Anda di halaman 1dari 25

PERMASALAHAN USAHA

AGRIBISNIS
SEMESTER 7 P ROD I AH
P OLBAN GTAN YOMA
2022
CAPAIAN PEMBELAJARAN :
•CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH :
I.CAPAIAN SIKAP DAN TATA NILAI :
A.Menginternalisasikan nilai, norma, dan etika akademik;
B.Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang agribisnis
hortikultura secara mandiri;
C.Menginternalisasikan semangat kemandirian, kejuangan dan kewirausahaan bidang
pertanian.
II.CAPAIAN PENGETAHUAN :
A.Mampu menjelaskan konsep dasar permasalahan usaha agribisnis
B.Mampu menjelaskan teori tentang usaha agribisnis
C.Mampu menguasai konsep perumusan masalah dan penyelesaian masalah usaha
agribisnis
III.CAPAIAN KETERAMPILAN UMUM :
A.Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, inovatif, bermutu, dan terukur dalam
merumuskan permasalahan dan menyelesaikannya dibidang usaha agribisnis
IV.CAPAIAN KETERAMPILAN KHUSUS :
A.Mampu mengidentifikasi permasalahan usaha agribisnis
B.Mampu memilah jenis prmasalahan yang ditemukan dalam usaha agribisnis
C.Mampu merumuskan permasalahan usaha agribisnis
D.Mampu menerapkan model pemecahan masalah usaha agribisnis
E.Mampu menerapkannya menyelesaikan permasalahan usaha sesuai dengan kondisi
Mampu
menerapkan model
pemecahan
PETA PEMBELAJARAN masalah usaha
agribisnis

Mampu memilah
jenis permasalahan Mampu
yang ditemukan merumuskan
dalam usaha permasalahan
agribisnis usaha agribisnis

Mampu Mampu Mampu


mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
permasalahan permasalahan permasalahan
usaha agribisnis usaha usaha agribisnis
SOSIAL agribisnisTEKNIS EKONOMI
PENGANTAR
PERMASALAHAN USAHA
AGRIBISNIS
KOMPETENSI DASAR :
Mahasiswa mampu mengidentifikasi
masalah yang dijumpai pada suatu unit usaha.

STANDAR KOMPETENSI:
Mahasiwa mampu melakukan identifikasi
dan menjabarkan masalah-masalah yang
dihadapi suatu unit usaha.
LANDASAN TEORI

Agribisnis bukan hanya sebagai bisnis pertanian atau kegiatan on


farm saja, melainkan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menyeluruh dari mulai pengadaan sarana produksi (agro input) sampai
pada industri pengolahan hasil dan kegiatan pemasarannya. Karena
agribisnis adalah suatu sistem, maka didalamnya banyak sekali terkait
faktor-faktor dan pihak-pihak yang sangat berperan terhadap
keberhasilan pengembangannya.
Dalam mengelola suatu usaha agribisnis, tidak dapat dihindari
munculnya berbagai permasalahan. “Masalah” didefinisikan sebagai
kondisi saat ini yang tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan,
sehingga apabila ini terjadi, sesorang perlu mencari solusi/pemecahannya.
Namun, permasalahan ini dapat disikapi sebagai penghambat, atau justru
menjadi pendorong agar usaha semakin maju. Seorang wirausahawan
atau pemilik usaha perlu memiliki kemampuan untuk mendapatkan solusi
bagi permasalahan yang dihadapi oleh usahanya. Permasalahan yang
seringkali muncul dalam suatu usaha adalah sebagai berikut:
Pemasaran
Pemasaran dalam kegiatan pertanian memainkan peran ganda. Pertama, berperan sebagai
sumber terbentuknya harga produk pertanian, yang mempertemukan kepentingan produsen
dengan konsumen. Kedua, menjadi media perpindahan fisik dari titik produksi (petani atau
produsen) ke tempat pembelian (konsumen). Namun untuk dapat memainkan kedua peran
tersebut petani sering menghadapi beberapa kendala. Beberapa kendala tersebut diantaranya;
a. Kurang memadainya pasar, yaitu berhubungan dengan cara penetapan harga dan
pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga
yang berlaku, tawar-menawar, dan borongan. Pemasaran sesuai dengan harga yang berlaku
tergantung pada penawaran dan permintaan yang mengikuti mekanisme pasar. Penetapan
harga melalui tawar-menawar lebih bersifat kekeluargaan, apabila tercapai kesepakatan
anatara penjual dan pembeli maka transaksi terlaksana. Praktik pemasaran dengan cara
borongan terjadi karena keadaan keuangan petani yang masih rendah.
a. Panjangnya saluran pemasaran, menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan, serta ada
bagian yang dikeluarkan sebagai keuntungan pedangang. Hal tersebut cenderung
memperkecil bagian yang diterima dan memperbesar biaya yang dibayarkan konsumen.
Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan jumlah pedagang perantara yang
harus dilalui dari petani sampai ke konsumen.
Permodalan
Kemampuan petani membiayai usahataninya sangat terbatas sehingga produktivitas
yang dicapai pun masih dibawah produktivitas potensial. Mengingat keterbatasan
permodalan tersebut dan rendahnya aksesibilitas terhadap sumber permodalan formal,
maka dilakukan pengembangan dan mempertahankan beberapa penyerapan input
produksi biaya rendah yang sudah berjalan di tingkat petani.
Kendala tebesar bagi usaha mikro kecil dan menengah adalah dalam hal
pembiayaan. Para pengusaha ini biasanya meminjam modal di Bank. Peminjaman
modal tersebut biasanya disyaratkan oleh beberapa dokumen yang harus di
kumpulkan.Misalnya saja NPWP. Sedangkan NPWP dapat di buat jika seandainya
pengusaha mempunyai laporan keuangan. Hal ini lah yang menjadi penyebab
sedikitnya pengusaha yng meminjam uang untuk menambah modal.
Jika UMKM kesulitan mendapat dana disebabkan tidak memiliki laporan
keuangan, maka UMKM dapat memberikan agunan kepada pemberi modal berupa
seluruh atau sebagian asset dari UMKM bersangkutan, sesuai dengan dana yang
dipinjamkan agar memperoleh pinjaman modal dari Bank.
Teknologi
Produktivitas tenaga kerja yang relatif
rendah merupakan akibat keterbatasan
teknologi, keterampilan untuk pengelolaan
sumberdaya yang efisien.
Harga
Berfluktuasinya harga, bergantung dari perubahan yang
terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya
harga dapa terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per
minggu, bahkan perhari, atau dapat terjadi dalam jangka
panjang. Keadaan tersebut menyebabkan petani sulit
melakukan perencanaan produksi, pedagang juga sulit
dalam memperkirakan permintaan
Kualitas produk
Rendahnya kualitas produksi terjadikarena
penanganan yang dilakukan belum intensif.
Masalah mutu ini timbul karena penanganan
kegiatan mulai dari prapanen sampai panen
belum dilakukan dengan baik. Masalah mutu
produk yang dihasilkan juga ditentukan pada
kegiatan pascapanen, seperti melalui standarisasi
dan grading.
Kualitas Sumberdaya Manusia
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan
tanpa dukungan fasilitas pelatihan yang memadai
menyebabkan penanganan produk mulai dari
panen sampai pascapanen tidak dilakukan
dengan baik.
PEMECAHAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH

Sebuah masalah dapat dikatakan sebagai perbedaan atau


penyimpangan antara kondisi aktual tertentu dengan kondisi yang
diinginkan atau yang dicita-citakan.Seorang pengusaha/manajer perlu
merumuskan masalah-masalah yang dihadapi sesuai dengan
perbedaan antara harapan dengan kenyataan tersebut.Pada umumnya
sebagian besar kesulitan dalam hal melaksanakan pemecahan masalah
terletak pada kegiatan mengidentifikasi masalah-masalah yang
dihadapi.(Winardi, 2005).
Dalam mengidentifikasi masalah, maka tugas pertama
adalah mencari pertanyaan-pertanyaan yang tepat.barulah
setelahnya dapat ditemukan jawaban-jawaban yang tepat.
Seringkali yang dirumuskan sebagai pernyataan masalah
(problem statement), ternyata muncul dalam bentuk
pertanyaan sekitar masalah (research question).
Untuk mengidentifikasi permasalahan, dapat digunakan
Root Cause Analysis (RCA). RCA adalah suatu proses
yang digunakan untuk menginvestigasi dan
mengkategorisasi akar masalah pada kejadian-kejadian
yang memiliki dampak seperti keamanan, kesehatan,
lingkungan, kualitas, reabilitas, dan produksi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa RCA adalah alat untuk
membantu mengidentifikasi tidak hanya apa dan bagaimana sesuatu
terjadi, namun juga mengapa terjadi.Memahami mengapa sesuatu
terjadi merupakan kunci untuk dapat memberikan rekomendasi yang
efektif (Rooney and Heuvel, 2004). Teknik Cause and Effect Diagram
dapat menjadi alat untuk mengidentifikasi permasalahan dalam suatu
usaha. Cara ini juga dikenal dengan Ishikawa Diagram, dan digunakan
untuk menidentifikasi semua proses dan faktor yang menjadi penyebab
suatu masalah (Vorley, 2008).Langkah-langkah analisis adalah sebagai
berikut:
Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut:

1. Penentuan titik awal permasalahan


2. Brainstorming untuk menemukan penyebab permasalahan. Mengajukan
pertanyaan yang menegaskan mengapa hal tersebut menyebabkan
permasalahan utama terjadi dilakukan pada beberapa faktor yang mungkin
menjadi penyebabnya, misalnya faktor pemasaran, permodalan, dll.
3. Setiap faktor memberikan informasi hal-hal yang menyebabkan permasalahan
utama terjadi. Identifikasi pada setiap faktor terus dilakukan sampai tidak
mendapatkan jawaban lagi dari pertanyaan yang diajukan.
Contoh skema yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
permasalahan usaha antara lain adalah Fault Tree. Metode ini
adalah teknik grafis yang memberikan deskripsi sistematis tentang
kombinasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi dalam suatu
sistem, yang mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan (Vorley
2008).
Beberapa tips yang dapat dipertimbangkan dalam melakukan analisis antara lain sebagai
berikut:

1. Bentuklah tim yang terdiri dari orang-orang yang tepat untuk melakukan analisis masalah, yaitu
mereka yang memiliki pengetahuan tentang proses terkait dan mampu mengeksplorasi aspek
why, what and how.
2. Jangan tergesa-gesa membuat keputusan solusi, karena boleh jadi masalah dan solusinya
tidaklah sejelas yang dikira.
3. Pastikan bahwa kita menyadari adanya hubungan sebab akibat.
4. Sarankan pembenahan/pembetulan yang dapat diterapkan.
5. Keterlibatan seorang yang berpengalaman akan mempermudah tugas, yaitu orang yang
memahami tentang proses, alat, dan fasilitasi.
6. Ambillah tanggung jawab hanya terhadap hal-hal yang dapat anda kendalikan dan terapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Mata Kuliah Permasalahan Usaha Agribisnis Semester II.


https://www.academia.edu/9338334/Identifikasi_Permasalahan_Proses_Bisnis_Pengolahan_Bahan
_Baku_Obat_Tradisional_Klaster_Biofarmaka_Karanganyar_dengan_Metode_Root_Ca
use_Analysis_RCA
http://www.root-cause-analysis.co.uk/images/Green%20RCA%20mini% 20guide%20v5%20small.pdf
http://permasalahanpemasaranprodukpertanian.blogspot.co.id/, diunduh 27 Februari 2017.
Winardi, J. 2005. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Cetakan Kedua. Kencana, Jakarta.
Rooney, James J and Lee N Vanden Heuvel. 2004. Root Cause Analysis For Beginners.
https://www.env.nm.gov/aqb/Proposed_Regs/Part_7_Excess_Emissions/NMED_Exhibit
_18-Root_Cause_Analysis_for_Beginners.pdf. Diunduh 26 Februari 2017.
http://kei.ukm.feb.uns.ac.id/hambatan-dan-solusi-umkm-di-indonesia/
Vorley, Geoff. 2008. Mini Guide to Root Cause Analysis. Quality Management & Training
(Publications) Ltd. UK. Diunduh 27 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai