Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERALATAN TERAPI

ULTRASOUND THERAPY

Disusun Oleh :

DODI MUHADI

NIM : 21272022

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK ANDAKARA JAKARTA 2022


ULTRASOUND THERAPY

1. PENGERTIAN ALAT

Terapi ultrasound adalah metode pengobatan yang menggunakan teknologi ultrasound atau
gelombang suara untuk merangsang jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. teknologi
ultrasound lebih dikenal sebagai alat pemeriksaan daripada sebagai alat terapi. Salah satu
keuntungan terapeutik dari ultrasound yang belum terlalu dikenal adalah pengobatan cedera
otot. Oleh karena itu, terapi ultrasound sering digunakan dalam pengobatan muskuloskeletal
dan cedera akibat olahraga dan dapat membantu mengurangi rasa sakit jika Anda memiliki
salah satu dari berikut:
osteoarthritis
sakit myofascial
radang kandung lendir
Carpal tunnel syndrome
Rasa sakit yang disebabkan oleh jaringan parut
Nyeri tungkai hantu
Terkilir dan strain

Terapi ultrasound sebagai modalitas pengobatan yang telah digunakan oleh terapis selama 50
tahun terakhir untuk mengobati luka-luka jaringan lunak.
Ultrasound Therapy umumnya digunakan dalam pengobatan yang paling keluhan jaringan
lunak, khususnya lesi tendon, ligamen dan bursa
Contoh Ilustrasi Gambar

SANOSTAT 133

2. GAMBAR PROBE TRANDUSER


ULTRASOUND THERAPY
BAGIAN ALAT :

1) seven segmen untuk display waktu yang di pilih

2) pemilihan interval jarak pulsa 1:5 ,1:10, 1:20

3) tombol untuk pemilihan frekuensi yang di pakai 1MHz dan 3MHz


4) Intensitas berfungsi untuk menentukan intensitas energi yang akan di pergunakan
ke pasie

5) probe/electrode yang di dalamnya terdapat piezoelektrik sebagai output dari alat ini yang
akan di tempelkan di tubuh pasien yang akan terasa hangat
2. SEJARAH ALAT

Sekitar tahun 1920- an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan
untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Hasil penelitian William
Fry, dari Universitas Illinois dan Russel Meyers, dari Universitas Iowa membuktikan bahwa
gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel basal ganglia pada
penderita penyakit Parkinsons.

Kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan berbahaya ini
kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya.
Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids,asma, thyrotoxicosis, ulcus
pepticum(tukak lambung), Rekonstruksi Sinyal. Lephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi
untuk penderita angina pectoris (nyeri dada).
3. FUNGSI ALAT

Ultrasound terapi bekerja untuk membantu menurunkan peradangan dengan mendorong


energi panas ke daerah yang cedera. Fungsinya untuk menyembuhkan kejang otot,
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang rusak, serta meningkatkan metabolisme. Lain
halnya, phonoperesis yang memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk membantu penyerapan
obat oles.

PRINSIP KERJA ULTRASOUND

Terapi ultrasound merupakan jenis thermotherapy (terapi panas) yang dapat


mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini menggunakan arus listrik yang dialirkan
lewat transducer yang mengandung kristal kuarsa yang dapat mengembang dan kontraksi
serta memproduksi gelombang suara yang dapat ditransmisikan pada kulit serta ke dalam
tubuh.

Peralatan yang dipergunakan pada terapi ultasound adalah generator penghasil frekuensi
gelombang yang tinggi, dan transducer yang terletak pada aplikator. Transducer terbuat dari
kristal sintetik seperti barium titanate atau sirkon timbal titanat yang memiliki potensi
piezeloelectric yakni potensi untuk memproduksi arus listrik bila dilakukan penekanan pada
kristal.

Terapi ultrasound biasanya dilakukan pada rentang frekuensi 0.8 sampai dengan 3 megahertz
(800 sampai dengan 3,000 kilohertz). Frekuensi yang lebih rendah dapat menimbulkan
penetrasi yang lebih dalam (sampai dengan 5 sentimeter). Frekuensi yang umumnya dipakai
adalah 1000 kilohertz yang memiliki sasaran pemanasan pada kedalaman 3 sampai 5 cm
dibawah kulit. Pada frekuensi yang lebih tinggi misalkan 3000 kilohertz energi diserap pada
kedalaman yang lebih dangkal yakni sekitar 1 sampai 2 cm.

Contioh gambar Penetrasi Gelombang Ultrasound


Gelombang suara dapat mengakibatkan molekul molekul pada jaringan bergetar sehingga
menimbulkan energi mekanis dan panas. Keadaan ini menimbulkan panas pada lapisan dalam
tubuh seperti otot, tendo, ligamen, persendian dan tulang. Penetrasi energi ultrasound
bergantung pada jenis dan ketebalan jaringan. Jaringan dengan kadar air yang tinggi menerap
lebih banyak energi sehingga suhu yang terjadi lebih tinggi. Pada jaringan lokasi yang paling
berpotensi untuk terjadi peningkatan suhu yang paling tinggi adalah antara tulang dan
jaringan lunak yang melekat padanya.

Terdapat dua pendekatan pada pelaksanaan terapi ultrasound yakni gelombang kontinyu dan
gelombang intermittent (pulsed). Pada kasus dimana tidak diinginkan terjadinya panas seperti
pada peradangan akut, gelombang intermiten lebih dipilih. Gelombang kontinyu lebih
menimbulkan efek mekanis seperti meningkatkan permeabilitas membran sel dan dapat
memperbaiki kerusakan jaringan.

Terapi ultrasound berbeda dengan diagnostic ultrasound yang menggunakan


gelombang suara intensitas rendah yang digunakan untuk menghasilkan gambar struktur
internal tubuh. Terapi ultrasound dengan intensitas tinggi yang terfokus dapat digunakan
untuk menghancurkan jaringan yang tidak diinginkan seperti batu ginjal, batu empedu,
hyperplasia prostat dan beberapa jenis tumor fibroid.

Contoh Gambar Sistem Kerja Ultrasound Therapy


4. BLOK DIAGRAM

SEVEN
TIMER
SEGMEN

P
PEMBANGKI R
POWER O
T AMPLIFER
SUPPLY B
TEGANGAN
E

CONTROL
CIRCUIT

Blok diagram ini berawal dari power suplly yang mendapat teganga ac 220 dari pln, dari blok
power supply akan memberi tegangan ke pembangkit tegangan tinggi yang nantinya akan
membangkitkan amplifier yang menghasilkan ultrasound. Di pembangkit tegangan tinggi
terdapat dua blok yaitu timer dan seven segmen kita akan mengatur lamanya waktu
penyinaran di blok timer yang akan di tampilkan oleh seven segmen dalam satuan menit. Di
blok amplifer terdapat juga blok control circuit yang nantinya akan mengatur berapa MHz
yang akan di pilih untuk proses penyinaran. Setelah semua sudah di atur keluaran alat ini ada
di blok probe yang akan di tempelkan di pasien.
5. WIRING DIAGRAM
6. SOP PENGGUNAAN

1. Tempatkan alat pada ruang pelayanan/tindakan


2. Lepaskan penutup debu
3. Siapkan aksesoris
4. Hubungkan alat dengan catu daya
5. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON
6. Lakukan pamanasan secukupnya
7. Lakukan pengecekan fungsi tranduser, intensitas energi dan timer
8. Perhatikan protap pelayanan
9. Atur posisi pasien
10. Tentukan elektrode yang akan digunakan dan pasang pada alat
11. Tentukan intensitas energi sesuai keperluan
12. Tempatkan pasien pada posisi terapi
13. Setting waktu penyinaran sesuai keperluan
14. Lakukan tindakan terapi, perhatikan kondisi pasien
15. Setelah therapy selesai, kembalikan tombol intensitas energi ke posisi minimum/nol
16. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
17. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya
18. Letakkan elektrode pada posisinya dan bersihkan
19. Bersihkan alat, pastikan alat ultrasound terapi dalam kondisi baik dan siap di
fungsikan pada pelayanan berikutnya
20. Pasang penutup debu
21. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula
22. Catat beban kerja→dalam jumlah tindakan
7. INDIKASI ALAT

APA INDIKASI TERAPI ULTRASOUND ?

Pada dasarnya terapi ultrasound dapat digunakan pada keadaan akut sampai dengan kronis.
Pada keadaan akut diperlukan terapi dengan frekuensi yang sering dan durasi yang singkat,
sedangkan pada keadaan kronis diperluakan terapi dengan frekuensi yang lebih jarang akan
tetapi dengan durasi terapi yang lebih lama.

Penggunaan ultrasound terapi pada jam jam awal setelah cedera atau dalam waktu 48 jam
setelah cedera meningkatkan kecepatan penyembuhan cedera. Kondisi akut cedera pada
umumnya memerlukan terapi satu sampai dua kali sehari selama 6 sampai 8 hari
sampai nyeri dan pembengkakan berkurang. Pada kondisi cedera kronis terapi dapat
dilakukan dua hari sekali selama 10 sampai 12 kali.

Secara khusus, terapi ultrasound dapat dipergunakan pada keadaan keadaan berikut :

1. Spasme otot yang merupakan keadaan ketegangan dan kontraksi otot yang
berlangsung terus menerus sehingga timbul rasa nyeri. Kontraktur otot yang
diakibatkan oleh keteganagan otot dapat diatasi dengan ultrasound karena ultrasound
memiliki efek meningkatkan kelenturan jaringan sehingga meningkatkan jangkauan
gerak.
2. Kompresi akar saraf dan beberapa jenis neuritis (radang saraf) karena
peningkatan aliran darah dari jaringan yang dipanaskan dengan terapi
ultrasound dapat mempercepat penyembuhan jaringan.
3. Tendinitis (peradangan tendon)
4. Bursitis (peradangan bursa yang merupakan kantong berisi vcairan yang berada
diantara tendon dan tulang.
5. Herniasi diskus yang merupakan keadaan bocornya cairan diskus intervertebral
sehingga dapat menjepit saraf spinal. Pada keadaan ini, terapi ultrasound ditujukan
pada spasme otot yang dipersarafi.
6. Sprain yang merupakan laserasi pada ligamen sendi.
7. Kontusi yang merupakan cedera pada jaringan dibawah kulit tanpa adanya perlukaan
kulit.
8. Whiplash yang merupakan cedera pada leher akibat gerakan yang mendadak.
9. Cedera rotator cuff yang merupakan cedera pada otot dan tendon yang
menghubungkan ihumerus dengan scapula. Tendon pada rotator cuff biasanya kuat
akan tetapi dapat mengalami robekan dan peradangan akibat penggunaan yang
berlebihan, proses penuaan ataupun trauma mekanis akibat benturan.
10. Frozen shoulder (bahu beku) dengan gejala nyeri bahu dan kekakuan yang
diakibatkan oleh cedera atau arthritis. Pada keadaan ini, terapi ultrasound dapat
mengurangi kekakuan dan meningkatkan jangkauan gerak sendi.
11. Myofascial pain syndrome yang merupakan gangguan yang dicirikan dengan nyeri
dan kekakuan akibat ketegangan otot.
12. Fibromyalgia merupakan keadaan yang dicirikan dengan nyeri otot yang luas,
kelelahan serta gangguan tidur.
13. Systemic lupus erythematosus yang merupakan gangguan autoimun yang
mempengaruhi persendian, kulit dan area lain dalam tubuh.
14. Gangguan persendian temporomandibular dengan gejala nyeri pada persendian
temporo-mandibular, sakit kepala, sakit telinga, timbul suara pada pergerakan rahang,
nyeri leher, nyeri punggung dan nyeri bahu.
15. Complex regional pain syndrome yang merupakan gangguan dimana terjadi nyeri
terus menerus pada tungkai yang disebabkan oleh system saraf simpatis yang
overaktif yang biasa terjadi setelah cedera.
16. Carpal tunnel syndrome dengan gejala nyeri atau kebas yang disebabkan adanya
tekanan pada saraf pada pergelangan tangan.
17. Penyembuhan luka untuk meningkatkan aliran darah sehingaga mempercepat
penyembuhan luka tersebut.
18. Arthritis yang merupakan peradangan sendi. Beberapa jenis arthritis yang dapat
diperbaiki dengan terapi ultrasound adalah :

 Osteoarthritis yang merupakan gangguan pengikisan kartilago persendian yang terjadi


secara progresif.
 Rheumatoid arthritis yang merupakan gangguan peradangan jangka panjang yang
terutama mengenai persendian dan jaringan sekitar.
 Juvenile rheumatoid arthritis merupakan jenis arthritis pada anak yang menyebabkan
kerusakan, kekakuan dan perubahan pada persendian.
 Ankylosing spondylitis yang merupakan peradangan sendi pada tulang belakang dan
antara tulang belakang dan panggul. Apabila berlanjut tulang dapat mengalami
penyatuan.
 Gout yang merupakan jenis peradangan yang disebabkan oleh penumpukan asam
urat dalam tubuh.
 Psoriatic arthritis yang merupakan jenis arthritis yang disertai dengan rash pada kulit.
 Reiter’s syndrome yang merupakan arthritis yang disertai peradangan urethra dan
mata.
8. KONTRA INDIKASI

APA KONTRA INDIKASI TERAPI ULTRASOUND?

Terapi Ultrasound merupakan salah satu jenis terapi yang relatif paling aman dalam bidang
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Meskipun demikian ada beberapa kontraindikasi
untuk mendapatkan terapi ini. Sebaiknya seseorang yang mempunyai kontraindikasi di bawah
ini memberitahukan kepada dokter atau fisioterapis sebelum mendapatkan terapi ini.

Kontra indikasinya meliputi:


1. Tumor atau kanker.
2. Kehamilan.
3. Menggunakan alat pacu jantung.
4. Menggunakan komponen plastik atau bahan methylmethacrylate cement atau sering
disebut joint cement pada daerah sendi sebagai prosthesis pada operasi penggantian
sendi.
5. Gangguan perdarahan terutama thrombophlebitis.
6. Terapi Ultrasound tidak boleh diberikan pada daerah mata dan organ reproduktif.
7. Pada penderita pasca operasi saraf tulang belakang atau HNP dengan metode
laminektomi di atas level L2, pada keadaan ini terapi ultrasound tidak diberikan dekat
atau pada area laminektomi karena saraf tulang belakang pada daerah ini lebih
terbuka.
8. Pemasangan silikon pada payudara
9. TROUBLESHOOTING

NO MASALAH PENYELESAIN
1 Indikasi lampu tidak menyala  Perikasa sikring jika putus ganti
padahal  Cek Power supplay jika tidak ada
ON-OFF sudah ditekan tegangan perbaiki atau ganti

Dilakukan pengecekan pada :


2 Elektroda / Tranduser tidak  Trnaduser, Driver
menghasilkan panas  Kabel coaksial Tranduser
 Driver
Jika Terdapat kerusakan pada part
Ganti dengan yang baru

3. Tampilan Display LED TIME tidak Periksa pada bagian LED apakah ada yang
menyala lepas socketnya, cek apakah tegangan led ada,
jika tidak ada ganti dengan part yang baru

4. Tombol Pada Settingan tidak bisa Periksa tombol dalem apakahn terkena korosi
ditekan & tidak berfungsi dengan cairan & ukur dengan multi tester jika
baik tersambung secara terus menerus sudah short
ganti dengan part tombol yang baru
DAFTAR PUSTAKA

1. ‘’User manual Sonostat 133 dan Service Manual ”

2. https://www.ob-ultrasound.net/fry.html

3. https://www.slideshare.net/muthuu978/ultrasound-therapy?from_action=save

4. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-terapi-ultrasound-pada-
fisioterapi/12965/2

Anda mungkin juga menyukai