Kesehatan
❑ Disamping itu ketidakmampuan dalam hal menerima dan mengadopsi perilaku hidup
sehat yang ditawarkan oleh promotor kesehatan.
❑ Berakibat pada timbulnya penyakit budaya, yang dikenal dgn “culture shock”, geger
budaya, individu dan masyarakat kehilangan jati diri, harga diri dan solidaritas
sosial antar sesama warga masyarakat.
❑ Kalau solidaritas sosial sudah tidak ada lagi, bagaimana kita bisa hidup berbangsa
dengan baik.
Jaminan Sosial
❑ Rendah atau tidak adanya jaminan sosial yang memadai bagi
masyarakat, menyebabkan hidup penuh ketidakpastian dan rasa
waswas dari hari ke hari, tidak adanya ketenangan.
Keadilan
❑ Kurang tegaknya keadilan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, menyebabkan
banyak orang, terutama fakir miskin, anak terlantar dan orang cacat, tidak
memperoleh hak asasinya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pola Makan
❑ Globalisasi menyebabkan proses akulturasi semakin cepat, pergeseran budaya
termasuk pola makan, dan berakibat terjadinya pergeseran pola penyakit, dari pe-
nyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yang sebelumnya belum begitu dominan di
masyarakat.
❑ Sementara, akibat dari makanan gizi rendah, daya tahan terhadap penyakit lemah,
kasus penyakit infeksi masih tetap dominan di tengah masyarakat.
Kemiskinan
❑ Pengentasan kemiskinan masih sebatas retorika para elit belaka, faktor ketidakadilan
memperparah status kemiskinan masyarakat.
❑ Dalam kondisi miskin, serba keterbatasan, tempat tinggal yang kurang layak, makanan
dengan gizi rendah, dari menit ke menit penuh dg rasa was-was (besok makan apa) daya
tahan tubuh yang lemah, tidak mudah bagi masyarakat untuk dapat terhindar dari
penyakit, apa lagi memikirkan untuk mengadopsi perilaku baru di bidang kesehatan.
❑ Masih banyak wanita, termasuk di rumah tangga, yang mendapat perlakuan semena-
mena, kerja keras non-stop hampir 24 jam sehari, mengurus RT, anak dan suami,
menyediakan makanan untuk suami dan anak-anak, namun makannya sisa terakhir,
setelah semuanya selesai, akibatnya kurang gizi.
❑ Terlalu sering melahirkan anak, kehabisan tenaga karena gizi rendah dan kurang
vitamin, kehabisan kalsium, gigi dan tulang jadi kropos.
❑ Proses kehamilan dan persalinan belum sepenuhnya ditangani oleh tenaga profesi
(nakes), AKI masih cukup tinggi.
Masalah Lansia
❑ Semakin meningkatnya AHH, berakibat pada terjadi transisi demografi dari struktur
penduduk muda menjadi penduduk tua. Jumlah lansia dgn. penduduk muda (<15 tahun)
akan seimbang.
❑ Psikogeriatrik merupakan layanan psikiatri rawat jalan khusus untuk pasien berusia
60 tahun keatas. Berbagai masalah psikologis pada lansia seperti gangguan depresi,
demensia dll
Kesehatan dan upaya kesehatan tidak berdiri sendiri. Walau bekerja keras
namun masih banyak hal-hal yang berada diluar lingkup tugas atau kewenangan
promkes untuk menanganinya. Ancaman dari kegiatan promkes, antara lain :
❑ Kepadatan penduduk, sulitnya memperoleh fasilitas hidup, seperti perumahan layak huni, air bersih, MCK,
pembuangan sampah, limbah RT dsb. di kota tak bisa dihindarkan. Situasi ini memungkinkan semakin mudahnya
penularan penyakit infeksi dan stress.
❑ Kepadatan penduduk biasanya diikuti dengan kekumuhan, rendahnya mutu fasilitas kehidupan. Terlalu rapatnya
tempat tinggal akan memudahkan proses penularan penyakit infeksi, seperti TB-Paru dsb.
• Memudahkan mobilisai penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya, berdampak kepada semakin mudahnya
penularan penyakit yg sebelumnya hanya berjangkit di daerah tertentu saja.
❑ Masyarakat segan ke unit yankes karena takut tidak mampu bayar dan faktor2 sosial budaya lainnya.