Anda di halaman 1dari 19

MEMO

Yth. Musyawarah Anggota


c.q. Badan Pengurus Harian
Bengkel Muda Surabaya

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


1. Musyawarah Anggota Bengkel Muda Surabaya 1986 menugaskan Sdr. Bambang Sujiyono
yang kemudian membentuk tim perumus Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) Bengkel Muda Surabaya menyempurnakan AD/ART Bengkel yang disahkan
pada 1 April 1973.
2. Dari 2 (dua) kali pertemuan tim perumus AD/ART Bengkel yang terdiri dari Bambang
Sujiyono, Roesdi-Zaki, Bawong Suatmadji, Chusnul Huda Sholeh, dan Hare Rumemper,
tersusunlah AD/ART yang disempurnakan, seperti terlampir berikut ini.
3. Karena AD/ART merupakan jiwa dan pedoman organisasi dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan-kegiatannya, untuk penyempurnaan AD/ART Bengkel ini perlu
kami beri memo/pengantar yang dimaksudkan untuk menjelaskan beberapa
perubahan/penyempurnaan.
4. Tanggal kelahiran Bengkel Muda Surabaya bukan lagi 30 Juni. Alasannya merujuk pada
surat keputusan Dewan Kesenian Surabaya yang menskorsing Bengkel Muda DKS karena
kegiatan pawai solidaritas kepribadian seniman muda Surabaya. SK No. 624/DKS/Sek/72
tertanggal 20 Desember 1972, secara implisit memisahkan hubungan organisatoris antara
Dewan Kesenian dengan Bengkel Muda, baik secara structural maupun personalia.
Karenanya tim perumus menganggap tanggal 20 Desember (1972) tersebut merupakan
tanggal kelahiran Bengkel Muda Surabaya atau BMS.
5. Untuk kelengkapan sebuah organisasi, Bengkel Muda Surabaya seyogyanya mempunyai
sebuah lagu “kebanggaan” (seperti diisyaratkan AD/ART BMS 1973 Bab. IX, ps. 16, ayat 2
serta AD/ART BMS yang disempurnakan 1986 Bab. VIII, ps. 12, ayat 2), maka tim perumus
AD/ART menyarankan kepada BPH untuk segera melengkapi organisasi dengan lagu
tersebut, baik dengan memesan pada anggota/komponis untuk menciptakan lagu tersebut
atau lewat sayembara cipta lagu.
6. Untuk lebih mengukuhkan status hukum organisasi, BPH disarankan agar segera
mencatatkan diri ke Notaris juga mendaftarkan ke Dinas Kebudayaan setempat
(sebagaimana diisyaratkan oleh ART yang disempurnakan 1986 Bab I, ps. 2 dan 3).
7. Semoga apa yang kita kerjakan senantiasa mendapat ridla Allah SWT, sehingga
manfaatnya dapat dikecap dan dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat dan Bengkel
Muda Surabaya sendiri, saat ini dan di masa-masa mendatang.

Billahit taufiq wal hidayah


Wassalam,

Surabaya, 8 Mei 1986


Tim Perumus
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Bengkel Muda Surabaya

Bambang Sujiyono Roesdi-Zaki


Ketua Penulis
MUKADIMAH

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Bahwasannya kami adalah pemuda harapan bangsa, sebagai pewaris kebudayaan dan
penerus cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, material
serta spiritual berazaskan Pancasila.
Maka adalah kewajiban kami para generasi muda untuk memanfaatkan setiap kesempatan
dari masa kini guna melestarikan warisan kebudayaan serta nilai-nilai perjuangan bangsa untuk
kami teruskan secara kreatif dan bertanggung jawab selaku manusia Indonesia seutuhnya.
Karenanya berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan luhur
untuk mencapai cita-cita tersebut di atas, kami generasi muda bertekad untuk berhimpun dalam
satu organisasi professional-independen yang tidak berafiliasi pada salah satu golongan/partai
politik, dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

ANGGARANDASAR

BAB I
Nama, Waktu Didirikan, dan Tempat Kedudukan

Pasal 1 : N a m a
Organisasi ini bernama Bengkel Muda Surabaya atau disingkat BMS.
Pasal 2 : Waktu Didirikan
Bengkel Muda Surabaya didirikan pada tanggal 20 Desember 1972 untuk waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
Pasal 3 : Tempat Kedudukan
Bengkel Muda Surabaya berkedudukan di Surabaya
(Pada kenyataan sekarang untuk kepengurusan NPWP dan pengajuan pada program-program
Pemerintah, Kementrian, Bekraf, diwajibkan memiliki domisili dengan jelas)
BAB II
Azas dan Dasar

Pasal 4 :
Bengkel Muda Surabaya berazaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III
Maksud dan Tujuan

Pasal 5 :
Bengkel Muda Surabaya adalah organisasi kepemudaan yang menaruh minat terhadap masalah
seni dan budaya dengan maksud dan tujuan : (apakah perlu pengembangan pemaknaan yang
lebih jelas dan detil)
1. Memberi wajah pada generasi muda yang kehilangan wajah, mempunyai pengertian :
membina, mendorong, dan mengembangkan anggota untuk menjadi insan yang tangguh,
trampil, dan mandiri dalam bidang yang ditekuni. (??? Bahasa normatif tidak spesifik)
2. Senantiasa berusaha mengembangkan kepribadian yang tinggi, luhur, serta terpuji ahlaknya
dalam berperan serta melaksanakan program pemerintah dan turut aktif mencapai proses
membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB IV
U S A H A

Pasal 6 : (apakah tidak perlu pengembangan dengan menyesuaikan cakupan kebutuhan saat
ini, sehingga pengurus terpacu berfikir kreatif, ada tuntutan terhadap target yang ditetapkan)
Untuk mencapai tujuannya, Bengkel Muda Surabaya melakukan usaha-usaha :
1. Memupuk memelihara, dan mengembangkan kepribadian serta rasa tanggungjawab para
anggota.
2. Menjalin rasa kekeluargaan dan kesetiakawanan di antara sesama anggota.
3. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk menyalurkan, membina, dan mengembangkan
bakat, aktivitas, serta kreativitas para anggota.
4. Ikut serta berbakti dan mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat.
5. Menggalang kerjasama dengan organisasi-organisasi lain yang tidak bertentangan dengan
azas, dasar, serta tujuan Bengkel Muda Surabaya.

BAB V
K E A N G G O T A A N

Pasal 7 :
Yang menjadi anggota Bengkel Muda Surabaya adalah generasi muda Indonesia.
(apakah tidak perlu dijelaskan lebih spesifik???)

Pasal 8 :
Keanggotaan Bengkel Muda Surabaya terdiri atas :
1. Anggota Biasa
2. Anggota Kehormatan

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN

Pasal 9 :
Struktur organisasi dan kepengurusan Bengkel Muda Surabaya terdiri dari :
1. Musyawarah Anggota
2. Badan Pengurus Harian (BPH)
3. Lembaga Kelengkapan Organisasi :
3.1 Pelindung
3.2 Pembina
3.3 Sesepuh
3.4 Badan Penasehat Organisasi (BPO)

Pasal 10 :
Musyawarah Anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi Bengkel Muda
Surabaya.
BAB VII
KEUANGAN

Pasal 11 :
Bengkel Muda Surabaya memperoleh dana untuk kegiatan organisasi dari :
1. Uang pangkal dan iuran
2. Subsidi dari instansi resmi
3. Sumbangan/bantuan yang tidak mengikat
4. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Bengkel Muda Surabaya

BAB VIII
LAMBANG DAN LAGU

Pasal 12 :
1. Lambang sebagai identitas dan kebanggaan berorganisasi (lihat lampiran 1).
2. Lagu sebagai alat untuk membangkitkan kesadaran berorganisasi (lihat lampiran 2).

BAB IX
PEMBUBARAN DAN PERUBAHAN

Pasal 13 : Pembubaran
Pembubaran organisasi Bengkel Muda Surabaya hanya dapat dilakukan dan sah apabila :
1. Diputuskan melalui Musyawarah Anggota atau Musyawarah yang khusus diadakan untuk
itu dengan dihadiri oleh sekurang-kuranngnya ½ (separuh) anggota dan disetujui sekurang-
kurangnya ½ (separuh) ditambah satu dari yang hadir.
2. Apabila karena sesuatu hal Musyawarah Anggota tidak bisa diselenggarakan, maka BPH
dan BPO dapat menyelenggarakan sidang khusus untuk itu dengan dihadiri oleh 2/3 (dua
per tiga) anggota BPH dan BPO, dan disetujui sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari
jumlah hadir.
3. Merupakan keputusan Pemerintah.

Pasal 14 : Perubahan
1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui
Musyawarah Anggota, yang dihadiri sekurang-kurangnya ½ (separuh) anggota dan
disetujui sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah yang hadir.
2. Usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diajukan
apabila didukung sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang anggota.

BAB X
PENUTUP

Pasal 15 :
Hal-hal yang belum atau tidak cukup serta kurang jelas dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.

Pasal 16 :
Anggaran Dasar ini merupakan penyempurnaan pertama dari Anggaran Dasar yang disahkan
pada tanggal 1 April 1973, pukul 12.10 wib., di Jalan Pemuda 15 Surabaya. Penyempurnaan
Anggaran Dasar ini disetujui dan disahkan melalui Musyawarah Anggota pada tanggal 7 dan
8 Mei 1986 di Ruang Utama Dewan Kesenian Surabaya, Jalan Pemuda 15 Surabaya.

Surabaya, 8 Mei 1986


Tim Pengurus
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Bengkel Muda Surabaya

t.t.d

Bambang Sujiyono (Ketua)


Roesdi-Zaki (Penulis)
Bawong Suatmadji (Anggota)
Chusnul Huda Sholeh (anggota)
Hare Rumemper (Anggota)

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
STATUS ORGANISASI

Pasal 1 :
Bengkel Muda Surabaya, sebelumnya bernama Bengkel Muda Dewan Kesenian Surabaya.
Menjadi Bengkel Muda Surabaya setelah melepaskan diri dari Dewan Kesenian Surabaya. Dan
dalam suatu rapat Muspida Tingkat II Kotamadya Surabaya, diputuskan : Pemda Kotamadya
Surabaya bidang Kepemudaan, dan Dewan Kesenian Surabaya selaku Pembina bidang
Kesenian.

Pasal 2 :
Bengkel Muda Surabaya sebagai organisasi kepemudaan yang menaruh minat terhadap
masalah seni dan budaya berstatus Badan Hukum yang didirikan di bawah suatu akte notaris
A. Kohar, SH., Nomor …………………. Tanggal …………… dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga terdaftar di Pengadilan Negeri dan disahkan Departemen Kehakiman
……… serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 3 :
Bengkel Muda Surabaya sebagai organisasi profesi terdaftar di Dinas Kebudayaan Surabaya
dengan Nomor Induk Kesenian …………… tanggal ………… tahun ………. .

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 4 : Tata Cara Penerimaan Anggota


1. Calon anggota mengajukan permohonan dengan formulir yang telah disediakan oleh BPH
Bengkel Muda Surabaya.
2. Melakukan pilihan terhadap kegiatan yang diminati : drama, tari, music, senirupa, sastra,
qiroah, pecinta alam, beladiri, olahraga, serta kursus-kursus yang diadakan, selama
kegiatan yang diminati ada serta aktif menyelenggarakan latihan.
3. Penerimaan anggota adalah hak BPH dengan memperhatikan kebutuhan yang ada
disesuaikan dengan kegiatan yang aktif.
4. Penolakan atas pengajuan/lamaran calon anggota harus secepatnya disampaikan kepada
yang bersangkutan.
5. Calon anggota yang diterima sebagai anggota diwajibkan membayar uang pangkal yang
besarnya ditentukan oleh BPH dan diberi kartu anggota sebagai tanda keanggotaan yang
harus dibubuhi tandatangan Ketua/Ketua Umum dna Skeretaris/Sekretaris Umum.
6. Pengunduran diri dari keanggotaan Bengkel Muda Surabaya dianggap sah apabila
dinyatakan secara tertutulis kepada BPH.

Pasal 5 : Ketentuan Anggota


1. Anggota biasa Bengkel Muda Surabaya adalah generasi muda Indonesia yang mempunyai
minat di bidang kepemudaan, terutama terhadap masalah seni-budaya.
2. Berusia antara 15 (lima belas) sampai dengan 40 (empat puluh) tahun.
3. Anggota kehormatan Bengkel Muda Surabaya adalah anggota biasa Bengkel Muda
Surabaya yang berusia lebih dari 40 tahun dan sebelumnya mempunyai dedikasi nyata
terhadap perjalanan organisasi ini, serta diangkat oleh BPO.

Pasal6 : Kewajiban Anggota


1. Mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bengkel Muda
Surabaya.
2. Mentaati dan melaksanakan serta menghormati peraturan BPH selama tidak berlawanan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bengkel Muda Surabaya.
3. Memenuhi keharusan membayar uang pangkal dan iuran.

Pasal 7 : Hak Anggota


1. Memperoleh Kartu Anggota atau Surat Keterangan yang menyangkut kegiatannya atau
surat keterangan lain dalam rangka memperlancar/meningkatkan kegiatan yang
diminatinya.
2. Mengikuti latihan dan ataupun kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Muda Surabaya, serta
menggunakan fasilitas yang ada untuk kegiatan yang ada kaitannya dengan Bengkel Muda
Surabaya.
3. Hak anggota tidak dapat diwakilkan ataupun diserahkan kepada orang lain.
4. Hak anggota kehormatan untuk menghadiri kegiatan atas undangan pengurus dan dapat
memberikan saran atau pendapatnya.

Pasal 8 : Penghentian Anggota


1. Penghentian anggota dapat disebabkan karena :
1.1. Meninggal dunia
1.2. Berhenti atas kemauan sendiri (pasal 4 ayat 6)
1.3. Melanggar ketentuan dalam Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Penghentian anggota adalah wewenang BPH dan dapat dilakukan setelah yang
bersangkutan diberi peringatan tertulis tiga kali, pada peringatan yang kedua BPH dapat
mencabut hak-hak keanggotaannya untuk sementara waktu.
3. Setiap anggota yang terkena sanksi penghentian tetap atau sementara kehilangan haknya
sebagai anggota.
4. Bagi yang terkenan sanksi penghentian sementara dapat mengajukan pembelaan diri/naik
banding pada BPH untuk seterusnya bersama dengan BPO mengadkaan siding khusus
untuk itu, apabila hal tersebut dipandang perlu.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DNA KEPENGURUSAN

Pasal 9 : Musyawarah Anggota


1. Musyawarah anggota sebagai badan tertinggi organisasi diselenggarakan sekali dalam 3
(tiga) tahun oleh dan atas tanggungjawab BPH paling lambat pada akhir masa baktinya.
2. Apabila 6 (enam) bulan setelah berakhirnya masa bakti BPH belum atau tidak
menyelenggarakan musyawarah anggota, maka BPH kehilangan hak dan wewenangnya
untuk mengurus organisasi dan harus segera mengadakan musyawarah anggota luar biasa
sesuai ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Tempat musyawarah anggota diadakan di tempar kedudukan organisasi Bengkel Muda
Surabaya.
4. Tegas, wewenang, dan hak musywarah anggota :
4.1. Membahas dan mengesahkan pertanggungjawaban BPH selama masa baktinya.
4.2. Menetapkan program kerja (umum) untuk masa bakti berikutnya.
4.3. Memilih Ketua Umum/Ketua (dan mengesahkan Badan Pengurus Harian /BPH).
4.4. Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Bengkel
Muda Surabaya.
4.5. Mencabut dan membatalkan keputusan yang tidak sesuai lagi serta menetapkan
keputusan-keputusan baru yang diperlukan.
5. Tata-Cara, tata-tertib, dan penyelenggaraan musyawarah anggota merupakan tugas dan
tanggungjawab BPH.
6. Peserta dan atau peninjau musyawarah anggota terdiri dari :
6.1. Anggota biasa dengan mendaftarkan diri/absensi pada panitia penyelengara sebagai
peserta.
6.2. Para fungsionaris BPH statusnya sama dengan anggota biasa.
6.3. Para anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi serta undangan lain sebagai peninjau.
6.4. Hak peserta dan peninjau adalah :
6.4.1. Peserta memiliki hak untuk mengeluarkan suara, memilih, dan dipilih.
6.4.2. Peninjau :
6.4.2.1. Undangan hanya berhak mengeluarkan suara.
6.4.2.2. Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi berhak mengeluarkan
suara dan memilih.
7. Musyawarah anggota adalah sah apabila memenuhi kuorum sebanyak ½ (separuh) dari
anggota/peserta yang hadir. Jika kuorum tidak tercapai, maka upacara pembukaan
musyawarah anggota dapat terus berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat
undangan, namun persidangan musyawarah anggota harus ditunda beberapa jam.
8. Apabila setelah waktu penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka persidangan
musyawraah anggota dapat berlangsung dan sah serta tidak perlu mengindahkan jumlah
kuorum.

Pasal 10 : Musywarah Anggota Luar Biasa


1. Musyawarah anggota luar biasa diselenggarakan apabila ada keperluan dan hal-hal yang
tidak dapat ditunda sampai masa bakti BPH habis dikarenakan hal-hal antara lain :
1.1. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran terhadpa Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga oleh BPH.
1.2. Ada kesulitan yang menyebabkan BPH tidak dapat bertindak, padahal suatu keputusan
yang berat harus diambil.
1.3. BPH tidak menyelenggarakan musyawarah anggota setelah 6 (enam) bulan
berakhirnya masa bakti BPH tersebut.
2. Musyawarah anggota luar biasa dapat diadakan atas permintaan ½ (separuh) jumlah
anggota BPO bersama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota BPH. Dari permintaan
tersebut dapat diselenggarakan dengan dihadiri 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota BPO
bersama BPH dan disetujui sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah yang
hadir.
3. Ketentuan-ketentuan tentang musyawarah anggota dapat diberlakukan untuk pelaksanaan
musyawarah anggota luar biasa.
4. Permaslaahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada peserta bersamadengan
undnagan menghadiri musyawarah anggota luar biasa paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum hari pelaksanaan.

Pasal 11 : Badan Pengurus Harian (BPH)


1. BPH merupakan pimpinan tertinggi organisasi yang mewakili oragnisasi keluar maupun
kedalam serta bertanggungjawab atas pengelolaan organisasi.
2. BPH berkewajiban untuk :
2.1. Melaksanakan dan memelihara Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Bengkel
Muda Surabaya.
2.2. Melaksanakan program umum serta keputusan-keputusan musyawarah anggota.
2.3. Menjabarkan atau merinci serta menetapkan pelaksanaan program umum dalam suatu
Rapat Kerja BPH. Hasil Rapat Kerja BPH yang merupakan rincian dari program,
umum keputusan musyawarah anggota ini diupayakan dengan anggaran biayanya.
2.4. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
3. BPH bertanggungjawab kepada para anggota melalui forum musywarah anggota.

Pasal 12 : Personalia dna Fungsionaris BPH


1. Komposisi fungsionaris BPH
1.1. Para personalia BPH terdiri dari :
1.1.1. Seorang Ketua Umum.
1.1.2. Dua orang Wkail Ketua Umum (Ketua I dan Ketua II).
1.1.3. Seorang Sekretaris Umum.
1.1.4. Dua orang Wakil Sekretaris Umum (Sekretaris I dan Sekretaris II).
1.1.5. Seorang Bendahara.
1.1.6. Seorang Wakil Bendahara.
1.1.7. Sejumlah Ketua Biro menurut kebutuhan.

1.2. Apabila dipandang perlu, maka susunan personalia tersebut dapat disederhanakan
menjadi :
1.2.1. Seorang Ketua.
1.2.2. Seorang Wakil Ketua.
1.2.3. Seorang Sekretaris.
1.2.4. Seorang Wakil Sekretaris.
1.2.5. Seorang Bendahara.
1.2.6. Seorang Wakil Bendahara.
1.2.7. Sejumlah Ketua Biro menurut kebutuhan.
2. Para fungsionaris BPH terdiri atas Ketua Umum dan seterusnya atau susunan yang telah
disederhanakan tanpa menyertakan Ketua Biro.

Pasal 13 : Persyaratan Anggota Badan Pengurus


1. Persyaratan umum bagi calon pengurus adalah :
1.1. Anggota biasa aktif sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun.
1.2. Setia kepada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan cita-cita Bengkel Muda
Surabaya.
1.3. Berusia di bawah 35 (tiga puluh lima) tahun.
2. Persyaratan khusus bagi calon Ketua Umum/Ketua.
2.1. Mmenuhi persyaratan umum bagi calon pengurus.
2.2. Pernah menjadi fungsionaris BPH.
2.3. Mencalonkan diri sebagai Ketua Umum/Ketua.
2.4. Tidak merangkap jabatan yang sama pada organisasi sejenis/aspirasi/profesi.
2.5. Bukan mantan Ketua Umum/Ketua.

Pasal 14 : Tata Cara Pemilihan Ketua Umum/Ketua


Pemilihan Ketua umum/Ketua BPH Bengkel Muda Surabaya dilaksanakan dengan cara
formatur dan made formatur dalam dua tahap :
1. Tahap pertama, pemilihan calon Ketua Umum/Ketua dengan urut-urutan sebagai berikut :
1.1. Setiap peserta biasa menulis nama calon Ketua Umum/Ketua sebanyak 3 (tiga) orang
yang memenuhi syarat pasal 13 ayat 2 Anggaran Rumah Tangga di atas kertas suara
yang disediakan oleh panitia musyawarah anggota.
1.2. Setelah ditulis, kertas suara dikumpulkan oleh petugas panitia untuk disesuaikan
dengan jumlah peserta musyawarah anggota.
1.3. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dipimpin oleh Ketua Sidang dibantu
oleh 2 (dua) orang peserta musyawarah anggota.
1.4. Dari hasil penghitungan suara ditentukan 3 (tiga) orang pengumpul suara terbanyak
untuk menjadi calon Ketua Umum/Ketua dan berhak ikut dalam tahap Pemilihan
Ketua Umum/Ketua.
2. Tahap kedua, Pemilihan Ketua Umum/ketua dengan urut-urutan sebagai berikut :
2.1. Setiap calon Ketua Umum/Ketua hasil tahap I/pecalonan harus menyatakan di depan
sidang akan kesediaannya dipilih menjadi Ketua Umum/Ketua masa bakti yang akan
datang.
2.2. Sebelum pemilihan Ketua Umum/Ketua diadakan, calon diharuskan memperkenalkan
diri.
2.3. Setiap peserta musyawarah menuliskan nama di antara calon-calon Ketua
Umum/Ketua di atas kertas suara.
2.4. Kertas suara dikumpulkan oleh petugas panitia dan penghitungan suara dilakukan
secara terbuka oleh Ketua Sidang dibantu 2 (dua) orang peserta musyawarah anggota.
2.5. Calon yang memperoleh suara terbanyak menjadi formatur sekaligus Ketua
Umum/Ketua BPH terpilih, dan 2 (dua) orang lainnya menjadi made formatur.
2.6. Formatur/Ketua Umum/Ketua Bengkel Muda Surabaya terpilih bersama dengan 2
(dua) orang made formatur menyusun fungsionaris BPH masa bakti yang akan datang.
2.7. Fungsionaris BPH kemudian menetapkan Ketua-Ketua Biro sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 15 : Masa Jabatan BPH


1. Masa jabatan BPH adalah 3 (tiga) tahun terhitung mulai disahkannya oleh musyawarah
anggota.
2. Seorang fungsionaris BPH yang bukan Ketua Umum/Ketua setelah satu masa bakti dapat
dipilih kembali.
3. Setelah menjalankan satu masa bakti, seorang Ketua Umum/Ketua BPH tidak dapat
mencalonkan diri dan dipilih kembali.
Pasal 16 : Pelindung Organisasi
1. Pelindung organisasi adalah Pemerintah Daerah Kotamadya Surabaya.
2. Pelindung organisasi sebagai pemberi subsidi yang rutin, berhak meminta laporan
pengeluaran keuangan dan menentukan besar-kecilnya subsidinya.
3. Pelindung organisasi ditetapkan oleh hasil Rapat Muspida Tingkat II Kotamadya Surabaya
pada tanggal 3 Februari 1973.

Pasal 17 : Pembina Organisasi


1. Pembina Bengkel Muda Surabaya adlaah Polwiltabes Surabaya sebagai Pembina bidang
kepemudaan dan Dewan Kesenian Surabaya sebagai Pembina bidang kesenian serta
kebudayaan.
2. Pembina Bengkel Muda Surabaya ditetapkan dalam suatu Rapat Muspida Tingkat II
Kotamadya Surabaya pada tanggal 3 Februari 1973.

Pasal 18 : Sesepuh Organisasi


1. Sesepuh organisasi adalah pendiri dan mantan Ketua Umum/Ketua yang sudah berusia di
atas 40 (empat puluh) tahun.
2. Sesepuh organisasi bertugas memberi nasihat atas permintaan BPO yang berkaitan dengan
hidup-matinya organisasi.

Pasal 19 : Badan Penasihat Organisasi (BPO)


1. BPO merupakan lembaga kelengkapan organsiasi yang terdiri dari pendiri, para mantan
Ketua Umum/Ketua serta mantan BPH Bengkel Muda Surabaya, dan anggotanya Bengkel
Muda Surabaya lain yang jelas jasanya dalam memajukan dan mengembangkan organisasi
ini.
2. BPO berlaku otomatis dan berjalan untuk masa jabatan yang sama dengan BPH.
3. Penetapan dan penambahan anggota BPO dilakukan dalam sidang BPO.
4. BPO dikoordinir oleh seorang Ketua dengan dibantu seorang Sekretaris.
5. BPO bertugas dan berwenang untuk memberi nasihat/saran ataupun gagasan baik diminta
maupun tidak demi kelangsungan hidup organisasi.
Pasal 20 : Tugas dan Kewajiban Fungsionaris BPH
1. Ketua Umum/Ketua mengetahui BPH dan secara umum mengkoordinir tugas dna
kewajiban seluruh anggota BPH.
2. Ketua Umum/Ketua memimpin sidang-sidang dan dalam hal berhalangan hadir wajib
menunjuk Wakil Ketua atau salah satu anggota BPH.
3. Wakil Ketua, mewakili Ketua Umum/Ketua manakala berhalangan dan membantu tugas-
tugas Ketua Umum/Ketua.
4. Sekretaris Umum/Sekretaris memimpin dan mengkoordinir kegiatan sekretariatan seperti
absensi rapat, notulen rapat, heregestrasi, penerimaan angota, kartu anggota, dan
sebagainya.
5. Wakil Sekretaris membantu tugas-tugas Sekrretaris Umum/Sekretaris.
6. Bendahara bertanggungjawab atas pengelolaan dan penguasaan kekayaan serta keuangan
organisasi. Menyampaikan laporan secara periodik kepada pemberi subsidi setelah
diperiksa Ketua Umum/Ketua.
7. Wakil Bendahara membantu Bendahara meneliti pengeluaran dan pemasukan. Ikut
bertanggungjawab atas dibuatnya anggaran pendapatan dan belanja organisasi, laporan
keuangan dan neraca tahunan ataupun neraca pada akhir masa bakti kepengurusan. Wakil
Bendahara berfungsi juga sebagai kas kecil, yang bertindak melakukan pengeluaran dalam
jumlah yang telah disepakati BPH dan atas persetujuan Ketua Umum/Ketua.

Pasal 21 : Rapat Kerja/Raker BPH


1. Raker Bengkel Muda Surabaya dilaksanakan oleh dan atas tanggungjawab BPH pada
waktu 6 (enam) bulan setelah masa bakti berlalu/berjalan.
2. Raker diselenggarakan dengan tujuan untuk mengevaluasi program kerja yang telah dan
akan dilaksanakan, serta menetapkan keputusan-keputusan yang menunjang pelaksanaan
musyawarah anggota dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
3. Raker dihadiri oleh seluruh personalia BPH, BPO, dan Pembina.

Pasal 22 : Rapat BPH


1. Rapat BPH lengkap dilakukan setiap kali diperlukan, sedangkan rapat BPH atau
fungsionaris sedikitnya satu bulan sekali.
2. Rapat BPH sah apabila dihadiri setengah jumlah anggota Badan Pengurus.
3. Wakil Ketua dapat mengadakan rapat sendiri bersama dengan Biro-Biro yang dibawahinya,
begitu pula dengan Ketua-Ketua Biro setiap kali diperlukan.

Pasal 23 : Keputusan Rapat


Keputusan rapat diupayakan diambil melalui musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak
berhasil, maka adalah sah apabila didukung oleh 2/3 (dua per tiga) jumlah peserta rapat yang
hadir.

BAB IV
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 24 : Keuangan
1. BPH menetapkan besarnya uang pangkal, iuran, pungutan ataupun sambungan.
2. Seluruh lalulintas/mutasi keuangan harus dicatat disertau bukti-bukti yang sah menurut
kaidah pencatatan yang umum berlaku.

Pasal 25 : Kekayaan
1. BPH bertanggungjawab atas harta kekayaan organisasi baik yang bergerak maupun tetap
dari segi pemeliharaan dan cara pemakaiannya.
2. Tata-cara likuidasi atas kekayaan Bengkel Muda Surabaya karena pembubaran ditetapkan
oleh musyawarah anggota.

BAB V
PENUTUP

Pasal 26 :
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini
diatur oleh BPH dalam peraturan-peraturan tersendiri yang tidak boleh bertentangan
dengan jiwa dan semangat yang terkandung dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga ini.
2. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penyempurnaan pertama dari Anggaran Rumah
Tangga yang disahkan pada tanggal 1 April 1973, pukul 12.10 WIB., di Jalan Pemuda 15
Surabaya.
Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga ini disetujui dan disahkan melalui Musyawarah
Anggota pada tanggal 7 dan 8 Mei 1996 di Ruang Utama Dewan Kesenian Surabaya, Jalan
Pemuda 15 Surabaya.

Surabaya, 8 Mei 1986


Tim Perumus
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Bengkel Muda Surabaya

t.t.d

Bambang Sujiyono (Ketua)


Roesdi-Zaki (Penulis)
Bawong Suatmadji (Anggota)
Chusnul Huda Sholeh (Anggota)
Hare Rumemper (Anggota)
LAMPIRAN 1
LAMBANG BENGKEL MUDA SURABAYA

Keterangan :
Bentuk lambang Bengkel Muda Surabaya berupa segi-empat
trapezium warna dasar biru tua dan gambar orang merentangkan
tangan di dalamnya berwarna putih.Tulisan “Bengkel Muda”
berada di atas gambar dan “Surabaya” di dasar segi-empat
tersebut dengan warna biru tua di atas warna dasar putih.
Gambar orang dan tulisan tersebut dibingkai oleh garis tipis sewarna biru tua mengikuti bentuk
segi-empat trapezium tersebut.

Warna
- Biru tua melambangkan sikap kontemplatif.
- Putih melambangkan kejujuran dan keberishan hati.

Bentuk
- Trapezium tidak berarturan yang distilisasi melambangkan sikap artistik dari setiap anggota
dan organsiasi.
- Gambar orang melambangkan seorang actor yang kreatif.
- Rentangan tangan merupakan sikap sukur atas segala rahmat Allah SWT. sekaligus
mengulurkan tangan bagi sasama manusia.
- Kepala yang kecil melambangkan peringatan agar tidak besar kepala atau sombong dan
takabur.
- Hati yang melengkung melambangkan kerendahan hati, luwes dalam pergaulan, serta
kesungguhan hati dalam bertingkah-laku.

Anda mungkin juga menyukai