Anda di halaman 1dari 12

Citra Sosial Humaniora

ISSN : 2828-1896 (online)


Vol. 2, No. 1, Februari 2023, pp. 27-38
https://publisher.yccm.or.id/index.php/cishum/index  27

Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS)


Bagi Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu di Desa Bonan
Dolok I Kecamatan Balige Kabupaten Toba

Rut Yanti Siagian1, L. Primawati Degodona2, Artha Lumban Tobing3


1
Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas HKBP
Nommensen Medan, 2,3Dosen Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas HKBP Nommensen Medan.

Informasi Artikel ABSTRAK


Sejarah Artikel : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan program
Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi masyarakat miskin dan kurang mampu di Desa
Diterima, Jan 10, 2023 Bonan Dolok I di Desa Bonan Dolok I Kecamatan Balige Kabupaten Toba. Jenis
Revisi, Jan 21, 2023 penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif Deskriptif. Informan
Disetujui, Feb 15, 2023 dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Kesejahteraan sebagai informan kunci,
Kepala Dusun sebagai informan utama dan Masyarakat sebagai informan
tambahan. Data dikumpulkan menggunakan Teknik wawancara dan
Kata kunci : dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kendala atau
hambatan dalam Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS)
KIS, bagi masyarakat miskin dan kurang mampu di Desa Bonan Dolok I Kecamatan
Implementasi Kebijakan Balige Kabupaten Toba. Kebijakan tersebut belum sepenuhnya terlaksana
Publik. dengan baik jika dilihat berdasarkan tiga fenomena yang digunakan sebagai
tolak ukur. Diantaranya tujuan dan sasaran program KIS, kegiatan program KIS,
hasil program KIS, dimana kurangnya komunikasi dan sosialisasi yang baik
antara apparat desa dengan masyarakat. Untuk mencapai tujuan Implementasi
Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi masyarakat miskin dan
kurang mampu, perlu adanya komunikasi dan sosialisasi yang baik antara
pegawai dan masyarakat.
This is an open access article under the CC BY-SA license.

Korespondensi Penulis :
Rut Yanti Siagian,
Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas HKBP Nommensen Medan.
Jl. Perintis Kemerdekaan No.23, Perintis, Medan Tim., Kota Medan, Sumatera Utara 20232, Indonesia.
Email: rutyantisiagian@uhn.ac.id

1. PENDAHULUAN
Pemerintah melakukan berbagai upaya dan kebijakan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat terutama bagi masyarakat miskin dan kurang mampu, yaitu mulai dari Jaminan
Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) yang dianggap belum berjalan efektif sehingga pemerintah
membentuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan. Namun ternyata
program JKN juga dianggap belum berjalan efektif dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang
tidak mampu terutama Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tidak terdaftar
dalam program JKN tersebut.Pelayanan kesehatan merupakan hak yang mendasar bagi seluruh
masyarakat ,dimana pelayanan yang dibutuhkan harus disediakan dan dijamin oleh Pemerintah
Indonesia sebagai mana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Pasal 28 H
ayat (1) dan ayat (3) berbunyi (1) “Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera ,lahir dan

Journal homepage: https://publisher.yccm.or.id/index.php/cishum/index


28 

batin,bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan “(3) “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.”
Jaminan kesehatan bertujuan untuk menjamin perlindungan kesehatan masyarakat untuk
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap masyarakat yang telah membayar iuran atau iuran yang
dibayar oleh pemerintah
Masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo tanggal 3 november 2014 mengeluarkan
program kesehatan yaitu Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dimana kartu KIS ini berfungsi
untuk memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan secara gratis. BPJS dan KIS merupakan sama -sama program kesehatan dari
pemerintah, namun yang membedakan antara keduanya yakni BPJS merupakan program yang
dimana anggotanya harus mendaftar dan membayar iuran sendiri (mandiri). Sedangkan KIS
anggotanya adalah masyarakat yang tidak mampu dipilih oleh pemerintah dan iurannya ditanggung
oleh pemerintah.
Undang-undang yang menjadi dasar diterbitkannya Kartu Indonesia Sehat (KIS) yaitu UU
Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Nomor 24 tahun2011
tentang BPJS kesehatan. KIS merupakan perluasan dari masyarakat miskin dan kurang mampu yang
tidak tercakup dalam Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Melihat hal ini, BPJS kesehatan adalah badan yang menyelenggarakan, sedangkan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) adalah programnya. Sebaik apapun sebuah Implementasi Kebijakan
dirumuskan dan diimplementasikan, termasuk sektor pelayanan kesehatan yang berdampak pada
kualitas hidup masyarakat tidak akan semudah yang diperkirakan atau dibayangkan. Hal ini karena
beragamnya aspek permasalahan kesehatan yang berhadapan dengan kepentingan umum sejak
kebijakan atau rangkaian konsep pelaksanaan berlangsung tetapi perubahan arah kebijakan sering
terjadi pada setiap periode pergantian kepemimpinan.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah kartu yang memiliki fungsi untuk memberikan jaminan
kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. Penggunanya
sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini di setiap fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat
lanjut. Kartu ini sendiri merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari program
kesehatan yang sebelumnya yaitu BPJS kesehatan yang telah diluncurkan oleh mantan Presiden SBY
(Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 1 Maret 2014 kemarin. Sama-sama sebagai program
fasilitas kesehatan dari negara, ternyata KIS dan BPJS kesehatan memang memiliki perbedaan.
Perbedaan utamanya sebenarnya nampak dengan jelas pada sasaran atau orang yang menerimanya.
Jika BPJS merupakan sebuah program yang anggotanya harus mendaftar dan membayar iuran, maka
KIS anggotanya diambil dari masyarakat yang tidak mampu dan pemberian kartunya ditetapkan oleh
pemerintah serta pembayaran iurannya ditanggung oleh pemerintah.
Pelaksanaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat yang masuk dalam kategori
fakir miskin dan orang tidak mampu. Sasaran KIS adalah mereka yang tergolong dalam dua kategori
tersebut, hal ini dikarenakan angka kemiskinan di negara ini yang masih sulit ditekan. Haughton
(2012:3) menyatakan bahwa ”Kemiskinan timbul akibat masyarakat tidak memiliki kemampuan-
kemampuan utama, tidak memiliki pendapatan atau mendapatkan pendidikan yang memadai,
memiliki kondisi kesehatan yang buruk, merasa tidak aman, memiliki kepercayaan kepercayaan diri
yang rendah.” KIS merupakan kartu yang diberikan oleh pemerintah sebagai jaminan sosial dan
kesehatan agar masyarakat dapat berobat secara gratis di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat
manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional(JKN)
yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan. Perbedaan lain dari BPJS dan KIS adalah:
1. KIS merupakan jaminan kesehatan yang diperuntukan bagi masyarakat yang tidak mampu,
sedangkan BPJS yaitu sebuah badan atau lembaga yang menyelenggarakan dan mengelola
jaminan kesehatan tersebut.

Citra Sosial Humaniora (CISHUM), Vol. 2, No. 1, Februari 2023 : 27 - 38


 29

2. KIS hanya diperuntukan bagi seseorang yang di mana kondisi ekonominya sangat lemah,
sedangkan BPJS merupakan jaminan kesehatan yang diwajibkan bagi setiap warga negara
Indonesia baik yang mampu atau pun tidak mampu. Bagi rakyat yang tidak mampu, iurannya
ditanggung oleh pemerintah.
3. Pemakaian KIS dapat dilakukan di mana saja, baik di klinik, puskesmas atau di rumah sakit mana
pun yang ada di Indonesia. Sedangkan pemakaian BPJS hanya berlaku di klinik atau puskesmas
yang telah didaftarkan saja.
4. KIS dapat digunakan tidak hanya untuk pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk
melakukan pencegahan. Sedangkan penggunaan BPJS hanya dapat digunakan jika kondisi
kesehatan peserta sudah benar-benar sakit atau harus dirawat.
5. KIS merupakan jenis jaminan kesehatan yang mendapatkan subsidi dari pemerintah, sedangkan
pengguna BPJS diwajibkan untuk membayar iuran setiap bulannya dengan jumlah yang telah
ditentukan.
Desa Bonan Dolok I Kecamatan Balige sebagai salah satu instansi Pemerintahan yang
berhubungan dekat dengan masyarakat, di Desa Bonan Dolok I keberadaan bantuan kesehatan berupa
program Kartu Indonesia Sehat (KIS) belum begitu dikenal dan kurang dipahami oleh masyarakat,
sehingga masih terdapat masyarakat yang tergolong miskin yang tidak mendapat Kartu Indonesia
Sehat (KIS) tersebut. Berdasarkan data yang tercatat di Desa Bonan Dolok I Kecamatan Balige
sampai tahun 2021 jumlah penduduk secara keseluruhan 346 jiwa.
Program ini tidak lepas dari berbagai masalah, permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan KIS tersebut yakni masyarakat mengeluh dikarenakan program KIS ini kebanyakan
didapatkan oleh masyarakat yang ekonominya menengah keatas. Masih ada sebagian masyarakat
yang belum mengetahui keberadaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS), hal ini disebabkan
kurangnya sosialisasi. Masih ada sebagian masyarakat yang tergolong miskin belum mendapatkan
Kartu Indonesia Sehat (KIS), dikarenakan kurangnya ketelitian dalam pendataan sementara itu
pemerintah bertujuan memberikan jaminan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepastian jaminan
kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk hidup sehat dan sejahtera.
Sedangkan KIS adalah sebuah kartu yang di berikan kepada masyarakat kurang mampu untuk bisa
mendapatkan pelayanan obat dengan gratis. Kurangnya perhatian pemerintah desa dalam mendata
masyarakat yang tergolong miskin dan kurang mampu.lokasi desa di pedalaman yang jauh dari
perkotaan mengakibatkan minimnya informasi yang didapat masyarakat.

2. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang
digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai
suatu cara atau metode. Penelitian ini juga merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi
untuk menyelidiki suatu masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat
dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.
Strategi-strategi penelitian merupakan jenis rancangan penelitian kualitatif, kuantitatif, dan
campuran yang menetapkan prosedur khusus dalam penelitian.
Metodologi Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempunyai
tujuan untuk membuat penjelasan, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta, sifat, serta fenomena yang diselidiki. Analisis dilakukan terhadap data yang
diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta ,data, dan informasi
yang diperoleh dari responden, selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan tujuan peneliti yang telah
dirumuskan . Oleh karena itu metode yang diguanakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bagi … (Rut Yanti Siagian)
30 

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data primer, merupakan data tentang
implementasi kebijakan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang bersumber langsung dari
informan atau data berupa wawancara, observasi dan kuisioner. Selain data primer juga dikumpulkan
data sekunder yang bersumber dari dokumen pribadi, dokumen resmi kelembagaan , dan lainnya
yang memiliki relevansi terhadap fokus penelitian dalam hal ini yang menjadi data sekunder arsip
laporan dalam Program Kartu Indonesia Sehat.
Analisis data menurut Creswell (2016;260) merupakan proses berkelanjutan yang
membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analisis, dan
menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data melibatkan pengumpulan data yang
terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum dan analisis informasi dari para
partisipasi.
A. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan merupakan sarana bagi suatu kebijakan untuk mewujudkan
tujuannya. Akibatnya, memahami dan meneliti implementasi kebijakan sebagai sebuah konsep akan
membantu memajukan upaya untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tindakan
dalam proses kebijakan publik yang menilai apakah suatu kebijakan sejalan dengan kepentingan
publik dan disetujui oleh publik adalah implementasi kebijakan. Kebijakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Implementasi kebijakan ini merupakan kegiatan penting bagi mereka yang
memandang kebijakan publik melalui kacamata siklus kebijakan (policy cycle). Ini ada hubungannya
dengan sesuatu yang tidak penting. Kenyataannya adalah bahwa menerapkan kebijakan sejak awal
adalah proses kognitif dan emosional yang sulit.implementasi kebijakan dapat diartikan sebagai
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, baik secara individu atau kelompok
dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam kebijakan. Secara sederhana
kegiatan implementasi kebijakan merupakan suatu kegiatan penjabaran rumusan kebijakan yang
bersifat abstrak menjadi tindakan yang bersifat konkrit, atau dengan kata lain pelaksanaan keputusan
(formulasi) kebijakan yang menyangkut aspek manajerial dan teknis proses implementasi akan
dimulai setelah tujuan-tujuan dan saran-saran telah ditetapkan, program kegiatan telah disusun, serta
dana telah tersedia dan disalurkan untuk mencapai sasaran tersebut.
Mazmanian dan Sabatier (dalam abdul wahab, 2014:123) menjelaskan konsep implementasi
kebijakan sebagai berikut:
“Mempelajari Implementasi Kebijakan berarti berusaha memahami apa yang senyatanya
terjadi sesudah suatu program dijalankan atau dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-
kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan negara, baik itu menyangkut usaha-usaha
pengaministrasian maupun juga usaha-usaha untuk memberikan dampak tertentu pada masyarakat
ataupun peristiwa-peristiwa.”
B. Program Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan bahwa kesehatan merupakan investasi,
hak, dan kewajiban setiap manusia sebagai masyarakat dunia, dimana kutipan tersebut tertulis dalam
Pasal 28 ayat (3) UU RI tahun 1945 dan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang disingkat
dengan UUK, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap
kesehatannya dan setiap negara bertanggung jawab untuk mengatur pelaksanaannya agar terpenuhi
hak hidup sehat bagi setiap penduduknya termasuk untuk masyarakat miskin dan yang tidak mampu.
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak
di butuhkan oleh masyarakat. Maka dari itu, bentuk pelaksanaan kesehatan di Indonesia sangat
penting untuk dilaksanakan dengan tujuan agar mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan umum bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam perwujudan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Pada tanggal 3 November 2014, Presiden Joko Widodo mengeluarkan suatu 3 program yaitu
KIS, KIP, dan KKS. KIS adalah salah satu program yang telah direncanakan yang dikeluarkan oleh
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membuat rakyat lebih sehat dan
sejahtera. Berselang 14 hari setelah dilantik sebagai Presiden RI ke-7, Joko Widodo resmi
meluncurkan KIS bersamaan juga dengan KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan KKS (Kartu Keluarga

Citra Sosial Humaniora (CISHUM), Vol. 2, No. 1, Februari 2023 : 27 - 38


 31

Sejahtera). Saat itu kehadiran KIS ini memang banyak membuat orang kebingungan. Pasalnya saat
KIS ini diluncurkan, sudah ada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang kelola oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS).
Kartu Indonesia Sehat (KIS) sendiri adalah kartu yang memiliki fungsi untuk memberikan
jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
Penggunanya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini di setiap fasilitas kesehatan tingkat pertama
dan tingkat lanjut. Kartu ini sendiri merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan
dari program kesehatan yang sebelumnya yaitu BPJS kesehatan yang telah diluncurkan oleh mantan
Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 1 Maret 2014 kemarin.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah suatu badan hukum publik yang dibuat
untuk menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang manfaatnya dapat diterima
oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sama halnya dengan BPJS, Kartu Indonesia Sehat (KIS) juga
termasuk ke dalam satu program JKN, namun diperuntukkan untuk kalangan masyarakat yang tidak
mampu. Dengan kartu ini masyarakat bisa mendapat fasilitas kesehatan secara gratis.
Program fasilitas kesehatan dari negara, ternyata KIS dan BPJS kesehatan memang
memiliki perbedaan. Perbedaan KIS dan BPJS seringkali diperbincangkan ketika berbicara mengenai
tentang kesehatan. Pasalnya tujuan pemerintah mengeluarkan asuransi tersebut adalah sebagai
jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Perbedaan utamanya sebenarnya nampak
dengan jelas pada sasaran atau orang yang menerimanya. Jika BPJS merupakan sebuah program yang
anggotanya harus mendaftar dan membayar iuran, maka KIS anggotanya diambil dari masyarakat
yang tidak mampu dan pemberian kartunya ditetapkan oleh pemerintah serta pembayaran iurannya
ditanggung oleh pemerintah.
Latar belakang munculnya Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena untuk memenuhi hidup
orang banyak sehingga patut kita dukung dan realisasikan. KIS memberikan jaminan pada
pemegangnya untuk mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan dalam
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat miskin
terhadap kesehatan. KIS akan diberikan kepada anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
sehingga tidak menggeser sistem JKN saat pelaksanaannya, pemerintah telah menunjuk BPJS
kesehatan sebagai penyelenggaranya. Dipilihnya KIS karena masih banyak masyarakat miskin yang
belum mempunyai kartu BPJS sehingga dengan ini diharapkan semua lapisan masyarakat bisa
menikmati akses kesehatan dengan mudah. Dengan KIS ini diharapkan semua pihak tidak ada lagi
diskriminasi dalam penanganan kesehatan.
Implementasi dari KIS adalah negara akan siap menjamin hak dari setiap masyarakatnya
untuk mendapatkan akses kesehatan tanpa terkecuali. KIS pada tahap pertama sampai akhir tahun
2014 akan dibagikan ke 19 provinsi. Sedangkan provinsi lainnya akan disalurkan pada tahap
selanjutnya. Pada tahun 2015, diharapkan seluruh penduduk prasejahtera di Indonesia sudah
memiliki kartu tersebut. Pendistribusian akan dibantu oleh PT Pos Indonesia dan Perbankan Nasional
yaitu Bank Mandiri. Adapun keluarga miskin yang menjadi penerima bantuan iuran JKN, yaitu
sebanyak 86,4 juta jiwa, akan tetap ditanggung dengan kartu Indonesia sehat. Namun, anak dari
keluarga miskin bisa langsung menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) tanpa harus mendaftar
lagi.
C. Perbedaan Kartu Indonesia Sehat KIS dengan Kartu BPJS
Meskipun terkesan serupa, sebenarnya, tetap ada beberapa perbedaan mendasar antara KIS
dan BPJS kesehatan yang sama-sama berada di bawah naungan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Berikut perbedaan KIS dengan BPJS lebih lanjut:
1. Sasaran Pengguna
KIS ditujukan untuk masyarakat yang tergolong kurang mampu, sedangkan BPJS kesehatan
ditujukan untuk masyarakat yang mampu membayar iuran. Oleh karena itu, penerima KIS tidak
diwajibkan membayar iuran seperti halnya peserta BPJS. Selain itu, daftar nama penerima Kartu
Indonesia Sehat terbatas pada masyarakat golongan kurang mampu, sedangkan BPJS kesehatan
mencakup semua golongan masyarakat, termasuk yang kurang mampu.
2. Cakupan Manfaat

Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bagi … (Rut Yanti Siagian)
32 

KIS dapat digunakan buat pencegahan dan pengobatan, sedangkan BPJS kesehatan
digunakan ketika peserta dalam kondisi sakit atau butuh mendapat perawatan. Hal ini sejalan dengan
tujuan pengadaan program KIS yang memang mengurangi potensi masyarakat jatuh sakit sehingga
pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan juga dapat dinikmati oleh pemegang KIS. Tidak perlu
khawatir lagi dengan mahalnya biaya kesehatan di rumah sakit karena adanya pertanggungan
finansial dari asuransi kesehatan syariah.
3. Cakupan Fasilitas
Penggunaan KIS bebas di fasilitas kesehatan di mana saja, sedangkan penggunaan BPJS
kesehatan terbatas pada fasilitas kesehatan yang didaftarkan atau telah bekerja sama dengan BPJS.
Selain itu, salah satu kelebihan KIS adalah cakupan wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan
pemegang kartu BPJS.
4. Syarat Penggunaan
Iuran KIS mendapatkan subsidi pemerintah, selama pemegang kartun ini berada dalam
kategori masyarakat kelompok ekonomi lemah atau kurang mampu. Lain halnya dengan BPJS
kesehatan yang mengandalkan iuran peserta untuk dapat dinyatakan dalam status aktif dan dapat
digunakan. Meskipun demikian, skema dan manfaat yang diterima antara pemegang kartu BPJS
kesehatan dengan KIS tidak berbeda jauh, bahkan mendapatkan keistimewaan lebih banyak.
Setelah mendapatkan KIS, peserta bisa langsung menggunakannya dengan cara
menunjukkan saat datang ke puskesmas, klinik, maupun rumah sakit yang bermitra dengan BPJS
tanpa harus mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan pertama. Prosedur pendaftaran di rumah
sakit sedikit berbeda dengan pengguna BPJS. Peserta BPJS harus mendapatkan surat rujukan terlebih
dahulu sebelum bisa mendapatkan layanan kesehatan diaskes lanjutan/rumah sakit.
5. Cara Daftar Kartu Indonesia Sehat
Tidak semua orang bisa mendaftarkan diri untuk memperoleh Kartu Indonesia Sehat (KIS)
karena kartu ini memang diperuntukkan untuk kelompok masyarakat tertentu, yaitu kelompok
masyarakat dengan perekonomian lemah. Jika ingin mendapatkan KIS, ada beberapa persyaratan dan
prosedur yang harus disiapkan. Inilah beberapa berkas yang perlu disiapkan sebelum mendaftar.
a. KK dan atau KTP anggota keluarga yang ingin mendapatkan KIS
b. Surat keterangan tidak mampu dari RT/RW dan kelurahan setempat
c. Surat pengantar dari puskesmas
Calon penerima KIS tidak harus memiliki rekening bank, karena iuran akan dibayarkan
sepenuhnya oleh pemerintah. Selain itu, pemegang KIS hanya berhak atas pelayanan ruang kelas III.
6. Bantuan Sosial Untuk Pemilik Kartu Indonesia Sehat
Bukan hanya dapat digunakan untuk mendapatkan pengobatan gratis, tapi ternyata ada juga
bantuan sosial berupa uang tunai yang diberikan pemerintah untuk peserta KIS. Setiap tahunnya,
nominal bantuan yang diberikan berbeda. Tahun 2021 lalu, pemilik KIS mendapatkan Bantuan Sosial
Tunai (BST).
7. Syarat mencairkan KIS
Bantuan tidak langsung diberikan pada pemilik KIS, tapi ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi.
a. Kepesertaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) masih aktif.
b. Masuk dalam daftar penerima Bantuan Sosial Tunai (BST).
c. Mendapatkan surat undangan dari RT atau RW setempat yang memuat barcode.
d. Mempersiapkan KTP dan Kartu Keluarga.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil
Desa Bonan Dolok I merupakan salah satu desa dari 16 desa di Kecamatan Balige Kabupaten
Toba. merupakan bahagian kenagarian yang dulunya dipimpin oleh Kepala Nagari. Seiring dengan
perkembangan jaman pada Tahun 1950 Kenagarian tersebut terbagi menjadi beberapa desa yakni
Desa Bonan Dolok I, II, dan III. Dari beberapa desa tersebut salah satunya adalah Desa Bonan Dolok
I dikepalai oleh Kepala Desa dan mempunyai empat Dusun yaitu Dusun I Baligas, Dusun II Patogu,
Dusun III Parasi, Dusun IV Pangasi.

Citra Sosial Humaniora (CISHUM), Vol. 2, No. 1, Februari 2023 : 27 - 38


 33

Deskripsi Prosedur Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi
Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu
Pekerjaan yang baik haruslah mempunyai prosedur yang jelas dalam suatu kegiatannya,
begitu juga dalam Implementasi kebijakan program Kartu Indonesia Sehat ( KIS) bagi Masyarakat
Miskin dan Kurang Mampu, perlu adanya kegiatan yang jelas dan perencanaan yang tersusun sesuai
dengan standar prosedur yang telah dibuat agar hasil yang dicapai dapat memuaskan.
KIS merupakan suatu program pemerintah untuk membantu masyarakat kurang mampu
dalam mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Instruksi Presiden (INPRES) No. 7/2014,
pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (PERPRES) No. 166/2014 tentang program percepatan
penanggulangan kemiskinan. Dalam perpres ini disebutkan, pemerintah menetapkan program
perlindungan sosial antara lain Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar,
dan Program Indonesia Sehat dalam rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan. “Pemerintah
terbitkan kartu identitas. Kartu Keluarga Sejahtera untuk penerima program simpanan keluarga
sejahtera, Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk program Indonesia pintar, dan Kartu Indonesia Sehat
(KIS) untuk program Indonesia sehat,” bunyi pasal 4 ayat 1 dan 2 Perpres tersebut. Perpres No.
166/2014 itu juga menyebutkan, pemerintah membentuk tim nasional percepatan penanggulangan
kemiskinan guna mendukung kelancaran pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.
Dalam rangka memudahkan masyarakat mendapatkan KIS, BPJS Kesehatan memberikan
layanan pendaftaran Jaminan Kesehatan Nasional- Kartu Indonesia Sehat atau JKN-KIS. Tidak
semua orang bisa mendapatkan KIS, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan
KIS. Berikut syarat mendapatkan KIS :
Adapun beberapa syarat pendaftaran KIS bagi keluarga tidak mampu, yaitu:
1. Keluarga bukan pekerja penerima upah (PBPU).
2. Seluruh anggota keluarga wajib didaftarkan sesuai data di kartu keluarga.
3. Dapat mendaftar di kantor BPJS terdekat.
4. Dokumen yang dibawa berupa KTP/KK/surat keterangan domisili, pas foto warna 3×4 masing-
masing 1 lembar.
5. Menandatangani surat pernyataan.
6. Anak angkat bisa didaftarkan dengan menyerahkan bukti yang sah dari pengadilan.
7. Pendaftaran dapat diwakilkan jika calon peserta tidak bisa melakukan pendaftaran sendiri.
Perwakilan harus dibekali surat kuasa bermaterai.
Cara Daftar Kartu Indonesia Sehat
Tidak semua orang bisa mendaftarkan diri untuk memperoleh Kartu Indonesia Sehat (KIS)
karena kartu ini memang diperuntukkan untuk kelompok masyarakat tertentu, yaitu kelompok
masyarakat dengan perekonomian lemah. Jika ingin mendapatkan KIS, ada beberapa persyaratan dan
prosedur yang harus disiapkan. Inilah beberapa berkas yang perlu disiapkan sebelum mendaftar.
1. KK dan atau KTP anggota keluarga yang ingin mendapatkan KIS
2. Surat keterangan tidak mampu dari RT/RW dan kelurahan setempat
3. Surat pengantar dari puskesmas
4. Calon penerima KIS tidak harus memiliki rekening bank, karena iuran akan dibayarkan
sepenuhnya oleh pemerintah. Selain itu, pemegang KIS hanya berhak atas pelayanan ruang kelas
III.
Setelah mendapatkan KIS, peserta bisa langsung menggunakannya dengan cara
menunjukkan saat datang ke puskesmas, klinik, maupun rumah sakit yang bermitra dengan BPJS
tanpa harus mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan pertama. Prosedur pendaftaran di rumah
sakit sedikit berbeda dengan pengguna BPJS. Peserta BPJS harus mendapatkan surat rujukan terlebih
dahulu sebelum bisa mendapatkan layanan kesehatan diaskes lanjutan/rumah sakit.
3.2. Pembahasan
Tujuan dan Sasaran Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi masyarakat miskin dan
kurang mampu di Desa Bonan Dolok I Kecamatan Balige Kabupaten Toba
Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah program yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi Dodo
dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membuat rakyat lebih sehat dan lebih sejahtera. Kartu
Indonesia Sehat (KIS) adalah kartu yang memiliki fungsi untuk memberikan jaminan Kesehatan

Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bagi … (Rut Yanti Siagian)
34 

kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan secara gratis. Kartu ini sendiri
merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari program Kesehatan yang
sebelumnya yaitu BPJS Kesehatan yang telah diluncurkan oleh Presiden SBY pada tanggal 1 Maret
2014 kemarin.
Latar Belakang munculnya Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena untuk membantu dan
meringankan beban masyarakat dalam Kesehatan. KIS memberikan jaminan pada pemegangnya
untuk mendapatkan manfaat pelayanan Kesehatan seperti yang dijaksanakan dalam Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat miskin terhadap
Kesehatan. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah telah menunjuk BPJS Kesehatan sebagai
penyelenggaranya. Dipilihnya KIS dikarenakan masih banyaknya masyarakat miskin yang tidak
mempunyai kartu BPJS sehingga dengan ini diharapkan semua lapisan masyarakat bisa menikmati
akses Kesehatan yang murah dan dengan mudah. Implementasi dari KIS adalah Negara akan siap
menjamin hak dari setiap masyarakatnya untuk mendapatkan akses Kesehatan tanpa terkecuali. KIS
dikeluarkan untuk membantu seluruh masyarakat yang kurang mampu untuk mendapat pelayanan
Kesehatan.
Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan bagian dari upaya
pemerintah dalam memberikan pelayanan Kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat yang
masuk dalam kategori fakir miskin dan orang tidak mampu. Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini adalah
kartu yang memiliki fungsi untuk memberikan jaminan Kesehatan kepada masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan Kesehatan secara gratis.
Desa Bonan Dolok I menjadi salah satu organisasi pemerintah yang menjadi pelaksana
pembuatan program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tujuan dan Sasaran Program KIS di Desa Bonan
Dolok I adalah Memberikan jaminan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara
gratis, Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Membantu mayarakat miskin dan kurang
mampu Pada saat ini sasaran program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Desa Bonan Dolok I belum
sepenuhnya berjalan dengan baik dikarenakan permasalahan-permasalahan yang disebabkan
kurangnya sosialisasi dan komunikasi apparat desa dalam proses pengimplementasian program
Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut. Hal itu dapat diyakini dengan berdasarkan dari wawancara
dengan masyarakat yang mengatakan bahwa apparat desa kurang sosialisasi dan juga komunikasi
dan pendataan masyarakat yang kurang jelas.
Masyarakat di Desa Bonan Dolok I banyak yang mengeluh dikarenakan masyarakat yang
mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan masyarakat yang masih tergolong mampu
sedangkan yang tidak mampu tidak mendapatkannya. Hal ini juga didasari karena kurangnya
komunikasi antara apparat dengan masyarakat, seperti yang dikatakan Kadus Desa Bonan Dolok I
yang mengungkapkan bahwa kurangnya juga perhatian masyarakat akan informasi-informasi yang
diberikan oleh pihak desa.
Bentuk kegiatan implementasi dari kebijakan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari
Desa Bonan Dolok I adalah dengan membuat sosialisasi yang jelas kepada masyarakat, pendataan
ulang masyarakat, dan juga pembuatan grup online seperti WhatsApp agar lebih mudah berinteraksi
dengan masyarakat. Kebijakan tersebut dibuat agar program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Desa
Bonan Dolok I tersebut tepat sasaran.
Kebijakan yang dibuat sangat diharapkan dapat mempermudah apparat desa dan masyarakat
dalam pembuatan Kartu Indonesia Sehat (KIS), kebijakan tersebut juga harus didukung oleh
pelayanan yang optimal dan juga Kerjasama yang baik antara apparat desa dan juga masyarakat itu
sendiri. Kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya pada pembahasan sebelumnya menyebutkan
bahwa manfaat dan tujuan dari adanya pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi
masyarakat miskin dan kurang mampu yaitu merupakan pelayanan Kesehatan secara menyeluruh
bagi masyarakat yang masuk dalam kategori fakir miskin dan tidak mampu, kartu ini berfungsi untuk
memberikan jaminan Kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan secara
gratis.
Kegiatan Program KIS bagi masyarakat miskin dan kurang mampu di Desa Bonan Dolok I
Kecamatan Balige Kabupaten Toba.

Citra Sosial Humaniora (CISHUM), Vol. 2, No. 1, Februari 2023 : 27 - 38


 35

Di Kantor Desa Bonan Dolok I terdapat proses pelaksanaannya. Hal tersebut telah diatur
oleh Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Berikut ini adalah proses dalam pelaksanaan kebijakan
program KIS:
a. Sosialisasi
Implementasi kebijakan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Desa Bonan Dolok I,
merupakan kebijakan kebijakan yang dibuat pemerintah yang bekerja sama dengan Dinas Sosial dan
Dinas Kesehatan. Dalam hal ini sudah pasti informasi yang diberikan harus jelas. Baik informasi dari
Dinsos kepada Kantor Desa Bonan Dolok I. Dalam hal ini informasi yang diberikan harus jelas. Baik
informasi dari Dinsos Kabupaten Toba ke Kantor Camat Balige, maupun informasi dari pemerintah
Desa Bonan Dolok I kepada masyarakat Desa Bonan Dolok I. Cara yang perlu dilakukan pemerintah
untuk memberikan informasi tersebut adalah dengan cara melakukan sosialisasi. Sosialisasi tersebut
bertujuan agar dapat memberikan informasi tentang kebijakan program Kartu Indonesia Sehat ( KIS)
bagi masyarakat miskin dan kurang mampu di Desa Bonan Dolok I dan sosialisasi tersebut kurang
berjalan dengan baik.
Cara yang perlu dilakukan pemerintah untuk memberikan informasi tersebut adalah dengan
cara melakukan sosialisasi. Sosialisasi tersebut bertujuan agar dapat memberikan informasi tentang
kebijakan program KIS di Desa Bonan Dolok I, seperti tujuan dibuatnya kebijakan program KIS,
sasaran dan manfaat kebijakan, sebagai pelaksana dapat melaksanakan program kebijakan tersebut
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan masyarakat sebagai stakeholder dari KIS dapat
mengetahui dengan jelas dari kebijakan tersebut.
Desa sudah melakukan sosialisasi atau arahan kepala dusun masing-masing lingkungan
mengenai tugas dan tanggung jawab mengenai program KIS yang dilaksanakan di desa. Kadus
kurang teliti dalam menjalankan tugasya seperti kurangnya komunikasi yang baik dengan
masyarakat, kurang baik dalam pendataan masyarakat, hal ini menjadi permasalahan ketika informasi
tidak tersampaikan dengan baik. Jika pemerintah desa tidak memberikan sosialisasi yang baik dan
menyeluruh kepada masyarakat, maka dapat begitu masyarakat kurang mengetahui tentang tujuan
dibuatnya kebijakan program KIS seperti yang dinyatakan oleh beberapa informan masyarakat
bahwa kebijakan ini belum diketahui sepenuhnya.
b. Pelaksanaan Kebijakan
Implementasi kebijakan publik merupakan suatu hal yang kompleks karena dalam
pelaksanaanya tidak terlepas dari sistem yang ada, sehingga sewaktu-waktu dapat menimbulkan
dampak dari sistem itu sendiri. Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran
kebijakan telah ditetapkan dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan di Desa Bonan Dolok I sudah
dilaksanakan oleh pegawai khususnya yang mengurus bagian KIS yang bertujuan untuk
memudahkan masyarakat dengan mendaftarkan diri ke kepala dusun agar mempermudah masyarakat
dalam pendaftaran. Saat ini jumlah pegawai yang menangani atau mengurus KIS ada empat orang
yakni kepala dusun tiap dusunnya itu sendiri. mereka yang akan melayanai, membantu masyarakat
dusun masing-masing dalam pembuatan KIS. Pihak desa sudah melaksanakan atau memberikan
arahan kepada Kadus masing-masing lingkungan mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukan dalam pengimplementasian program KIS tersebut. Kadus membuat grup WhatsApp akan
tetapi cara tersebut tidak berjalan dengan baik dikarenakan tidak semua warga mempunyai
Handphone android sehingga masih banyak masyarakat yang ketinggalan informasi-informasi yang
diberikan.
Proses pengimplementasian KIS di Desa Bonan Dolok I adalah dengan :
1. Melapor ke Kadus masing-masing lingkungan untuk pembuatan surat keterangan tidak mampu
2. Dalam pembuatan administrasinya diperlukan Fotocopy KTP, KK.
3. Kadus akan melaporkannya ke desa agar pihak desa membuat surat keterangan tidak mampu
setelah itu desa yang akan menindak lanjuti permohonan masyarakat tersebut.
Data-data masyarakat adalah data yang dilaporkan oleh Kadus masing-masing lingkungan
karena Kaduslah yang mengetahui mengenai kondisi masyarakat lingkungan nya.
Hasil Program KIS bagi masyarakat miskin dan kurang mampu di Desa Bonan Dolok I
Kecamatan Balige Kabupaten Toba.

Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bagi … (Rut Yanti Siagian)
36 

Implementasi kebijakan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Desa Bonan Dolok I pada
umumnya sudah baik meskipun belum sepenuhnya efektif jika dilihat dari empat aspek penting dari
proses implementasi kebijakan .
a. Komunikasi
Komunikasi dalam implementasi akan berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan tujuan-
tujuan kebijakan dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan
kebijakan. Kejelasan ukuran dan tujuan kebijakan dengan demikian perlu dikomunikasikan secara
tepat dengan para pelaksana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kasi kesejahteraan mengkonfirmasikan secara jelas
kepada seluruh kadus tiap lingkungan tentang implementasi kebijakan program Kartu Indonesia
Sehat (KIS) di instansi sudah jelas. Namun pelaksanaan kebijakan program Kartu Indonesia Sehat
(KIS) di Desa Bonan Dolok I belum sepenuhnya terlaksana dengan baik dimana sosialisasi,
komunikasi dan pendataan masyarakat belum menyeluruh, sehingga masih didapati masyarakat yang
belum mengetahui tentang program Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut.
b. Sumber Daya
Komponen sumber daya ini meliputi jumlah staff, keahlian para pelaksana, informasi yang
relevan dan cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait
dalam pelaksanaan program, adanya kewenangan yang menjamin bahwa program dapat diarahkan
sebagaimana yang diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk
melakukan kegiatan program seperti dana dan sarana prasarana. Mekanisme dan struktur organisasi
pelaksana/pembagian tugas dan tanggung jawab pelaksana harus jelas.
Hasil penelitian menunjukkan sumber daya dalam implementasi kebijakan program
program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Desa Bonan Dolok I, dilihat dari segi aspek jumlah staff
pelaksana, anggaran dana semuanya sudah baik. Namun sarana dan prasarana pendukung
implementasi kebijakan program program Kartu Indonesia Sehat (KIS) kurang dan perlu ditambahi
agar implementasi kebijakan program program Kartu Indonesia Sehat (KIS) semakin baik lagi
kedepannya.
c. Disposisi
Dilihat dari dukungan terhadap kebijakan ini, prioritas terhadap program kebijakan ini,
kompetensi, komitmen pelaksana, dan peran pimpinan terhadap dana untuk insentif pegawai
pelaksana, menunjukkan disposisi di Desa Bonan Dolok I dari program ini sudah baik, semua
unsur/komponen pemerintah mendukung penuh terhadap pelaksanaan program ini. Pegawai
pelaksana di Desa Bonan Dolok I punya komitmen tinggi, serta pelayanan yang sopan dan disiplin
serta melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
d. Struktur Birokrasi
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Standart operating
procedures (SOP) merupakan suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai untuk
melaksanakan kegiatannya setiap hari sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar dan
sasaran kebijakan yang tercakup dalam implementasi kebijakan program program Kartu Indonesia
Sehat (KIS) di Desa Bonan Dolok I
Hasil penelitian menunjukkan Strktur Birokrasi dalam implementasi kebijakan program
program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Desa Bonan Dolok I pembagian tugas dan tanggung jawab
sudah melaksanakan tugas dengan baik.
e. Kendala Kebijakan
Kendala maupun permasalahan yang muncul dari implementasi kebijakan program KIS,
akibat dari pemerintah dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan aspek-aspek penting dalam
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan tersebut, sehingga menimbulkan permasalahan bagi pelaksana
yaitu pemerintah itu sendiri dan masyarakat. Kebijakan yang ideal adalah kebijakan yang dibuat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang muncul baik di masyarakat maupun lingkungan
pemerintah.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan pihak Pemerintah Desa Bonan Dolok I serta
dengan masyarakat Desa Bonan Dolok I terbukti bahwa terjadi beberapa permasalahan dalam
implementasi kebijakan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang peneliti temukan dilapangan

Citra Sosial Humaniora (CISHUM), Vol. 2, No. 1, Februari 2023 : 27 - 38


 37

yakni masih terdapat masih ada warga yang belum mengetahui informasi mengenai kebijakan
program tersebut.
Kendala atau hambatannya dimana kurang teliti dan kurang aktifnya kadus dalam pendataan
masyarakat, akan tetapi desa juga mengalami kendala dimana desa sudah mengusulkan nama-nama
masyarakat yang mendaftar akan tetapi kuota penerima sedikit atau bahkan sudah tidak ada untuk
beberapa waktu kedepan menunggu informasi dari Dinas Sosial .Kasus tersebut menjadi hambatan
bagi Kantor Desa Bonan Dolok I karena belum sepenuhnya melakukan sosialisasi yang jelas dan
juga komunikasi yang kurang baik kepada masyarakat.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan diatas,
Implementasi Kebijakan Program program Kartu Indonesia Sehat ( KIS) bagi masyarakat miskin dan
kurang mampu di Desa Bonan Dolok I Kecamatan Balige Kabupaten Toba dapat ditarik kesimpulan
sesuai dengan fokus penelitian sebagai berikut : Tujuan dan Sasaran Program KIS di Desa Bonan
Dolok I Pada saat ini sasaran belum sepenuhnya berjalan dengan baik masih ada masyarakat yang
miskin dan kurang mampu yang tidak memiliki KIS, karena kurang telitinya dalam pendataan
masyarakat. Kegiatan Program KIS di Desa Bonan Dolok I berjalan dengan baik sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan, tetapi komunikasi dan sosialisasi atau proses penyampaian dari pihak desa
ke masyarakat yang kurang baik. Komunikasi yang terjadi dalam Implementasi kebijakan program
Kartu Indonesia Sehat ( KIS) bagi masyarakat miskin dan kurang mampu di Desa Bonan Dolok I
pada umumnya belum sepenuhnya efektif, komunikasi yang terjadi dalam implementasi kebijakan
program KIS di Desa Bonan Dolok I telah dilaksanakan sesuai denga napa yang ditetapkan, namun
metode pelaksanaanya belum sepenuhnya dapat dipahami oleh masyarakat dan masyarakat masih
memiliki kendala dalam memanfaatkan kebijakan tersebut. Sumber Daya, dilihat dari jumlah staff
pelaksana, informasi/pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai pelaksana, anggaran dana, semua
sudah memadai namun sarana dan prasarana pendukung implementasi kebijakan kurang memadai.
Disposisi, dilihat dari dukungan terhadap program ini, prioritas tehadap program ini, kompetensi,
komitmen pelaksana, dan peran pimpinan terhadap dana untuk insentif pegawai pelaksana,
menunjukkan disposisi dari program ini sudah baik, semua unsur/komponen pemerintah mendukung
penuh terhadap pelaksanaan program ini. Stuktur birokrasi, dilihat dari struktur organisasi
pelaksana/pembagian tugas, Standar Operating Prosedure (SOP), mekanisme prosedur pelayanan,
pembagian tugas dan tanggung jawab sudah melaksanakan tugas dengan baik. Kendala kebijakan,
dilihat dari beberapa permasalahan dalam implementasi kebijakan program Kartu Indonesia Sehat
(KIS) yang peneliti temukan dilapangan yakni masih terdapat masih ada warga yang belum
mengetahui informasi mengenai kebijakan program tersebut. Kendala atau hambatannya dimana
kurang teliti dan kurang aktifnya kadus dalam pendataan masyarakat.

REFERENSI
Abidin Zainal Said. 2012 Kebijakan Publik :Edisi Kedua. Salemba Humanika,Jakarta.
Agustino,Leo.2014. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Alfabeta:Bandung.
Anggara, Sahya. 2014. Kebijakan Publik. Bandung : Pustaka Setia. Jakarata.
Creswell W. John.2016.RESEARCH DESIGN Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Dunn, Wiliam N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada University
Press:Bandung.
Hayat .2018 Reformasi Kebijakan Publik : Perspektif Makro dan Mikro, Cetakan Pertama,
Prenamedia Grup, Jakarta
Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Alfabeta CV:Bandung.
Moleong Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Subarsono, 2013. Analisis Kebijakan Publik. Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Implementasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bagi … (Rut Yanti Siagian)
38 

Ayu Novita, dkk (2020), “Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat pada Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas Puruk Cahu”, Artikel, Uniska.
Karunianingsih Yulia, dkk (2019), “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
KIS di Kecamatan Banjar Sari Kota Surakarta”, Arikel, Universitas Diponegoro.
Primus Yaluwo, dkk (2021). “Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Boven Digoel
Provinsi Papua”, Jurnal Adhikari, Volume 1 Nomor 01, Hal 10-19, Pascasarjana Institut
Pemerintahan Dalam Negeri Jakarta.
Sari W Dwi. (2020). Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Kelurahan Kopri Jaya
Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. (Fakultas Ulhusuluddin Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung).
Simbolon R Naomi. (2019). Implementasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada Kelurahan
Pasar Baru Kecamatan Sei Tualang Raso Kota. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Medan Area ).

Citra Sosial Humaniora (CISHUM), Vol. 2, No. 1, Februari 2023 : 27 - 38

Anda mungkin juga menyukai