Setiap entitas yang akan melakukan pengembangan usaha akan selalu memikirkan bagaimana
cara mendapatkan sumber pendanaannya. Salah satu sumber pendanaan yang dapat
digunakan entitas dengan melalui utang bank. Nah, mari kita liat utang bank ini dari sisi
perpajakan.
Utang bank akan memiliki proses yang berbeda pada sisi perpajakan akan muncul jika entitas
tersebut memiliki deposito. Pembahasan kali ini didasarkan pada Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor SE - 46/PJ.4/1995.
Pada entitas yang memiliki utang bank akan memiliki kewajiban untuk membayar bunga
pinjaman. Biaya bunga ini dapat dijadikan sebagai biaya pengurang objek pajak penghasilan.
Namun, jika entitas memiliki deposito yang sumber pendanaannya dari hutang bank. Hal ini
akan membuat perlakukan khusus atas biaya bunga pinjaman bank yang diperkenankan
secara pajak.
Alasan diberlakukannya peraturan ini, dikarenakan deposito sendiri sudah dikenakan pajak
final sehingga bukan merupakan objek pajak penghasilan. Pada sisi lain, jika biaya bunga
dari utang bank yang menjadi sumber pendanaan investasi deposito dapat digunakan sebagai
pengurang objek pajak, makan menurut pajak akan terjadi pengurangan objek pajak
penghasilan secara tidak wajar.
Menurut ketentuan perpajakan terdapat beberapa kategori yang akan terjadi pada biaya bunga
pinjaman dalam perhitungan pajak penghasilan entitas. Kategori ini hanya digunakan dalam
perhitungan pajak penghasilan dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ketiga (Menghitung Jumlah Biaya Bunga Pinjaman yang Diperkenankan Secara Pajak):
Biaya Bunga Pinjaman = Prosentase Bunga x (Jumlah Rata-Rata Utang Bank - Jumlah Rata-Rata Deposito)
= 11% x (Rp 2.000.000.000,00 - Rp 750.000.000,00)
= 11% x Rp 1.250.000.000,00
= Rp 137.500.000,00
Sebagai contoh 2:
PT Naga membuat perjanjian utang bank yang akan mulai ditarik bulan Januari 2014 dengan
fasilitas maksimal Rp 24.000.000.000,00 dengan bunga sebesar 11%. Dana ditarik secara
bertahap dengan rincian sebagai berikut:
Keterangan Nominal
Januari 2014 Rp 4.000.000.000,00
Maret 2014 Rp 10.000.000.000,00
Agustus 2014 Rp 10.000.000.000,00
Jumlah Rp 24.000.000.000,00
Pada tahun 2014, Perusahaan juga memiliki deposito dengan jumlah dan jadwal penempatan
sebagai berikut:
Keterangan Nominal
Januari 2014 Rp 3.000.000.000,00
April 2014 Rp 3.000.000.000,00
Juli 2014 Rp 3.000.000.000,00
Jumlah Rp 9.000.000.000,00
Maka biaya bunga pinjaman yang diperkenankan secara perpajakan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Ketiga (Menghitung Jumlah Biaya Bunga Pinjaman yang Diperkenankan Secara Pajak):
Biaya Bunga Pinjaman = Prosentase Bunga x (Jumlah Rata-Rata Utang Bank - Jumlah Rata-Rata Deposito)
= 11% x (Rp 16.500.000.000,00 - Rp 6.750.000.000,00)
= 11% x Rp 9.750.000.000,00
= Rp 1.072.500.000,00
1. Dana pinjaman tersebut disimpan atau ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang
atas jasanya dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final,
2. Adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu
pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-mata untuk
memenuhi keharusan tersebut: misalnya cadangan biaya reklamasi yang harus
ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan di Bank Pemerintah.
3. Dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya berasal
dari tambahan modal dan sisa laba setelah kena pajak.