Anda di halaman 1dari 4

Dibawakan oleh Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa-nya, Sufyan bin

‘Uyainah pernah berkata,

‫َك اَن اْلُع َلَم اُء ِفيَم ا َم َض ى َيْك ُتُب َبْعُضُهْم إَلى َبْع ٍض ِبَهُؤاَل ِء اْلَك ِلَم اِت‬
Para ulama di masa silam biasa menuliskan surat pada yang lainnya dengan
untaian kalimat berikut:

Sumber https://rumaysho.com/1307-surat-ulama-pada-sahabatnya.html

Pertama:

‫َم ْن َأْص َلَح َس ِريَر َتُه َأْص َلَح ُهَّللا َع اَل ِنَيَتُه‬
Barangsiapa yang memperbaiki amalan batinnya, Allah pun akan
memperbaiki amalan lahiriyahnya.

Kedua:

‫َو َم ْن َأْص َلَح َم ا َبْيَنُه َو َبْيَن ِهَّللا َأْص َلَح ُهَّللا َم ا َبْيَنُه َو َبْيَن الَّناِس‬
Barangsiapa yang memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah, Allah
akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.

Ketiga:

‫َو َم ْن َع ِمَل آِل ِخ َرِتِه َك َفاُه ُهَّللا َأْمَر ُد ْنَياُه‬


Barangsiapa yang beramal demi tujuan akhirat, Allah akan mencukupkan urusan
dunianya.

Sumber: Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, 7/9-10.

Sumber https://rumaysho.com/1307-surat-ulama-pada-sahabatnya.html

‫َم ْن َأْص َلَح َس ِريَر َتُه َأْص َلَح ُهَّللا َع اَل ِنَيَتُه‬
Orang yang memerbaiki batinnya/hatinya, rahasianya dengan Allah,
pasti Allah akan perbaiki lahiriahnya. Di mana ia berusaha berpikir bagaimana
membeningkan hatinya dari berbagai macam perkara yang bisa menghancurkan
agamanya. Ia bersihkan dari kesyirikan. Ia bersihkan dari mengagungkan
selain Allah. Ia bersihkan hatinya dari penyakit-penyakit yang bisa merusak:
penyakit syahwat, penyakit syubhat, penyakit dengki dan kesombongan,
penyakit-penyakit yang lainnya yang tentunya mengakibatkan ia tidak selamat
dalam kehidupan Akhiratnya. Maka ia berusaha memerhatikan tentang kebaikan
dan kebeningan hatinya. Karena itulah perkara yang akan bisa bermanfaat nanti
pada Hari Kiamat. Allah taala berfirman:

٨٩﴿ ‫﴾ ِإاَّل َم ْن َأَتى الَّلـَه ِبَقْلٍب َسِليٍم‬٨٨﴿ ‫﴾َيْو َم اَل َينَفُع َم اٌل َو اَل َبُنوَن‬
“Pada Hari Kiamat tidak akan bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang
yang datang kepada Allah membawa hati yang selamat.” [QS. Asy-Syu’ara
(26): 88-89]

‫َو َم ْن َأْص َلَح َم ا َبْيَنُه َو َبْيَن ِهَّللا َأْص َلَح ُهَّللا َم ا َبْيَنُه َو َبْيَن الَّناِس‬
Orang yang memerbaiki zikirnya, pasti Allah akan selalu ingat kepadanya,
sebagaimana Allah berfirman:

١٥٢﴿ ‫﴾َفاْذ ُك ُروِني َأْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُروا ِلي َو اَل َتْكُفُروِن‬


“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.
Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
[QS. Al-Baqarah (2): 152]
Maka siapa yang memerbaiki hubungan dia dengan Allah, Allah akan perbaiki
hubungannya dengan manusia. Dijadikan hati-hati manusia mencintainya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis:
‫ ” ِإَّن َهَّللا‬: ‫ َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬،‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه‬
‫ َفُيِح ُّبُه‬،‫ ِإَّن َهَّللا َقْد َأَح َّب ُفَالًنا َفَأِح َّبُه‬: ‫َتَباَر َك َو َتَع اَلى ِإَذ ا َأَح َّب َع ْبًدا َناَد ى ِج ْبِريَل‬
‫ َفُيِح ُّبُه َأْهُل‬،‫ ِإَّن َهَّللا َقْد َأَح َّب ُفَالًنا َفَأِح ُّبوُه‬: ‫ ُثَّم ُيَناِد ي ِج ْبِريُل ِفي الَّس َم اِء‬،‫ِج ْبِريُل‬
“ ‫ َو ُيوَض ُع َلُه الَقُبوُل ِفي َأْهِل اَألْر ِض‬، ‫الَّس َم اِء‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:


“Apabila Allah tabaraka wa taala mencintai seorang hamba, Allah menyeru
kepada Jibril, “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia!”
Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru di langit, “Sesungguhnya
Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia (wahai para malaikat)!” Maka
penduduk langit mencintainya. Dan Allah menjadikan dia diterima di bumi
(yakni dicintai orang-orang saleh di bumi-pen) [HR. Al-Bukhari, no. 7485;
Muslim, no. 2637; dan ini lafal al-Bukhari]

‫َو َم ْن َع ِمَل آِل ِخ َرِتِه َك َفاُه ُهَّللا َأْمَر ُد ْنَياُه‬


‫ َو َأَتْتُه‬، ِ‫ َو َجَعَل ِغ َناُه ِفـْي َقْلِبه‬،‫ َم ْن َك اَن َهُّم ُه اآْل ِخ َر َة ؛ َج ـَم َع ُهللا َش ْم َلُه‬: ‫َو َقاَل‬
‫ َو َج َعَل‬، ‫ َو َم ْن َك اَنْت ِنَّيـُتُه الُّد ْنَيا ؛ َفَّر َق ُهللا َع َلْيِه َض ْيَع َتُه‬،‫الُّد ْنَيا َو ِهَي َر اِغ َم ٌة‬
‫ َو َلْم َيْأِتِه ِم َن الُّد ْنَيا ِإاَّل َم ا ُك ِتَب َلُه‬،‫َفْقَرُه َبْيَن َع ْيَنْيِه‬.
Beliau bersabda, “Barangsiapa yang keinginannya adalah negeri akhirat, maka
Allâh akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan hatinya kaya dan dunia
akan mendatanginya dalam keadaan hina.

Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allâh akan mencerai-beraikan


urusan dunianya, menjadikan kefakiran di pelupuk matanya, dan dunia yang
berhasil diraih hanyalah apa yang telah ditetapkan baginya.

Orang yang menginginkan dan di hatinya keinginan yang terbesar adalah


kehidupan Akhirat, Allah berikan tiga perkara kepadanya:
(1) Allah kokohkan urusan dia. Artinya ia akan bisa istiqamah. Ia akan bisa
tegar dalam menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dalam kehidupan
dunia ini, sehingga akan kuat dalam menghadapi itu semuanya.
(2) Allah jadikan hatinya kaya. Ia penuh qanaah. Ia merasa cukup dengan
yang ada. Ia menjadi orang-orang yang zuhud dalam kehidupan dunia.
(3) Allah akan jadikan dunia mendatanginya, dalam keadaan dunia itu hina
di matanya.

Referensi : https://almanhaj.or.id/12445-wasiat-nabi-shallallahu-alaihi-
wa-sallam-untuk-menuntut-ilmu-membersihkan-hati-dan-zuhud-di-dunia.html

https://nasihatsahabat.com/tiga-wasiat-penting-dari-salafush-shalih/

Anda mungkin juga menyukai