Anda di halaman 1dari 93

17/02/2016

UTAMAKAN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

AWAS LISTRIK
BISA MATI

PERSYARATAN K3
PEMASANGAN INSTALASI TENAGA (DAYA)
(EDITING MEI 2015)
H. SUMARSONO

Pengertian
Instalasi Listrik Daya / Tenaga adalah sirkit pemasangan
komponen-komponen peralatan listrik fase tunggal maupun
fase tiga, untuk melayani perubahan (konversi) energi listrik
menjadi energy mekanis atau energy kimia.

1. Persyaratan Instalasi Listrik Daya


a. Syarat Aman
Instalasi listrik daya/tenaga harus dibuat sesuai standar
keselamatan, sehingga kecil kemungkinan timbul kecelakaan.
Aman berarti tidak membahayakan keselamatan jiwa manusia
terjaminnya peralatan dan benda disekitarnya dari kerusakan
akibat adanya gangguan seperti : gangguan hubung singkat,
gangguan beban lebih, gangguan tegangan lebih dan
gangguan kegagalan isolasi.

PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com


17/02/2016

b. Syarat Keandalan
Adalah bahwa kelangsungan pemberian/pengaliran arus
listrik kepada beban/konsumen pemakai listrik harus
terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik tenaga harus
direncanakan sesuai dengan standarnya sehingga
kelancaran pasokan listrik terjamin.

c. Syarat Ekonomis
Instalasi listrik daya/tenaga harus dibuat sesuai dengan
standarnya sehingga harga dari keseluruhan instalasi itu,
ongkos pemasangan, ongkos operasional dan ongkos
pemeliharaannya tidak boros. Rugi daya listrik yang hilang
harus sekecil mungkin, rugi tegangan maksimal 5 % dari
tegangan sumber.

2. Peralatan Instalasi Daya

Komponen perlengkapan kendali seperti tombol, sakelar,


lampu, sinyal, sakelar magnet dan kawat penghubung harus
mempunyai kemampuan yang sesuai dengan
penggunaannya.
Komponen seperti tombol, sakelar kendali, dan sakelar
pemilih harus mempunyai tanda atau warna yang
memudahkan operator untuk melayaninya.
Penghantar atau kabel yang digunakan untuk perlengkap-an
kendali dalam PHB harus berukuran sekurangnya 1,0 mm2
kecuali penghantar atau kabel yang sudah terpasang dalam
perlengkapan kendali itu.
Proteksi sistem kendali harus terpisah dari proteksi yang lain.
(PUIL 2000 : 6.6.5.1 - 6.6.5.4)

2
17/02/2016

3. Klasifikasi Keandalan Beban

1. Sistem harus dapat mendukung beban yang


memerlukan keandalan sangat tinggi, karena
terhentinya aliran listrik akan dapat menyebabkan
kematian atau kecelakaan.
2. Sistem harus dapat mendukung beban yang
memerlukan keandalan tinggi, dimana jika aliran listrik
berhenti tidak menyebabkan kematian manusia, tetapi
menyebabkan kerusakan pada beban atau
menyebabkan kerugian yang sangat besar.
3. Sistem harus dapat mendukung beban dengan
keandalan biasa, apabila aliran listrik terhenti tidak
begitu membahayakan dan merugikan.

3. Klasifikasi Keandalan Beban (lanjutan)

4. Mutu terjamin, berarti konsumen mendapat aliran listrik


sesuai dengan ukuran normal dari kebutuhan beban.
5. Panel listrik direncanakan, dengan memiliki cadangan
yang cukup apabila diperlukan untuk penambahan
beban.

3
17/02/2016

4. Komponen Panel Hubung Bagi Kendali

DIAGRAM BLOK INSTALASI LISTRIK TENAGA


(MENURUT PUIL 2000
PENGAMAN HUBUNG PENDEK (PHS)
Ayat 5.5.1.3 ) A1

SIRKIT CABANG (SC)

A2 B PENGAMAN HUBUNG PENDEK (PHS)

C SARANA PEMUTUS (SP)

D KENDALI (KM)

E PENGAMAN BEBAN LEBIH (PBL)

F
MOTOR
PEMBUMIAN (GND)
G

4
17/02/2016

Keterangan :

A1-Pengaman Hubung Singkat Sirkit Cabang berfungsi


sebagai pengaman arus lebih pada suatu sirkit cabang
yang mensuplai dua motor atau lebih.
A2-Sirkit Cabang berfungsi sebagai penghantar rangkaian
akhir yang mensuplai dua motor atau lebih.
B - Pengaman Hubung Singkat Sirkit Motor berfungsi sebagai
pengaman arus lebih sirkit akhir yang mensuplai motor
tunggal dari gangguan hubung singkat.
C - Sarana Pemutus berfungsi sebagai sarana pemutus
(pengisolir) motor dari jaringan apabila akan dilakukan
perbaikan pada motor.

Keterangan :
D - Kendali Motor berfungsi sebagai alat pengasutan motor,
pengatur putaran motor, menjalankan motor, menjalankan
motor dengan Y/Δ, membalik arah putaran motor dan
memberhentikan motor.
E - Pengaman Beban Lebih berfungsi sebagai
pengaman/melindungi motor, peralatan kontrol motor dan
hantaran akhir terhadap pemanasan berlebihan akibat
beban lebih dan atau motor tidak dapat diasut.
F - Motor Listrik berfungsi sebagai alat yang merubah energi
listrik menjadi energi mekanis untuk menggerakkan mesin-
mesin pemakai listrik.
G - Grounding System/Pembumian berfungsi mengamankan
peralatan instalasi dan motor listrik dari adanya kejut listrik
akbitat kebocoran arus.

5
17/02/2016

Dalam suatu panel listrik Komponen Panel Hubung


Bagi Kendali terdapat komponen listrik yang
diantaranya adalah :
a) Pengaman Lebur (Fuse);
b) Miniature Circuit Breaker (MCB);
c) Kontaktor Magnetik (Magnetic Contactor);
d) Thermal overload relay (TOLR);
e) Lampu Indikator (Indicator Lamp);
f) Kabel Penghantar;
g) Pemilihan Penghantar;
h) Kemampuan Hantaran Arus (KHA);
i) Sepatu Kabel;
j) Busbar;
k) Cable Tidy atau Spiral.

a) Pengaman Lebur (Fuse)

Jika terlewati arus yang melebihi kapasitas kerja dari fuse


tersebut, maka fuse akan terbakar dan memutus arus yang
ada dalam rangkaian tersebut. Elemen penghantar yang
terdapat dalam fuse tersebut akan meleleh, dan memutus
rangkaian listrik tersebut sebagai pengaman terhadap
komponen-komponen lain dalam rangkaian listrik.
Ada dua jenis yang disebut dengan fusible link, yaitu :
1. fuse elemen cartridge dan f
2. usible link itu sendiri.
Perbedaan yang paling terlihat adalah kapasitas arus yang
diamankan, fusible link fuse elemen cartridge aplikasinya
adalah untuk pengamanan arus diatas 30 ampere.

6
17/02/2016

a) Pengaman Lebur (lanjutan)

Fuse elemen adalah tipe fusible link yang berbentuk


catridge atau kadang juga disebut pacific fuse.
Elemen Fuse yang digunakan dilengkapi dengan terminal
dan housing, cara pasangnya dengan cara plug-in atau
dengan menggunakan bolt.
Fusible link berbentuk kawat penghantar yang didesain
akan meleleh dan putus saat dilewati oleh arus lebih yang
melebihi kapasitas arusnya, karena desainnya yang seperti
itu maka isolasinya terbuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar. Untuk menentukan ratting pengaman dari fuse
menurut PUIL 2000 adalah sebagai berikut :
Ratting Fuse : IR = 400 % X In

Gambar 2.6 - Pengaman Lebur (Fuse) jenis NH

7
17/02/2016

b) Mini Circuit Breaker (MCB)


Mini Circuit Breaker (MCB) merupakan alat pengamanan
terhadap beban lebih atau gangguan arus hubung singkat.
Berdasarkan konstruksinya, MCB dilengkapi dengan
komponen dwi logam (Bi-Metal) yang digunakan untuk
pengamanan beban lebih (over load) dan komponen
elektro-magnetik untuk pengamanan terhadap gangguan
arus hubung singkat. Thermis, prinsip kerjanya
berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis
logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam
tersebut dilas jadi satu keping (bimetal) dan dihubungkan
dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut
melebihi arus nominal yang diperkenankan maka bimetal
tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik.

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

Magnetik, prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus


hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar
mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis. Semakin
besar arus hubung singkat, maka semakin besar gaya
yang menggerakkan sakelar tersebut sehingga lebih cepat
memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan
kembali keposisi off. Busur api yang terjadi masuk kedalam
ruangan yang berbentuk pelat-pelat, tempat busur api
dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.
Pemilihan MCB ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Standar yang berlaku. Contoh PUIL, SPLN, IEC, SNI;
2. Kapasitas Pemutusan;
3. Arus Pengenal;
4. Tegangan.

8
17/02/2016

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

Tegangan operasional pengenal MCB harus lebih besar atau


sama dengan tegangan sistem. Kapasitas pemutusan tidak
boleh kurang dari arus hubung pendek prospektif pada tempat
instalasinya (PUIL pasal 3.24.4.3.1).
Ir adalah arus nomimal MCB, sedangkan Im adalah arus
hubung singkat minimum, dan Icu adalah arus hubung singkat
maksimum atau arus breaking capacity. Menurut PUIL 2000
pasal 5.5.5.2.2 : Untuk sirkit akhir yang menyuplai motor
tunggal, nilai pengenal atau setelan proteksi hubung singkat
tidak boleh melebihi dari nilai yang bersangkutan dalam tabel
2.1 juga dalam pasal 5.5.5.2.3 menyebutkan untuk sirkit akhir
yang menyuplai beberapa motor, nilai pengenal atau setelan
gawai proteksi, tidak boleh melebihi nilai terbesar dihitung
menurut tabel 2.1 untuk masing-masing motor.

Gambar 2.2 Miniature Circuit Breaker


(MCB)
Gambar 2.3 - Kurva standar operasi untuk
pemutus sirkit termal-magnetik.

9
17/02/2016

Tabel Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawai


proteksi sirkit motor terhadap hubung pendek (PUIL
tabel 5.5-2)

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

Maka, menurut tabel diatas bisa dilihat bahwa besarnya


rating MCB yang digunakan untuk mengamankan motor
sangkar dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan:

Rating MCB : IR = 250 % x In

Setelah mendapatkan rating MCB, maka harus ditentukan


pula kapasitas pemutusan (Breaking Capasity).
Perhitungan kapasitas pemutusan sangat penting untuk
memperkirakan besarnya arus hubung singkat maksimum
yang mungkin terjadi, sehingga dapat ditentukan besarnya
kapasitas Breaking Capasity (BC) peralatan pengaman.

10
17/02/2016

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

Perhitungan besarnya BC pada peralatan pengaman


disuatu titik jaringan instalasi menjadikan peralatan
pengaman mampu untuk menahan arus hubung singkat
yang terjadi pada saat terjadi gangguan pada instalasi
tersebut. Proteksi hubung singkat yang optimum harus
disediakan untuk mempertahankan kinerja, usia, dan biaya
efektif dari peralatan. Untuk menghitung besarnya Breaking
Capasity dapat dihitung dengan menggunakan metode
tabulasi Kriteria dasar pemilihan Circuit Breaker
(pembacaan tabel metode pendekatan).

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

Untuk menentukan tipe Circuit Breaker yang akan dipasang,


harus mengetahui dua para meter utama yang mendasar,
yaitu :
1. Arus beban (load current) IB
2. Nilai arus hubung singkat tiga fasa (three-phase short-
circuit) atau dikenal dengan istilah Prospective ISC pada
posisi asal mula instalasi pengawatan.

Circuit Breaker terpilih akan selalu membandingkan arus


setting Ir dengan arus beban IB, serta breaking capacity-nya
ICU dengan prospective ISC (lihat gambar dibawah). Ini
adalah aturan dasar yang terdapat pada standar instalasi
Circuit Breaker dan kemungkinan tidak akan berubah atau
diamandum ulang.

11
17/02/2016

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

A. Penggunaan Service Breaking Capacity ISC


Didalam IEC 947-2 telah didefinisikan karakteristik Service
Breaking Capacity yang baru ICS, yang mana
menggambarkan kemampuan dari peralatan (CB) untuk
kembali beroperasi secara normal setelah short-circuit
breaking (pemutusan arus hubung-singkat) pada nilai
tertentu yang mungkin terjadi. Meskipun disana tidak ada
aturan dalam standar instalasi (IEC 364 atau NF C 15-100)
yang sesuai pada kegunaan dari nilai ICS, disarankan
untuk memilih peralatan yang memiliki nilai service
breaking capacity ICS ≥ nilai kemungkinan hubung singkat
ISC. Hal ini cukup penting dan jauh lebih bijak dalam
rangka untuk meyakinkan kelangsungan kerja serta
kehandalan sistem yang lebih optimal.

12
17/02/2016

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

B. Letak pengaman terhadap beban


a. Circuit Breaker yang diinstal dekat dengan power
suplai.
b. Circuit Breaker dengan rating lebih rendah pada
instalasi yang jauh dengan power suplai.
C. Definisi dan Simbol
Berikut adalah definisi dan simbol dasar Circuit Breaker
yang wajib diketahui. Definisi terkait dengan tegangan :
a) Ue : rated service voltage;
b) Ui : rated insulation voltage (> Ue max);
c) Uimp : rated impulse withstand voltage.

13
17/02/2016

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)


Definisi terkait dengan arus :
 Ib : circuit operational current;
 Icm : rated short-circuit making capacity.
 Ics : rated service breaking capacity (normally expressed as
a % of Ics).
 Icu : rated ultimate short-circuit breaking capacity
(expressed in kA).
 Icw : rated short-time withstand current.
 Idn : rated residual operating current (often called residual
sensitivity).
 In : rated current = maximum value of current used for the
temperature rise tests (e.g. for a Compact NS250
circuit breaker: In = 250 A).
 Is : discriminating current limit.
 Isc : short-circuit current at a given point in the installation.

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

D. Contoh Perhitungan Kemungkinan Arus Hubung Singkat (Three-phase


short-circuit at circuit breaker installation point) :
Calculation of maximum prospective Isc

Line side impedance :

Transformer impedance :

For a transformer with delta/zig-zag connection, direct impedance Zd


and negative phase-sequence impedance Zi are equal : zero-
sequence impedance equals 0.4 Zd.

14
17/02/2016

1. Tipe CB;
2. Rating Arus;
3. Karakteristik kurva Tripping;
4. Tegangan Kerja;
5. Nomor Katalog;
7. Rating arus minimal gangguan (BC);
8. Rating arus maksimal gangguan (BC)
9. Terminasi CB (IEC).

15
17/02/2016

b) Mini Circuit Breaker (lanjutan)

Dibawah ini terdapat jenis-jenis MCB (Miniature Circuit Breaker) yaitu :


a. Kurva B

MCB jenis ini biasanya digunakan untuk kontrol dan proteksi baik
diindustri maupun diperumahan. Karakteristik dari jenis ini memiliki
magnetic trip 3-5 x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar arus
tiga sampai lima kali arus nominal akan membuat MCB bekerja.
b. Kurva C

MCB jenis ini biasanya digunakan untuk kontrol dan proteksi baik di
industri maupun diperumahan. Karakteristik dari jenis ini memiliki
magnetic trip 5-10 x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar arus
lima sampai sepuluh kali arus nominal akan membuat MCB bekerja.

16
17/02/2016

c. Kurva D
MCB jenis ini lebih dikhususkan untuk dipakai dalam instalasi dengan
arus masuk yang tinggi. Karakteristik dari jenis ini memiliki magnetic
trip 10-50 x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar arus sepuluh
sampai lima puluh kali arus nominal akan membuat MCB bekerja.

Gambar 2.5 - Kurva karakteristik MCB arus waktu pemutusan tenaga

c) Kontaktor Magnetik (Magnetic Contactor)


Kontaktor magnet adalah gawai elektromekanik yang dapat berfungsi
sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan
dari jarak jauh. Pergerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya
elektromagnet. Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja
berdasarkan kemagnetan, karena magnet berfungsi sebagai penarik dan
pelepas kontak-kontak pada kontaktor.

Gambar 2.7 Gambar Kontaktor

17
17/02/2016

Berdasarkan fungsinya, kontak pada kontaktor ada 2 macam, yaitu :


1. Kontak Utama.
Adalah kontak yang menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang
menuju kebeban atau motor. Dapat dilihat pada tabel 2.3 :

Tabel 2.2.Simbol Input dan Output Kontak utama

2. Kontak Bantu
Kontak ini hanya digunakan pada rangkaian kontrol. Terdiri dari dua jenis
kontak yaitu kontak normally open (NO) dan normally close (NC).
a. Kontak NO cirinya bernomor ganda dan nomor terakhir adalah 3-4,
Contoh : 13-14, 23-24, 33-34
b. Kontak NC cirinya bernomor ganda dan nomor terakhir adalah 1-2
Contoh :11-12,21-22, 31-32

Dalam pemilihan kontaktor, jika dilihat dari beban ada beberapa hal yang
menjadi parameter.Yaitu :
a. Jenis beban;
b. Kapasitas beban, meliputi : arus, tegangan, daya;
c. Frekuensi On-Off;
d. Kategori penggunaan.

18
17/02/2016

Sedangkan untuk pemilihan jenis kontaktornya sendiri harus


memperhatikan :
a.Tegangan kerja;
b. Besarnya daya;
c. Kemampuan hantar arus (kontaknya);
d. Jumlah kontak bantu yang dimiliki;
e. Kategori penggunaan.

Pemilihan kontaktor yang didasarkan pada standar kategori pemakaian


yang ditetapkan oleh standar IEC 6094-7 didefinisikan sebagai harga arus
kontaktor saat penutupan atau pembukaan kontak yang tergantung pada :
a. Kategori pemakaian AC1 : Pemakaian untuk beban non-induktif atau
sedikit induktif;
b. Kategori pemakaian AC2 : Pemakaian untuk starting motor slipring
(starting, switching off);

c. Kategori pemakaian AC3 : Untuk pemakaian pada starting motor rotor


sangkar. (starting, switching off);
d. Kategori pemakaian AC4 : Pemakaian untuk jenis motor rotor sangkar
(starting, plugging atau berbalik arah putaran, inching).

19
17/02/2016

d) TOLR (Thermal Overload Relay)


TOLR / TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan
motor atau memberi perlindungan kepada motor dari kerusakan akibat
beban lebih. Prinsip kerja thermal beban lebih (TOLR) berdasarkan
panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui
elemen - elemen pemanas bi-metal. Dari sifatnya pelengkungan bimetal
akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak -
kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. Relai ini dihubungkan dengan
kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum kebeban (motor).

Gambar - BentukTOLR (Thermal Overload Relay)

e) Lampu Indikator (Indicator Lamp)


Lampu indikator adalah suatu komponen sistem kendali yang digunakan
untuk memberikan penandaan visual terhadap kondisi operasi sistem.
Komponen ini terdiri atas sebuah lampu kecil (pijar/neon) dengan
rumahnya yang tutup atasnya terbuat dari bahan transparan dengan warna
tertentu. Warna-warna lampu indikator ini dapat dipilih sesuai dengan
standar kode warna yang berlaku. Lampu indikator umumnya
disambungkan sedemikian rupa sehingga akan menyala jika kontaktor
terkait sedang dalam kondisi operasi atau lampu-lampu indikator
digunakan untuk memberi tanda bahwa motor telah siap untuk dijalankan
dan motor telah beroperasi. Lampu indikator sering digunakan pula
untuk indikator kondisi operasi sistem atau sub sistem yang lain seperti
kondisi gangguan dan tujuan peringatan.
Seperti halnya pada push button, lampu indikator juga memiliki
identifikasi kode warna yang membedakan setiap lampu indikator sesuai
dengan fungsinya. Menurut IEC 60204-1 identifikasi warna pada lampu
indiktor dibedakan sebagai berikut .

20
17/02/2016

21
17/02/2016

f) Kabel Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah penghantar yang
dilindungi dengan isolasi atau disebut dengan kabel. Perkembangan
penghantar semakin pesat seiring berkembangnya bahan-bahan isolasi,
sehingga banyak bermunculan jenis penghantar baru. Untuk
mempermudah identifikasi dari jenis kabel yang ada, maka diadakan
suatu penandaan dari huruf maupun angka. Untuk Instalasi listrik,
penyaluran arus listriknya dari panel kebeban maupun sebagai pengaman
( arus bocor ke tanah ) digunakan penghantar listrik yang sesuai dengan
penggunaanya. Penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti
tunggal atau banyak. ada yang pejal atau berserabut, ada yang terpasang
di udara atau didalam tanah, dan masing-masing digunakan sesuai dengan
kondisi pemasangannya. Menurut PUIL 2000 bagian 7.2.1.1 (lihat
lampiran A), Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti
penghantar yang tercantum dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi
tetap atau sementara, termasuk instalasi dalam perlengkapan listrik.

a. Standar Warna
Kabel dan hantaran listrik memiliki identifikasi kode warna yang dibuat
sesuai standar, karena dalam penggunaanya setiap warna kabel memiliki
arti masing masing. Berikut standar warna kabel menurut PUIL 2000 :
1. Pentanahan : Warna majemuk hijau-kuning, tak boleh untuk tujuan
lain.
2. Kawat netral/Tengah : warna biru, bila instalasi tanpa hantaran netral,
warna biru boleh digunakan.
3. Kawat fase/live/hidup :
a. Fase 1 (Fase R) : Merah
b. Fase 2 (Fase S) : Kuning
c. Fase 3 (Fase T) : Hitam

22
17/02/2016

b. Jenis-Jenis Kabel Penghantar


1. Kabel NYA
Yaitu kabel dengan penghantar/inti tembaga berselubung PVC. Kabel
NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan
hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya
yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat,
tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam
pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah
menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak
tersentuh langsung oleh orang.

2. Kabel NYM
Yaitu kabel jenis standar dengan tembaga sebagai penghantar berisolasi
PVC dan berselubung PVC, Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC
(biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3, atau 4. Kabel
NYM memiliki dua lapisan isolasi, sehingga tingkat keamanannya lebih
baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat
dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam.

23
17/02/2016

3. Kabel NYAF
Merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tenbaga serabut
berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel - panel yang
memerlukan fleksibilitas yang Tinggi.

Gambar 2.11 Konstruksi kabel NYAF

4. Kabel NYY
Merupakan kabel jenis standar dengan tembaga sebagai penghantar
berselubung PVC dan berisolasi PVC. Kabel NYY memiliki lapisan isolasi
PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY
dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki
lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari
NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak
disukai tikus.

Gambar 2.12 Konstruksi kabel NYY

24
17/02/2016

TERIMA KASIH

25
17/02/2016

UTAMAKAN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

AWAS LISTRIK
BISA MATI

PERSYARATAN K3
PEMASANGAN TRANSMISI
(EDITING DESEMBER 2015)
H. SUMARSONO

TUJUAN PEMBELAJARAN

Dalam kegiatan pembelajaran modul ini diharapkan


agar Teknisi K3 Listrik :
 Memahami/mengerti Dasar Hukum Perencanaan
K3 Transmisi Tenaga Listrik;
 Mempunyai Kompetensi dalam memeriksa dan
menilai gambar rencana (diagram garis/wiring
diagram) yang berkenaan dengan persyaratan K3
Perencanaan Transmisi Tenaga Listrik.
 Mampu melakukan, pengawasan, dan penanggu-
langan K3 Listrik melalui keterampilan dalam
melakukan pemasangan dan penilaian gambar
rancangan transmisi tenaga listrik.

1
17/02/2016

Pendahuluan
Listrik menjadi salah satu kebutuhan utama bagi penunjang
dan pemenuhan kebutuhan hidup umat manusia.
Tantangan yang dihadapi pada masa kini, antara lain :
a. bagaimana menemukan sumber energi baru, mendapat
kan sumber energi yang pada dasarnya tidak akan
pernah habis untuk masa mendatang;
b. menyediakan energi dimana saja diperlukan, dan
mengubah energi dari satu ke lain bentuk, serta
memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran
yang dapat merusak lingkungan hidup kita.
Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang praktis
dan sederhana, mudah disalurkan dan mudah diubah
kedalam bentuk energi lain, dan bersih (ramah lingkungan).

Pengawasan Gambar Rancangan


Intalasi listrik merupakan objek pengawasan dibidang K3,
sesuai UU No 1 Tahun 1970, sebagai berikut :
• Tujuan K3 dalam UU Nomor : 1 tahun 1970, yaitu
melindungi tenaga kerja dan orang lain, sumber produksi
/peralatan dan lingkungan masyarakat;
• Amanat Undang-undang No 1 tahun 1970 yang berkaitan
dengan perancangan instalasi listrik seperti pasal 2 ayat
(2) huruf q pasal 3 ayat (1) huruf a dan n;
• Persyaratan administarasi dan teknis diatur dalam
Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja;

2
17/02/2016

Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud


bertujuan untuk :
a. melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja dan orang lain yang berada didalam
lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya
listrik;
b. menciptakan instalasi listrik yang aman, handal
dan memberikan keselamatan bangunan
beserta isinya; dan
c. Menciptakan tempat kerja yang selamat dan
sehat untuk mendorong produktivitas.

LATAR BELAKANG PENGAWASAN GAMBAR


RANCANGAN

• Instalasi listrik yang tidak dilakukan perencanaan


dengan baik, akan menimbulkan potensi bahaya
dan dapat mengakibatkan kecelakaan yang
merugikan jiwa manusia dan peralatan.
• Intalasi listrik merupakan objek pengawasan
dibidang K3, sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-undang No 1 Tahun 1970.

3
17/02/2016

Persyaratan Umum
a) Ketentuan Umum Perencanaan Instalasi Listrik.
 Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud merupakan
pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi :
a. perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan,
pemeliharaan;
b. pemeriksaan dan pengujian.
Yang dilaksanakan pada kegiatan :
 pembangkitan listrik;
 transmisi listrik;
 distribusi listrik; dan
 pemanfaatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima
puluh) volt arus bolak balik atau 120 (seratus dua puluh)
volt arus searah.

Persyaratan Umum (lanjutan)


 Kegiatan perencanaan, pemasangan, penggunaan,
perubahan, dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud
yang dilaksanakan pada kegiatan pembangkitan,
transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik wajib mengacu
kepada standar bidang kelistrikan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kegiatan sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap
instalasi, perlengkapan, dan peralatan listrik.
Standar bidang kelistrikan sebagaimana dimaksud pada
meliputi :
a. Standar Nasional Indonesia;
b. Standar Internasional; dan/atau
c. Standar Nasional Negara lain yang ditentukan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik.

4
17/02/2016

Persyaratan Umum (lanjutan)


 UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
 Standard Konstruksi Perusahaan Listrik;
 Standar Material/Peralatan/Komponen Instalasi Listrik
dari Perusahaan Listrik.

Persyaratan Umum (lanjutan)


b) Pengertian Instalasi Transmisi Tenaga Listrik
 Instalasi transmisi tenaga listrik adalah saluran tenaga listrik
beserta peralatan/kelengkapannya yang terpasang baik di
dalam maupun diluar bangunan, untuk penyaluran tenaga
listrik dari sistem pembangkitan ke konsumen.
 Menurut Undang Undang No. 30 tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan :
1) Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik adalah instalasi tenaga
listrik yang digunakan untuk pengadaan tenaga listrik
meliputi instalasi pembangkitan, instalasi transmisi, dan
instalasi distribusi tenaga listrik.
2) Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah instalasi
tenaga listrik yang digunakan untuk pemanfaatan tenaga
listrik oleh konsumen akhir.

5
17/02/2016

Persyaratan Umum (lanjutan)

c) Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus


dilakukan penilaian (assessment) dan survei lokasi.
d) Rancangan instalasi listrik terdiri dari :
1. Gambar situasi; gambar yang menunjukan dengan
jelas letak daerah/tempat dimana instalasi transmisi
akan dipasang dan rancangan penyambungannya
dengan sumber tenaga listrik.
2. Diagram satu garis; meliputi gambar satu garis untuk
jaringan instalasi transmisi dan gambar pengawatan
sistem proteksi.
3. Gambar Konstruksi, meliputi : cara pemasangan
peralatan standard material yang akan dipasang dan
cara pemasangan.

Prosedur Perancangan Instalasi Listrik


Perancangan instalasi transmisi tenaga listrik didasarkan
atas informasi data beban listrik yang harus dilayani,
berapa besarnya daya, bagaimana karakteristiknya, serta
kapan beban listrik itu harus dioperasikan.
Langkah perancangan instalasi distribusi tenaga listrik :
Langkah 1
Dapatkan suatu gambar lokasi dan denah dari daerah/
tempat yang akan dirancang instalasi listriknya.

6
17/02/2016

Prosedur Perancangan Instalasi Listrik


Langkah 2
Tentukan besarnya beban dan spesifikasi dari peralatan
yang akan digunakan. Jumlah daya nominal dari perleng-
kapan yang akan disambungkan pada instalasi dalam
satuan daya MVA atau MW harus diketahui.
Langkah 3
Tentukan tempat dan jumlah perlengkapan hubung bagi
(Gardu Induk), sebaiknya ditempatkan dititik pusat beban
yang akan disambungkan padanya.

Prosedur Perancangan Instalasi Listrik


Langkah 4
Tentukan apakah tenaga listrik akan diminta dari Badan
Usaha Penyedia Tenaga Listrik atau dibangkitkan sendiri.
Langkah 5
Tentukan sistem proteksi terhadap arus lebih, arus hubung
singkat, beban lebih dan sistem pembumian.
Langkah 6
Adakan perhitungan susut tegangan agar perlengkapan
listrik dapat beroperasi dengan baik. Perhitungan ini terkait
pula dengan perbaikan faktor daya atau pemakaian beban
reaktif (MVAr).

7
17/02/2016

Prosedur Perancangan Instalasi Listrik


Langkah 7
Gambar satu garis instalasi dan gambar konstruksi lengkap
dibuat dengan jelas sehingga kontraktor listrik mengetahui
apa yang harus dipasang dan bagaimana perlengkapan
harus disambung.
Langkah 8
Membuat uraian perlengkapan instalasi listrik yang diperlu-
kan. Dalam hal ini faktor keamanan, pengoperasian dan
penyesuaian mengacu terhadap standar yang berlaku.

Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji


instalasi listrik :
1. Menggunakan tenaga kerja yang mempunyai Sertifikat
Kompetensi sesuai bidang kerjanya;
2. Wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan
bagi tenaga kerjanya pada tempat kerja pemasangan
instalasi listrik;
3. Pemasangan rambu bahaya dan papan pemberitahuan;
4. Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik;
5. Bertanggung jawab.

8
17/02/2016

Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji sebelum dioperasi-


kan dan/atau setelah mengalami perubahan penting untuk
membuktikan bahwa pekerjaan pemasangan telah dilaksa-
nakan sebagaimana semestinya.
Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud wajib
dilakukan pada perencanaan, pemasangan, penggunaan,
perubahan, dan pemeliharaan untuk kegiatan pembangkit-
an, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik, mengacu
kepada standar bidang kelistrikan dan peraturan
perundang-undangan.
Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh :
a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik;
b. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan; dan/atau
c. Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3.

PRINSIP DASAR INSTALASI


TRANSMISI TENAGA LISTRIK

 Keandalan adalah andal secara elektrik (instalasi


bekerja pada nilai nominal tanpa menimbulkan
kerusakan) maupun mekanik. Keandalan juga
menyangkut ketepatan pada pengaman jika
terjadi gangguan.
 Ketercapaian adalah pemasangan peralatan
instalasi yang mudah dijangkau oleh pengguna.
 Ketersediaan adalah kesiapan suatu instalai
melayani kebutuhan, baik gawai, daya maupun
perluasan instalasi.

18

9
17/02/2016

PRINSIP DASAR INSTALASI


TRANSMISI TENAGA LISTRIK
(lanjutan)
 Keindahan adalah kerapihan pemasangan
sesuai dengan standard dan ketentuan yang
berlaku.
 Keamanan adalah secara elektrik aman bagi
manusia, ternak dan barang lainnya.
 Ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan untuk
instalasi harus sehemat mungkin, tetapi tidak
mengurangi kualitas suatu instalasi.

19

BAB - I
KOMPONEN DAN FUNGSI
SUTT/SUTET

10
17/02/2016

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan


Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
adalah sarana yang terbentang diudara untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat
Pembangkit ke Gardu Induk (GI) / Gardu Induk
Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) atau dari GI /
GITET ke GI / GITET lainnya yang disalurkan
melalui konduktor yang direntangkan antara
tiang-tiang (tower) melalui insulator-insulator
dengan sistem tegangan tinggi (70 kV, 150 kV)
atau tegangan ekstra tinggi (275 kV, 500 kV).

Gambar 1.1 - Ruang Lingkup Sistem Tenaga Listrik

11
17/02/2016

1. KOMPONEN DAN FUNGSI


Berdasarkan fungsi dari tiap-tiap komponennya,
sistem transmisi SUTT & SUTET dikelompokkan
sebagai berikut :
 Isolasi;
 Pembawa arus;
 Kontruksi dan pondasi;
 Proteksi petir;
 Aksesoris.

1.1 ISOLASI
Isolasi berfungsi untuk mengisolasi bagian
yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan/ground dan bagian bertegangan
yang satu dengan yang lainnya, baik secara
elektrik maupun mekanik.
Isolasi pada SUTT dan SUTET dibedakan,
yaitu :
• Isolasi padat (insulator);
• Isolasi udara.

12
17/02/2016

 ISOLASI PADAT (INSULATOR)


Isolasi padat (insulator) adalah media penyekat
antara bagian yang bertegangan dengan yang
tidak bertegangan atau ground secara elektrik
dan mekanik. Pada SUTT dan SUTET, insulator
berfungsi untuk mengisolir konduktor fasa
dengan tower / ground.
Sesuai fungsinya, insulator yang baik harus
memenuhi sifat :

 ISOLASI PADAT (INSULATOR)


 Karakteristik elektrik;
Insulator mempunyai ketahanan tegangan
impuls petir pengenal dan tegangan kerja,
tegangan tembus minimum sesuai tegangan
kerja dan merupakan bahan isolasi yang
diapit oleh logam sehingga merupakan
kapasitor. Kapasitansinya diperbesar oleh
polutan maupun kelembaban udara di
permukaannya.

13
17/02/2016

 ISOLASI PADAT (INSULATOR)


Apabila nilai isolasi menurun akibat dari
polutan maupun kerusakan pada insulator,
maka akan tejadi kegagalan isolasi yang
akhirnya dapat menimbulkan gangguan.
 Karakteristik mekanik;
Insulator harus mempunyai kuat mekanik
guna menanggung beban tarik konduktor
penghantar maupun beban berat insulator
dan konduktor penghantar.

 Insulator Menurut Material


1. Insulator keramik (porselen dan gelas)
a. Insulator porselen;
Insulator porselen mempunyai keunggulan
tidak mudah pecah, tahan terhadap cuaca.
Dalam penggunaannya insulator ini harus di
glasur. Warna glasur biasanya coklat, dengan
warna lebih tua atau lebih muda. Hal itu juga
berlaku untuk daerah dimana glasur lebih tipis
dan lebih terang, sebagai contoh pada bagian
tepi dengan radius kecil. Daerah yang di
glasur harus dilingkupi glasur halus dan
mengkilat, bebas dari retak dan cacat lain.

14
17/02/2016

 Insulator Menurut Material


1. Insulator keramik (porselen dan gelas)
b. Insulator gelas;
Digunakan hanya untuk insulator jenis piring.
Bagian gelas harus bebas dari lubang atau
cacat lain termasuk adanya gelembung dalam
gelas. Warna gelas biasanya hijau, dengan
warna lebih tua atau lebih muda. Jika terjadi
kerusakan insulator gelas mudah dideteksi.

 Insulator Menurut Material


2. Insulator non-keramik (komposit)
Insulator non-keramik (komposit) terbuat dari
bahan polimer. Insulator komposit dilengkapi
dengan mechanical load-bearing fiberglass rod,
yang diselimuti oleh weather shed polimer untuk
mendapatkan nilai kekuatan eletrik yang tinggi.
Komponen utama dari insulator komposit yaitu :
 End fittings;
 Corona ring(s);
 Fiberglass-reinforced plastic rod;
 Interface between shed and sleeve;
 Weather shed.

15
17/02/2016

Gambar 2 - Insulator piring


(a) tipe clevis
(b) (b) tipe ball-and-socket

Gambar 1 - Insulator komposit

 Insulator Menurut Bentuk


1. Insulator Piring
Digunakan untuk Insulator Penegang dan
insulator gantung, dimana jumlah piringan
insulator disesuaikan dengan tegangan sistem.
2. Insulator Type Post
Digunakan sebagai tumpuan dan pemegang bagi
konduktor diatasnya untuk pemasangan secara
vertikal dan sebagai insulator dudukan. Biasanya
terpasang pada tower jenis pole atau pada tiang
sudut. Dipergunakan untuk memegang dan
menahan konduktor untuk pemasangan secara
horizontal.

16
17/02/2016

Gambar 3 - Komponen insulator piring tipe ball-and-socket

Gambar 4 - Insulator post Gambar 5 - Insulator long rod

17
17/02/2016

 Insulator Menurut Bentuk


3. Insulator Long Rod
Insulator long rod adalah insulator porselen atau
komposit yang digunakan untuk beban tarik.
 Insulator Menurut Pemasangan
1) “I“ String
2) “V“ String
3) Horizontal String
4) Single String
5) Double String
6) Quadruple

Gambar 6 - Insulator “I” string Gambar 7 - Insulator “V” string

18
17/02/2016

Gambar 8 - Insulator horizontal string

Gambar 9 - Insulator single string

Gambar 10 - Insulator double string

Gambar 11 - Insulator quadruple

19
17/02/2016

 ISOLASI UDARA
Isolasi udara berfungsi untuk mengisolasi
antara bagian yang bertegangan dengan
bagian yang tidak bertegangan / ground dan
antar fasa yang bertegangan secara elektrik.
Kegagalan fungsi isolasi udara disebabkan
karena breakdown voltage yang terlampaui
(jarak yang tidak sesuai, perubahan nilai
tahanan udara, tegangan lebih).

1.2 PEMBAWA ARUS


Komponen yang termasuk dalam fungsi
pembawa arus adalah komponen SUTT dan
SUTET yang berfungsi dalam proses
penyaluran arus listrik dari Pembangkit ke GI /
GITET atau dari GI / GITET ke GI / GITET
lainnya.
Komponen-komponen yang termasuk fungsi
pembawa arus, yaitu :

20
17/02/2016

2.1 Konduktor / Penghantar

Merupakan suatu media untuk menghantar-


kan arus listrik yang direntangkan lewat tiang
SUTT dan SUTET melalui insulator-insulator
sebagai penyekat konduktor dengan tiang.
Pada tiang tension, konduktor dipegang oleh
tension clamp / compression dead end clamp.
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk
saluran energi listrik perlu memiliki sifat sifat
sebagai berikut :

2.1 Konduktor / Penghantar (lanjutan)


 Konduktivitas tinggi
 Kekuatan tarik mekanik tinggi
 Berat jenis yang rendah
 Ekonomis
 Lentur / tidak mudah patah
Biasanya konduktor pada SUTT / SUTET
merupakan konduktor berkas (stranded) atau
serabut yang dipilin, agar mempunyai
kapasitas yang lebih besar dibanding
konduktor pejal dan mempermudah dalam
penanganannya.

21
17/02/2016

Jenis-jenis konduktor berdasarkan bahannya :


1. Konduktor jenis tembaga (BC : Bare copper);
Konduktor ini merupakan penghantar yang baik
karena memiliki konduktivitas tinggi dan
kekuatan mekanik yang cukup baik.
2. Konduktor jenis aluminium;
Konduktor dengan bahan aluminium lebih
ringan daripada konduktor jenis tembaga,
konduktivitas dan kekuatan mekaniknya lebih
rendah. Jenis-jenis konduktor alumunium
antara lain :

a. Konduktor ACSR (Alumunium Conductor


Steel Reinforced);
Konduktor jenis ini, bagian dalamnya berupa
steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi,
sedangkan bagian luarnya berupa aluminium
yang mempunyai konduktivitas tinggi.
Karena sifat elektron lebih menyukai bagian
luar konduktor daripada bagian sebelah
dalam konduktor, maka pada sebagian besar
SUTT maupun SUTET menggunakan
konduktor jenis ACSR.

22
17/02/2016

Untuk daerah yang udaranya mengandung


kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS,
yaitu konduktor jenis ACSR yang konduktor
steelnya dilapisi dengan aluminium.
b. Konduktor jenis TACSR (Thermal Aluminium
Conductor Steel Reinforced);
Pada saluran transmisi yang mempunyai
kapasitas penyaluran / beban sistem tinggi
maka dipasang konduktor jenis TACSR.
Konduktor jenis ini mempunyai kapasitas
lebih besar tetapi berat konduktor tidak
mengalami perubahan yang banyak, tapi
berpengaruh terhadap sagging.

2.2 Sambungan Konduktor (Compression Joint)


Sambungan konduktor adalah material untuk
menyambung konduktor penghantar yang cara
penyambungannya dengan alat press tekanan
tinggi.
Sambungan (joint) harus memenuhi beberapa
syarat antara lain :
 Konduktivitas listrik yang baik;
 Kekuatan mekanik yang besar.
Ada 2 jenis teknik penyambungan konduktor
penghantar ACSR & TACSR, yaitu :
1. Sambungan dengan puntiran (sekarang sudah
jarang dipergunakan);
2. Sambungan dengan press.

23
17/02/2016

2.2 Sambungan Konduktor (Compression Joint)


Sambungan konduktor penghantar dengan press
terdiri dari :
a. Selongsong steel;
berfungsi untuk menyambung steel atau bagian
dalam konduktor penghantar ACSR dan
TACSR.
a. Selongsong aluminium;
berfungsi untuk menyambung aluminium atau
bagian luar konduktor penghantar ACSR dan
TACSR.
.

(a) (b)

Gambar 12 - Bagian sambungan konduktor penghantar


(a) Selongsong steel
(b) Selongsong alumunium

24
17/02/2016

Penempatan compression joint harus mem-


perhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Diusahakan berada ditengah-tengah
gawang atau bagian terendah dari
andongan konduktor.
b. Tidak boleh berada didekat tower tension
c. Tidak boleh diatas jalan raya, rel KA,
SUTT dan lainnya.

2.3 Konduktor Penghubung (Jumper)


Konduktor penghubung digunakan sebagai
penghubung konduktor pada tiang tension. Besar
penampang, jenis bahan, dan jumlah konduktor
pada konduktor penghubung disesuaikan dengan
konduktor yang terpasang pada SUTT/SUTET
tersebut.
Jarak konduktor penghubung dengan tiang diatur
sesuai tegangan operasi dari SUTT / SUTET
konduktor pada tiang tension SUTET umumnya
dipasang counter weight sebagai pemberat agar
posisi dan bentuk konduktor penghubung tidak
berubah.

25
17/02/2016

2.3 Konduktor Penghubung (lanjutan)


Pada tiang tertentu perlu dipasang insulator
support untuk menjaga agar jarak antara
konduktor penghubung dengan tiang tetap
terpenuhi.
Untuk menjaga jarak dan pemisah antar
konduktor konduktor penghubung pada
konfigurasi 2 konduktor atau 4 konduktor perlu
dipasang twin spacer ataupun quad spacer.

Gambar 13 - Konduktor penghubung

26
17/02/2016

2.4 Klem Konduktor Penghantar


Klem konduktor penghantar digunakan untuk
memegang konduktor penghantar terhadap
insulator. Macam-macam klem konduktor
penghantar :
1. Klem penegang (tension clamp);
Umumnya terbuat dari campuran aluminium
atau tembaga sesuai dengan kebutuhannya,
dipergunakan untuk pengikat konduktor fasa
pada insulator penegang pada tiang penegang.
Ada 2 (dua) macam klem penegang konduktor
penghantar yang umumnya dipergunakan,
yaitu :

2.4 Klem Konduktor Penghantar (lanjutan)


a. Klem penegang dengan mur baut (strain clamp)
b. Clamp penegang dengan press.

Gambar 15 - Klem penegang dengan press


untuk konduktor ACSR & TACSR

Gambar 14 - Klem penegang dengan mur baut

27
17/02/2016

2.4 Klem Konduktor Penghantar


2. Klem Jembatan (paralel groove clamp);
Klem ini digunakan pada tiang-tiang tipe
penegang (tiang tension) yang berfungsi
sebagai penggandeng (penyambung) kedua
ujung konduktor dari klem penegang satu
dengan klem penegang lainnya:

Gambar 16 - Klem Jembatan

1.3 KONSTRUKSI DAN PONDASI


Komponen utama dari Fungsi Konstruksi dan
Pondasi pada sistem transmisi SUTT dan
SUTET adalah Tiang (Tower).
Tiang adalah konstruksi bangunan yang kokoh
untuk menyangga/merentang konduktor
penghantar dengan ketinggian dan jarak yang
aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya
dengan sekat insulator.

28
17/02/2016

3.1 Tiang Menurut fungsi


1. Tiang penegang (tension tower);
Tiang penegang disamping menahan gaya
berat juga menahan gaya tarik dari konduktor-
konduktor saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) atau Ekstra Tinggi (SUTET). Tiang
penegang terdiri dari :
a. Tiang sudut (angle tower);
Tiang sudut adalah tiang penegang yang
berfungsi menerima gaya tarik akibat
perubahan arah Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) atau Ekstra Tinggi (SUTET).

Gambar 1-20 - Tiang Sudut

29
17/02/2016

3.1 Tiang Menurut fungsi (lanjutan)


b. Tiang akhir (dead end tower);
Tiang akhir adalah tiang penegang yang
direncanakan sedemikian rupa sehingga
kuat untuk menahan gaya tarik konduktor-
konduktor dari satu arah saja. Tiang akhir
ditempatkan di ujung Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) atau Ekstra Tinggi
(SUTET) yang akan masuk ke switch yard
Gardu Induk.

3.1 Tiang Menurut fungsi (lanjutan)


2. Tiang penyangga ((suspension tower);
Tiang penyangga untuk mendukung/menyang-
ga dan harus kuat terhadap gaya berat dari
peralatan listrik yang ada pada tiang tersebut.
3. Tiang penyekat (section tower);
Yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower
penyangga dengan sejumlah tower penyangga
lainnya karena alasan kemudahan saat pemba-
ngunan (penarikan konduktor), umumnya
mempunyai sudut belokan yang kecil.

30
17/02/2016

3.1 Tiang Menurut fungsi (lanjutan)


4. Tiang transposisi;
Adalah tiang penegang yang berfungsi sebagai
tempat perpindahan letak susunan phasa
konduktor-konduktor Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET).

Gambar 1-21 - Tiang transposisi

31
17/02/2016

3.1 Tiang Menurut fungsi (lanjutan)


5. Tiang portal (gantry tower);
Yaitu tower berbentuk portal digunakan pada
persilangan antara dua saluran transmisi yang
membutuhkan ketinggian yang lebih rendah
untuk alasan tertentu (bandara, tiang crossing).
Tiang ini dibangun dibawah saluran transmisi
eksisting.
6. Tiang kombinasi (combined tower);
Yaitu tower yang digunakan oleh dua buah
saluran transmisi yang berbeda tegangan
operasinya.

Gambar 1-22 - Tiang portal

Gambar 1-23 - Tiang kombinasi

32
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk


1. Tiang pole;
Tiang Konstruksi SUTT dengan tiang beton
atau tiang baja, pemanfaatannya digunakan
pada perluasan SUTT dalam kota yang padat
penduduk dan memerlukan lahan relatif sempit.
Berdasarkan materialnya, terbagi menjadi dari :
a. Tiang pole baja;
b. Tiang pole beton.

Gambar 17 - Konstruksi tiang pole

33
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


Konstruksi tiang pole terdiri dari 3 bagian utama
yaitu :
A. Tiang;
Tiang adalah bagian utama dari tiang pole yang
berfungsi sebagai penopang dari palang dan
insulator. Untuk pemakaian pada saluran
dengan jarak rentang yang panjang
(menyeberang sungai dan lembah), digunakan
tiang khusus yang konstruksi dan dimensinya
dibuat lebih besar serta lebih kuat dari pada
jenis tiang yang standar.

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


Konstruksi Tiang baja terbuat dari high steel
yang berpenampang poligonal atau bulat,
sedangkan tiang beton terbuat dari beton pra-
tekan berpenampang bulat.
B. Palang (travers);
Jenis palang yang digunakan :
 palang poligonal lengkung (davit);
 palang poligonal lurus;

34
17/02/2016

Gambar 18 - Palang poligonal lengkung (davit)

Gambar 19 - Palang poligonal lurus

35
17/02/2016

Gambar 20 - Traverse lurus

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


Traverse davit dan Traverse poligonal lurus
dipergunakan untuk SUTT tiang tunggal.
Sedangkan untuk SUTT tiang ganda
menggunakan traverse lurus.
Bahan palang terbuat dari bahan baja mutu
ASTM A-572 dengan minimum Grade 50 dan
digalvanis.

36
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


C. Pondasi;
Jenis pondasi yang digunakan pada tiang pole
adalah :
1. Pondasi bor yang terdiri atas :
a. Pondasi bor poros lurus;
b. Pondasi bor tanam langsung
2. Pondasi beton bertulang dengan baut
angkur, yang terdiri atas :
a. Pondasi beton bertulang dengan tiang
pancang;
b. Pondasi beton bertulang tanpa tiang
pancang.

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


2. Tiang kisi-kisi (lattice tower);
Tiang Terbuat dari baja profil, disusun sedemi-
kian rupa sehingga merupakan suatu menara
yang telah diperhitungkan kekuatannya
disesuaikan dengan kebutuhannya.
Berdasarkan susunan/konfigurasi penghantar-
nya dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok
besar, yaitu :
a. Tiang delta (delta tower);
b. Tiang zig-zag (zig-zag tower);
c. Tiang piramida (pyramid tower)

37
17/02/2016

Gambar 21 - Tiang delta Gambar 22 - Tiang zig-zag

Gambar 23 - Tiang piramida

38
17/02/2016

Gambar 24 - Konstruksi tiang lattice

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


A. Pondasi, stub dan halaman tower;
Jenis Pondasi adalah konstruksi beton
bertulang untuk mengikat kaki tower (stub)
dengan bumi. Jenis pondasi tower beragam
menurut kondisi tanah tempat tapak tower
berada dan beban yang akan ditanggung
oleh tower. Pondasi tower yang menang-
gung beban tarik (tension) dirancang lebih
kuat/besar daripada tower tipe suspension.

39
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


Jenis pondasi :
 Normal, dipilih untuk daerah yang dinilai
cukup keras tanahnya.
 Spesial, Pancang (fabrication dan cassing),
dipilih untuk daerah yang lembek / tidak
keras sehingga harus diupayakan mencapai
tanah keras yang lebih dalam.
 Raft, dipilih untuk daerah berawa / berair.
 Auger, dipilih karena mudah pengerjaannya
dengan mengebor dan mengisinya dengan
semen.

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


Jenis pondasi :
 Rock drilled, dipilih untuk daerah berbatuan.
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki
tower, dipasang bersamaan dengan
pemasangan pondasi dan diikat menyatu
dengan pondasi. Bagian atas stub muncul
dipermukaan tanah sekitar 0,5 sampai 1
meter dan dilindungi semen serta dicat agar
tidak mudah berkarat.

40
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


Pemasangan Stub adalah Pemasangan stub
paling menentukan mutu pemasangan tower,
karena harus memenuhi syarat :
 Jarak antar stub harus benar;
 Sudut kemiringan stub harus sesuai
dengan kemiringan kaki tower;
 Level titik hubung stub dengan kaki tower
tidak boleh beda 2 mm (milimeter).

Gambar 25 - Pondasi normal

41
17/02/2016

Gambar 25 - Pondasi spesial (pancang)

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


Halaman tower ;
Adalah daerah tapak tower yang luasnya
diukur dari proyeksi keatas tanah galian
pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di
luar stub tergantung pada jenis tower.

Gambar 27
Halaman tower

42
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


B. Kaki tower (leg);
Adalah kaki tower yang terhubung antara
stub dengan tower body. Pada tanah yang
tidak rata perlu dilakukan penambahan atau
pengurangan tinggi leg. Tower Body harus
tetap sama tinggi permukaannya.
 Pengurangan leg ditandai : -1; -2; -3
 Penambahan leg ditandai : +1; +2; +3

Stub
(Normal )
Stub
(Extension )

Kaki B

Kaki A Leg Extension kaki tower

Gambar 28 - Leg tower

43
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


C. Common body;
Common body adalah badan tower bagian
bawah yang terhubung antara leg dengan
badan tower bagian atas (super structure).
Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan
dengan pengaturan tinggi common body
dengan cara penambahan atau
pengurangan.
 Pengurangan common body ditandai : -3
 Penambahan common body ditandai : +3;
+6; +9; +12; +15

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


D. Traverse;
Traverse adalah bagian tower yang
berfungsi untuk tempat menggantungkan
atau mengaitkan insulator konduktor fasa
serta klem konduktor petir. Pada umumnya
Traverse berbentuk segitiga kecuali tower
jenis tension yang mempunyai sudut
belokan besar berbentuk segi empat.

44
17/02/2016

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


E. Super structure;
Super structure adalah badan tower bagian
atas yang terhubung dengan common body
dan traverse konduktor fasa maupun
konduktor petir. Pada tower jenis delta tidak
dikenal istilah super structure namun
digantikan dengan bridge dan “K” frame.

3.2 Tiang Menurut bentuk (lanjutan)


F. Bridge;
Bridge adalah penghubung antara traverse
kiri dan traverse kanan. Pada tengah-tengah
bridge terdapat konduktor fasa tengah.
Bridge tidak dikenal ditower piramida.
G. “K” frame;
Adalah bagian tower yang terhubung antara
common body dengan bridge maupun
traverse. “K” frame terdiri atas sisi kiri dan
kanan yang simetris. “K” frame tidak dikenal
di tower piramida, hanya ada ditiang delta.

45
17/02/2016

1.4 PROTEKSI PETIR


SUTT dan SUTET merupakan instalasi penting
yang menjadi target mudah (easy target) bagi
sambaran petir karena strukturnya yang tinggi dan
berada pada lokasi yang terbuka.
Sambaran petir pada SUTT/SUTET merupakan
suntikan muatan listrik. Suntikan muatan ini
menimbulkan kenaikan tegangan pada SUTT /
SUTET, sehingga pada SUTT / SUTET timbul
tegangan lebih berbentuk gelombang impuls dan
merambat ke ujung-ujung SUTT / SUTET.
Tegangan lebih akibat sambaran petir sering
disebut surja petir.

1.4 PROTEKSI PETIR


Jika tegangan lebih surja petir tiba di GI, maka
tegangan lebih tersebut akan merusak isolasi
peralatan GI. Oleh karena itu, perlu dibuat alat
pelindung agar tegangan surja yang tiba di GI
tidak melebihi kekuatan isolasi peralatan GIulator.
Komponen-komponen yang termasuk dalam
fungsi proteksi petir adalah semua komponen
pada SUTT dan SUTET yang berfungsi dalam
melindungi saluran transmisi dari sambaran petir,
yang terdiri dari :

46
17/02/2016

4.1 Konduktor Tanah (Earth Wire)


Konduktor tanah atau Earth wire adalah media
untuk melindungi konduktor fasa dari sambar-
an petir. Konduktor ini dipasang di atas
konduktor fasa dengan sudut perlindungan
yang sekecil mungkin, dengan anggapan petir
menyambar dari atas konduktor.
Namun, jika petir menyambar dari samping
maka dapat mengakibatkan konduktor fasa
tersambar dan dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan.

4.1 Konduktor Tanah (lanjutan)


Konduktor tanah terbuat dari baja yang sudah
digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan
aluminium.
Pada SUTET yang dibangun mulai tahun
1990 an, didalam ground wire difungsikan
fiber optic untuk keperluan telemetri,
teleproteksi maupun telekomunikasi yang
dikenal dengan OPGW (Optic Ground Wire),
sehingga mempunyai beberapa fungsi.

47
17/02/2016

4.1 Konduktor Tanah (lanjutan)


Jumlah konduktor tanah pada SUTT maupun
SUTET paling sedikit ada satu buah di atas
konduktor fasa, namun umumnya dipasang dua
buah. Pemasangan satu buah konduktor tanah
untuk dua penghantar akan membuat sudut
perlindungan menjadi besar sehingga konduktor
fasa mudah tersambar petir.
Pada tipe penegang, pemasangan konduktor
tanah dapat menggunakan klem penegang
dengan press dan klem penegang dengan mur
baut. Sedangkan pada tipe penyangga digunakan
suspension clamp untuk memegang konduktor
tanah.

4.2 Konduktor Penghubung KondoktorTanah


Untuk menjaga hubungan konduktor tanah
dengan tiang, maka pada ujung travers
konduktor tanah dipasang konduktor
penghubung yang dihubungkan ke konduktor
tanah. Konduktor penghubung terbuat dari
konduktor tanah yang dipotong dengan
panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan.

48
17/02/2016

4.2 Konduktor Penghubung (lanjutan)


Konduktor penghubung pada tipe penegang
dipasang antara tiang dan konduktor tanah serta
antar klem penegang konduktor tanah. Hal ini
dimaksudkan agar arus gangguan petir dapat
mengalir langsung ke tiang maupun antar
konduktor tanah.
Sedangkan pada tipe penyangga, konduktor
penghubung dipasang pada tiang dan disambung
kan ke konduktor tanah dengan klem jembatan
ataupun dengan memasangnya pada suspension
clamp konduktor tanah.

Gambar 30 - Konduktor penghubung konduktor tanah

49
17/02/2016

4.3 Arcing Horn


Konduktor Alat pelindung proteksi petir yang
paling sederhana adalah arcing horn. Arcing horn
berfungsi memotong tegangan impuls petir secara
pasif (tidak mampu memadamkan follow current
dengan sendirinya). Arcing horn terpasang pada
SUTT / SUTET yaitu :
1. Arcing horn sisi penghantar;
2. Arcing horn sisi tower;
3. Bentuk lain dari arcing horn.

Gambar 32 -Arcing horn sisi tower

Gambar 31 - Arcing horn sisi penghantar

50
17/02/2016

Gambar 33 - Bentuk lain arcing horn

4.4 Konduktor Penghubung KondoktorTanah


ke Tanah
Pada tiang SUTT dan SUTET yang berlokasi di
daerah petir tinggi biasanya dipasang konduktor
penghubung dari konduktor tanah ke tanah.
Bahan yang dipakai untuk konduktor penghubung
umumnya sama dengan bahan konduktor tanah.
Konduktor penghubung ini berfungsi agar arus
petir yang menyambar konduktor tanah maupun
tiang SUTT / SUTET dapat langsung disalurkan
ke tanah dengan pertimbangan bahwa nilai
hambatan konduktor lebih kecil dibandingkan nilai
hambatan tiang.

51
17/02/2016

4.4 Konduktor Penghubung KondoktorTanah


(lanjutan)
Ujung bagian atas konduktor ini dihubungkan
langsung dengan konduktor tanah menggunakan
klem jembatan atau dihubungkan dengan batang
penangkap petir yang dipasang di atas tiang.
Sedangkan ujung bagian bawahnya dihubungkan
dengan pentanahan tiang.
Dengan pemasangan konduktor penghubung
diharapkan tidak terjadi arus balik yang nilainya
lebih besar daripada arus sambaran petir yang
sesungguhnya, sehingga gangguan pada
transmisi dapat berkurang.

Gambar 34 - Konduktor penghubung konduktor tanah ke tanah

52
17/02/2016

4.5 Pentanahan (Grounding)


Pentanahan tower adalah perlengkapan
pembumian sistem transmisi yang berfungsi untuk
meneruskan arus listrik dari tiang SUTT maupun
SUTET ke tanah.
Pentanahan tiang terdiri dari konduktor tembaga
atau konduktor baja yang diklem pada pipa
pentanahan yang ditanam di dekat pondasi tiang,
atau dengan menanam plat aluminium / tembaga
disekitar pondasi tiang yang berfungsi untuk
mengalirkan arus dari konduktor tanah akibat
sambaran petir.

Gambar 35 - Pentanahan tiang

53
17/02/2016

4.5 Pentanahan (lanjutan)


Jenis-jenis pentanahan tiang pada SUTT dan
SUTET :
1. Electroda bar, yaitu suatu rel logam yang
ditanam di dalam tanah. Pentanahan ini
paling sederhana dan efektif, dimana nilai
tahanan tanah adalah rendah.
2. Electroda plat, yaitu plat logam yang
ditanam di dalam tanah secara horisontal
atau vertikal. Pentanahan ini umumnya
untuk pengamanan terhadap petir.

4.5 Pentanahan (lanjutan)


3. Counter poise electrode, yaitu suatu
konduktor yang digelar secara horisontal di
dalam tanah. Pentanahan ini dibuat pada
daerah yang nilai tahanan tanahnya tinggi
atau untuk memperbaiki nilai tahanan
pentanahan.
4. Mesh electrode, yaitu sejumlah konduktor
yang digelar secara horisontal di tanah
yang umumnya cocok untuk daerah
kemiringan.

54
17/02/2016

4.5 Pentanahan (lanjutan)


Komponen-komponen pentanahan tiang :
1. Konduktor pentanahan, terbuat dari bahan
yang konduktifitasnya besar;
2. Klem pentanahan atau sepatu kabel;
3. Batang pentanahan;
4. Klem sambungan konduktor pentanahan.

1.5 AKSESORIS
Aksesoris pada sistem transmisi SUTT/SUTET
adalah semua komponen pendukung fungsi
isolasi, fungsi konstruksi dan fungsi K3 dari
sistem tersebut.
Berdasarkan perannya sebagai komponen
pendukung, aksesoris dibedakan menjadi :
1. Aksesoris insulator;
2. Aksesoris panjat (fungsi konstruksi);
3. Aksesoris K3.

55
17/02/2016

5.1 Aksesoris Insulator


Merupakan semua komponen pendukung
agar insulator dapat terhubung secara
mekanis dengan tower dan konduktor.
Komponen ini terdiri dari :
1. Klem penyangga (suspension clamp);
Suspension clamp adalah alat yang
dipasangkan pada konduktor penghantar
keperlengkapan insulator gantung, yang
berfungsi untuk memegang konduktor
penghantar pada tiang suspension.

5.1 Aksesoris Insulator (lanjutan)


Sebelum dipasang pada suspension clamp,
konduktor penghantar harus dilapisi armour
rod untuk mengurangi kelelahan bahan
pada konduktor akibat dari adanya vibrasi
atau getaran pada konduktor penghantar
dan akibat tekanan klem.
2. Suspension yoke;
Komponen ini berfungsi untuk pemegang/
penahan konduktor pada tower suspension.

56
17/02/2016

(a) Pandangan samping (b) Pandangan depan

Gambar 36 - Klem penyangga

Gambar 37 - Armour rod

57
17/02/2016

5.1 Aksesoris Insulator (lanjutan)


3. Socket clevis;
Komponen ini berfungsi untuk menghubung
kan bolt insulator dengan hot yoke pada
tower tension / suspension.
4. Bolt clevis;
Komponen ini berfungsi untuk menghubung
kan socket insulator dengan link.
5. Socket link bolt;
Komponen ini berfungsi untuk menghubung
kan socket insulator dengan cold yoke pada
tower tension.

Gambar 38 - Suspension yoke Gambar 39 - Socket clevis

Gambar 40 - Bolt clevis


Gambar 41 - Socket link bolt

58
17/02/2016

5.1 Aksesoris Insulator (lanjutan)


6. Spacer;
Komponen ini berfungsi sebagai pemisah /
perentang dan sekaligus sebagai peredam
getaran pada konduktor.
7. Clevis clamp suspension;
Komponen ini berfungsi sebagai penghu-
bung clamp suspension dengan yoke.
8. Turnbucle / span scrup;
Komponen ini berfungsi untuk mengatur
kekencangan / kekendoran tarikan
konduktor / konduktor.

Gambar 42 - Spacer Gambar 43 - Clevis clamp suspension

Gambar 44 - Turnbucle / span scrup Gambar 45 - Damper

59
17/02/2016

5.1 Aksesoris Insulator (lanjutan)


9. Damper;
Komponen ini berfungsi sebagai peredam
getaran pada konduktor.
10. Clamp OPGW;
Komponen ini berfungsi sebagai pemegang
konduktor OPGW yang terpasang pada
tower dan melindungi konduktor agar tidak
tergores.
11. Extention link;
Komponen ini berfungsi untuk menghubung
mkan travers dengan yoke pada tower
tension sisi cold end.

Gambar 46 - Clamp OPGW Gambar 47 Extention link

Gambar 48 - Adjuster link Gambar 49 - Dead end press

60
17/02/2016

5.1 Aksesoris Insulator (lanjutan)


12. Adjuster link;
Komponen ini berfungsi untuk menghubung
kan yoke dengan konduktor dan memper-
oleh sagging yang diinginkan.
13. Dead end press;
Komponen ini berfungsi untuk mematikan
dan menghubungkan konduktor dengan
insulator pada sisi cold tower.
14. Compression dead end press;
Komponen ini berfungsi sebagai pemegang
konduktor pada tower tension.

Gambar 50 - Compression dead end press Gambar 52 - Shackle

Gambar 53 - Counter weight


Gambar 51 - Konduktor penghubung clamp

61
17/02/2016

5.1 Aksesoris Insulator (lanjutan)


15. Konduktor penghubung clamp;
Komponen ini berfungsi sebagai penghu-
bung konduktor penghubung dengan
konduktor.
16. Shackle;
Komponen ini berfungsi untuk menghubung
kan link dengan tower.
17. Counter weight;
Komponen ini berfungsi untuk mengurangi
goncangan pada konduktor penghubung
atau konduktor.

5.1 Aksesoris Insulator (lanjutan)


18. Link panjang;
Komponen ini berfungsi untuk memperpan-
jang jarak insulator dengan sisi tower.

Gambar 54 - Link panjang

62
17/02/2016

5.2 Aksesoris Panjat


Komponen pendukung yang memudahkan
petugas untuk melakukan pemanjatan ke atas
tower, yaitu :
Baut panjat (step bolt)
Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas
ACD ke sepanjang badan tower hingga super
structure dan traverse konduktor petir.
Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik
maupun turun dari tower.

Gambar 55 - Step bolt

63
17/02/2016

5.3 Aksesoris K3

Komponen pendukung yang bertujuan untuk


memberikan peringatan bahaya dan informasi di
sekitar saluran transmisi.
1. Penghalang panjat / ACD (Anti Climbing
Device)
Penghalang panjat berfungsi untuk
menghalangi orang yang tidak berkepentingan
untuk naik tower. Penghalang panjat dibuat
runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya
dan dipasang di setiap kaki tower dibawah
Rambu tanda bahaya.

5.3 Aksesoris K3

2. Tanda Penghantar & Nomor tiang


Komponen ini berfungsi untuk identitas tower
3. Tanda Bahaya
Komponen ini berfungsi untuk memberikan
peringatan bahaya tegangan tinggi
4. Ball Sign
Komponen ini berfungsi untuk memberi tanda
bagi pesawat yang lewat yang terpasang pada
konduktor dan konduktor petir

64
17/02/2016

5.3 Aksesoris K3

5. Lampu Penerangan (aviation light)


 Adalah rambu peringatan berupa lampu
terhadap lalu lintas udara, berfungsi untuk
memberi tanda kepada pilot pesawat terbang
bahwa terdapat konduktor transmisi. Jenis
lampu penerbangan adalah sebagai berikut :
 Lampu penerbangan yang terpasang pada
tower dengan suplai dari jaringan tegangan
rendah
 Lampu penerbangan yang terpasang pada
konduktor penghantar dengan sistem induksi
dari konduktor penghantar.

Gambar 57 - Tanda penghantar &


nomor tiang

Gambar 56 - Penghalang panjat / ACD


(Anti Climbing Device)

65
17/02/2016

Gambar 58 - Tanda bahaya


Gambar 59 - Ball sign

Gambar 60 - Lampu penerbangan tower

66
17/02/2016

UTAMAKAN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

TERIMA KASIH

BAB - II
POKOK BAHASAN

67
17/02/2016

68

Anda mungkin juga menyukai