Anda di halaman 1dari 4

1.

Contoh Perhitungan Bunga Flat


Si A mendapatkan pokok pinjaman dari bank senilai Rp36 juta. Dari pinjaman tersebut Si A
diberikan bunga flat sebesar 5% per tahun. Dan disepakati jangka waktu pengembalian utang
selama 24 bulan (2 tahun). Maka perhitungan bunganya dapat diketahui dengan
menggunakan rumus:
Bunga per bulan = (P x I x t) / jb
P = pokok pinjaman
I = suku bunga per tahun
t = jumlah tahun jangka waktu kredit
jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit
Dengan rumus tersebut maka perhitungan bunga flat pada contoh di atas adalah:
Rp (36.000.000 x 5% x 2) / 24 = Rp150.000. Setelah diketahui bunga per bulan, maka
besaran cicilan dari bulan pertama hingga bulan ke-24 (cicilan akhir) adalah sebesar
Rp1.650.000. Yang terdiri dari cicilan pokok Rp1.500.000 (pokok pinjaman : jumlah bulan)
+ bunga flat senilai Rp150.000. Mengingat perhitungannya menggunakan sistem bunga flat,
maka tak ada perubahan nilai angsuran di setiap bulannya.
2. Contoh Perhitungan Bunga Efektif

Si A mendapatkan pokok pinjaman dari bank senilai Rp360 juta. Dari pinjaman tersebut Si A
diberikan bunga efektif sebesar 10% per tahun. Dan disepakati jangka waktu pengembalian
utang selama 24 bulan (2 tahun). Maka perhitungan bunganya dapat diketahui dengan
menggunakan rumus:

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = saldo pokok

i = suku bunga per tahun

30 = jumlah hari dalam sebulan

360 = jumlah hari dalam setahun

Saldo Pokok: Rp360 juta

Suku Bunga Efektif: 10% per tahun

Jangka waktu kredit: 24 bulan

Angsuran bulan 1:

Jumlah angsuran: Rp360 juta / 24 bulan = Rp15 juta

Perhitungan bunga: Rp360 juta x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp3 juta
Maka angsuran pokok ditambah bunga pada bulan 1 = Rp15 juta + Rp3 juta = Rp18juta

Angsuran bulan 2:

Karena sudah membayar angsuran di bulan 1 senilai Rp15 juta, maka saldo pokok pinjaman
berkurang menjadi Rp345 juta (Rp360 juta – Rp15 juta), maka perhitungan bunga untuk
angsuran kedua adalah: Rp345 juta x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp2.875.000

Dari kedua perhitungan tersebut di atas (angsuran pertama dan angsuran kedua) bisa dilihat
bahwa bunga pada setiap angsuran akan semakin berkurang sejalan dengan periode cicilan
yang berjalan.

3. Cara menghitung suku bunga anuitas

Dalam menghitung cicilan dengan bunga anuitas, rumus yang digunakan adalah dengan
rumus untuk menghitung bunga efektif. Rumus bunga anuitas yakni: Bunga = SP x i x
(30/360) Keterangan: SP adalah saldo pokok pinjaman di bulan sebelumnya. I adalah suku
bunga per tahun. 30 adalah jumlah hari dalam sebulan. 360 adalah jumlah hari dalam setahun.
Namun, rumus ini dikembangkan lagi untuk mendapatkan nilai yang sesuai berdasarkan
rumus anuitas menjadi:

P * (i/12) /( (1-(1+(i/12))^(-t)

Keterangan:

P adalah pokok pinjaman.

i adalah suku bunga.

t adalah periode kredit dalam satuan bulan

Untuk contoh penggunaan cara hitung bunga anuitas, misalnya si A memiliki plafon
pinjaman KPR sebesar Rp 120 juta (P) dengan tenor 10 tahun alias 120 bulan (t) dan suku
bunga 11 persen per tahun (i). Total angsuran per bulan yang harus si A bayar adalah Rp
120.000.000 x (11 persen/12) : (1-((1+(1/12)) ^ (-120 )) = Rp 1.653.000.

Besar angsuran bunga setiap bulan:

Angsuran bunga bulan 1: Rp 120.000.000 x 11 persen : 12 = Rp 1.100.000

Angsuran bunga bulan 2: Rp 119.446.999 x 11 persen : 12 = Rp 1.094.930

Angsuran bunga bulan 3: Rp 118.888.930 x 11 persen : 12 = Rp 1.089.815

Besar angsuran pokok tiap bulan:

Angsuran pokok bulan 1: Rp 1.653.000 - Rp 1.100.000 = Rp 553.000


Angsuran pokok bulan 2: Rp 1.653.000 - Rp 1.094.930 = Rp 558.069

Angsuran pokok bulan 3: Rp 1.653.000 - Rp 1.089.815 = Rp 563.184

Perhitungan tersebut berlanjut setiap bulan hingga masa tenor pembayaran KPR si A habis,
yakni dalam 10 tahun di setiap bulannya.

Contoh perhitungan Bagi Hasil:

 Contoh Perhitungan Bagi hasil pada Bank Kal-Sel

Nasabah A membuka rekening Tabungan iB pada tanggal 13 Agustus 2011 dengan saldo Rp.
1.000.000,-. Nisbah yang diberikan adalah 50% bagian dari jumlah pendapatan yang
dibagikan untuk Dana Pihak Ketiga Tabungan iB. Pendapatan Bank pada bulan Agustus
sebesar Rp. 15.000.000,- dan Saldo rata-rata DPK Tabungan iB Rp. 100.000.000,-
Perhitungan bagi hasil yang diterima nasabah :
Saldo rata-rata Tabungan Rp. 1.000.000,-
Saldo rata-rata DPK Tabungan Rp. 100.000.000,-
Nisbah Bagi Hasil 50% bagian nasabah
Pendapatan yang dibagikan utk DPK Tab Rp. 15.000.000,-
Tanggal mulai Tabungan 13 Agustus
Jumlah hari bulan Agustus 31 hari
Jadi bagi hasil yang diterima oleh nasabah di bulan Agustus 2011 :
(saldo rata-rata / saldo rata-rata DPK) x nisbah x pendapatan yang dibagihasilkan x jumlah
hari pengendapatan / jumlah hari dalam 1 bulan (1.000.000/100.000.000) x 0,5 x 15.000.000
x 19/31 = Rp. 45.967,74
 
Contoh 2
Nasabah A membuka rekening Deposito iB pada tanggal 1 Agustus 2011 dengan saldo Rp.
250.000.000,- dengan jangka waktu 1 bulan. Nisbah yang diberikan adalah 62% bagian dan
pendapatan Bank pada bulan Agustus sebesar Rp. 65.000.000,- dan Saldo rata-rata DPK
Deposito iB Rp. 5.000.000.000,-
Perhitungan bagi hasil yang diterima nasabah :
Saldo rata-rata Deposito Rp. 250.000.000,-
Saldo rata-rata DPK Deposito Rp. 5.000.000.000,-
Nisbah Bagi Hasil 62% bagian nasabah
Pendapatan yang dibagikan utk DPK Dep Rp. 65.000.000,-
Tanggal mulai Deposito 1 Agustus
Jumlah hari bulan Agustus 31 hari
Jadi bagi hasil yang diterima oleh nasabah di bulan Agustus 2011:
(saldo dep / saldo rata-rata DPK dep) x nisbah x pendapatan yang dibagihasilkan x jumlah
hari pengendapatan / jumlah hari dalam 1 bulan (250.000.000/5.000.000.000) x 0,62 x
65.000.000 x 31/31 = Rp. 2.015.000,-
 Perhitungan Bagi Hasil pada Bank Muamalat:

Bagi Hasil Nasabah = Rata-rata Dana Nasabah x HI-1000 X Nisbah Nasabah


                                                       1000                                                 100
 
Dari perhitungan diatas terdapat beberapa istilah antara lain:
 
HI-1000
HI-1000 adalah angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran
setiap seribu rupiah dana yang diinvestasikan oleh bank. (angka ini setiap hari mengalami
pnyesuaian dan dapat dicek langsung melalui pihak Bank)
 
Nisbah
Nisbah adalah porsi/bagian yang menjadi hak masing-masing pihak antara bank dan nasabah.
 
Dari penjelasan dan rumus perhitungan bagi hasil diatas, yuk kita coba hitung melalui contoh
berikut : Misal nasabah memiliki saldo tabungan sebesar Rp 100.000.000,- dengan HI-1000
sebesar 6,58 dan Nisbah Nasabah sebesar 5. Maka contoh Perhitungan Bagi Hasil
Tabungannya adalah sebagai berikut :
 
Bagi Hasil = Rp 100.000.000,- x 6,58 x   5      =  Rp 32.900,-
                                1000                            100
 
Sehingga bagi hasil tabungan nasabah selama 1 bulan adalah sebesar Rp 32.900,- (Tiga Puluh
Dua Ribu Sembilan Ratus Rupiah). Demikian perhitungan Bagi Hasil pada tabungan.

Anda mungkin juga menyukai