Anda di halaman 1dari 11

14-Apr-21

Tradition of Excellence

LANSIA TUNAWISMA
Oleh:
Tim keperawatan keluarga, komunitas, dan gerontik
Fakultas keperawatan
Universitas jember

Pokok bahasan Tradition of Excellence

a. Istilah dan fenomena tunawisma saat ini


b. Faktor penyebab
c. Sindroma lansia tunawisma
d. Prevensi primer-sekunder dan tersier pada lansia tunawisma

1
14-Apr-21

Lansia dalam Demografi


•Bila dilihat dari struktur kependudukannya, secara global berstruktur tua dari tahun
Tradition of Excellence
1950. Sedangkan Asia dan Indonesia berstruktur tua dimulai dari tahun 1990 dan 2000.
Walaupun dikatakan berstruktur tua tetapi jumlah penduduk < 15 th lebih besar dari
usia 60+.
•Menurut data BPS Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat Indonesia terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, pada Tahun 2010 UHH berada di usia 69 Tahun, Tahun
2016 meningkat menjadi 71 Tahun dan diprediksi pada Tahun 2035 akan terus
mengalami peningkatan sampai usia 72 Tahun (Kemensos,2017).
•persentase penduduk lansia di Indonesia,tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di
atas 7% dari keseluruhan penduduk.
•Di Jember 10.9 % penduduknya termasuk kategori lansia di usia 60 ke atas yang
sebagian adalah lansia potensial, sebagian lagi lansia tidak potensial. Dalam jumlah yang
sangat besar ini. jika diurus dengan baik, potensinya akan menjadi luar biasa, sedangkan
yang tidak potensial akan menjadi masalah yang luar biasa jika tidak terurus dengan baik
(dinsos, 2017)
•Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional. Keadaan ini berkaitan
dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang
meningkat, menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai
tantangan dalam pembangunan.

Pendidikan rendah pada lansia Tradition of Excellence

• Hasil Susenas tahun 2012 memperlihatkan pendidikan penduduk lansia


yang relatif masih rendah karena persentase tidak/ belum pernah sekolah
dan tidak tamat SD lebih dari separuh penduduk lansia (tidak/belum
pernah sekolah 26,84%; tidak tamat SD 32,32%).
• Rendahnya tingkat pendidikan penduduk lansia serta banyaknya penduduk
lansia di pedesaan mungkin dapat mempengaruhi aksesibilitas lansia ke
fasilitas kesehatan. Walaupun tingkat pendidikan lansia relatif masih
rendah namun terjadi peningkatan tingkat pendidikan yang ditamatkan
lansia selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan 2012.
• Persentase penduduk lansia yang tidak/belum pernah sekolah turun dari
38,53% pada tahun 2005 menjadi 26,84% pada tahun 2012.

2
14-Apr-21

Gambaran lansia menurut perkawinan Tradition of Excellence

• Menurut jenis kelamin, pola status perkawinan penduduk lansia laki-laki


berbeda dengan lansia perempuan. Lansia perempuan lebih banyak yang
berstatus cerai mati (59,15%), sedangkan lansia laki-laki lebih banyak yang
berstatus kawin (82,71%). Hal ini disebabkan usia harapan hidup
perempuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-
laki, sehingga persentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih
banyak dibandingkan dengan lansia laki-laki.
• Satu hal yang menarik dari status perkawinan lansia adalah persentase
yang cukup tinggi dari lansia perempuan yang berstatus cerai. Hal ini
mungkin disebabkan sebagian besar perempuan setelah cerai tidak kawin
lagi dalam jangka waktu yang relatif lama. Sebaliknya lansia laki-laki yang
bercerai umumnya segera kawin lagi.

Lansia sebagai kepala rumah tangga Tradition of Excellence

• Kepala rumah tangga adalah orang yang bertanggung jawab terhadap


rumah tangganya. Bertanggung jawab secara ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, kepala rumah tangga
juga berperan sebagai pengambil keputusan, ternyata masih banyak
diemban oleh penduduk lansia yang seharusnya menikmati hari tua
tanpa beban berat. pendataan tahun 2005 – 2012 sebagian besar
penduduk lansia (sekitar 90%) masih memegang peranan penting di
dalam lingkungan rumah tangga berstatus sebagai kepala rumah
tangga.

3
14-Apr-21

Lansia dan Kemiskinan (dikutip dari dinsos


Tradition of Excellence
Jember)
• Keadaan lansia tidak luput dari masalah kemiskinan.

teori kemiskinan ada kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan


kemiskinan absolut.
• Dicontohkan kemiskinan struktural, ketika ada suatu usaha masyarakat
yang semestinya berkembang jika mendapatkan fasilitasi namun dibiarkan
oleh pemerintah. Maka pemerintah menjadi pihak yang bersalah.
• Kemiskinan kultural menunjukkan kondisi suatu masyarakat yang sulit
untuk berubah lebih baik, meski ada intervensi pihak lain.
• Kemiskinan absolut bisa dilihat dari kondisi warga tidak adanya persiapan
untuk makan esok hari. Kebutuhan makan untuk hari ini dicari pada hari ini
juga.

Tradition of Excellence

4
14-Apr-21

Gelandangan (tunawisma) dan Pengemis Tradition of Excellence

• Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak


sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat
setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang
tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum
(humaidi, 2008).
• Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan
meminta-minta di muka umum dengan pelbagai cara dan alasan
untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain (Anon., 1980).
• Adanya gelandangan dan pengemis secara umum dilatari kemiskinan

Tradition of Excellence

5
14-Apr-21

Tradition of Excellence

Tribahaya sebagai penyebab Tunawisma pada


Tradition of Excellence
lansia
• Keluarga yang tidak stabil (contoh: miskin)
• Perjuangan hidup: kurang dapat memenuhi kebutuhan primer,
layanan kesehatan dan dukungan sosial
• Penurunan fisik dan mental (misal: pengalaman
kegagalan/keberpisahan)

6
14-Apr-21

Tipe lansia tunawisma Tradition of Excellence

• Lansia dengan penyakit mental kronis


• Lansia dengan penggunaan obat/alkohol
• Lansia / Orang-orang jalanan (bag ladies dan grate man)
• Lansia dengan distres situasional: resesi ekonomi (misal tahun
1996,2007), pendidikan rendah, cacat intelektual

Secara pasti proporsi lansia yang menjadi tunawisma belum diketahui


tetapi diperkirakan 27% tunawisma yang ada merupakan orang >50th

Akibat Tunawisma pada lansia Tradition of Excellence

• Hidup tanpa rumah dapat menyebabkan penuaan yang prematur;


orang-orang berusia 50 tahun tanpa rumah = orang-orang berusia 70
tahun yang memiliki rumah
• Dapat terjadi kekerasan pada lansia (kekerasan fisik,
seperti:perkelahian tempat dari tunawisma yang lebihmuda dan
mental, seperti: perlakukan sosial atau bahkan perkosaan pada lansia
perempuan)
• Mengalami sindrom tunawisma: depresi, ketidakberdayaan,
demoralisasi dan ansietas dan 20% mengalami penyakit menular
(contoh: TBC)

7
14-Apr-21

Hambatan dalam perlindungan kesehatan


Tradition of Excellence
pada lansia tunawisma
• Kecenderungan perawat merasa kasihan secara simpatik bukan
empatik
• Klien dalam kondisi bau, kotor dan berkutu
• Klien kurang dapat mengetahui orientasi waktu (kurang dapat
memenuhi jadual perjanjian)
• Klien mengalami vandalisme (obat-sarana yang diberikan oleh
petugas dicuri orang lain)
• Hanya sedikit petugas yang bersedia untuk mau memberi pelayanan
pada tunawisma

Penatalaksanaan Tradition of Excellence

• Pencegahan primer
➢perawat untuk membentuk kelompok-kelompok pendukung peduli
lansia; kampanye di media massa; rekomendasi kebijakan yang
meningkatkan pelayanan lansia
➢Pemberian alat-alat perlindungan sebagai prevensi masalah
kesehatan (seperti:HIV)

8
14-Apr-21

Prevensi sekunder
OBSERVASI CEK
Tradition of Excellence
Tampilan umum Kondisi dan jumlah pakaian, kerapihan, kesan pertama, afek, TTV, kemampuan bicara

Defisit kesehatan Luka berair, guarding (melindungi bagian tertentu), pembengkakan, perubahan warna kulit

Alat bantu kesehatan Balutan, kruk, troli, ekstremitas buatan, kaca mata, gigi palsu
badan Tegak, bungkuk
Ekstremitas-cara berjalan Kecepatan, ataksia, mekanika tubuh

Bau Ekskreta, keringat, muntah, darah


riwayat Pernyataan
Deskripsi diri, keluhan, Usia,sex, obat dari RS, atau obat konsumsi sendiri, alkohol-tembakau, agama, sistem
riwayat penyakit, pendukung, ADL (tidur/istirahat, aktivitas, diet, eliminasi, higiene), tempat berteduh,
penanganan, keluarga, penyimpanan harta milik, interaksi sosial, keuangan, asuransi, keamanan, hasil lab, kognitif,
sosial dan pola kehidupan pengetetahuan-wawasan,
sehari-hari Penanganan Penyakit vaskular perifer, infeksi, termoregulasi, trauma, hipertensi, menopouse,
osteoporosis, nutrisi (kurang kalori/protein, vit B,C,seng, Ca, tiamin, B6,as.folat,Besi),cairan-
serat ,scabies/kutu, diare, dan meminum obat tanpa kendali

PENATALAKSANAAN SKABIES DAN KUTU Tradition of Excellence

Skabies Buang pakaian, cuci air >50 derajat C >5 menit, ganti pakaian/3 hari
Hindari keramaian/tidur dg orang lain
Gama Benzen heksaklorida
Obati semua yang berhubungan

Kutu Buangpakaian, bersihkan sisir dengan air mendidih


Hindari kontak erat
Obat seperti scabies
Obati semua kontak

9
14-Apr-21

Prevensi Tersier Tradition of Excellence

• Adanya rumah singgah yang dapat dikunjungi secara rutin oleh lansia
tunawisma,
• Adanya tempat penampungan untuk lansia terlantar
• Perawat menyesuaikan dengan realitas hidup di jalan dan melakukan
pemantauan ketat dan rujukan

Penanganan Lansia Terlantar di Jawa Timur (Adam,2008)


Kebijakan Program Tujuan/outcome Leading sektor
Mewujudkan 1. Meningkatkan peran dan tanggungjawab sosial 1. Meningkatkan Tradition
1. Dinas Sosialof&Excellence
PP
kebijakan masyarakat, khususnya keluarga terhadap para kemampuan beradaptasi 2. Yayasan
pemerintah Lansia 2. Melakukan sosialisasi yang lebih intensif penduduk pra-Lansia Gerontologi 3. Dinas
terhadap terhadap program persiapan hidup sehat bagi menyongsong hari tua 2. Sosial & PP 4. Dinas
peningkatan kelompok Pra-Lansia 3. Koordinasi Peningkatan Meningkatkan Koperasi & UKM 5.
jaminan sosial Aksesibilitas Fisik dan Non Fisik bagi Penyandang kesejahteraan Lansia 3. Dinas Sosial & PP 6.
orang tua (Lansia) Cacat dan Lansia 4. Menyempurnakan Program Meningkatkan produktivitas Dinas Koperasi &
jaminan sosial bagi Lansia miskin 5. Memberikan Lansia 4. Meningkatkan UKM 7. Dinas Sosial
perhatian lebih khusus terhadap Lansia miskin kemampuan penyangga & PP 8. Dinas
yang masih produktif melalui bantuan modal ekonomi keluarga Lansia Kesehatan 9. Dinas
usaha lunak 6. Peningkatan dan penyempurnaan miskin 5. Mengurangi beban Sosial & PP 10.
program asuransi sosial bagi keluarga Lansia pengeluaran keluarga Lansia Yayasan Gerontologi
miskin 7. Meningkatkan program Subsidi untuk perawatan kesehatan 11. LSM
kesehatan bagi Lansia 8. Revitalisasi Posyandu dan pengobatan 6.
Lansia Plus 9. Pengembangan forum pengajian Memberikan kesempatan
dan kegiatan keagamaan bagi para Lansia 10. bagi Lansia untuk
Pengembangan kegiatan berkesenian bagi para beraktualisasi diri 7.
Lansia Memfasilitasi kegiatan
ibadah para Lansia

10
14-Apr-21

Implementasi Lansia dan Lansia Terlantar di


Tradition of Excellence
Jember
• Pemkab Jember melalui Dinas Sosial melakui PKK membina Karang
Wreda setiap desa/kelurahan dengan salah satu kegiatannya senam
lansia gembira dan sehat dan mitra Pemerintah Desa/Kelurahan
dalam rangkamemberdayakan lansia.
• Mengenai pelayanan yang akan dilakukan, meliputi bidang kesehatan,
sosial budaya, ekonomi, agama serta cara penyelesaian permasalahan
yang dihadapi oleh para lansia. Untuk pembiayaan menggunakan
anggaran kegiatan PKK, dinas-dinas seperti dinsos.

Rencana program Lansia di Jember Tradition of Excellence

• Taman-taman bagi lansia di setiap kecamatan bahkan desa, akan


dilengkapi fasilitas untuk komunitas para lansia, supaya kualitas hidup
lansia lebih baik. Sedang bagi lansia yang terlantarkan, diusulkan
mendapat Rastra Daerah. Apabila mereka tidak tercantum pada
daftar penerima rastra, juga bedah rumah bagi lansia terlantar.

11

Anda mungkin juga menyukai