut peran penting dalam
mendukung para nakes untuk mewujudkan transformasi digital di sektor
kesehatan.
Sementara itu, Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Pendidik pada
IASII dan IATI, Hari Singgih Nugroho mengatakan bahwa transformasi
digital membawa dampak pada perubahan keamanan dan keselamatan
pemanfaatan fasilitas digital yang harus diantisipasi oleh nakes dan
tenaga medis.

“Di era transformasi digital ini ada manfaat dan ada resiko, tinggal ada
dimana posisi kita berada. Oleh karena itu kita harus mempelajari terus
apa itu analisa resiko untuk mengetahui apa saja yang ada di sekitar kita
untuk perlu diatur agar dapat menghindari resiko yang kemungkinan
akan terjadi,” ucap Hari.
Peran individu dalam keamanan digital, lanjut Hari, harus dapat
memahami manfaat dan risiko untuk meningkatkan kewaspadaan agar
tidak terjebak pada masalah yang tidak dipahami.
Selanjutnya, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya, Widura
Imam Mustopo memaparkan identifikasi hambatan-hambatan yang ada
di lingkungan sekitar maupun diri sendiri dapat memudahkan dalam
membangun budaya digital.
“Adapun beberapa langkah umum dalam membangun budaya digital
mulai dari diri sendiri, yang pertama dimulai dari pembiasaan seperti
mengubah pola pikir menjadi lebih baik, menjadi reflektif dengan melatih
dan membangun kapasitas berpikir, menjadi contoh untuk individu lain,
kemudian terapkan pola pikir yang berkembang,“ ujar Widura. (N-1)
https://www.google.com/amp/s/mediaindonesia.com/amp/teknologi/6
17925/pentingnya-literasi-digital-untuk-tingkatkan-mutu-layanan-
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai