Dosen Penanggungjawab :
Prof. Rahmawaty S.Hut., M.Si., Ph.D.
Disusun Oleh:
Muhammad Syawal Akbar 191201007
Irma Amelia 191201088
Ultari Manalu 191201126
Johan Abimael Januari Hutabarat 191201138
Kelompok 8
MNH 5
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Perencanaan Hutan ini dengan baik yang berjudul ”Penerapan Metode Analytic
Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pedukung Keputusan” ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Hutan pada Program Studi
Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggungjawab Mata
Kuliah Manajemen Hutan, Ibu Prof. Rahmawaty S.Hut., M.Si., Ph.D. karena telah
memberikan materi dengan baik dan yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penulis mengikuti kegiatan mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak dalam
upaya untuk memperbaiki isi makalahini akan sangat penulis hargai. Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
PENERAPAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
(AHP) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam pengambilan suatu keputusan terdapat banyak alternatif pilihan atau
tindakan sehingga manusia dipaksa untuk memilih salah satu diantara alternatif-
alternatif tersebut yang merupakan hasil keputusan yang terbaik. Pengusulan dan
Penetapan Hutan Konservasi di Indonesia dilakukan melalui serangkaian proses
yang disebut pengukuhan kawasan hutan. Dalam proses pengukuhan hutan
konservasi, penetapan dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan
dan peran serta dari pemerintah daerah maupun pemangku kepentingan yang
terkait. Agar para pengambil keputusan dapat melakukan banyak komputasi
dengan cepat dan biaya rendah maka sangat diperlukan sistem pendukung
keputusan yang terkomputerisasi.
Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan model AHP dapat
memberikan solusi dari suatu situasi yang kompleks, dengan memberikan bobot
dan prioritas terhadap kriteria atau usulan. Dalam membangun sistem pendukung
keputusan tersebut, metode Analytic Hierarchy Prosess (AHP) juga dapat
digunakan untuk menentukan prioritas kriteria dengan membuat matriks
perbandingan berpasangan, membuat matriks nilai kriteria hingga akhirnya
diperoleh nilai total yang digunakan sebagai dasar untuk merangking kriteria
hutan konservasi.
2. MASALAH
Adanya kepastian status kawasan hutan menjadi prasyarat penting bagi
terwujudnya tata kelola hutan yang baik. Namun dengan adanya kesalahan
prosedur penetapan kawasan hutan di masa lalu yang hingga saat ini belum
diperbaiki, menjadi salah satu kendala besar untuk mewujudkan kepastian
kawasan hutan tersebut. Dalam prakteknya pengukuhan kawasan hutan di
Indonesia seringkali ditujukan untuk menetapkan hak negara atas kawasan hutan
tertentu yang memisahkannya dengan lahan milik masyarakat. Dengan kata lain,
mekanisme pengukuhan kawasan hutan telah dipandang dan digunakan sebagai
instrumen untuk menetapkan hak kepemilikan (property right) kawasan hutan
daripada sebagai instrumen untuk penataan fungsi kawasan hutan.
Kawasan-kawasan hutan yang sudah tidak memiliki fungsi tidak dapat
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya, di lain pihak pemerintah tidak
mampu mempertahankan kawasan hutan sesuai dengan fungsinya. Oleh karena
itu, diperlukan penyesuaian kriteria-kriteria terhadap ekosistem hutan untuk
menetapkan kawasan hutan berdasarkan fungsi dan dampak terhadap kawasan di
luar hutan untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dengan memperhatikan
ekosistem wilayah.
Kekeliruan dalam menetapkan kriteria kawasan hutan yang tidak sesuai
dengan ekosistem hutan mengakibatkan pada ketidak harmonisan sistem
keseimbangan wilayah, sebagai contoh bahwa kawasan hutan produksi masih
tetap sebagai hutan produksi namun sudah tidak mampu untuk berproduksi.