Anda di halaman 1dari 8

Faktor Sosial

Kesehatan

• Pada prinsipnya determinan sosial adalah sejumlah


variabel yang tergolong dalam faktor sosial, seperti;
budaya, politik, ekonomi, pendidikan,dan perilaku
yang mempengaruhi status kesehatan individu atau
masyarakat.

• Determinan social Kesehatan adalah determinan


sosial yang berkontribusi terhadap kesenjangan
kesehatan di dalam kelompok masyarakat dan
mempengaruhi kesehatan baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga dapat menjadi tolak
ukur status kesehatan masyarakat
• Determinan sosial kesehatan merupakan
proses yang membentuk perilaku di dalam
masyarakat.
• Perilaku adalah semua kegiatan yang
dilakukan manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar. Perilaku seseorang
terbentuk dari pengetahuan, sikap dan
praktek atau tindakan yang dimiliki
(Notoatmodjo, 2012).

(Faktor yang mempengaruhi Kesehatan)


❑ Kesehatan merupakan konsep yang
kompleks, bisa mempunyai arti berbeda
bagi individu atau etnis yang berbeda.
❑ Derajat “perasaan sehat” berkaitan erat
dengan kemampuan seseorang
mendayagunakan “potensi diri” mereka
secara penuh.
❑ Potensi diri ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain faktor perilaku, perilaku
yg berhubungan dg kesehatan, faktor-
Model Pelangi Determinan Sosial Kesehatan

Sumber: Dhalgren and Whitehead, 1991

❑ Rendahnya tingkat pendidikan, berpengaruh pada penghasilan individu dan


masyarakat.

❑ Dampaknya adalah ketidakmampuan untuk mengkonsumsi makanan yang cukup


bergizi, tinggal di rumah yang layak huni dan rendahnya akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan.

❑ Disamping itu ketidakmampuan dalam hal menerima dan mengadopsi perilaku hidup
sehat yang ditawarkan oleh promotor kesehatan.

❑ Rendahnya derajat hubungan sosial, menyebabkan tidak terpenuhinya salah satu


dari kebutuhan dasar manusia yang sehat, kebutuhan sosial. Secara sosial, ini tidak
sehat.

❑ Berakibat pada timbulnya penyakit budaya, yang dikenal dgn “culture shock”, geger
budaya, individu dan masyarakat kehilangan jati diri, harga diri dan solidaritas
sosial antar sesama warga masyarakat.

❑ Kalau solidaritas sosial sudah tidak ada lagi, bagaimana kita bisa hidup berbangsa
dengan baik.
Jaminan Sosial
❑ Rendah atau tidak adanya jaminan sosial yang memadai bagi
masyarakat, menyebabkan hidup penuh ketidakpastian dan rasa
waswas dari hari ke hari, tidak adanya ketenangan.

❑ Situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini, merupakan salah satu


sumber penyakit mental, spiritual dan emosional bagi individu dan
masyarakat.

Keadilan
❑ Kurang tegaknya keadilan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, menyebabkan
banyak orang, terutama fakir miskin, anak terlantar dan orang cacat, tidak
memperoleh hak asasinya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.

❑ Pelayanan seharusnya bersifat impersonal, artinya mutu pelayanan kesehatan yg


diberikan kpd pasien harusnya sama untuk siapa saja, tergantung kepada tingkat
kegawatan penyakitnya, bukan kemampuan bayar (kpd. uang).

Pola Makan
❑ Globalisasi menyebabkan proses akulturasi semakin cepat, pergeseran budaya
termasuk pola makan, dan berakibat terjadinya pergeseran pola penyakit, dari pe-
nyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yang sebelumnya belum begitu dominan di
masyarakat.

❑ Sementara, akibat dari makanan gizi rendah, daya tahan terhadap penyakit lemah,
kasus penyakit infeksi masih tetap dominan di tengah masyarakat.
Kemiskinan
❑ Pengentasan kemiskinan masih sebatas retorika para elit belaka, faktor ketidakadilan
memperparah status kemiskinan masyarakat.

❑ Dalam kondisi miskin, serba keterbatasan, tempat tinggal yang kurang layak, makanan
dengan gizi rendah, dari menit ke menit penuh dg rasa was-was (besok makan apa) daya
tahan tubuh yang lemah, tidak mudah bagi masyarakat untuk dapat terhindar dari
penyakit, apa lagi memikirkan untuk mengadopsi perilaku baru di bidang kesehatan.

❑ Masih banyak wanita, termasuk di rumah tangga, yang mendapat perlakuan semena-
mena, kerja keras non-stop hampir 24 jam sehari, mengurus RT, anak dan suami,
menyediakan makanan untuk suami dan anak-anak, namun makannya sisa terakhir,
setelah semuanya selesai, akibatnya kurang gizi.

❑ Bahkan sering menjadi korban kekerasan di RT.

❑ Terlalu sering melahirkan anak, kehabisan tenaga karena gizi rendah dan kurang
vitamin, kehabisan kalsium, gigi dan tulang jadi kropos.

❑ Proses kehamilan dan persalinan belum sepenuhnya ditangani oleh tenaga profesi
(nakes), AKI masih cukup tinggi.
Masalah Lansia
❑ Semakin meningkatnya AHH, berakibat pada terjadi transisi demografi dari struktur
penduduk muda menjadi penduduk tua. Jumlah lansia dgn. penduduk muda (<15 tahun)
akan seimbang.

❑ Meningkatnya jumlah Lansia memerlukan perhatian khusus dalam upaya pelayanan


kesehatan, termasuk upaya psikogeriatrik, agar mereka tetap produktif dan mampu
mempertahankan kualitas hidupnya.

❑ Psikogeriatrik merupakan layanan psikiatri rawat jalan khusus untuk pasien berusia
60 tahun keatas. Berbagai masalah psikologis pada lansia seperti gangguan depresi,
demensia dll

Kesehatan dan upaya kesehatan tidak berdiri sendiri. Walau bekerja keras
namun masih banyak hal-hal yang berada diluar lingkup tugas atau kewenangan
promkes untuk menanganinya. Ancaman dari kegiatan promkes, antara lain :

❑ Urbanisasi, menimbulkan kepadatan penduduk terutama di daerah


kumuh perkotaan, rawan penularan penyakit.

❑ Kemajuan sistem transportasi, meningkatkan mobilisasi penduduk,


memudahkan penularan penyakit endemi.

❑ Rendahnya akses masyarakat ke unit yankes, menyebabkan banyaknya


kasus penyakit yg tak tertangani.

❑ Semakin maraknya penggunaan obat-obatan terlarang, menimbulkan


kerusakan psikososial.
❑ Dampak dari semakin menyempitnya lahan pertanian di desa dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf
hidup di kalangan generasi muda desa, terjadi urbanisasi secara besar-besaran.

❑ Kepadatan penduduk, sulitnya memperoleh fasilitas hidup, seperti perumahan layak huni, air bersih, MCK,
pembuangan sampah, limbah RT dsb. di kota tak bisa dihindarkan. Situasi ini memungkinkan semakin mudahnya
penularan penyakit infeksi dan stress.

❑ Kepadatan penduduk biasanya diikuti dengan kekumuhan, rendahnya mutu fasilitas kehidupan. Terlalu rapatnya
tempat tinggal akan memudahkan proses penularan penyakit infeksi, seperti TB-Paru dsb.

• Memudahkan mobilisai penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya, berdampak kepada semakin mudahnya
penularan penyakit yg sebelumnya hanya berjangkit di daerah tertentu saja.

❑ Kurangnya informasi dalam hal upaya pemeliharaan kesehatan.

❑ Masyarakat segan ke unit yankes karena takut tidak mampu bayar dan faktor2 sosial budaya lainnya.

❑ Kurangnya rasa percaya (trust) terhadap petugas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai