Anda di halaman 1dari 161

Santri dan

Pentingnya
Pendidikan
Pesantren Pada
Anak Dimasa
Sekarang

Bima Alvarenno
NIM 22419008
Program Studi S1
Teknik Penulisan
Ilmiah
Fakultas Ilmu
Komputer
Universitas
Nahdlatul Ulama

bim2alvarenno@g
mail.com
A. Pendahul
uan
Dalam
kehidupan di
berbagai negara
terdapat
bermacam agama
yang di anut oleh
masyarakatnya. Di
indonesia sendiri
selain beragam
suku dan budaya
terdapat juga 6
agama resmi di
indonesia yaitu
Islam, kristen
protestan,Katolik,
Hindu,budha dan
Konghucu. Dalam
bergama sendiri
sudah di atur
dalam Pancasila
sila pertama yaitu
“ketuhanan yang
maha Esa” yang
sebelumnya
berbunyi
“kewajiban
menjalankan
syariat islam bagi
pemeluk-
pemeluknya”
banyak sekali pro
kontra saat itu
karena di
indonesia tidak
hanya orang yang
memeluk agama
islam melainkan
agama lain juga
banyak sekali.
Pendidikan
pertama yang di
dapatkan pastinya
dari lingkungan
keluarga, dalam
keluarga dapat
belajar
pengetahuan,agam
a dll namun tidak
semendalam itu.
Peran orang tua
yang sangat
dominan dalam
perkembangan
anak, Orang tua
adalah orang yang
bertangung jawab
sebagai orang
yang melahirkan
atau membesarkan
serta mendidik
anak dengan
berbagai cara yang
di lakukan demi
anak tersebut
mendapatkan anak
yang sesuai
harapan dan
memberikan
kehidupan yang
baik dan layak
untuk anak. Orang
tua berhak atas
anak tetapi ada
batasannya anak
juga mempunyai
hak terhadap diri
sendiri dan orang
tua. Jadi orang tua
tidak boleh terlalu
menekan anak
tetapi tetap
menjadi orang tua
yang baik dan
profesional seperti
orang tua lainnya.
Pada
dasarnya anak
tidak minta di
lahirkan di dunia
ini tetapi orang tua
lah yang
mengharapkan
atas kelahiran
anak tersebut
maka orang tua
harus bertangung
jawab atas
kehidupan anak
seperti
sandang,pangan,pa
pan yang layak.
Saat ini banyak
orang tua yang
pandai dan
kekinian dengan
cara masing-
masing dalam
mendidik anak
saat sebelum
menikah pasti juga
sudah banyak
persiapan seperti
orang tua sudah
lulus dalam
bersekolah kadang
berpendidikan
juga dapat
mempengaruhi
sifat dan sikap.
Dahulu anak
sering di tuntut
selalu perfect
harus bisa ini itu,
kalau salah pasti
langsung di
marahi atau di
hukum yang
mungkin bisa
berat sesuai
dengan mental
orang tua, jadi
orang tua harus
siap akan mental
diri sendiri dan
mental
menghadapi anak
apapun yang
terjadi harus
menyikapi dengan
sabar,baik dan
bijak, itu bisa
menjadi turunan
mental bagi anak.
Saat anak di didik
dengan orang tua
yang lembut pasti
tidak akan jauh
dari sifat orang tua
tersebut.
Setiap
orang memiliki
kebebasan dalam
memilih agama
maka dari itu
orang tua
membebaskan
anaknya untuk
memilih
agamanya,
biasanya dalam
keluarga islam
pasti tidak jauh
juga oang tua
berharap anaknya
juga memeluk
agama islam maka
saat di lahirkan ke
dunia anak itu di
azankan dan di
ikomah tandanya
anak itu beragama
islam.Orang tua
mendidik anak
dengan baik
seperti
mengajarkan
sedikit-sedikit
mengenai agama
islam seperti
kalimat toyyibah,
belajar bahasa
arab seperti
menyebutkan
angka-angka arab,
belajar membaca
iqra sedikit demi
sedikit,saat orang
tua melaksanakan
sholat anak
biasanya di ajak
untuk sholat juga
dengan di
dudukkan di
sebelah orang tua
saat sholat,
biasanya anak
akan menganggu
tetapi itu adalah
tahapan anak agar
dapat mengenal
sedikit demi
sedikit agama,
anak lebih cepat
menangkap
apapun yang di
ajarkan secara
langsung tidak
hanya cuma
kalimat perintah
saja, masih banyak
kekeliruan orang
tua dalam
mendidik anak.
Mengharuskan
anak lebih dari
orang tua itu
bagus tetapi harus
di dukung oleh
berbagai hal juga
ingat orang tua
tidak boleh terlalu
menekan anaknya.
Sebagai
orang tua pasti
memiliki berbagai
kesibukan mulai
pekerjaan yang
wajib di kerjakan
seperti ayah
sebagai tulang
pungung keluarga
mencari nafkah,
ibu biasanya juga
membantu ayah
mencari atau
mencukupi
kebutuhan
keluarganya, ada
juga orang tua
yang sibuk
mendampingi
anak mengikuti
perkembangan
anak, tidak sedikit
juga orang tua
yang sibuk dengan
pekerjaannya lalu
menitipkan kepada
baby sister,
anggapannya
dengan begitu
anaknya aman dan
orang tua tetap
bisa mencari
nafkah, biasanya
yang begini anak
akan di tuntut
untuk
pintar,perfect
padahal jika di
lihat mereka
kurang kasih
sayang dari orang
tua. Anak adalah
titipan dari Allah
oleh orang tua
maka orang tua
harus bisa
menjaga merawat
anak dan
mengajarkan
agama kepada
anak, jika
orangtua sibuk
maka mencari
jalan lain, dan
tanpa menuntut
anak menjadi
perfect, setiap
anak memiliki
kelebihan dan
kekurangan
masing-masing.
Anak sudah
mengenal agama
saja sudah
alhamdulilillah
apa lagi
mendalami ilmu
agama,tetapi itu
adalah proses
tidak ada proses
yang instan dalam
mendidik
karakter,pengetah
uan dan agama
anak. Orang
tua,keluarga dan
pendidikan dapat
menunjang
karakter,pendidika
n dan ilmu agama
dan di harapkan
agar menciptakan
generasi muda
yang baik bagi
keluarga
agama,bangsa dan
Negara.
Saat anak
beranjak lebih
besar lagi sudah
saatnya anak
memasuki jenjang
pendidikan,
orangtua
mengharapkan
anak mendapatkan
pendidikan yang
bagus,berkualitas,
dan mengajarkan
keagamaan.Sekola
h yang
mengajarkan
keagamaan
banyak sekali saat
ini, tetapi juga
masih ada sekolah
negri yang hanya
sedikit
mengajarkan ilmu
agamanya, itu
semua kembali ke
orang tua apa
tujuan orang tua
menyekolahkan
anak demi anak
menjadi orang
pintar saja atau
pintar sekaigus
beragama. Maka
orangtua memilih
sekolah yang
berbasis agama
sifatnya sama
masih dalam hal
pendidikan tetapi
mendapat bonus
agama. Berbagai
jenis pendidikan
yang ada di jaman
sekarang ini,
mulai dari yang
negri,islam,negri
islam,swasta,
bahkan pendidikan
yang spesifik
kebanyakan
agama lain juga
ada seperti pondok
pesantren.
Pandemi
covid-19 masih
ada dan belum
juga usai, akan
tetapi sejumlah
Pondok Pesantren
menjadwalkan
para santrinya
untuk kembali
mondok di tengah
pandemi. Hal ini
tentunya dengan
pertimbangan
yang matang dari
pihak pesantren
dan dengan
mengikuti aturan
yang sudah
ditetapkan
pemerintah serta
penerapan
protokol kesehatan
yang mesti
dipatuhi di tatanan
kenormalan baru
(new normal) ini.
Pesantren
membuka kembali
kegiatan belajar
mengajar dan
taklim. Selain
karena materi
pembelajaran yang
perlu disampaikan
kepada para santri,
pun karena
suasana dan
kegiatan taklim di
Pesantren yang
sudah sangat
dirindukan para
santri.
Aku
kangen ngaji di
Pondok bareng
teman-teman,
karena lebih seru
belajar rame-rame,
begitu ucapan
kedua anak bujang
saya yang sejak
bulan Maret 2020
lalu dipulangkan
dari Pondok untuk
mencegah
menyebaran
Covid-19 dan
meneruskan
Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ)
dari Rumah. Di
group whatapp
wali santri juga
mulai ramai pro
dan kontra sejak
pihak pesantren
menyampaikan
surat
pemberitahuan
kembali ke
Pondok, sejumlah
kekhawatiran khas
orang tua
bermunculan.
Apalagi
membayangkan
anak-anak usia
remaja yang
dengan sikap cuek
dan terkadang
asal, apa bisa
mereka tertib
mengikuti semua
protocol
kesehatan. Mereka
terbiasa akrab dan
melakukan semua
aktivitas dengan
kebersamaan yang
kental selama
sekian lama
bersama di
Pesantren, kadang
tukaran sarung,
tukaran peci,
tukaran alat makan
dan lainnya yang
semuanya dapat
menjadi penyebab
penularan Covid-
19. Tetapi ada
juga sebagian wali
santri yang lebih
merasakan aman
jika anaknya
kembali ke
Pondok, anak
lebih terkontrol
dan serius dalam
belajarnya.
Penjelasan
yang sedikit
melegakan dari
pengurus
Pesantren bahwa
mereka akan
menerapkan
protokol kesehatan
dengan ketat
kepada santri,
yakni santri yang
akan balik ke
Pondok
diwajibkan
membawa hasil
rapid yang masih
berlaku saat
kembali ke
Pesantren,
kedatangan santri
pun diatur secara
bergelombang
tidak boleh
bersamaan, wali
santri yang
mengantar juga
dibatasi hanya satu
orang dan tidak
diizinkan lama,
paling lama 30
menit, sifatnya
hanya ngedrop
anaknya saja
(menurunkan
anak, langsung
pulang).
Di
samping itu juga,
yang datang wajib
pakai masker, lalu
isi form
keterangan bebas
Covid-19 dan naik
kendaraan pribadi,
serta suhu badan
tidak boleh lebih
dari 37,5 derajat.
Santri juga
diimbau untuk
jaga jarak, selalu
memakai masker,
senantiasa
mencuci tangan
dan menjaga
kebersihan, baik
ketika pengajian,
kegiatan
keseharian,
maupun saat
beribadah. Saat
sudah berada di
Pondok, para
santri dan semua
warga Pondok
tidak boleh keluar
pondok dan
kegiatan mudif
(kunjungan) dari
keluarga
ditiadakan selama
masa pandemi.
Penerimaa
n santri baru di
Pesantren
dilakukan secara
daring (dalam
jaringan). Selama
santri pulang,
pihak pesantren
tetap menggelar
kegiatan secara
daring sesuai
dengan jadwal
keseharian di
Pondok, ysng
sudah dimulai
sejak ba’da Subuh,
pukul 05.00 WIB
dan berakhir pukul
21.00 Wib.
Pengajian,
pembelajaran
santri, dan ujian
dilakukan secara
daring melalui
berbagai macam
aplikasi. Pihak
wali santri juga
dilibatkan untuk
memantau
kegiatan Belajar
Di Rumah (BDR)
melalui group wali
santri. Pesantren
juga menyediakan
cairan sanitasi
tangan dan
penyemprotan
disinfektan. Ruang
kamar juga akan
dikurangi hingga
50 persen. Intinya
penerapan 3M
(Memakai masker,
Mencuci tangan
dan Menjaga
jarak).
Terkait
kapasitas pondok
yang sementara
hanya
diperuntukan 50
persen dari jumlah
keseluruhan warga
Pesantren, maka
diberikan
kebebasan kepala
wali santri untuk
mengizinkan
anaknya kembali
ke Pondok atau
tetap PJJ dari
Rumah karena
Pondok tetap
menyelenggaraka
PJJ secara daring
selama masa
pandemi. Pondok
juga mengikuti
pendoman yang
sudah ditetapkan
oleh Kementerian
Agama RI
mengenai Panduan
Penyelenggaraan
Pembelajaran
Pesantren dan
Pendidikan
Keagamaan di
Masa Pandemi,
demikian
penjelasan dari
Pengurus
Pesantren.
sehubunga
n masih terjadinya
pandemi Covid-19
dan telah
dimulainya tahun
ajaran baru,
Kementerian
Agama
menerbitkan
panduan
pembelajaran bagi
pesantren dan
pendidikan
keagamaan. Ada
ketentuan utama
yang berlaku
dalam
pembelajaran di
masa pandemi,
yaitu Pesantren
diharapkan
membentuk gugus
tugas percepatan
penanganan
Covid-19,
Pesantren juga
harus memiliki
fasilitas yang
memenuhi
protokol
kesehatan, dan
siapapun yang
berada di
Lingkungan
Pesantren harus
kondisi aman
Covid-19,
dibuktikan dengan
surat keterangan
dari gugus tugas
percepatan
penanganan
Covid-19 atau
pemerintah daerah
setempat, serta
Selain itu,
sejumlah protokol
kesehatan yang
harus diterapkan
di pesantren dan
pendidikan
keagamaan pada
masa pandemi
Covid-19, yakni
membersihkan
ruangan dan
lingkungan secara
berkala dengan
desinfektan,
khususnya handel
pintu, saklar
lampu, komputer
dan papan tik,
meja, lantai dan
karpet
masjid/rumah
ibadah, lantai
kamar/asrama,
ruang belajar, dan
fasilitas lain yang
sering terpegang
oleh tangan.
Pesantren harus
menyediakan
sarana CTPS
(Cuci Tangan
Pakai Sabun)
dengan air
mengalir juga
memasang pesan-
pesan kesehatan
seperti cara CTPS
yang benar dan
lain sebagainya.
Pesantren
harus menerapkan
penggunaan
masker, jaga jarak,
CTPS, dan
menerapkan etika
batuk/bersin yang
benar,
mengimbau agar
menggunakan
kitab suci dan
buku/bahan ajar
pribadi, serta
menggunakan
peralatan ibadah
pribadi yang
dicuci secara rutin,
santri harus
menghindari
penggunaan
peralatan mandi
dan handuk secara
bergantian bagi
lembaga pesantren
dan pendidikan
keagamaan yang
berasrama dan
melakukan
aktivitas fisik,
seperti senam
setiap pagi secara
rutin dengan
penerapan
protokol
kesehatan.
Pesantren
harus melakukan
pemeriksaan
kondisi kesehatan
warga satuan
pendidikan paling
sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu)
minggu dengan
berkoordinasi
pada pihak Dinas
Kesehatan
setempat,
pesantren harus
menyediakan
ruang isolasi yang
terpisah dengan
kegiatan belajar
mengajar dan
kegiatan lainnya
untuk antisipasi
kemungkinan
penyebaran
Covid-19 dan
Pesantren
diharuskan
menyediakan
makanan sehat dan
bergizi serta
hygienis.
selama
masa pandemi
siswa dan santri
diarahkan lebih
kepada belajar
mandiri, siswa
diberikan tugas
dari gurunya dan
mereka
menyampaikan
jawabannya dalam
bentuk konten
video, konten
design dan lain
sebagainya, yang
secara tidak
langsung era
pandemi ini
menjadikan
mereka begitu
akrab dengan
teknologi dan
mewujudkan
revolusi industri
4.0 dalam
educational
system ialah
digitaliasi proses
pembelajaran yang
merujuk pada
Collaboration not
Competition,
artinya semua
pihak harus
berkolaborasi
demi mewujudkan
pembelajaran tetap
berlangsung
dengan baik,
sesuai program
pendidikan yang
diharapkan, semua
pihak bahu
membahu dan
bersama mencari
solusi dan strategi
mewujudan
pendidikan yang
lebih bagus
kualitasnya, tanpa
keinginan saling
berkompetisi.
Meskipun banyak
kasus yang
menceritakan
berbagai kendala
dan kesulitan
pembelajaran
daring, semoga
selalu ada jalan
keluar terbaiknya.
B. Pembahas
an
Pondok
pesantren
merupakan tempat
untuk menimba
ilmu agama yang
di ajarkan oleh
para kiai atau
ustad ustazah yang
memegang
pondok pesantren
tersebut. dapat di
bilang kiai atau
ustad ustazah
menjadi orang tua
kedua bagi para
santri,karena
memang setiap
harinya mereka
bertemu untuk
memberikan dan
menerima ilmu
saling timbal balik
satu sama lain.
dalam pondok
juga terdapat
berbagai fasilitas
seperti
Masjid,Pembelajar
an kitab-kitab
klasik yang dapat
mencirikan bahwa
anak tersebut
memiliki ilmu lain
dari orang yang
tidak mempelajari
ilmu tersebut.
Pondok pesantren
mungkin orang
awam
menganggap
bahwa pendidikan
tersebut hanya
mengajarkan ilmu
agama saja tidak
ada ilmu
pemhetahuan lain.
namun hal itu di
tepis oleh seiring
perkembangan
zaman yang
dimana banyak
pondok pesantren
yang sudah mulai
maju tidak hanya
mengajarkan ilmu
keagamaan saja
tetapi mengait
kurikulum
persoalan sosial
dan ilmu-ilmu
lainnya. Pondok
pesantren
merupakan
lembaga
pendidikan tertua
di indonesia yang
menyebabkan
pembagian jenis
pondok pesantren
yaitu salaf dan
moderen.
Pondok
pesantren salaf
ialah pondok
pesantren yang
masih
menggunakan pola
tradisional yang
dimana para santri
bekerja membantu
para kiai mereka
yang digunakan
sebagai balasan
budi atas ilmu-
ilmu agama yang
telah di ajarkan
biasanya pondok
pesantren ini
biasanya tidak
menarik biaya atau
menarik biaya
tetapi dengan nilai
yang rendah.
Santri disibukkan
dengan banyak
kegiatan di
pondok pesantren,
namun pada waktu
saiang satri
menempu
pendidikan ilmu
formal di luar dan
pada sore hari
menghadiri
pengajian dari kiai
atau ustad mereka
untuk
memperdalam
ilmu agama
mereka.mengguna
kan nahwu dan
shorof. Program
kegiatan
bandongan yaitu
ngaji bareng,
maknani arti quran
dalam bahasa
jawa, makan
bareng tidur
bareng, gotong
royong,jumat
bersih dll.
Sedangkan
pondok pesantren
modern ini
menekankan tidak
hanya dalam
agama islam saja
tetapi ada
pendidikan ilmu
formalnya.
Pengajaran ilmu
agamanya pun
tetap sama tetapi
banyak tambahan
atau modifikasi
atau moderenisasi
seperti tambahan
ekstrakulikuler
yang dapat
menunjang
kemampuan dan
pengetahuan lain
dari para santri
seperti kegiatan
Silat,Futsal,
voli,basket yang
bergerak pada
bidang kesehatan
jasmani dan rohani
selanjutnya ada
ekstrakulikuler
lain seperti pidato,
MTK,bahass
Arab/Inggris,padu
an suara dan tidak
ketinggalan yang
menjadi ciri khas
setiap pesantren
yaitu Hadroh.
disini juga
terdapat aturan-
aturan yang dapat
menunjang
kepiawian dalam
berbahasa yang
namanya binggual
atau 2 bahasa,
dalam setiap
kegiatan harus
menggunakanan
bahasa
Arab/Bahasa
inggris di hari
senin-jumat
sedangkan hari
sabtu dan ahad
menggunakan
bahasa Jawa
halus(ponpes yang
ada di jawa)
Setiap
pondok pesantren
memiliki visi dan
misi sendiri dalam
menjalankan suatu
pondok pesantren,
namun semua
memiliki dasar
yang sama yaitu
Al-Quran dan
Hadist. Ilmu
lainnya hanya
sebagai penambah
seperti belajar
kitab, tafsir hadist
dll. Santri di
ajarkan dengan
baik oleh para kiai
atau ustad ustazah
pastinya yang
dapat
meningkatkan
ilmu pengetahuan
dan lainnya.
Sejarah pondok
pesantren di
indonesia
Sejarah pondok
pesantren
dijelaskan oleh
Zamahsyari
Dhofier :
Pertama, Eropa
pada abad ke-14
dan ke-15,
bukanlah kawasan
yangpaling maju
di dunia. Bahkan
kekuatan besar
yang sedang
berkembang di
India dan Asia
Tenggara pada
abad ke-15, 16 dan
awal 17 adalah
Islam.
Kedua, kualitas
Islam dan kualitas
lembaga
pendidikan yang
tinggi dimulai
pertengahan abad
ke-10, tetapi
tradisi menulis di
wilayah Indonesia
masih sangat
lemah. Baru antara
pertengahan abad
ke- 9 dan akhir
abad ke- 14,
merupakan bandar
metropolitan yang
menjadi awal
pusat pendidikan
Islam.
Ketiga, proses
terpilihnya Islam
sebagai agama
baru di Nusantara
setelah rakyat
kecewa atas
melemahnya
kerajaam
Majapahit setelah
ditinggalkan oleh
Patih Gajah Mada
pada tahun 1356.
Di samping itu,
peralihan ke
agama dan
peradaban baru
tidak mungkin
dapat dilakukan
bila para
penganjur agama
Islamdan
pemimpin-
pemimpin pendiri
kesultanan
diberbagai kota-
kota pantai
bukanpemikir-
pemikir yang
berkualitas tinggi
(Dhofier, 2011:
28-29).
Lahirnya
pondok pesantren
tidak terlepas dari
proses Islamisasi
di Indonesia. Di
pulau Jawa,
lembaga
pendidikan
tersebut dikenal
dengan nama
pondok pesantren,
di Sumatera Barat
disebut Surau,
sedengkan di Aceh
disebut rangkang,
meunasah, dayah.
Meskipun
lembaga-lembaga
pendidikan Islam
tersebut memiliki
nama berbeda-
beda, tetapi pada
hakikanya tetap
sama, yaitu
lembaga
pendidikan Islam
yang mengkaji dan
mendalami ajaran-
ajaran Islam
(Lubis,2007: 182)
Pengertian pondok
pesantren menurut
ahli agama
Pondok pesantren
menurut M. Arifin
(2011: 229) adalah
suatu lembaga
pendidikan agama
Islam yang
tumbuh serta
diakui masyarakat
sekitar,
dengansistem
asrama dimana
santri menerima
pendidikan agama
melalui sistem
pengajian atau
madrasah yang
sepenuhnya
berada dibawah
kedaulatan dari
seorang atau
beberapa orang
kiyai dengan ciri
khas yang bersifat
karismatik serta
independen dalam
segala hal. Nama
pesantren sering
kali dikaitkan
dengan kata santri
yang mirip dengan
istilah bahasa
india shastri yang
berarti orang yang
mengetahui buku-
buku suci agama
Hindu atau orang
yang ahli tentang
kitab suci
(Jamhari, 2002:
94)
Komponen dalam
pesantren sendiri
ialah
a. Pondok
atau
asram
untuk
para
santri
Tempat
tinggal
satri
dan
kiai
berupa
tempat
tidur,ru
ang
untuk
belajar
dll
b. Masjid
tempat
untuk
ibadah,
secara
harifah
adalah
tempat
sujud.
Fungsi
masjid
tidak
hanya
tempat
untuk
ibadah
tetapi
juga
untuk
perkem
bangan
kebuda
yaan
dan
pendidi
kan.
c. Santri
ialah
peserta
didik
atau
objek
pendidi
kan
dibagi
menjad
i2
Pertam
a,
santri
mukim
ialah
santri
yang
datang
dari
jauh
untuk
mencar
i
pendidi
kan
dan
tinggal
di
pondok
,biasan
ya
sudah
menjad
i orang
terperc
aya
untuk
memba
ntu
mengur
us
pesantr
en.
Kedua,
santri
kalong
ialah
santri
yang
jarak
rumah
nya
dekat
dengan
pesantr
en dan
bisa
pulang-
pergi.
Santri
juga di
bedaka
n
dengan
akhi
dan
ukhty
Akhi
ialah
santri
laki-
laki
Ukhty
ialah
santri
peremp
uan
d. Kiai
Kyai
sebagai
gelar
kehorm
atan,bi
asanya
orang
tuaatau
orang
yang si
segai
dengan
ilmu
agaman
ya dan
menjad
i
pemim
pin
pesantr
en
yang
mengaj
arkan
kitab-
kitab
dll.
e. Pengaj
aran-
kitab-
kitab
klasik
Kitab-
kitab
klasik
yang
diajark
an di
pesantr
en
dapat
digolon
gkan
kedala
m8
kelomp
ok
jenis
pengeta
huan,
yaitu
nahwu
dan
shorof,
fiqh,
ushul
fiqh,
hadits,t
afsir,
tauhid,
tasawuf
dan
etika,
serta
cabang
-
cabang
lain
seperti
tarikh
dan
balagha
h.
Kitab-
kitab
tersebu
t
meliput
i teks
yang
sangat
pendek
sampai
teks
yang
terdiri
dari
bebera
pa jilid
seperti
hadits,
tafsir,
fiqh,
ushul
fiqh,
dan
tasawuf
.Kesem
uanya
dapat
pula
digolon
gkan
kedala
m tiga
kelomp
ok
tingkat
an,
yaitu
kitab
dasar,
kitab
tingkat
menen
gah
dan
kitab
tingkat
tinggi
(Dhofie
r, 2011:
87)
Tujuan
pendidikan untuk
mencari ilmu
pengetahuan
bahkan dikatakan
“carilah ilmu
sampai ke negri
cina” ilmu di
dapatkan dari
bidang
pendidikan.
Tujuan dan fungsi
pendidikan
merupakan hal
yang berkaitan
untuk
menjalankan
pondok pesantren.
Dengan
mempunyai
tujuanyang jelas
yaitu penetapan
hubungan islam.
Identitas islam
sendiri pada
hakikatnya adalah
mengandung nilai
perilaku manusia
yang di dasari oleh
iman dan takwa
kepada Allah.
Tujuan
orangtua
mendaftarkan
anaknya ke
pesantren adalah
agar anaknya
mendapatkan ilmu
pengetahuan
agama dan dapan
mengamalkan
dalam
kehidupannya,sela
in itu karena
orangtua mungkin
kurang waktu
dalam
memberikan
pengajaran agama
karena begitu
sibuknya atau
mungkin kurang
pandai
dalammengajarkan
ilmu agama atau
bahkan takut salah
penyebab lain juga
biasanya timbul
karena lingkungan
yang mendorong
untuk masuk
pesantren atau
juga karena
mungkin
lingkungan luar
terlalu keras
hingga takut anak
nya menjadi nakal
dan jauh dari
tuhannya.
Tujuan
anak ingin
dipondokkan
biasanya karena
kemauan dia untuk
mempelajari ilmu
agama atau juga
biasanya karena
paksaan.dengan di
paksa maka akan
terbiasa dan
nyaman akan hal
tersebut. tetapi
juga tidak usah
terlalu di paksa
terlalu push karena
akan
mengakibatkan
anak brutal dalam
pondok seperti
meninggalkan
kewajiban di
pondok,dan malah
memilih untuk
bolos kegiatan
pondok.
Tetapi
banyak sekali
orang yang di
pondokkan
membawa dampak
yang positif sekali
banyak perubahan
dalam
berosialisai,bertut
urkata,menyampai
kan ilmu agama
baik kepada teman
yang lain,atau juga
lebih terbuka
diskusi dengan
teman yang
lainnya tentang
pemahaman
agama atau hal
yang kurang di
mengerti. Dalam
suasana atau di
lingkungan
pondok sendiri
sudah seperti
keluarga yang
dimana semua
tinggal bersamaan
malah rumah
kedua dan
menganggap
semua saudara dan
hal baiknya
mereka berlomba-
lomba dalam hal
kebaikan seperti
hafalan,ngaji
bareng,khataman
dan masih banyak
lagi, banyak hal-
hal positif yang
dapat di ambil.
Dan juga dapat
menambah relasi
dalam kehidupan
kelak.
Terdapat berbagai
Aliran-aliran
agama islam
seperti salah
satunya
Muhammadiyah
:Kecenderungan
orientasi
keagamaan yang
dibawa oleh para
guru kepada
pendiri
Muhammadiyah
ini adalah soal
Reformisme
(Tajdîd) Islam,
Puritanisasi atau
Purifikasi
(pemurnian)
ajaran Islam,
Islam Rasional,
dan Pembaruan
sistem pendidikan
Islam.
Nahdatul Ulama :
Kecenderungan
orientasi
keagamaan yang
dibawa oleh para
guru ini adalah
soal Penganjur
Fiqih Madzhab
Sunni terutama
madzhab Syafi'i,
menekankan
pendidikan
tradisional
(pesantren), dan
praktek Tasawuf
dan /tarekat , dan
Faham
Ahlusunnah Wal
Jama'ah.
Perbedaan dalam
famham
keagamaan
Nahdatul ulama :
Membaca qunut
dalam sholat
subuh,membaca
sholawat/puji-
pujian setelah
adzan,tarawih 20
rakaat,niat sholat
dengan membaca
ushalli,niat puasa
dengan membaca
nawaitu,tahlilan,di
bayah,berjanzi dan
selamatan(kendure
n),bacaan dzikir
setelah sholat
dengan suaa
nyaring, adzan
subuh dengan
lafad Ashalatu
Khair Minan
Naum,Adzan
jumatan 2 kali,
menggunakan
mazhab fikih
(Syafii,Maliki,Ha
mbali dan Hanafi)
Muhammadiyah :
Tidak membaca
Qunut dalam
sholat subuh,tidak
membaca puji-
pujian,tarawih 8
rakaat,niat tidak
membaca
ushalli,niat puasa
dan wudu tanpa di
jahr-kan,tidak
boleh
tahlilan,dibaiyah,b
erjanzi dan
selametan(kendure
n),dzikir setelah
sholat dengan
suara pelan,adzan
subuh tanpa
ashalatu khairu
minan naum,adzan
jum’at 1 kali, tidak
terkait dalam
madzab fikih.
Dan masih
banyak lagi aliran-
aliran agama islam
yang tujuannya
juga untuk
menyembah Allah.
Tidak ada yang
menyalahkan jika
mengikuti yang
mana pun
semuanya sama-
sama benar dan
diminta untuk
toleransi tidak
saling
menjatuhkan sama
lain. Kembali
kepada orang tua,
menginginkan
anaknya masuk di
pondok pesantren
yang memiliki
aliran apa salafi
atau
moderen.Muham
madiyah atau NU
atau lainnya yang
sesuai dengan
kepercayaan.
Tidak usah
khawatir dalam
meilih pondok
pesantren dengan
kita sudah
mengenali dan
pasti sudah banyak
santri yang
masuk,membuat
citra baik pondok
pesantren tersebut
baik, dan pastinya
orang-oramg
pengasuh pondok
pesantren juga
bukan ornag yang
sebmbarangan
dalam
memberikan
ajaran islam,merka
semua juga sudah
pernah melakukan
pembelajaran di
pondok manapun
dan bahkan juga
berpindah-pindah
pondok maka
dapat dikatakan
banyak relasi.
Apalagi kiai dalam
pondok pesantren
tersebut,gelar arau
nama tersebut
diberikan kepada
orang yang benar-
benar ahli agama
dan biasanya
orang yang
memiliki pondok
pesantren tersebut.
tidak hanya kyai
tapi juga
syech,habib dll.
Orang
yang beragama
atau orang yang
berilmu itu hal
yang sangat
berbeda , percuma
jika berilmu kalau
tidak beragama,
percuma beragama
jika tidak berilmu.
Maka harus di
imbangi berilmu
dan beragama.
Saat kita ilmu
pasti juga
memiliki agama
yang baik. Ada
kalanya orang
beragama taat
dalam beribadah
saat di ganggu
setan karna dia
terlalu sering
beribadah dia
tidak mempunyai
landasan ilmu
yang menjelaskan
ternyata dia
sedang di goda
oleh setan.
Sedangkan orang
yang berilmu
sudah pasti taat
dalam
beragama,dengan
dia paham akan
agama.
Perbedaan
orang dalam
berilmu agama
atau tidak ialah
dalamnya ia dalam
menjalankan
agama mungkin
yang kurang ilmu
agama kurang
mendalaminya
hanya
menjalankan
perintah
kewajiban saja
bahkan lupa juka
sunah dilakukan
dapan
memberikan
pahala. Berbeda
dengan orang yang
berilmu antara
kewajiban dan
sunnah juga di
laksanakan. tetapi
dalam berilmu
atau tidak
semuanya sama
derajatnya di mata
Allah yang
dibedakan adalah
tingkat ketakwaan
terhadapnya.
Seseorang
atau santri yang
sudah lulus dalam
melaksanakan
pendidikan
berbasiskan islam
yaitu pondok
maka biasanya
mengabdi dalam
suatu pondok
pesantren yang
gunanya mengajar
dan belajar ilmu
agama di sana.
Atau mungkin
juga hanya untuk
ilmu untuk
pegangan hidup
dia dan untuk
lingkungan
sekitarnya.
Dewasa ini
perkembangan
teknologi begitu
pesat, yang
menyebabkan
setiap negara
melakukan
perubahan
mengikuti
perkembangan
zaman.
Perkembangan
teknologi yang
pesat
mengakibatkan
munculnya
perkembangan
media, dahulu
media hanya
sebatas media
telepon,televisi,ma
jalah,koran dll,
namun sekarang
terdapat media
baru yaitu internet
yang dapat di
akses
menggunakan
gawai atau
hp,laptop dll.
Kemudahan dalam
memberikan atau
menerima
informasi yang
begitu cepat
diharapkan agar
masyarakat yang
menggunakan
media tersebut
dapat
menggunakannya
dengan baik.
Kemudaha
n mengakses
internet dilakukan
oleh semua
orang,media sosial
yang kerap
digunakan yaitu
facebook,whatsAp
p,Instagram,Youtu
be,twitter,Tiktok
dan masih banyak
lagi. Media
tersebut mudah
seklai di akses
oleh anak remaja
hingga dewasa
bahkan anak-anak
pun sudah
menggunakan nya
juga.
Media
sosial adalah
media yang
digunakan untuk
berkomunikasi
satu sama lain
antar komunikan
dan komunikator
yang dapat
menyampaikan
pesan yang
diharapkan
memberikan
timbal balik suatu
pesan. Ini
merpakan
komunikasi non
verbal karena
dilakukan secera
tidak langsung.
Adapun
pengertian
kegunaan dan
manfaat media
sosial tersbut ialah
:
Facebook :
jaringannya lebih
luas dapat
melakukan
aktivitas,mengirim
pesan,gambar,vide
o,membuat grup
dll.
WhatsApp
:platform yang
berbasis bertukar
pesan,gambar,suar
a,telfon,video call
dengan
menggunakan
paket internet.
Youtube :
merupakan yang
merupakan situs
berbagi video
dengan skala
terbesar yang ada
di dunia. terdapat
banayk sekali
video di sana yang
dapat di pilih.
Instagram:
platform yang
berbagi foto
maupun video
yang di unggah di
akun instagram
tersebut. terdapat
berbagai
informasi,dan fitur
lainnya.
Twitter : layanan
jejaring sosial dan
mikroblog daring
yang
memungkinkan
penggunanya
untuk mengirim
dan membaca
pesan.
Tiktok : platform
yang berbagi
video mulai dari
hiburan,pendidika
n,dan keagamaan.
Media sosial ini
yang sedang
buming-
bumingnya
digunakan oleh
banyak orang.
Dengan scrolling
saja kita dapat
mendapatkan
informasi,hiburan
dll.
Berdakwah tidak
hanya digunakan
melalui
pendidikan
pesantren saja
melainkan juga
dapat dilakukan
dengan
menggunakan
media. seperti
pada televisi,
program acara nya
beragam seperti
islam itu indah ,
hafidz indonesia,
mamah dan a dan
masih banyak lagi.
Selain di televisi
juga menggunakan
media lain seperti
whatsApp yang di
gunakan lebih
meng share pesan-
pesan bahkan
video yang telah
di untuh tentunya
video dakwah.
Youtube
termaksud banyak
juga yang
menggunakan
lebbih berfokus
pada
video,banyaknya
video dakwah
yang di buat
melalui youtube
dan bahkan juga
siaran televisi di
tayangkan kembali
id youtube jadi
bisa di lihat kapan
saja dan tidak
ketinggalan berita.
Instagram bergeak
pada bidang
gambar suara dan
tulisan bahkan
video streaming
yang dilakukan
misal para
pendakwah yang
melakukan live ig
dengan ustad-
habib-gus yang
lainnya sperti yang
di lakukan oleh
Husein pada saat
itu. Selanjutnya
media tiktok
ternyata banyak
sekali orang yang
menggunakan
tiktok dalam hal
kebaikan dalam
berbagi informasi
terhadap agama.
Mungkin bagi
orang awam yang
tidak terlalu
mempelajari Ilmu
agama dapat
mendapatkan
pengetahuan
disitu. Banyak
ustad-ustad yang
memberikan secuil
dakwah-dakwah
nya yang dapat di
tanyakan melalui
kollom komentad
dan bisa juga
mendapat reaksi
berupa video
penjelasan
selanjutnya.
Terdapat tebak-
tebakan dalam
cerita islami,
sambung
ayat,ngaji , anak-
anak kecil yang
pintar membaca
Al-Quran yang
dapat memberikan
dorongan kepada
orang lain untuk
meu belajar Al-
Quran,ada juga
yang menceritakan
tentang keindahan
dalam beragama
islam,menanamka
n sikap
toleransi,mencerit
akan cerita enak
dan tidaknya di
pondok.
Tidak lepas dari
itu para konten
kreator atau oang
yang membuat
karya tersebut
sudah memilki
ilmu yang matang
seperti sudah
melakukan
pendidikan di
pondok dll. Kita
sebagai orang
awam dalam
beragama maka
perbanyaklah
litersi terhadap
media. saat kita
menggunkan
media dan
mendapat
informasi yang
baru maka kita
harus meneliti
kebenarnnya
dengan
menanyakan
kepada para ahli,
teman
santri,keluarga
atau juga bisa
mencari informasi
dari media atau
lapak lain. dahulu
pernah terjadi
kebocoran dalam
meneybarkan
hadis-hadis palsu
yang di sebarkan
oleh orang-orang
tanpa memikirkan
benar atau
tidaknya informasi
tersebut. padahal
hal tersebut dapat
menimbulakn dosa
dia telah
menyebarkan hal
yang tidak benar
apa lagi ilmu
agama,
Sebaik-baik kita
dalam mudah
menggunakan
media dan dapat
menerima
informasi tengang
agama islam tetapi
lebih baik jika kita
belajar langsung
dengan guru atau
ustad-ustazah atau
bahkan kyai yang
lebih mengerti
akan ilmu agama.
Maka oleh karena
itu pentingnya kita
dalam beragama,
menuntut ilmu
apalagi ilmu
Agama di pondok
pesantren.
C. Kesimpula
n
Pendidikan
adalah hal yang
penting sekali
untuk
menanamkan
pengetahuan
dalam hal yang
positif untuk anak
kedepannya,didika
n pertama ada
pada orang tua
diberikan dari
orang tua namun
jika kesibukan
orang tua tidak
seutuhnya bisa
memberikan
waktu untuk
mendidik anaknya
ke dalam jalan
ilmu agama yang
baik,maka dari itu
orang tua
memasukkan
anaknya kedalam
pondok pesantren .
Apa yang
dimaksud dengan
pondok pesantren?
menunjukkan
tempat, sehingga
berarti "tempat
para santri". Dari
arti-arti di atas
dapat ditarik
kesimpulan
mengenai
pengertian pondok
pesantren yaitu
wisma atau ruang
tidur yang
merupakan tempat
tinggal para santri.
berasrama dengan
kyai sebagai
pengasuh dan
santri sebagai
murid2. Pada
ponpes
salaf/tradisional,
masih terpaut
dengan program
ngaji kitab kuning,
dan (biasanya)
tidak terlalu fokus
pada pelajaran
umum. Sedangkan
pondok pesantren
modern, biasanya
lebih fokus
terhadap pelajaran
umum, bahasa,
kedisiplinan,
kepemimpinan,
dan sedikit kurang
dengan ngaji kitab
kuning.
Namun
demikian, terlepas
dari berbagai
kompleksitas dan
kerumitan
permasalahan
yang ada, kaum
santri memiliki
modalitas yang
sangat besar untuk
berkontribusi
menghadapi krisis
Covid-19 .
Modalitas
pertama yang
dimiliki adalah
pemahaman yang
matang dan
komprehensif
akan nilai-nilai
keagamaan dan
kebangsaan. Bagi
kaum santri,
pertentangan
antara negara dan
agama sudah
selesai ketika
Pancasila sebagai
dasar negara
berhasil
dirumuskan.
Pancasila sebagai
ideologi telah
mengakui nilai
ketuhanan sebagai
unsur vital dan
determinan utama
dalam
menjalankan
praktik
kebangsaan dan
kenegaraan.Prinsi
p inilah yang
mendorong kaum
santri dan ulama
di masa silam
untuk bahu-
membahu
mengangkat
senjata melawan
penjajah. Prinsip
dan keyakinan
tersebut jugalah
yang menjadi
pijakan bagi kaum
santri untuk terus
berkontribusi bagi
pembangunan
nasional hingga
hari ini.
Pemahaman yang
matang inilah
yang hendaknya
ditularkan oleh
para santri dalam
kehidupan sehari-
hari, termasuk
melalui media
sosial. Hal ini
dapat mencegah
segregasi bangsa
yang dihembuskan
oleh pihak-pihak
yang tak hendak
Indonesia menjadi
negara yang damai
dan sejahtera.
Modalitas
kedua adalah nilai-
nilai kedisiplinan
yang tinggi dalam
laku hidup sehari-
hari. Kedisiplinan
merupakan hal
yang tidak bisa
dipisahkan dari
kehidupan para
santri.
Kedisiplinan
merupakan hal
yang sangat mahal
mengingat tak
semua orang
mampu berdisiplin
dalam hidup,
apalagi prinsip.
Pandemi
Covid-19 menjadi
momentum
penegas bahwa
kedisiplinan
menjadi senjata
utama para santri
dalam memerangi
pandemi. Mereka
tidak hanya
konsisten dan
persisten dalam
mematuhi
protokol kesehatan
seperti selalu
mencuci tangan,
menggunakan
masker, hingga
melakukan
pembatasan jarak
dan sosial, tapi
juga mampu
menjadi teladan
dan menginspirasi
masyarakat sekitar
untuk displin
mematuhi
protokol kesehatan
tersebut. Inilah
yang menjadi
kausa mengapa
banyak pondok
pesantren yang
telah berhasil
melakukan upaya
pencegahan,
pengendalian,
serta penanganan
dampak pandemi
Covid-19.
Modalitas
yang ketiga adalah
komitmen yang
kuat untuk
menyelaraskan
ilmu pengetahun
dan teknologi
(Iptek) dengan
keimanan dan
ketaqwaan
(Imtaq).
Perkembangan
Iptek dewasa ini
sungguhlah pesat,
apalagi
dikatalisasi oleh
globalisasi dan
revolusi 4.0.
Dengan Iptek yang
tinggi, segala
kebutuhan dapat
dipenuhi secara
praktis dan efisien.
Di era
pandemi ini
misalnya, setiap
negara berlomba-
lomba untuk
menemukan obat
dalam menangani
Covid-19. Namun
demikian, Iptek
yang
dikembangkan tak
akan membawa
kemaslahatan
apabila tidak
diimbangi dengan
penguatan Imtaq.
Tanpa Imtaq yang
baik, obat Covid-
19 dapat
dikomersialisasi
dan
dikomodifikasi
bagi kepentingan
segelintir pihak
yang menemukan.
Tanpa
Imtaq yang baik,
kemajuan Iptek
dapat
disalahgunakan
untuk mencapai
keuntungan
dengan melanggar
prinsip-prinsip
kemanusiaan.
Inilah yang
menjadi modalitas
penting yang
dimiliki oleh kaum
santri dalam
mengawal
kontribusi mereka
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara.
Masih
banyak lagi
modalitas lainnya
yang dimiliki oleh
para santri
mengingat mereka
adalah kaum yang
sangat berkhidmat
menggali nilai-
nilai luhur agama
dan budaya
bangsa.
Namun
demikian, ketiga
hal di atas adalah
modalitas paling
dasar dan relevan
yang dimiliki oleh
kaum santri untuk
berkontribusi
nyata dalam
merespons situasi
krisis yang
dihadapi oleh
Indonesia saat ini,
utamanya krisis
akibat pandemi
Covid-19.
Dengan
ketiga modalitas
tersebut, kaum
santri diharapkan
dapat menjadi
suluh bagi
masyarakat untuk
tidak berputus asa
dalam melawan
situasi krisis hari
ini, terus
melakukan
kegiatan positif
dan produktif,
merekat persatuan
dan kesatuan
bangsa, serta
senantiasa
mematuhi
protokol kesehatan
untuk mencegah
penyebaran
pandemi Covid-
19.
D. Penutupa
n
Budaya
pada awalnya
membawa kita
melalui asal mula
terbentuknya
kepercayaan yang
dianut oleh setiap
manusia
(kepercayaan
agama). Tak bisa
dipungkiri
kebudayaan
memang sangat
berpengaruh
terhadap
masyarakat. Kita
bisa mengambil
salah satu contoh
seperti banyak
agama yang
berbeda di
kalangan
masyarakat,
sehingga
menimbulkan
budaya yang
sangat berbeda-
beda dari agama
yang kita miliki.
Seiring
adanya perubahan-
perubahan dalam
masyarakat,
kebudayaan pun
mengalami
perubahan karena
merupakan hasil
kesatuan sosial
hidup di
lingkungan
masyarakat, yang
digunakan untuk
adaptasi dengan
berbagai
lingkungan yang
ada di masyarakat,
perubahan tersebut
meliputi seluruh
unsur kebudayaan
secara umum yaitu
bahasa, sistem
ilmu pengetahuan,
sistem organisasi,
sistem teknologi,
sistem mata
pencaharian,
sistem reliji, dan
sistem seni.

Budaya tak
mampu hilang
dalam jati diri
seseorang
disebabkan
budaya
membawakan
hidup menjadi
sosok yang lebih
tinggi dan
dihargai. Tanpa
budaya seseorang
tak mampu
menghasilkan dan
menciptakan
karyanya melalui
hasil pikiran dan
memiliki nilai
yang sangat tinggi
di kalangan
masyarakat.
Strategi
yang mampu
merubah
kebudayaan ini
yang dulu bisa
terealisasikan
kembali adalah
mengubah pola
sikap yang
datangnya pada
diri sendiri dan
berusaha menjadi
pribadi yang baik
di mata
masyarakat (Kalau
bukan Sekarang
kapan lagi? Kalau
bukan Diri Sendiri
Siapa Lagi?).
E. Daftar
Pustaka
https://ww
w.kompas.com/ed
u/read/2021/04/28/
151441571/menge
nal-apa-itu-santri-
dan-
cantrik?page=all
https://id.w
ikipedia.org/wiki/
Pesantren
https://tekn
o.tempo.co/read/1
528541/bmkg-
bantah-revisi-data-
petir-di-kasus-
kebakaran-kilang-
balongan
https://sc.s
yekhnurjati.ac.id/e
sscamp/risetmhs/B
AB214121120017
.pdf
https://ww
w.infopesa
ntren.com/
2019/01/pe
santren-
nu.html
https://ww
w.merdeka
.com/jatim/
perbedaan-
nu-dan-
muhamma
diyah-
yang-
perlu-
diketahui-
berikut-
penjelasan
nya-
kln.html

Anda mungkin juga menyukai