Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PEMBAHASAN

A. Hygiene Sanitasi Pedagang Nasi Goreng

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini memeberi gambaran tentang

keadaan hygiene sanitasi pedagang nasi goreng mulai dari sanitasi,hygiene perorangan,

suhu penyimpanan bahan makanan,peneriksaan pencahayaan dan pemeriksaan salmonella

di 3 pedagang nasi goreng disekitar Jalan Rumah Sakit Umum Daerah,Kejawar Kecamatan

Banyumas,Kabupaten Banyumas Tahun 2022, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penjamah

Berdasarkan table 4.1 personal hygiene dari ke 3 pedagang nasi goreng tersebut

tidak memenuhi syarat semua dikarenakan terdapat komponen yang belum memenuhi

syarat yaitu tidak memakai penutup kepala,tidak memakai clemek,tidak menggunakan

sarung tangan,tidak mencuci tangan sebelum menjamah makanan,tidak menggunakan

alas kaki yang tertutup dan tidak menggunakan sarung tangan. Seharusnya personal

hygiene yang baik yaitu penjamah makanan menggunakan pakaian yang bersih, selalau

mencuci tangan sebelum menjamah makanan, memakai clemek,kuku dalam keadaan

pendek dan bersih,memakai penutup kepala, menggunakan sarung tangan,

menggunakan alas kaki yang tertutup dan rambut dalam keadaan rapi. Menurut

Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 Hentang Hygiene Sanitasi Jasa

Boga bahwa setiap penjamah makanan harus memakai berpakaian

bersih,menggunakan clemek/apron,menggunakan penutup kepala,dan menggunakan

alas kaki yang tertutup. Para penjamah makanan sebaiknya dibiasakan sebelum

menjamah makanan mencuci tangan yang baik dan benar dan menyediakan clemek,

penutup kepala dan alas kaki tertutup supaya kebersihan penjamah sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011. Penjamah sebaiknya lebih
memperhatikan perilaku mereka agar makanan yang mereka buat tidak menimbulkan

kontaminasi sehingga dapat membahayakan konsumen. Untuk para konsumen

sebaiknya dapat memilih warung nasi goreng yang besih dan terjamin kualitasnya.

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan No.1096 Tahun 2011 Tentang Persyaratan

Hygiene Sanitasi, sebaiknya seorang penjamah makanan pernah mengikuti kursus dan

memeiliki sertifikat laik hygiene sanitasi.

Menurut table 4.1 prilaku penjamah dari ke 3 pedagang tersebut ada satu pedagang

yang perilaku belum memenuhi syarat yaitu tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan

tidak mencuci tangan sesudah bekerja. Sedangkan dari ke 2 penjamah tersebut sudah

memenuhi syarat saat menjamah makanan,mencuci tangan sebelum dan sesudah

menjamah makanan,tidak merokok,tidak menggaruk bagian tubuh saat menjamah

makanan,dan tidak mengambil makanan yang sudah terjatuh hal tersebut sudah

memenuhi syarat peraturan Mentri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 Tentang perilaku

penjamah makanan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dengan cara

pemasangan leaflet tentang perilaku penjamah yang baik dan benar.sebaiknya para

penjamah juga harus memeperhatikan perilaku mereka agar tidak menimbulkan

kontaminasi terhadap makanan yang mereka buat dan dapat membahayakan para

konsumen. Untuk para konsumen sebaiknya dapat memilah makanan ataupun warung

nasi goreng yang bersih dan kualitasnya terjamin.

2. Bahan Makanan

Berdasarkan table 4.2 bahan makanan dari ke 3 pedagang tersebut sudah

memenuhi syarat semua yaitu daging yang digunakan segara,berwarna segar,berbau

khas bukan busuk,keadaan daging berwarna merah muda dan tekstur daging ayam

elastis. Jika pada pemilihan daging ayam yang salah maka daging ayam sudah lama

atau mengalami pembususkan sehingga akan menimbulkan zat yang bersifat racun

sebaiknya pedagang tetap memeperhatikan cirri – cirri daging yang segar dan baik.
3. Penyimpanan Bahan Makanan

Berdasarkan table 4.3 pada penyimpanan bahan makanan ke 3 pedaganmg nasi

goreng sudah memenuhi syarat yaitu tempat penyimpanan bahan makanan terpisah

atau sesuai jenis bahan makana, tempat penyimpan bahan makanan terbuat dari

bahan kuat tidak pecah atau untuh, penyimpanan bahan makanan tidak tersentuh lantai

atau dinding dan tempat penyimpanan bahan makanan tertutup dan terhindar dari

kontaminasi. Menururt Mentri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 Tentang Cara

Pengolahan Makanan yang Baik Penyimpanan bahan makanan harus terhindr

darikemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri,serangga,tikus dan hewan lainnya

maupun bahan berbahaya.

4. Sanitasi Tempat Pengolahan

Berdasarkan hasil pada table 4.4 dari ke 3 pedagang nasi goreng terdapat 1

pedagang nasi goreng yang belum memuhi syarat yaitu pencahyaan pada warung nasi

goreng Bp. S terlihat sangat redup di bandingkan dengan warung Bp. A dan Bp. I kedua

warung tersebut pencahayaan sangat terlihat terang jika pada saat makan nasi goreng

yang terdapat kotoran dapat terlihat, terdapat adanya binatang peliharaan di warung Bp.

Sn. untuk pencahyaan Bp. Aa dan Bp.Aa tersebar merata dan tidak

menyilaukan,terdapat penampungan sampah sementara,tidak ada binatang peliharaan,

kran air terletak strategis dan mudah di jangkau.

Pengetahuan dan prilaku penjamah makanan terhadap syarat tempat pengolahan

makanan pelu diingatkan agar mereka mengetahuai perilaku yang baim dan benar dalm

mengolah makanan. Hal ini dilakukan dengan cara penyuluhan oleh puskesmas atau

dinas kesehatan.
5. Pengolahan Makanan

Berdasarkan table 4.5 dari ke 3 pedagang nasi goreng terdapat 2 pedagang yang

belum memenuhi syarat yaitu tidak mencuci sayuran pada kran yang mengalir. Namun

pada pedagang Bp. Aa pada pengolahan makanan sudah memenuhi syarat yaitu

mencuci bersih sayuran dengan air mengalir, mencuci bersih daging ayan dengan air

mengalir dan mencuci bersih telur dengan air mengalir. Menurut Mentri Kesehatan No.

1096 Tahun 2011 Tentang Pengolahan Makanan Yang Baik pengolahan makanan

adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan jadi atau siap

santap dengan memeperhatikan cara pengolahan makanan yang baik tempat

pengolahan, pemilhan bahan sortir untuk memeisahkan, meracik bahan persiapan

bumbu, pesiapan pengolahan.

6. Penyajian Nasi Goreng

Berdasarkan table 4.6 dari ke 3 pedagang nasi goreng yang memenuhi syarat yaitu

membersihkan tempat penyajian, menggunakan bungkus yang rapat,tidak meniup

pembungkus dan menggunakan pembungkus yang bersih. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 1098 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah

Makan, Hygiene Sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,

orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan

penyakit atau gangguan kesehatan.

7. Pengangkutan Nasi Goreng

Berdasarkan table 4.7 dari ke 3 pedagangnasi goreng sudah memenuhi syarat yaitu

tidak tercampur bahan berbahaya dan beracun B3,wadah utuh,kuat,tidak karat dan

ukurannya memadahi dengan jumlah makanan yang ditempatkan,dan isi tidak boleh

penuh untuk waktu yang lama. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1098

Tahun 2003 Tentang persyaratan Hygiene dan Sanitasi rumah makan, makanan siap
santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu perlakuan yang lebih hati –hati.

Oleh karna itu dalam prinsip pengangkutan makanan perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah masing-masing dan bertutup.

b. Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai dengan jumlah

makanan yang akan ditempatkan.

c. Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang mencair

(kondensasi).

Makanan yang telah diolah dengan cara hygienes akan tetapi cara

pengangkutannya tidak baik akan menimbulkan kontaminasi pada makanan yang sudah

dioleh dengan hygienes sehingga perlu diperhatikan cara pengangkutan makanan yang

baik menurut peraturan yang ada. Untuk itu pemilik warung sebaiknya menyediakan

wadah untuk masing – masing jenis makanan dan wadah harus terhindar dari

kontaminasi.

B. Pengukuran Pencahayaan Pedagang Nasi Goreng Jalan rumah sakit umum daerah

Banyumas Tahun 2022

Berdasarkan table 4.8 dari ke 3 pedagang nasi goreng tersebut ada salah satu

yang belum memenuhi syarat pencahayaan yaitu pada pedagang nasi goreng Bp.Sn pada

pedagang tersebut pencahayannya kurang karena lampu yang digunakan satu saja.

Menurut Mentri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 tentang persyaratan teknis hygiene dan

sanitasi Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan

pembersihan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif. Setiap ruang tempat

pengolahan makanan dan tempat cuci tangan intensitas pencahayaan sedikitnya 20 foot

candle/fc (200 lux) pada titik 90 cm dari lantai. Semua pencahayaan tidak boleh

menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan

bayangan.
C. Hasil Pemeriksaan Sampel Nasi Goreng

Berdasarkan hasil pemeriksaan ke 3 sampel nasi goreng yang di ambil pada

pedgang nasi goreng di sekitar jalan rumah sakit umum daerah banyumas semuanya negatif

Salmonella Sp.Menurut Peraturan Badan Pebgawasan Obat dan Makanan Nomer

HK.00.06.1.52.4011

Meskipun hasilnya negatif perlu adanya penyuluhan dari puskesmas atau dinas

kesehatan setempat terhadap penjamah makanan agar mereka dapat mengolah makanan

dengan baik. Selain itu agar mereka dapat mengetahui kondisi yang dapat mengakibatkan

adanya salmonella sp yang tumbuh dan berkembang. Pengolahan yang benar tidak dapat

menimbulkan adanya kontaminasi pada makanan yang diolah pada penjamah makanan dan

tidak adanya kontaminasi tidak menimbulkan bahaya bagi konsumen itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai