Tulisan ini membahas keuntungan dan kerugian sistem single payor dalam konteks
negara yang berazaskan landasan ideologi Pancasila. Sistem single payor, sebagai model
pembiayaan kesehatan di mana satu entitas (biasanya pemerintah) membayar biaya
kesehatan untuk semua warga, memiliki implikasi yang signifikan dalam konteks ideologi
Pancasila. Keuntungan utama sistem ini mencakup peningkatan aksesibilitas dan
pemerataan pelayanan kesehatan, yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila seperti
kemanusiaan dan kerakyatan. Namun, sistem ini juga memiliki potensi kerugian, seperti
risiko penurunan kualitas pelayanan dan dampak pada kebebasan individu dalam memilih
penyedia layanan kesehatan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan analisis mendalam
tentang keuntungan dan kerugian sistem single payor dalam konteks Pancasila, dengan
harapan dapat memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi
kesehatan yang efektif dan berkelanjutan.
This paper discusses the advantages and disadvantages of the single payor system
in the context of a state based on the ideology of Pancasila. The single payor system, as a
model of health financing in which one entity (usually the government) pays health costs
for all citizens, has significant implications in the context of the ideology of Pancasila. The
main advantages of this system include increased accessibility and equity of health services,
which are in line with Pancasila values such as humanity and peoplehood. However, this
system also has potential disadvantages, such as the risk of deterioration in the quality of
care and the impact on individual freedom in choosing health care providers. This paper
aims to provide an in-depth analysis of the advantages and disadvantages of the single
payor system in the context of Pancasila, with the hope that it can provide insight for
policymakers in formulating effective and sustainable health strategies.
Sistem Single Payor adalah sistem kesehatan di mana satu entitas, biasanya
pemerintah, bertanggung jawab atas pembiayaan dan pengelolaan seluruh sistem kesehatan
di negara tersebut. Sistem kesehatan merupakan aspek penting dalam pembangunan suatu
negara. Dalam konteks Indonesia, yang berazaskan landasan ideologi Pancasila, pelayanan
kesehatan diatur oleh sistem jaminan kesehatan nasional. Salah satu model yang menjadi
perhatian adalah sistem single payor, di mana pemerintah bertanggung jawab atas
pembiayaan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga negara.
Dalam konteks nilai-nilai Pancasila, penting untuk memahami implikasi sistem ini
terhadap keadilan, kesejahteraan, dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, analisis
mendalam mengenai keuntungan dan kerugian sistem single payor dalam konteks ideologi
Pancasila menjadi relevan untuk mendukung pengembangan kebijakan kesehatan yang
sesuai dengan nilai-nilai dasar negara.Sistem Single Payor adalah sistem pembayaran yang
diatur oleh pemerintah, di mana pemerintah memiliki peran sentral dalam mencakup
seluruh populasi dan bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan kepada
semua warga negara tanpa perlu melalui asuransi swasta. Keuntungan sistem single payor
berdasarkan landasan idiil Pancasila adalah memberikan akses kesehatan yang adil dan
merata kepada seluruh warga negara, sesuai dengan prinsip keadilan sosial yang tercantum
dalam Pancasila dalam Sila ke-5, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Keuntungan:
1. Semua warga negara memiliki akses kesehatan yang sama, tanpa diskriminasi
berdasarkan status sosial atau ekonomi.
2. Jaminan sosial kesehatan yang merata akan menciptakan masyarakat yang sehat dan
produktif. Source: Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H, bahwa "tiap warga
berhak menjalankan kehidupan dengan baik, serta memperoleh akses layanan
kesehatan (Anggraini & Kurniawan, 2021).
Kerugian:
1. Ketergantungan penuh pada sistem single payor dapat memunculkan potensi kegagalan
sistem jika tidak dikendalikan dengan baik.
2. Pemerintah akan memiliki beban fiskal yang besar untuk mengelola dan membiayai
sistem ini.
Selain itu, sistem single payor juga dapat melanggar prinsip demokrasi karena
pemerintah memiliki kontrol penuh terhadap layanan kesehatan, yang dapat mengurangi
kebebasan individu dalam memilih penyedia layanan kesehatan. Sebagai sumber lainnya,
sistem single payor dapat mengurangi biaya administrasi yang terkait dengan klaim dan
pembayaran asuransi swasta, sehingga mengurangi biaya administrasi secara keseluruhan
dan meningkatkan efisiensi. Dalam konteks sistem single payor yang berdasarkan landasar
idiil Pancasila, keuntungan utamanya adalah kesetarakesehatan bagi seluruh warga negara
dan pemenuhan hak konstitusional atas jaminan sosial. Keuntungan sistem single payor
yang berdasarkan landasan ideologis Pancasila adalah memberikan akses kesehatan yang
adil dan merata kepada seluruh warga negara, sesuai dengan prinsip keadilan sosial yang
tercantum dalam Pancasila.
Rumusan Masalah: Dalam konteks sistem single payor pada negara yang berazaskan
landasan ideologi Pancasila, beberapa rumusan masalah yang dapat diangkat adalah:
1. Bagaimana sistem single payor dapat diimplementasikan dalam konteks negara yang
berazaskan Pancasila?
2. Apa saja keuntungan dan kerugian sistem single payor dalam konteks ideologi
Pancasila?
3. Bagaimana dampak sistem single payor terhadap pelayanan kesehatan dan keadilan
sosial di Indonesia?
4. Bagaimana sistem single payor dapat mendukung nilai-nilai Pancasila dalam pelayanan
kesehatan?
5. Bagaimana tantangan dan hambatan dalam implementasi sistem single payor dalam
konteks Pancasila?
Rumusan masalah ini bertujuan untuk memberikan fokus dalam penelitian dan
membantu dalam pembahasan topik secara lebih terarah dan sistematis.
1. Menganalisis keuntungan dan kerugian sistem single payor dalam konteks negara yang
berazaskan landasan ideologi Pancasila.
2. Memahami bagaimana sistem single payor dapat diimplementasikan dalam konteks
Pancasila dan dampaknya terhadap pelayanan kesehatan dan keadilan sosial di
Indonesia.
3. Menyediakan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana sistem
single payor dapat mendukung atau bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
4. Memberikan rekomendasi untuk pengembangan kebijakan kesehatan yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian sistem
single payor.
Tujuan ini diharapkan dapat membantu pembaca memahami lebih dalam tentang
sistem single payor dan relevansinya dengan ideologi Pancasila, serta memberikan
kontribusi dalam diskusi dan pengembangan kebijakan kesehatan di Indonesia.
Manfaat:
Ruang Lingkup:
Dalam konteks "Keuntungan Dan Kerugian Sistem Single Payor Pada Negara Yang
Berazaskan Landasan Ideologi Pancasila", ruang lingkup pembahasan meliputi:
1. Analisis mendalam mengenai implementasi sistem single payor dalam konteks nilai-
nilai Pancasila dan dampaknya terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia.
2. Evaluasi keuntungan sistem single payor, seperti pemerataan akses kesehatan, efisiensi
administrasi, dan pencegahan penyakit, dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip
Pancasila.
3. Analisis kerugian sistem single payor, termasuk potensi penurunan kualitas pelayanan,
dampak pada kebebasan memilih, dan implikasi fiskal dan ekonomi, dalam konteks
nilai-nilai Pancasila.
4. Pembahasan mengenai bagaimana sistem single payor dapat mendukung nilai-nilai
Pancasila dalam pelayanan kesehatan, serta tantangan dan hambatan dalam
implementasinya.
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia memiliki peran
penting dalam pembentukan dan pelaksanaan sistem kesehatan nasional. Landasan idiil
Pancasila mengikat lembaga pemerintahan dan masyarakat untuk mewujudkan sistem
kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh warga negara. Dalam konteks sistem single
payor, nilai-nilai Pancasila dapat dijadikan sebagai pedoman dalam merancang dan
mengimplementasikan sistem kesehatan yang tidak hanya efisien tetapi juga
memperhatikan aspek kemanusiaan dan keadilan sosial.
Dalam bab ini, akan dibahas bagaimana Pancasila menjadi landasan idiil dalam
pembangunan kesehatan, termasuk dalam penerapan sistem single payor, serta bagaimana
nilai-nilai Pancasila diintegrasikan dalam kebijakan dan praktik kesehatan di Indonesia.
Pembahasan ini akan mencakup analisis terhadap kelima sila Pancasila dan aplikasinya
dalam sistem kesehatan, dengan fokus pada pencapaian kesejahteraan umum dan pelayanan
kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh warga negara. Beberapa prinsip Pancasila
yang diterapkan dalam sistem kesehatan di Indonesia antara lain:
Keadilan Sosial: Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
salah satu prinsip utama dalam Pancasila. Dalam konteks kesehatan, hal ini tercermin
dalam upaya pemerintah untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan yang adil dan
merata bagi seluruh warga negara.
Kemanusiaan: Prinsip kemanusiaan juga menjadi landasan dalam penyelenggaraan
sistem kesehatan di Indonesia. Hal ini tercermin dalam upaya pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kesehatan bagi seluruh Masyarakat.
Sistem single payor adalah sistem perawatan kesehatan di mana satu entitas biasanya
pemerintah mengumpulkan semua biaya perawatan kesehatan dan membayar semua
biaya perawatan kesehatan. Sistem ini dianggap dapat mengurangi pemborosan
administratif yang besar karena lebih sedikit entitas yang terlibat dalam sistem
perawatan kesehatan. Dalam sistem single payor, semua penyedia layanan kesehatan
akan menagih satu entitas untuk layanan mereka
Beberapa negara telah menerapkan sistem single payor dengan berbagai model dan
tingkat cakupan. Contoh sistem single payor termasuk sistem kesehatan Kanada dan
sistem Medicare di Amerika Serikat. Sistem-sistem ini tidak sama dengan pengobatan
sosialis, tetapi merupakan bentuk asuransi kesehatan nasional di mana satu badan
publik atau semi-publik mengatur perawatan kesehatan[
Relevansi Sistem Single Payor dengan Ideologi Pancasila
Sistem single payor memiliki relevansi dengan ideologi Pancasila, khususnya dalam
konteks keadilan sosial dan kemanusiaan. Dengan menyediakan akses kesehatan yang
merata bagi semua warga negara, sistem single payor dapat mendukung prinsip
keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu, sistem ini dapat
mencerminkan nilai kemanusiaan dengan memastikan bahwa setiap individu
mendapatkan perawatan kesehatan yang diperlukan tanpa memandang status ekonomi
BAB IV: Analisis Keuntungan Sistem Single Payor dalam Konteks Pancasila
Manfaat Sistem Pembayar Tunggal, sejalan dengan ideologi Pancasila, lebih dari
sekadar menyediakan akses yang sama ke layanan kesehatan bagi semua warga negara.
Selain itu, sistem ini mencerminkan prinsip keadilan sosial sebagaimana diatur dalam
Pancasila, memastikan bahwa semua individu memiliki hak untuk menerima layanan
kesehatan tanpa diskriminasi berdasarkan status sosial atau ekonomi mereka.
(Lagoe & Littau, 2022)(DePaul et al., 2022)(Ahmed et al., 2017)(Shahani et al., 2022)
Selain memberikan akses yang sama terhadap perawatan kesehatan, Sistem
Pembayar Tunggal berdasarkan cita-cita Pancasila juga mewujudkan komitmen pemerintah
untuk mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup warga
negaranya secara keseluruhan. Komitmen ini sesuai dengan peran pemerintah, yang
dituangkan dalam Konstitusi Republik Indonesia, yang menekankan tanggung jawab
pemerintah sebagai pembuat kebijakan, penyedia anggaran, dan penegak kebijakan untuk
meningkatkan taraf hidup rakyatnya.Selain manfaatnya, penting untuk mempertimbangkan
kelemahan Sistem Pembayar Tunggal. Meskipun memastikan akses yang sama ke
perawatan kesehatan, ada risiko ketergantungan berlebihan pada pemerintah, yang
berpotensi membebani sistem jika tidak dikelola secara efektif. Beban keuangan pada
pemerintah untuk mengelola dan mendanai sistem semacam itu adalah aspek lain yang
harus diperhatikan, karena dapat berdampak pada kesehatan fiskal negara secara
keseluruhan.
Selain itu, kontrol penuh atas layanan kesehatan oleh pemerintah dalam Sistem
Pembayaran Tunggal dapat melanggar kebebasan individu dan mengurangi otonomi
individu dalam memilih penyedia layanan kesehatan mereka. Sangat penting untuk
mencapai keseimbangan antara keuntungan dan kerugian dari sistem semacam itu, dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip Pancasila dan implikasi praktis dari implementasinya.
Dalam sistem single payor, pemerintah atau badan publik bertanggung jawab untuk
membayar semua biaya perawatan kesehatan, yang dapat membantu mewujudkan
pemerataan pelayanan kesehatan. Dengan demikian, setiap warga negara, terlepas dari
status ekonomi atau sosial mereka, dapat menerima perawatan kesehatan yang sama dan
berkualitas. Hal ini sejalan dengan prinsip persatuan dan keadilan sosial dalam Pancasila.
Perlindungan Sosial
Sistem single payor juga dapat memberikan perlindungan sosial bagi warga negara,
khususnya mereka yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan.
Dengan sistem ini, setiap warga negara dapat menerima perawatan kesehatan yang mereka
butuhkan tanpa harus khawatir tentang biaya. Hal ini sejalan dengan prinsip kemanusiaan
dan keadilan sosial dalam Pancasila, yang menekankan pentingnya perlindungan sosial
bagi setiap warga negara.
Salah satu kerugian potensial dari sistem single payor adalah risiko penurunan
kualitas pelayanan kesehatan. Dengan adanya satu entitas yang bertanggung jawab atas
pembiayaan, dapat terjadi pembatasan pada sumber daya yang tersedia untuk pelayanan
kesehatan. Hal ini dapat berdampak pada waktu tunggu yang lebih lama untuk
mendapatkan perawatan dan potensi penurunan standar perawatan. Dalam konteks
Pancasila, hal ini dapat bertentangan dengan prinsip kemanusiaan yang menekankan
pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi setiap individu. Berikut adalah
kerugian sistem Single Payor pada Negara yang berazaskan Landasan Idiil Pancasila:
Risiko bergantung sepenuhnya pada pemerintah: Dalam sistem Single Payor, pemerintah
memiliki kendali penuh terhadap pelayanan kesehatan.
Dalam UUD 1945 Pasal 28 H, disebutkan bahwa setiap warga negara berhak hidup
dengan baik dan mengakses pelayanan kesehatan. Pemerintah memainkan tiga peran kunci
dalam meningkatkan kualitas hidup: pembuat kebijakan, penyedia anggaran, dan pelaksana
kebijakan. Diharapkan pemerintah tidak hanya merumuskan kebijakan tetapi juga
menyelesaikan masalah sosial bagi masyarakat.
Keuntungan dari sistem pembayar tunggal berdasarkan ideologi Pancasila termasuk
menyediakan akses yang sama terhadap perawatan kesehatan bagi semua warga negara,
terlepas dari status pekerjaan mereka dan latar belakang sosial ekonomi. Hal ini sejalan
dengan prinsip-prinsip keadilan sosial dan kesetaraan yang dijunjung tinggi dalam
Pancasila, memastikan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menerima perawatan
medis yang diperlukan tanpa menghadapi diskriminasi berdasarkan status sosial atau
ekonomi mereka.
Selain itu, sistem pembayar tunggal yang dibiayai negara, sebagaimana diamati
dalam reformasi cakupan universal yang sedang berlangsung di Indonesia, berakar pada
prinsip-prinsip Pancasila. Model ini tidak hanya menekankan distribusi sumber daya
kesehatan yang merata tetapi juga mewujudkan komitmen pemerintah untuk rehabilitasi
holistik dan penciptaan warga negara yang berkualitas tinggi. Dengan mengintegrasikan
berbagai skema asuransi di bawah Organisasi Asuransi Kesehatan BPJS, Indonesia
bertujuan untuk menciptakan sistem kesehatan pembayar tunggal terbesar di dunia,
menekankan pembangunan kehidupan manusia yang seimbang dan harmonis sebagaimana
diuraikan dalam Pancasila.
Dalam eksplorasi Anda lebih lanjut tentang sistem pembayar tunggal, akan
bermanfaat untuk menganalisis pengalaman negara-negara seperti Thailand, yang telah
berhasil menerapkan reformasi cakupan universal, dan menarik wawasan dari metode
mereka untuk menginformasikan potensi perbaikan atau mitigasi untuk tantangan yang
ditimbulkan oleh sistem. Analisis komparatif ini dapat memberikan pelajaran berharga dan
praktik terbaik untuk merancang sistem pembayar tunggal yang selaras dengan prinsip-
prinsip Pancasila sambil menangani pertimbangan praktis dan operasional.
Sistem single payor dapat membatasi kebebasan memilih penyedia layanan kesehatan bagi
individu karena semua layanan kesehatan dibiayai oleh satu entitas. Dalam konteks
Pancasila, hal ini dapat bertentangan dengan prinsip demokrasi yang menekankan
pentingnya kebebasan individu, termasuk dalam memilih layanan kesehatan yang
diinginkan.
Implementasi sistem single payor dapat memiliki implikasi fiskal dan ekonomi yang
signifikan. Pembiayaan sistem kesehatan yang bersifat universal dan komprehensif dapat
menuntut alokasi anggaran yang besar dari pemerintah, yang dapat mempengaruhi
stabilitas ekonomi negara. Dalam konteks Pancasila, hal ini dapat mempengaruhi
kemampuan negara dalam mewujudkan kesejahteraan umum, terutama jika terjadi
ketidakseimbangan antara pendapatan negara dan pengeluaran untuk Kesehatan, Sebuah
analisis yang mendalam terkait implementasi sistem single-payer di Indonesia dalam
konteks berazaskan Pancasila akan sangat bermanfaat. Untuk mendalami permasalahan ini,
penting untuk mempertimbangkan pengalaman negara-negara lain yang telah berhasil
melaksanakan reformasi cakupan universal. Misalnya, Thailand telah menjadi contoh yang
sukses dalam menerapkan reformasi cakupan universal kesehatan, yang dapat memberikan
wawasan yang berharga untuk memperbaiki atau mengatasi tantangan dari sistem
tersebut.Melalui analisis perbandingan, kita dapat memetik pelajaran dan praktik terbaik
dari negara-negara tersebut. Pendekatan ini dapat membantu mendukung pembuatan
kebijakan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, sambil tetap memperhatikan
aspek praktis dan operasional dari implementasi sistem tersebut. Dengan demikian, sistem
single-payer yang dihasilkan tidak hanya mencerminkan nilai-nilai Pancasila tentang
keadilan sosial dan kesetaraan, tetapi juga dapat memastikan keberlanjutan sistem serta
menjaga kebebasan individual.
Kerugian:
Dalam konteks ini, menggali lebih dalam penerapan sistem pembayar tunggal di
Indonesia sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, termasuk upaya untuk menjaga
keseimbangan antara manfaat sistem dan tantangan potensial, sangat penting. Keuntungan
dari sistem pembayar tunggal berdasarkan Pancasila adalah dapat memberikan cakupan
layanan kesehatan yang komprehensif dan merata kepada seluruh rakyat Indonesia, sejalan
dengan keadilan sosial prinsip-prinsip Pancasila. Pengeluaran layanan kesehatan yang
tinggi dan kesenjangan dalam akses ke perawatan kesehatan dapat diatasi dengan
menerapkan sistem pembayar tunggal yang didasarkan pada nilai-nilai keadilan sosial dan
kesetaraan.
Keuntungan sistem single payor pada negara yang berazaskan Pancasila adalah
bahwa sistem tersebut dapat memastikan akses Kesehatan tunai yang adil dan merata bagi
seluruh rakyat Indonesia. Implementasi sistem ini juga dapat menjadi wujud nyata dari
semangat gotong royong dan keadilan sosial yang tercermin dalam nilai-nilai
Pancasila.Namun demikian, pemerintah perlu memperhatikan keseimbangan antara
manfaat sistem single payor dan dampak potensial yang muncul. Misalnya, risiko
overreliance pada pemerintah dan pembatasan dalam pemilihan layanan kesehatan oleh
individu. Hal ini menuntut responsifitas pemerintah dalam mengelola sistem kesehatan
untuk memastikan keberlanjutan finansial dan kebebasan individu.Selain itu, implementasi
sistem single payor dengan dasar Pancasila juga harus mengakomodasi kearifan lokal
Nusantara. Memperhatikan aspirasi dan kebutuhan yang tumbuh dalam konteks
internasional juga menjadi hal yang sangat penting.
Keselarasan antara tata kelola terpusat untuk implementasi yang efisien dan
pengambilan keputusan terdesentralisasi untuk menyesuaikan preferensi lokal merupakan
aspek penting dalam pembentukan sistem kesehatan yang berdasarkan Pancasila.
Pendekatan ini sejalan dengan semangat gotong royong yang menjadi inti filsafat Pancasila,
mendorong tanggung jawab kolektif dan solidaritas dalam mencapai tujuan bersama.
penting. Pengawasan ketat atas penggunaan dana dan investasi dalam infrastruktur
kesehatan akan menjadi kunci untuk memastikan kelangsungan sistem ini. 1.
Meningkatkan partisipasi semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat umum,
pemerintah daerah, dan lembaga kesehatan, dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
sistem single payor. Melibatkan semua pihak dapat memastikan bahwa kebutuhan lokal
dan variasi budaya diakomodasi dengan baik dalam sistem kesehatan yang ada. 1.
Mendukung inovasi dalam penyediaan layanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
dan praktik terbaik di bidang tersebut. Dukungan penuh terhadap proyek-proyek inovatif
dapat memberikan sistem kesehatan yang responsif dan mampu berkembang seiring waktu.
1. Menerapkan pendekatan berbasis bukti dalam setiap kebijakan kesehatan yang diambil.
Memastikan bahwa keputusan dan perubahan sistem didasarkan pada data yang akurat dan
penelitian yang komprehensif akan melindungi sistem dari keputusan yang kurang tepat
dan tidak didukung oleh fakta. Dengan menerapkan rekomendasi ini, implementasi sistem
single payor yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dapat menjadi landasan yang kokoh
untuk penyediaan layanan kesehatan yang merata, efisien, dan adil di Indonesia.
Implementasi sistem single payor dalam negara yang berazaskan landasan idiil
Pancasila memiliki keuntungan dan kerugian tertentu yang perlu dipertimbangkan secara
cermat. Keuntungan dari sistem ini mencakup akses universal terhadap layanan kesehatan,
pengendalian biaya, administrasi yang lebih efisien, keadilan sosial, serta tanggung jawab
kolektif dan solidaritas dalam penyediaan layanan kesehatan. Namun, terdapat beberapa
tantangan yang perlu diatasi, seperti aspek keberlanjutan keuangan, ketergantungan yang
berlebihan pada pemerintah, adaptasi lokal, dan keseimbangan antara otonomi dan regulasi
dalam pelayanan kesehatan. Meskipun demikian, dengan pendekatan yang hati-hati dan
holistik, implementasi sistem single payor berdasarkan nilai-nilai Pancasila dapat
memberikan manfaat besar bagi negara, yang berdampak positif pada berbagai aspek
sistem kesehatan. Agar implementasi ini berhasil, langkah-langkah seperti
mengoptimalkan sumber daya, melibatkan semua pemangku kepentingan, mendukung
inovasi, serta menerapkan pendekatan berbasis bukti dalam kebijakan kesehatan perlu
ditegakkan. Dengan adanya rekomendasi ini, implementasi sistem single payor yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dapat menjadi landasan yang kokoh untuk penyediaan
layanan kesehatan yang merata, efisien, dan adil di Indonesia. Selain itu, menjaga
keselarasan antara sistem kesehatan dan nilai-nilai Pancasila dapat memperkuat fondasi
etika dalam pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Dengan demikian, sistem kesehatan
Indonesia dapat mencapai tujuan universal coverage dan perlindungan finansial bagi
seluruh penduduknya sesuai dengan semangat Pancasila. melakukan evaluasi yang cermat.
Meskipun begitu, kemungkinan keberhasilannya tetap terbuka lebar dan dapat memberikan
dampak positif bagi sistem kesehatan secara keseluruhan.
Ringkasan Temuan
Dalam analisis keuntungan dan kerugian sistem single payor pada negara yang
berazaskan landasan ideologi Pancasila, ditemukan bahwa sistem ini dapat
meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan serta memberikan
perlindungan sosial yang lebih baik. Namun, sistem ini juga berpotensi menimbulkan
penurunan kualitas pelayanan, membatasi kebebasan memilih penyedia layanan
kesehatan, dan memiliki implikasi fiskal dan ekonomi yang signifikan bagi negara.
Implikasi dari kesimpulan yang diberikan dalam Bab VI dapat mencakup berbagai
aspek, termasuk:
Implikasi Kebijakan: Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi implikasi
kebijakan kepada pihak manajemen perusahaan, investor, calon investor, dan juga
pemerintah. Implikasi ini penting untuk dapat mengatasi polemik antara kalangan
pelaku usaha dan pemerintah tentang perlunya sistem single payor.
Implikasi Manajemen: Hasil penelitian ini dapat memberikan arahan strategis kepada
organisasi dalam mengelola SDM-nya, mulai dari proses pelaksanaan rekrutmen,
pelatihan, penilaian kinerja, kompensasi, dan pemberdayaan karyawan.
Implikasi Penelitian: Penelitian ini merupakan studi awal untuk mengembangkan nilai-
nilai Pancasila dalam sistem kesehatan di Indonesia, sehingga masih memiliki
keterbatasan dalam beberapa aspek dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Implikasi Praktis: Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan dan organisasi
lainnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan berbagai aspek MSDM,
termasuk seleksi, pelatihan, penilaian kinerja, dan kompensasi.
Rekomendasi
Berdasarkan temuan tersebut, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan adalah:
References
Anggraini, B L., & Kurniawan, B. (2021, May 31). EVALUASI PROGRAM
REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI KABUPATEN
TUBAN. https://scite.ai/reports/10.26740/publika.v9n2.p309-322
Lagoe, R., & Littau, S. (2022, January 1). Hospital Utilization and Health Care Planning.
https://doi.org/10.4236/crcm.2022.1112070
DePaul, V., Parniak, S., Nguyen, P., Hand, C., Letts, L., McGrath, C., Richardson, J.,
Rudman, D L., Bayoumi, I., Cooper, H., Tranmer, J., & Donnelly, C. (2022, April 22).
Identification and engagement of naturally occurring retirement communities to
support healthy aging in Canada: A set of methods for replication.
https://doi.org/10.1186/s12877-022-03045-z
Ahmed, M., Kanotra, R., Savani, G T., Kotadiya, F., Patel, N., Tareen, S., Fasullo, M.,
Kesavan, M., Kahn, A., Nalluri, N., Khan, H., Pau, D., Abergel, J., Deeb, L.,
Andrawes, S., & Das, A. (2017, April 1). Utilization trends in inpatient endoscopic
retrograde cholangiopancreatography (ERCP): A cross-sectional US experience.
https://doi.org/10.1055/s-0043-102402
Shahani, A., Nieva, H R., Czado, K., Shannon, E M., Gaetani, R., Gresham, M., Garcia, J C.,
Ganesan, H., Cerciello, E., Dave, J., Jain, R., & Schnipper, J L. (2022, October 30).
An electronic pillbox intervention designed to improve medication safety during care
transitions: challenges and lessons learned regarding implementation and evaluation.
https://doi.org/10.1186/s12913-022-08702-y
(n.d)
Li, C., Li, C C., Lu, C., Wu, J S., Ku, L., & Li, C. (2020, February 11). Urban-rural disparity
in lower extremities amputation in patients with diabetes after nearly two decades of
universal health Insurance in Taiwan. https://doi.org/10.1186/s12889-020-8335-3
Wang, L., Shi, F., Guan, X Y., Xu, H., Liu, J., & Li, H. (2021, October 20). A Systematic
Review of Methods and Study Quality of Economic Evaluations for the Treatment of
Schizophrenia. https://doi.org/10.3389/fpubh.2021.689123
Thompson, K., Wagemakers, A., & Ophem, J V. (2020, June 5). Assessing health outcomes in
the aftermath of the great recession: a comparison of Spain and the Netherlands.
https://doi.org/10.1186/s12939-020-01203-6
McKibbin, M. (2020, January 1). The Effects of Probabilistic Forecasts and Stakes on
Electoral Participation in an Exterminal Setting. https://doi.org/10.4079/2578-
9201.3(2020).03
Gómez-Moreno, C., Verduzco-Aguirre, H C., & Soto-Perez-de-Celis, E. (2020, September
15). Geriatric oncology in Mexico. https://doi.org/10.3332/ecancer.2020.1102
Lee, Y C., Huang, Y., Tsai, Y W., Huang, S M., Kuo, K N., & Nolte, E. (2010, August 4). The
impact of universal National Health Insurance on population health: the experience of
Taiwan. https://doi.org/10.1186/1472-6963-10-225
James, N., & Acharya, Y. (2022, January 1). Increasing Health Insurance Enrollment in Low-
and Middle-Income Countries: What Works, What Does Not, and Research Gaps: A
Scoping Review. https://doi.org/10.1177/00469580221090396
Oh, S Y., Jang, E J., Kim, G H., Lee, H., Yi, N J., Yoo, S., Kim, B R., & Ryu, H G. (2021,
August 5). Association between hospital liver transplantation volume and mortality
after liver re-transplantation. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0255655
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/04000051/pengertian-landasan-idiil-
konstitusional-dan-operasional?page=all
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/BALEG-RJ-20200609-010923-6831.pdf
http://repository.unika.ac.id/22569/1/1%20Hukum%20Jaminan%20Kesehatan.pdf
https://jdih.jogjakota.go.id/index.php/articles/read/40
https://repository.ump.ac.id/10241/3/ALFAN%20MAJID%20IZZA%20Z%20BAB%20II.pdf
http://repository.umegabuana.ac.id/63/1/Kebijakan%20dan%20Pembiayaan%20Keseh
atan%2012.03.19.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/01000081/pancasila-sebagai-landasan-
idiil?page=all
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/04000051/pengertian-landasan-idiil-
konstitusional-dan-operasional?page=all
http://repository.unika.ac.id/22569/1/1%20Hukum%20Jaminan%20Kesehatan.pdf
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20151127-042635-2484.pdf
[1] http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/572/525
[2] https://osf.io/tkc5d/download
[3] https://pnhp.org/what-is-single-payer/
[4] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5481251/
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20151127-042635-2484.pdf
http://repository.umegabuana.ac.id/63/1/Kebijakan%20dan%20Pembiayaan%20Kesehatan%
2012.03.19.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/01000081/pancasila-sebagai-landasan-
idiil?page=all
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/04000051/pengertian-landasan-idiil-
konstitusional-dan-operasional?page=all
https://www.mkri.id/index.php?id=2927&page=download.Putusan
https://peraturan.bpk.go.id/Home/DownloadUjiMateri/18/85_PUU-XIV_2016.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/04000051/pengertian-landasan-idiil-
konstitusional-dan-operasional?page=a https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/BALEG-RJ-
20200609-010923-6831.pdf
http://repository.unika.ac.id/22569/1/1%20Hukum%20Jaminan%20Kesehatan.pdf
https://jdih.jogjakota.go.id/index.php/articles/read/40
https://repository.ump.ac.id/10241/3/ALFAN%20MAJID%20IZZA%20Z%20BAB%20II.pdf
http://repository.umegabuana.ac.id/63/1/Kebijakan%20dan%20Pembiayaan%20Kesehatan%
2012.03.19.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/01000081/pancasila-sebagai-landasan-
idiil?page=all https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/04000051/pengertian-landasan-
idiil-konstitusional-dan-operasional?page=all
https://peraturan.bpk.go.id/Home/DownloadUjiMateri/18/85_PUU-XIV_2016.pdf]
https://www.mkri.id/index.php?id=2927&page=download.Putusan
http://repository.umegabuana.ac.id/63/1/Kebijakan%20dan%20Pembiayaan%20Kesehatan%
2012.03.19.pdf
http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/572/525
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/01000081/pancasila-sebagai-landasan-
idiil?page=all
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/23/04000051/pengertian-landasan-idiil-
konstitusional-dan-operasional?page=all
http://repository.unika.ac.id/22569/1/1%20Hukum%20Jaminan%20Kesehatan.pdf
http://repository.umegabuana.ac.id/63/1/Kebijakan%20dan%20Pembiayaan%20Kesehatan%
2012.03.19.pdf http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/572/525
https://www.healthinsurance.org/glossary/single-payer-
system/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5481251/
https://pnhp.org/what-is-single-payer/ http://eprints.dinus.ac.id/13996/2/KESIMPULAN.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/263/7/BAB%206.pdf
https://eprints.uny.ac.id/7856/4/BAB%205-08412144012.pdf
https://id.scribd.com/document/375685848/BAB-6-Kesimpulan
http://repository.ub.ac.id/9088/2/BAB%206%20KESIMPULAN%2C%20IMPLIKASI%20D
AN%20%20SARAN%20%2015%20juli%202017.pdf