Anda di halaman 1dari 2

Guru itu Mulia dan Keren

Guru, Digugu dan Ditiru. Akromin tersebut memang terdengar simple namun memiliki makna
yang sangat jeru kalau kata orang jawa. Jeru artinya adalah dalam. Bagaimana maknanya tidak dalam.
Selain mengajar, guru juga dituntut untuk menjadi contoh yang baik untuk peserta didiknya karena
semua perintah, gerak gerik dan perilaku seorang guru akan dianggap dan ditiru oleh mereka. Sekarang,
peran seorang guru juga tidak melulu pada mengajar saja. Di era yang sudah begitu modern dan
menuntut peserta didik untuk kreatif dan berperan aktif dalam kemajuan zaman, kini peran seorang
guru juga menjadi luas. Dengan tugas dan peran guru yang semakin meluas tersebut, saya anggap
pekerjaan guru itu sebagai pekerjaan yang mulia dan keren.

Ada peran-peran baru yang diemban oleh seorang guru untuk menuju definisi guru sebagai
pekerjaan yang mulia dan keren tersebut, salah satunya adalah melatih dan memaksimalkan potensi
peserta didik di dalam dan luar kelas kelas. Setiap peserta didik memiliki potensi dan tentunya setiap
potensi yang dimiliki tidaklah sama. Lalu bagaimana sebagai seorang guru mendampingi peserta didik
dalam mengembangkan potensi tersebut?

Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh guru dalam pengembangan potensi peserta didiknya.
Menurut saya, hal yang paling dasar dan penting dilakukan adalah pendekatan personal kepada peserta
didik. Guru harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar peserta didik nyaman dan
menjadikan mereka dekat dengan guru. Tidak dipungkiri bahwa kedekatan guru dan peserta didik dapat
memberikan energy positif bagi peserta didik itu sendiri. Dengan kedekatan tersebut, peserta didik bisa
dengan nyaman bertukar pikiran dengan guru dan bisa saja mereka menceritakan mimpi-mimpi mereka
sehingga guru tersebut dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan cara yang tepat.

Selanjutnya, sebagai seorang guru juga harus bisa melek teknologi. Pada era sekarang, kemajuan
teknologi begitu pesat sehingga hamper semua peserta didik baik jenjang sekolah dasar maupun
menengah atas sudah begitu mahir mengoperasikan teknologi. Jika guru ketinggalan zaman atau
ketinggalan teknologi, bagaimana komunikasi dan proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik. Guru
akan tidak nyambung dengan apa yang sedang dibicarakan peserta didik. Selain itu, pemanfaatkan
teknologi oleh guru juga akan menambah semangat belajar peserta didik.

Ketiga, sebagai seorang guru, penting baginya untuk kreatif. Kreatif disini bisa mencakup
kekreatifannya dalam membuat media pembelajaran, metode pembelajaran, proses menyampaikan
pelajaran ataupun alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Guru yang monoton dalam
mengajar tidak akan membuat peserta didik antusias dalam mengikuti pelajarannya. Misalnya, guru
bahasa inggris akan menyampaikan materi prosedur teks. Guru tersebut hanya menggunakan metode
pembelajaran teacher center. Guru tersebut juga hanya melakukan ceramah dalam proses
pembelajaran. Dalam penyampaian tuga juga sangat membosankan dengan menulisnya di papan tulis
dan menyuruh peserta didik mengerjakan tugas tersebut. Hal ini tentu membuat peserta didik bosan
dan mengantuk. Sehingga semangat belajarnya kurang dan mengakibatkan pengembangan potensi
peserta didik tidak berjalan dengan bagus. Berbeda jika guru tersebut mengajar dengan menggunakan
media gambar misalnya. Dia menunjukkan beberapa alat memasak dalam teks prosedur dengan
menunjukkan gambar-gambar yang menarik. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk
memperagakan apa-apa saja yang ada pada teks prosedur tersebut. Ini akan menciptakan suasana kelas
yang aktif. Siswa jadi aktif bergerak karena memperagakan teks tersebut. Tentunya kegiatan belajar
mengajar seperti inilah yang lebih diminati peserta didik.

Pengembangan potensi peserta didik juga tidak melulu dilakukan guru di dalam kelas saja. Guru
juga bisa mengembangkan potensi yang dimiliki siswa di luar kelas. Misalnya, guru memberikan tugas
kepada siswa secara contextual. Maksudnya disini adalah guru memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk memilih tugasnya sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Contohnya, masih dengan
materi prosedur teks tadi. Seperti yang diketahui bahwa prosedur teks adalah sebuah teks yang berisi
langkah-langkah untuk membuat atau mengoperasikan sesuatu. Seorang guru memberikan tugas
kepada siswa untuk membuat video prosedur. Peserta didik dapat membuat prosedur teks sesuai
dengan potensi yang ada pada dirinya. Misalnya peserta didik dengan bakat memasak, dia boleh saja
membuat teks prosedur “Cara Membuat Omlete yang Enak”. Begutu juga dengan peserta didik yang
memiliki bakat pada bidang mengedit video. Dia bisa saja membuat teks prosedur berjudul “Cara
Membuat Video Aesthetic dengan CapCut”. Peserta didik bisa dengan bebas memilih membuat teks
prosedur dengan bakat yang dimiliki masing-masing.

Bakat dan potensi seorang peserta didik memang harus diasah dan dikembangkan. Mereka bisa
saja melakukannya sendiri, namun dorongan dari seorang guru juga sangat dibutuhkan karena peserta
didik pada era sekarang lebih sering menghabiskan waktu mereka di sekolah daripada di rumah. Sebagai
seorang guru, kita, khususnya saya akan berusaha dengan gigih do the best untuk peserta didik saya.
Menjadi seorang guru bukan hanya sebuah profesi, namun juga menjadikan “tabungan” yang jika kita
melakukannya dengan baik dan ikhlas akan mendapatkan keberkahan di lain zaman nanti. Jadi, menjadi
seorang guru itu mulia dan keren bukan?

Anda mungkin juga menyukai